Anda di halaman 1dari 21

PANDUAN PRAKTIS PENDIRIAN KOPERASI SYARIAH ATAU BMT

Panduan ini merupakan langkah awal untuk memberikan gambaran dan pemahaman praktis dalam
mendirikan suatu lembaga keuangan mikro (LKM) khususnya Koperasi Syariah atau BMT.
Pendirian BMT ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah.

APA ITU BMT ?

BMT adalah ringkasan dari Baitul Mal wat tamwil. Sebuah Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang
memadukan kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat setempat secara syariah.
BMT sesuai namanya terdiri dari dua fungsi utama :
1. Baitul mal (rumah harta), menerima titipan dana zakat, infak dan sedekah serta
mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.
2. Baitul tamwil (rumah pengembangan harta), melakukan kegiatan pengembangan usaha-
usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil
dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan
ekonomi.
Dengan demikian Kegiatan BMT adalah mengembangkan usaha-usaha produktif dengan mendorong
kegiatan menabung dan melakukan pembiayaan serta juga dapat berfungsi sosial dengan menerima
titipan dana sosial untuk kepentingan masyarakat, seperti dana zakat, infaq dan sodaqoh dan
mendistribusikannya dengan prinsip pemberdayaan masyarakat sesuai dengan peraturan dan amanahnya.

APA CIRI UTAMA BMT?

1. Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan pemanfaatan ekonomi paling


bawah untuk anggota dan lingkungannya.
2. Bukan lembaga sosial tetapi dimanfaatkan untuk mengaktifkan penggunaan dana
sumbangan social, zakat, infaq, dan sodaqoh, bagi kesejahteraan orang banyak secara
berkelanjutan.
3. Manajemen BMT adalah profesional, setidaknya terdapat Manajer, Administrasi
Pembukuan, dan Petugas Lapangan.

VISI BMT
Menjadi lembaga keuangan yang mandiri, sehat dan kuat,yang kualitas ibadah anggotanya meningkat
sehingga mampu berperan untuk mensejahterakan kehidupan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya.

MISI BMT
Mewujudkan gerakan anggota dan masyarakat dalam memerangi kemiskinan praktek rentenir, ekonomi
ribawi serta gerakan pemberdayaan dalam meningkatkan kegiatan ekonomi sektor riil.

MENGAPA HARUS MENDIRIKAN DAN MENGEMBANGKAN BMT?

UMUM

1. Lebih dari 80 % dari struktur pengusaha nasional kita adalah usaha mikro (kecil bawah)
yang salah satu faktor kesulitannya adalah masalah permodalan, sementara mereka kurang
mengenal bank atau lembaga Keuangan dan atau sulit mengaksesnya.
2. Bank segan “mencapai” mereka karena biaya bank (over head cost ), ”terlalu mahal “
untuk pembiayaan kecil-kecilan dan banyak jumlahnya.
3. Sebagian besar penduduk golongan ekonomi lemah dan tertinggal terjerat rentenir dan
bunga tinggi dengan prosedur yang gampang dan sederhana
4. Aturan sistem usaha sangat sederhana sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan
format ideal yang diinginkan.
KHUSUS

1. Melembagakan secara formal ide Ta’awun Finance House sehingga lebih terarah dalam
pengembangan, profesional dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Pengejawantahan secara riil konsep ekonomi syariah di masyarakat sebagai kontribusi
nyata BMT dalam mengembangkan ekonomi syariah.
3. Media mensinergikan potensi anggota BMT yang memiliki berbagai macam kompetensi
sehingga mampu saling menguatkan para anggota dan hubungan silaturahim.
4. Membangun sumber dana berkelanjutan bagi mendukung gerak dakwah BMT dan
mendukung proses kaderisasi dan dakwah ekonomi syariah yang dilaksanakan oleh Para anggota
5. Menyediakan fasilitas investasi yang menarik dan pembiayaan kepada para anggota.
6. Menjadi salah satu alternatif tempat magang dan penelitian serta aktifitas lainnya bagi
anggota BMT

MODAL AWAL BMT

Modal awal BMT berasal dari modal para pendiri. Namun sejak awal anggota pendiri BMT/harus terdiri
dari minimal 20 orang yang mereka secara riil memberikan peran partisipasinya. Masyarakat yang
bersedia menjadi anggota BMT harus menyetorkan Simpanan Pokok sebesar Rp 1.000.000,- /Anggota.

