Anda di halaman 1dari 3

Konsep Dasar Ekonomi Islam

Nama : Iqbal Firmani


Absen: 18 (MES A)
A. Pengertian Ekonomi Islam

Ekonomi Islam sebagai ilmu adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mengatur kegiatan
perekonomian yang diilhami aqidah Islam agar tetap adil efisien demi mewujudkan
kemaslahatan masyarakat, dengan memegang prinsip-prinsip Islam sebagai dasar-dasar
pemikiran.

Secara nilai ekonomi, ekonomi Islam berusaha memecahkan permasalahan-permasalahan


ekonomi dan menjalankan kegiatan ekonomi dengan nilai-nilai yang diilhami dari ajaran
Islam. Adapun nilai-nilai tersebut adalah seperti ketuhanan, keadilan, tolong menolong,
persaudaraan dan lain sebagainya yangmana demi mewujudkan kemaslahatan seluruh umat
manusia.

Seperti halnya pendapat yang diajukan oleh salah satu tokoh islam yaitu Umar capra
bahwa “Umar Chapra mengemukakan “Ekonomi Islam sebagaiu suatu cabang ilmu
pengetahuan yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui suatu alokasi dan
distribusi sumber-sumber daya langka yang seirama dengan maqasid, tanpa mengekang
kebebasan individu, menciptakan ketidakseimbangan makro ekonomi dan ekologi yang
berkepanjangan, atau melemahkan solidaritas keluarga dan sosial serta jaringan moral
masyarakat”.

B. Landasan Hukum Ekonomi Islam

Dalam menetapkan hukum ekonomi Islam memiliki landasan hukum tertentu, sehingga
segala bentuk persoalan harus disandarkan kepada landasan hukum tersebut. adapun landasan
hukum ekonomi islam adalah Al-Qur’an, Al- Hadist, Ijma’, Qiyas, istihsan, istishab, ‘urf dan
maslahatur mursalah.

Sumber hukum primer tentunya adalah Al-qur’an dan hadis. Apa bila dalam alqur’an dan
hadis tidak tersurat didalamnya maka ijma’lah yang digunakan dan kemudian qiyas, sebagai
alternatif lanjutan. Setelah keempat sumbertadi telah dilakukan tetapi persoalan belum
terpecahkan maka barulah dapat dilakukan penentuan hukum dengan istihsan, istishab, ‘urf,
dan maslahatul mursalah.
C. Metode ekonomi Islam

Menurut Muhammad Anas Zarqa (dalam Ika Yunia Fauzia: 2014) memaparkan bahwa
kerangka yang menyusun ekonomi Islam ada 3. Pertama presumption and ideas, atau yang
dinamakan ide dan gagasan yang bersumber dari al-Qur’an, al-Sunnah dan Fiqh Maqasid.
Dari ide ini kemudian diturunkan menjadi pendekatan ilmiah yang digunakan dalam
membangun kerangka berpikir ekonomi Islam. Kedua, nature of velue gudgment. Pendekatan
nilai-nilai Islam terhadap kondisi ekonomi yang terjadi. Pendekatan ini berkaitan dengan
konsep utilitas dalam ekonomi. Utilitas dalam ekonomi membahas tingkat kepuasan individu
atau kelompok dalam mengkonsumsi suatu barang atau dalam melakukan sesuatu. Ketiga,
positive part of economic scince. pendekatan ini menjelaskan tentang realitas ekonomi dan
bagaimana konsep Islam dapat diturunkan dalam kondisi ekonomi yang nyata dan riil. Dari
ketiga cabang kerangka yang menyusun metodologi ekonomi Islam menurut Muhammad
Anas Zarqa.

D. Konsep Riba
E. Kata Riba berasal dari bahasa Arab, yang secara etimologis berarti “tambahan”
(ziyadah) atau “kelebihan”. ada pendapat lain mengatakan riba berarti perbuatan
mengambil harta orang lain tanpa adanya imbahan yang memadai.
F. Kata Riba diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dengan Usury yang
mengandungarti, yaitu praktik peminajaman sejumlah uang dengan tingkat suku
bunga yang berlebihan dan tidak sesuai dengan hukum dan suku bunga dengan rate
yang tinggi (Nurul huda: 2013).

Riba sendiri tergolongkan kedalam 2 jenis yaitu riba jual beli (yang terdiri dari riba nasiah
dan riba fadl) dan riba hutang piutang (yang terdiri dari riba qard dan jahiliah).

G. Perbandingan Ekonomi Ilam dengan ekonomi Konven

Perbegdaan yang sangat mendasar dalam perekonomian Islam dengan ekonomi


konvensional adalah pada landasan atau dasar pijakan ( dalam berfikir dan bertindak) yang
digunakan. Pada ekonomi islam landasan yang digunakan adalah Alqur’an Hadist dan
Ushulfiqh, yangmana landasan tersebut berasal dari agama Islam dan tentunya alqur’an dan
Hadist bukan 100% buah pemikiran manusai.

Perberbaedaan yang lain yaitu pada prinsip dasar ekonomi islam yang tidak sepenuhnya
bersifat materialis. Berbeda dengan pandangan ekonomi konven yang mengartikan kegiatan
ekonomi murni hanya untuk mendapat kleuntungan pribadi dan mengumpulkan materi,
ekonomi islam selain melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan materi juga
disandingi dengan tujuan ibadah dan tolong menolong. Tentunya tidak lepas dari itu semua
segala kegiatan ekonomi harus sesuai dengan etika dan norma yang ada dimasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai