Anda di halaman 1dari 5

Baitul Mall wa Tanwil

Iqbal Firmani

Pengertian dan Sejarah Baitul Mall wa Tanwil (BMT)

Baitul Mall wa Tanwil (BMT) secara bahasa terdiri dari dua suku kata yang

membenuknya, yaitu baitulamll dan baituttanwil. Baitulmall sendiri memiliki arti rumah

pengumpulan harta, sedangkan baituttanwil adalah rumah penyaluran harta.

Baitul mall sendiri adalah lembaga yang ada sejak zaman Rasulullah, dimana pada

saat itu baitul mall adalah suatu lembaga yang mengelola keuangan negara dari zakat, infak

dan sodaqoh. Dizaman rasulullah baitull mall masih sederhana, diamana sebab pada zaman

itu cakupan wilayah yang dipimpin rasulullah belum begitu nluas. Pada zaman khalifa umar

bin khatab baitul mal mulai mengalami perkembangan dengan dibentuknya diwan dan

pendirian baitulmal reguler di ibukota-ibukota wilayahnya, mengingat wilayah yang tunduk

pada kekhalifahan umar bin khatab sudah mulai lauas dan perlu pengeloalaan pajak dan dan

jenis pemasukan lain dimasing-masing daeah.

Sedangkan baituttanwil adalah suatu organisasi atau institusi yang bertugas

menyalurkan harta pribadi. Dimana badan ini hanya menyalurkan modal yang dalam hal ini

adalah keuangan untuk dikelola agar modal tersebut berkembang.

Dari kedua bentuk badan diatas (baitulmall dan baitutanwil) maka digabunglah

menjadi baitul mall wa tanwill (BMT). BMT adalah suatu lembaga atau badan yang dimiliki

oleh organisasi yang bisa berupa koperasi, LSM, atau PT, yang dalam praktik usahanya

mengumpulkan dana dari masyarakat yang berupa zakat, infaq, dan shodaqoh untuk

disalurkan kembali kemasyarakat. Adapun tujuan dari operasinya adalah selain mencari

keuntungan dari bagi hasil juga sebagai sarana pengembangan masyarakat.


Sebgaimana yang didifinisikan Rashid dalam Imaniati (2010) ‘’BMT adalah suatu

kelompok suadaya masyarakat sebagai lembaga ekonomi rakyat yang berupaya

mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasidengan sistem bagi hasil untuk

meningkatka kualitas ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dalam upaya pengentasan

kemiskinan’’. Dari sini dapat dilihat bahwa baitulmall wattanwil sebagaimana prinsip

koperasi, bertujuan mengembangkan perekonomian rakyat terutama rakyatkecil, dimana

dalam skala ini adalah yang menjadi anggota.

Sejarah adanya BMT di Indonesia awalmulanya adalah pendirian koperasi dengan

prinsip-prinsip syariah dalam praktiknya yang di dirikan oleh aktivis masjid salman di ITB,

pada tahun 1984, koperasi tersebut bernama koperasi Teknosa yang menyalurkan

pembiayaan-pembiayaan pada usaha kecil menengah. Kemudian disusul munculnya koperasi

Ridho gusti pada tahun1988. Pada tahun 1992 mulai muncullah BMT yang mana sebagai

koperasi yang menjalankan usahanya dengan bagi hasil sesuai prinsip syariah Islam (Ajijah

dkk: 2020).

Organisasi BMT

BMT merupakan salah satu lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroperasi dalam

menyediakan pendanaan usaha-usaha kecil. Sebagai LKM nonbank BMT memiliki misi

sosial yangmana membantu membangkitkan perekonomian masyarakat dan memberantas

kemiskinan di Indinesia secara luas. Mengapa harus BMT, karena umumnya masyarakat

miskin di Indonesia adalah beragama Islam, oleh karena itu BMT yang menjalankan

usahanya dengan prinsip-prinsip syariah Islam sangat sesuai untuk dijalankan di masyarakay

yang sudah beragama Islam.