BADAN HUKUM BMT

BMT didirikan dalam bentuk Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) atau Unit Jasa Keuangan Syariah
(UJKS) bila menginduk kepada koperasi serba usaha.
BMT dapat didirikan dan dikembangkan dengan suatu proses legalitas hukum yang bertahap. Awalnya
dapat dimulai sebagai kelompok swadaya masyarakat dan jika telah mencapai nilai aset tertentu segera
menyiapkan diri ke dalam badan hukum koperasi.

PROSPEK BMT

Dari kiprah yang berusaha tumbuh dari bawah, tampak jelas peran BMT dalam membangun ekonomi
masyarakat. Secara ringkasan tujuan dan dampak positif yang ditimbulkan antara lain:
1. Menyalurkan dana untuk usaha bisnis dengan sifat murah, mudah dan bersih.
2. Memperbaiki modal, artinya identik dengan upaya peningkatan taraf hidup.
3. Tempat berlatih manajemen ekonomi dimasyarakat bawah.
4. Menjadi perantara antara pemodal dan penabung dengan pengusaha mikro.
5. Sangat mudah didirikan karena tanpa modal besar, peralatan dan kantor mewah.
6. Sudah ada contoh best practices.
7. Dapat mengembangkan jenis produk yang sesuai prinsip syariah dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat secara fleksibel.
TAHAPAN PENDIRIAN BMT

1. Perlu ada pemrakarsa, motivator yang telah mengetahui BMT. Pemrakarsa mencoba
meluaskan jaringan ke para sahabat dengan menjelaskan tentang BMT dan peranannya dalam
mengangkat harkat dan martabat masyarakat.
2. Diantara pemrakarsa membentuk Panitia Penyiapan Pendirian BMT (P3B) dilokasi yang
dimaksud.
3. P3B mencari modal awal atau modal perangsang sebesar Rp 10 juta – 30 juta, agar BMT
memulai operasi dengan syarat modal tsb. Modal dapat berasal dari perorangan, lembaga ,
yayasan dan sumber lainnya.
4. P3B bisa juga mencari modal-modal pendiri(simpanan pokok khusus semacam
saham). Masing-masing para pendiri perlu membuat komitmen tentang peranan masing-masing.
5. Jika calon pemodal-pemodal pendiri telah ada, maka dipilih pengurus yang ramping (max
5 orang) yang akan mewakili pendiri dalam mengarahkan kebijakan BMT.
6. P3B atau pengurus jika telah ada mencari dan memilih calon pengelola BMT.
7. Mempersiapkan legalitas hukum dengan menghubungi kepala kantor/dinas koperasi dan
pembinaan usaha kecil di ibukota kabupaten atau kota.
8. Melatih calon pengelola sebaiknya juga diikuti oleh salah satu pengurus dengan
menghubungi PINBUK.
9. Melaksanakan persiapan-persiapan sarana kantor dan berkas administrasi yang
diperlukan.

STRUKTUR ORGANISASI BMT

Organisasi BMT yang paling sederhana harus terdiri dari rapat anggota, badan pengawas, badan
pengawas syariah , badan pengurus, badan pengelola.
Pada banyak kasus dalam prakteknya di BMT badan pengurus dan badan pengelola adalah sama.

Badan Pengawas
Adalah badan yang berwenang dalam menetapkan kebijakan operasional BMT. Yang masuk dalam
kebijakan operasional adalah antara lain memilih badan pengelola, menelaah dan memeriksa pembukuan
BMT dan memberikan saran kepada badan pengelola berkenaan dengan operasional BMT.

Badan Pengawas Syariah


Adalah badan yang dibentuk untuk melakukan fungsi pengawasan kesyariahan. Badan ini bekerja sesuai
dengan pedoman-pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Syrariah Nasional (DSN).

Pengelola
Adalah sebuah badan yang mengelola BMT dan dipilih oleh badan pengawas.
Persyaratannya sebagai berikut:
1. Memiliki kemampuan manajerial yang baik.
2. Memiliki kemampuan kepemimpinan yang efektif.
3. Memiliki akhlak dan moral yang baik.
4. Memiliki kemampuan dan wawasan perkoperasian. (AF Consulting)
PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI /BMT.KJKS/KSPS/KSP-
PS. JOMI ANTO MUZAKKI

oleh; JOMI ANTO MUZAKKI, S.Sy

TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI DAN PROSEDUR PENDIRIAN


KOPERASI
PERSIAPAN PEMBENTUKAN
PANDUAN PRAKTIS PENDIRIAN BMT, JOMI ANTO MUZAKKI,S.Sy.