Adapun dalam bentuknya BMT menyerupai koperasi, adapun keserupaan ini adalah

dalam hal struktur organisasi dan tujuannya. Tujuan disini adalah tujuan bersama (sosial)

sebagaimana asas koperasi yaitu dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Olehkarena secara

bentuk dan organisasi BMT menyerupai koperasi maka dalam dadan hukum BMT mengukuti

UU Koperasi.

Adapun susunana organisasi BMT adalah terdiri dari:

a. Rapat Umum Anggota (RUA)

b. Dewan pengawas syariah

c. Pengurus

d. Pembina manajemen

e. Manajer BMT

f. Ketua baitul mall

g. Ketau baituttanwil

h. Marketing pembiayaan

i. Pelayanan anggota (kasir)

j. Pembukuan

Asas dan Prinsip

Sepertiyang kita lihat dalam struktur organisasi BMT sebelumnya, terdapat dewan

pengawas Syariah dalam struktur organisasi, oleh karena itu dalam menjalankan praktiknya

tentu BMT memiliki asas dan prinsip sesuai dengan apa yang telah di tetapkan dalam syariat

Islam, kesesuaian ini dapat diukur berdasarkan undang-undang yang telah mengikat lembaga

keuangan syariah (UUS).


Ada beberapa asas didirikannya BMT, dimana asas inilah yang menjadi landasan

berdirinya BMT, antara lain:

1. Ahsan (mutu hasil kerja yang terbaik), thayyiban (terindah), ahsanu ’amala

(memuaskan semua pihak), dan sesuai dengan nilai-nilai salaam: keselamatan,

kedamaian, dan kesejahteraan.

2. Barakah; artinya berdaya guna, berhasil guna, adanya penguatan jaringan, transparan

(keterbukaan), dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada masyarakat;

3. Spiritual communication (penguatan nilai ruhiyah);

4. Demokratis, parsitipatif, dan inklusif;

5. Keadilan sosial dan kesetaraan gender, non-diskriminatif

Operasi dan Fungsi dalam Menggerakkan Perekonomian

Seperti penjelasan sebelumnya bahwa tujuan didirikannya BMT selain sebagai

lembaga usaha yang mencari profit juga sebagai oembaga yang memiliki misi sosial. Misi

sosial ini dilakukan dengan memberi insentif bagi pengusaha-pengusaha kecil yang tidak bisa

terjangkau oleh bank, dengan memberikan permodalan maka diharapkan pengusaha-

pengusaha kecil dapat mengembangkan usahanya dan tentunya perekonomian rakyat

khususnya kelas bawah akan tergerak.

Tergeraknya pereokonomian rakyat lapisan bawah ini akan secara langsung ,apun

tidak alnagsung akan mengurangi kemiskinan yang ada di Indonesis. Selain itu pengusaha-

pengusa kecil yang ingin mengembangkan usahanya terbebas dari rentenir dan praktik-

praktik yang tidak sesuai dengan syariat islam. karena praktik-praktik yang gtidak sesuai

dengan etika islam tidak akan mengangkat hajap hidup masyarakat, malah akan semakin

mencekik kehidupan masyarakat.


Adapun fungsi-fungsi BMT secara riil dimasyarakt antara lain:

 Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus dan pengelola menjadi lebih

professional, salaam (selamat, damai, dan sejahtera) dan amanah sehingga semakin

utuh dan tangguh dalam berjuang dan berusaha (beribadah) menghadapi tantangan

global.

 Mengorganisasi dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh masyarakat

dapat termanfaatkan secara optimal di dalam dan di luar organisasi untuk kepentingan

rakyat banyak.

 Mengembangkan kesempatan kerja

 Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-produk anggota.

Memperkuatkan dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga ekonomi dan sosial

masyarakat banyak.

Pustaka

Imaniyati Neni Sri. Aspek-aspek Hukum BMT. 2010 PT Citra Aditia Bakti

Ajija dkk. Koperasi BMT: Teori, Aplikasi, dan Inovasi. Karanganyar: 2020 inti media

komunika.

Anda mungkin juga menyukai