PANDUAN PRAKTIS PENDIRIAN BMT OLEH; JOMI ANTO MUZAKKI,

PANDUAN PRAKTIS PENDIRIAN KOPERASI SYARIAH ATAU BMT


Panduan ini merupakan langkah awal untuk memberikan gambaran dan pemahaman praktis
dalam mendirikan suatu lembaga keuangan mikro (LKM) khususnya Koperasi Syariah atau
BMT. Pendirian BMT ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah.

APA ITU BMT ?


BMT adalah ringkasan dari Baitul Mal wat tamwil. Sebuah Lembaga Keuangan Mikro
(LKM) yang memadukan kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat setempat secara syariah. BMT
sesuai namanya terdiri dari dua fungsi utama :
1. Baitul mal (rumah harta), menerima titipan dana zakat, infak dan sedekah serta
mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.
2. Baitul tamwil (rumah pengembangan harta), melakukan kegiatan pengembangan
usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha
mikro dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang
pembiayaan kegiatan ekonomi.
Dengan demikian Kegiatan BMT adalah mengembangkan usaha-usaha produktifdengan
mendorong kegiatan menabung dan melakukan pembiayaan serta juga dapatberfungsi
sosial dengan menerima titipan dana sosial untuk kepentingan masyarakat, seperti dana zakat,
infaq dan sodaqoh dan mendistribusikannya dengan prinsip pemberdayaan masyarakat sesuai
dengan peraturan dan amanahnya.

APA CIRI UTAMA BMT?


1. Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan pemanfaatan ekonomi
paling bawah untuk anggota dan lingkungannya.
2. Bukan lembaga sosial tetapi dimanfaatkan untuk mengaktifkan penggunaan dana
sumbangan social, zakat, infaq, dan sodaqoh, bagi kesejahteraan orang banyak secara
berkelanjutan.
3. Manajemen BMT adalah profesional, setidaknya terdapat Manajer, Administrasi
Pembukuan, dan Petugas Lapangan.
VISI BMT
Menjadi lembaga keuangan yang mandiri, sehat dan kuat,yang kualitas ibadah anggotanya
meningkat sehingga mampu berperan untuk mensejahterakan kehidupan anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya.

MISI BMT
Mewujudkan gerakan anggota dan masyarakat dalam memerangi kemiskinan praktek
rentenir, ekonomi ribawi serta gerakan pemberdayaan dalam meningkatkan kegiatan ekonomi
sektor riil.

MENGAPA HARUS MENDIRIKAN DAN MENGEMBANGKAN BMT?

UMUM
1. Lebih dari 80 % dari struktur pengusaha nasional kita adalah usaha mikro (kecil
bawah) yang salah satu faktor kesulitannya adalah masalah permodalan, sementara
mereka kurang mengenal bank atau lembaga Keuangan dan atau sulit mengaksesnya.
2. Bank segan “mencapai” mereka karena biaya bank (over head cost ), ”terlalu
mahal “ untuk pembiayaan kecil-kecilan dan banyak jumlahnya.
3. Sebagian besar penduduk golongan ekonomi lemah dan tertinggal terjerat rentenir
dan bunga tinggi dengan prosedur yang gampang dan sederhana
4. Aturan sistem usaha sangat sederhana sehingga dapat dikembangkan sesuai
dengan format ideal yang diinginkan.
KHUSUS
1. Melembagakan secara formal ide Ta’awun Finance House sehingga lebih terarah
dalam pengembangan, profesional dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Pengejawantahan secara riil konsep ekonomi syariah di masyarakat sebagai
kontribusi nyata BMT dalam mengembangkan ekonomi syariah.
3. Media mensinergikan potensi anggota BMT yang memiliki berbagai macam
kompetensi sehingga mampu saling menguatkan para anggota dan hubungan silaturahim.
4. Membangun sumber dana berkelanjutan bagi mendukung gerak dakwah BMT dan
mendukung proses kaderisasi dan dakwah ekonomi syariah yang dilaksanakan oleh Para
anggota
5. Menyediakan fasilitas investasi yang menarik dan pembiayaan kepada para
anggota.
6. Menjadi salah satu alternatif tempat magang dan penelitian serta aktifitas lainnya
bagi anggota BMT

MODAL AWAL BMT


Modal awal BMT berasal dari modal para pendiri. Namun sejak awal anggota pendiri
BMT/harus terdiri dari minimal 20 orang yang mereka secara riil memberikan peran
partisipasinya. Masyarakat yang bersedia menjadi anggota BMT harus menyetorkan Simpanan
Pokok sebesar Rp 1.000.000, atau lebih- /Anggota.

BADAN HUKUM BMT


BMT didirikan dalam bentuk Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) atau Unit Jasa Keuangan
Syariah (UJKS) bila menginduk kepada koperasi serba usaha. BMT dapat didirikan dan
dikembangkan dengan suatu proses legalitas hukum yang bertahap. Awalnya dapat dimulai
sebagai kelompok swadaya masyarakat dan jika telah mencapai nilai aset tertentu segera
menyiapkan diri ke dalam badan hukum koperasi.

PROSPEK BMT
Dari kiprah yang berusaha tumbuh dari bawah, tampak jelas peran BMT dalam membangun
ekonomi masyarakat. Secara ringkasan tujuan dan dampak positif yang ditimbulkan antara lain:
1. Menyalurkan dana untuk usaha bisnis dengan sifat murah, mudah dan bersih.
2. Memperbaiki modal, artinya identik dengan upaya peningkatan taraf hidup.
3. Tempat berlatih manajemen ekonomi dimasyarakat bawah.
4. Menjadi perantara antara pemodal dan penabung dengan pengusaha mikro.
5. Sangat mudah didirikan karena tanpa modal besar, peralatan dan kantor mewah.
6. Sudah ada contoh best practices.
7. Dapat mengembangkan jenis produk yang sesuai prinsip syariah dan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat secara fleksibel.

TAHAPAN PENDIRIAN BMT


1. Perlu ada pemrakarsa, motivator yang telah mengetahui BMT. Pemrakarsa
mencoba meluaskan jaringan ke para sahabat dengan menjelaskan tentang BMT dan
peranannya dalam mengangkat harkat dan martabat masyarakat.
2. Diantara pemrakarsa membentuk Panitia Penyiapan Pendirian BMT (P3B)
dilokasi yang dimaksud.
3. P3B mencari modal awal atau modal perangsang sebesar Rp 10 juta – 40
juta,/anggota agar BMT memulai operasi dengan syarat modal tsb. Modal dapat berasal
dari perorangan, lembaga , yayasan dan sumber lainnya.
4. P3B bisa juga mencari modal-modal pendiri(simpanan pokok khusus semacam
saham). Masing-masing para pendiri perlu membuat komitmen tentang peranan masing-
masing.
5. Jika calon pemodal-pemodal pendiri telah ada, maka dipilih pengurus yang
ramping (max 5 orang) yang akan mewakili pendiri dalam mengarahkan kebijakan BMT.
6. P3B atau pengurus jika telah ada mencari dan memilih calon pengelola BMT.
7. Mempersiapkan legalitas hukum dengan menghubungi kepala kantor/dinas
koperasi dan pembinaan usaha kecil di ibukota kabupaten atau kota.
8. Melatih calon pengelola sebaiknya juga diikuti oleh salah satu pengurus dengan
menghubungi PINBUK.
9. Melaksanakan persiapan-persiapan sarana kantor dan berkas administrasi yang
diperlukan.

STRUKTUR ORGANISASI BMT


Organisasi BMT yang paling sederhana harus terdiri dari rapat anggota, badan pengawas, badan
pengawas syariah , badan pengurus, badan pengelola. Pada banyak kasus dalam prakteknya di
BMT badan pengurus dan badan pengelola adalah sama.

Badan Pengawas
Adalah badan yang berwenang dalam menetapkan kebijakan operasional BMT. Yang masuk
dalam kebijakan operasional adalah antara lain memilih badan pengelola, menelaah dan
memeriksa pembukuan BMT dan memberikan saran kepada badan pengelola berkenaan dengan
operasional BMT.

Badan Pengawas Syariah


Adalah badan yang dibentuk untuk melakukan fungsi pengawasan kesyariahan. Badan ini
bekerja sesuai dengan pedoman-pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Syrariah Nasional
(DSN).

Pengelola
Adalah sebuah badan yang mengelola BMT dan dipilih oleh badan pengawas.
Persyaratannya sebagai berikut:
1. Memiliki kemampuan manajerial yang baik.
2. Memiliki kemampuan kepemimpinan yang efektif.
3. Memiliki akhlak dan moral yang baik.
4. Memiliki kemampuan dan wawasan perkoperasian. (AF Consulting

Orang-orang yang akan mendirikan koperasi terlebih dahulu mendapatkan penerangan dan
penyuluhan agar memperoleh pengertian dan kejelasan mengenai maksud dan tujuan mendirikan
koperasi termasuk struktur organisasi manajemen serta kegiatan usaha koperasi.
RAPAT PEMBENTUKAN
1. Rapat sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang yang dipimpin oleh seorang/beberapa orang
pendiri koperasi.
Pengertian :
a. Pendirian adalah mereka yang hadir dalam rapat pembentukan koperasi dan telah memenuhi
persyaratan keanggotaan dan menyatakan diri menjadi anggota.
b. Kuasa pendiri adalah beberapa orang dari pendiri yang diberi kuasa dan sekaligus ditunjuk
oleh pendiri untuk pertama kalinya sebagai pengurus koperasi untuk menandatangani akta
anggaran dasar dan memproses pengajuan Badan Hukum kepada Pemerintah.
2. Disarankan mengundang Pejabat / Petugas yang memahami seluk beluk perkoperasian.
HAL - HAL YANG DIBICARAKAN DALAM RAPAT
* Tujuan mendirikan koperasi
* Kegiatan usaha yang hendak dijalankan
* Persyaratan menjadi anggota
* Menetapkan modal yang akan disetor kepada koperasi diantaranya dari simpanan pokok dan
simpanan wajib
* Memilih nama-nama pendiri koperasi
* Memilih nama-nama pengurus dan pengawas koperasi
* Menyusun anggaran dasar
TEKNIS PENYUSUNAN ANGGARAN DASAR
Apabila penyusunan anggaran dasar tidak mungkin disusun bersama-sama seluruh peserta rapat,
dapat ditempuh:
1. Membentuk tim perumus penyusun anggaran dasar dengan tugas menyusun draf anggaran
dasar yang bersifat umum dan hasilnya dilaporkan kepada pendirian koperasi untuk dimintakan
pengesahan kepada kepada seluruh anggota
2. Hal-hal khusus yang perlu dibahas oleh seluruh peserta (tidak diserahkan kepada tim perumus)
diantaranya :
a. Nama dan tempat kedudukan koperasi
b. Persyaratan menjadi anggota
c. Besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib
d. Nama-nama pendiri, pengurus dan pengawas
e. Kegiatan usaha
f. Ketentuan mengenai penggunaan sisa hasil usaha
g. Ketentuan mengenai sanksi
3. Isi Anggaran Dasar minimal memuat tentang :
a. Daftar nama pendiri
b. Nama dan tempat kedudukan koperasi
c. Ketentuan mengenai keanggotaan
d. Maksud dan tujuan serta bidang usaha
e. Ketentuan mengenai rapat anggota
f. Ketentuan mengenai pengelolaan
g. Ketentuan mengenai permodalan
h. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya koperasi
i. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha
j. Ketentuan mengenai sangsi.
PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI
Permohonan disampaikan kepada :
LAMPIRAN PERMOHONAN
Koperasi Primer yang tidak memiliki unit usaha simpan pinjam.
1. Dua rangkap akta pendirian koperasi, satu diantaranya bermaterai cukup
2. Berita acara pembentukan koperasi
3. Surat bukti penyetoran modal
4. Neraca awal kegiatan usaha
5. Rencana kerja awal kegiatan usaha
6. Daftar hadir rapat pembentukan
7. Foto copy KTP masing-masing anggota pendiri
Primer Koperasi yang memiliki unit usaha simpan pinjam.
1. Dua rangkap akta pendirian koperasi, satu diantaranya bermaterai cukup
2. Berita acara pembentukan koperasi
3. Surat bukti penyetoran modal.
4. a. Neraca awal khusus unit simpan pinjam per...
b. Neraca awal kegiatan usaha non simpan pinjam
5. a. Rencana kerja awal kegiatan usaha non simpan pinjam
b. Rencana awal kegiatan usaha simpan pinjam meliputi :
* Rencana penghimpunan dana simpanan
* Rencana pemberian pinjaman
* Rencana penghimpunan modal sendiri
* Rencana modal pinjaman
* Rencana pendapatan dan beban
* Rencana di bidang organisasi dari sumber daya manusianya
6. Daftar hadir rapat pembentukan
7. Nama dan riwayat hidup pengurus, pengawas dan manajer unit simpan pinjam
8. Daftar sarana kerja yang telah disiapkan
9. Surat perjanjian kerja antara pengurus dengan manager unit simpan pinjam
10. Foto copy KTP masing-masing anggota pendiri

KOPERASI SIMPAN PINJAM


1. Dua rangkap akta pendirian koperasi, satu diantaranya bermaterai cukup
2. Berita acara rapat pembentukan Koperasi Simpan Pinjam
3. Surat bukti penyetoran modal sendiri sekurang-kurangnya Rp. 15.000.000,-
4. Neraca awal per tanggal pendirian koperasi
5. Rencana awal kegiatan usaha meliputi :
a. Rencana penghimpunan dana simpanan
b. Rencana pemberian pinjaman
c. Rencana penghimpunan modal sendiri
d. Rencana modal pinjaman
e. Rencana pendapatan dan beban
f. Rencana dibidang organisasi dan sumber daya manusianya.
6. Daftar hadir rapat pembentukan
7. Nama dan riwayat hidup calon pengelola/manajer dengan lampiran
a. Sertifikat pelatihan simpan pinjam dan atau keterangan pernah mengikuti magang di usaha
simpan pinjam
b. Surat keterangan berkelakuan baik dari yang berwenang
c. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pengurus sampai dengan
derajat kesatuan
8. Daftar sarana kerja yang telah dipersiapkan
9. Foto copy KTP masing-masing anggota pendiri.
PENERIMA PERMOHONAN OLEH PEJABAT
Apabila permohonan dimaksud telah lengkap dan benar maka pemerintah memberikan tanda
terima, dan berkasnya segera diproses akan tetapi apabila berkasnya belum lengkap dan belum
benar permohonan dimaksud dikembalikan untuk diperbaiki.
PENELITIAN PERMOHONAN OLEH PEJABAT
1. Secara administratif
2. Penelitian lapangan.
PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI
Dengan Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah yang ditanda
tangani oleh Kepala Dinas Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah Kabupaten/Kota.
KOPERASI DI INDONESIA
Berbeda dengan koperasi pada umumnya, maka koperasi yang dimaksud oleh Pancasila dan
UUD 45, sesuai gambar grafis superposisi tersebut diatas adalah merupakan lembaga kehidupan
rakyat Indonesia untuk menjamin hak hidupnya memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan sehingga mewujudkan suatu Masyarakat adil dan makmur bagi seluruh
rakyat Indonesia, sebagaimana dimaksud oleh Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yang sepenuhnya
merupakan hak setiap warga negara.

Pada dasarnya rakyat Indonesia memang bukan homo ekonomikus melainkan lebih bersifat
homo societas, lebih mementingkan hubungan antar manusia ketimbang kepentingan
materi/ekonomi (Jawa: Tuna sathak bathi sanak), contoh : membangun rumah penduduk dengan
sistim gotong-royong (sambatan). Akibatnya di dalam sistem ekonomi liberal orang asli
Indonesia menjadi termarginalkan tidak ikut dalam gerak operasional mainstream sistem
ekonomi liberal yang menguasai sumber kesejahteraan ekonomi sehingga sampai kapanpun
rakyat Indonesia tidak akan mengenyam kesejahteraan.
Oleh karena itu sistem ekonomi yang cocok bagi masyarakat Indonesia adalah sistem ekonomi
tertutup yang bersifat kekeluargaan atau ekonomi rumah tangga, yaitu bangun koperasi yang
menguasai seluruh proses ekonomi dari hulu hingga hilir, dari anggota, oleh anggota dan untuk
anggota, sebagaimana dimaksud oleh Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 beserta penjelasannya.
Dengan demikian maka koperasi betul-betul menguasai sumber kesejahteraan/rejeki dari sistem
ekonomi itu dan dapat mendistribusikannya secara adil dan merata kepada seluruh anggotanya
tanpa kecuali, tetapi sangat dipersyaratkan bahwa sistem pengeloaannya haruslah benar dan
tertib tanpa kecurangan.
Sebagai contoh pengalaman atas pengelolaan sebuah koperasi yang benar dan tertib adalah
Kosudgama (Koperasi Serba Usaha Dosen Gadjah Mada).
Pengertian pengertian pokok tentang Koperasi :
1. Merupakan perkumpulan orang orang termasuk badan hukum yang mempunyai kepentingan
dan tujuan yang sama.
2. Menggabungkan diri secara sukarela menjadi anggota dan mempunyai hak dan kewajiban
yang sama sebagai pencerminan demokrasi dalam ekonomi.
3. Kerugian dan keuntungan ditanggung dan dinikmati bersama secara adil.
4. Pengawasan dilakukan oleh anggota.
5. Mempunyai sifat saling tolong menolong.
6. Membayar sejumlah uang sebagai simpanan pokok dan simpanan wajib sebagai syarat
menjadi anggota.
Sebetulnya suatu definisi itu meskipun banyak persamaannya, tetapi orang banyak yang memberi
tekanan pada salah satu unsurnya. Hal ini tergantung pada perbedaan segi pandangan palsafah
hidup orang yang mengemukakan tentang Koperasi, sebagai pelengkap dari pengertian koperasi
menurut UU No. 12/1967 (undang undang pertama mengenai Koperasi Indonesia), diantaranya :
- Dr.C.C. Taylor
Beliau adalah seorang ahli ilmu Sosiologi, dapat diperkirakan tinjauan beliau adalah tinjauan
yang menganggap bahwa Koperasi adalah konsep sosiologi. Menurutnya koperasi ada dua ide
dasar yang bersifat sosiologi yang penting dalam pengertian kerja sama :
a. Pada dasarnya orang lebih menyukai hubungan dengan orang lain secara langsung. Hubungan
paguyuban lebih disukai daripada hubungan yang bersifat pribadi.
b. Manusia (orang) lebih menyukai hidup bersama yang salig menguntungkan dan damai
daripada persaingan.
Sesuai dengan pandangan Taylor tersebut Koperasi dianggap lebih bersifat perkumpulan orang
daripada perkumpulan modal, selain dari sudut pandang ETIS/ RELIGIOUS dan sudut pandang
EKONOMIS.
- Dr. Muhammad Hatta
Dalam bukunya “ The Movement in Indonesia” beliau mengemukakan bahwa koperasi adalah
usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarka tolong menolong.
Mereka didorong oleh keinginan memberi jasa pada kawan “ seorang buat semua dan semua buat
seorang” inilah yang dinamakan Auto Aktivitas Golongan, terdiri dari :
a. Solidaritas
b. Individualitas
c. Menolong diri sendiri
d. Jujur
- UU No. 25 Tahun 1992 (Perkoperasian Indonesia)
Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang beradasarkan atas dasar asas kekeluargaan.
Itulah beberapa pengertian mengenai Koperasi, yang sudah menjelaskan pengertian pengertian
koperasi dari berbagai sisi. Namun jika hanya sebatas pengertian tidak akan cukup untuk lebih
mengenal koperasi, maka akan dicoba menjelaskan selanjutnya mengenai hal hal apa saja yang
ada di dalam manajemen koperasi.
PRINSIP KOPERASI
(UU No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian indonesia)
1. Keanggotaanya sukarela dan terbuka. Yang keanggotaanya bersifat sukarela terbuka bagi
semua orang yang bersedia mengunakan jasa jasanya, dan bersedia menerima tanggung jawab
keanggotaan tanpa membedakan gender.
2. Pengawasan oleh anggota secara Demokratis. Anggota yang secara aktif menetapkan
kebijakan dan membuat keputusan. Laki laki dan perempuan yang dipilih sebagai pengurus atau
pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota. Dalam koperasi primer, anggota memiliki
hak suara yang sama (satu anggota satu suara). Pada tingkatan lain koperasi juga dikelola secara
demokratis.
3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi. Anggota menyetorkan modal mereka secara adil
dan melakukan pengawasan secara demokratis. Sebagian dari modal tersebut adalah milik
bersama. Bila ada balas jasa terhadap modal diberikan secara terbatas. Anggota mengalokasikan
SHU untuk beberapa atau semua tujuan seperti di bawah ini :
- mengembangkan koperasi. Caranya dengan membentuk dana cadangan, yang sebagian dari
dana itu tidak dapat dibagikan.
- Dibagikan kepada anggota. Caranya seimbang berdasarkan trnsaksi mereka dengan koperasi.
- Mendukung kegiatan lainnya yang disepakati dalam rapat anggota.
1. Otonomi dan kemandirian. Koperasi adalah organisasi yang otonom dan mandiri yang di
awasi oleh anggotanya. Dalam setiap perjanjian dengan pihak luar ataupun dalam, syaratnya
harus tetap menjamin adanya upaya pengawasan demokratis dari anggota dan tetap
mempertahankan otonomi koperasi.
2. Pendidikan, Pelatihan, dan Informasi. Tujuanya adalah agar mereka dapat melaksanakan tugas
dengan lebih efektif bagi perkembangan koperasi. Koperasi memberikan informasi kepada
masyarakat umum, mengenai hakekat dan manfaat berkoperasi.
3. Kerja sama antar koperasi. Dengan bekerja sama secara lokal, nasional, regional dan
internasional maka gerakan koperasi dapat melayani anggotanya dengan efektif serat dapat
memperkuat gerakan koperasi.
4. Kepedulian terhadap masyarakat. Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan
masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan melalui kebikjakan yang diputuskan oleh rapat
anggota.
JENIS KOPERASI
Jenis koperasi didasrkan pada kesamaan usaha atau kepentingan ekonomi anggotanya. Dasar
untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan
ekonomi anggotanya. Jenisnya adalah :
a. Koperasi Produsen.
Koperasi produsen beranggotakan orang orang yang melakukan kegiatan produksi (produsen).
Tujuannya adalah memberikan keuntungan yang sebesar besarnya bagi anggotanya dengan cara
menekan biaya produksi serendah rendahnya dan menjual produk dengan harga setinggi
tingginya. Untuk itu, pelayanan koperasi yang dapat digunakan oleh anggota adalah Pengadaan
bahan baku dan Pemasaran produk anggotanya.
b. Koperasi Konsumen
Koperasi konsumen beranggotakan orang orang yang melakukan kegiatan konsumsi. Tujuannya
adalah memberikan keuntungan yang sebesar besarnya bagi anggotanya dengan cara
mengadakan barang atau jasa yang murah, berkualitas, dan mudah didapat. Contoh :
- koperasi simpan pinjam
- koperasi serba usaha ( konsumen)

MEMBANGUN KOPERASI
KOPERASI MEMBANGUN
(PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI)

Suatu koperasi hanya dapat didirikan bila memenuhi persyaratan dalam mendirikan
koperasi. Syarat-syarat pembentukan koperasi berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi
Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 104.1/Kep/M.Kukm/X/2002
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian Dan Perubahan
Anggaran Dasar Koperasi, adalah sebagai berikut :
a. Koperasi primer dibentuk dan didirikan oleh sekurang-kurangnya dua puluh orang yang
mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama;
b. Pendiri koperasi primer sebagaimana tersebut pada huruf a adalah Warga Negara Indonesia,
cakap secara hukum dan maupun melakukan perbuatan hukum;
c. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi, dikelola secara efisien
dan mampu memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi anggota
d. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan
oleh koperasi;
e. Memiliki tenaga terampil dan mampu untuk mengelola koperasi.

Selain persyaratan diatas, perlu juga diperhatikan beberapa hal-hal penting yang harus
diperhatikan dalam pembentukan koperasi yang dikemukakan oleh Suarny Amran et.al
(2000:62) antara lain sebagai berikut :
a. Orang-orang yang akan mendirikan koperasi dan yang nantinya akan menjadi anggota koperasi
hendaknya mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Artinya tidak setiap orang
dapat mendirikan dan atau menjadi anggota koperasi tanpa didasarkan pada adanya keje-lasan
mengenai kegiatan atau kepentingan ekonomi yang akan dijalankan. Kegiatan ekonomi yang
sama diartikan, memiliki profesi atau usaha yang sama, sedangkan kepentingan ekonomi yang
sama diartikan memiliki kebutuhan ekonomi yang sama.
b. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi. Layak secara ekonomi
diartikan bahwa usaha tersebut akan dikelola secara efisien dan mampu menghasilkan
keuntungan usaha dengan mem-perhatikan faktor-faktor tenaga kerja, modal dan teknologi.
c. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan
oleh koperasi. Hal tersebut dimaksudkan agar kegiatan usaha koperasi dapat segera dilaksanakan
tanpa menutup kemungkinan memperoleh bantuan, fasilitas dan pinjaman dari pihak luar.
d. Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan usaha yang akan dilaksanakan
agar tercapai efektivitas dan efisiensi dalam pe-ngelolaan koperasi. Perlu diperhatikan mereka
yang nantinya ditunjuk/ dipilih menjadi pengurus haruslah orang yang memiliki kejujuran,
kemampuan dan kepemimpinan, agar koperasi yangdidirikan tersebut sejak dini telah memiliki
kepengurusan

Setelah persyaratan terpenuhi para pendiri kemudian mempersiapkan hal-hal yang


dibutuhkan untuk mengadakan rapat pembentukan koperasi, setelah memiliki bekal yang cukup
dan telah siap para pendiri melakukan rapat pembentukan koperasi yang dihadiri dinas koperasi
dan pejabat lainnya, pendirian koperasi tidak sampai disana karena lembaga koperasi yang telah
didirikan perlu disahkan badan hukumnya. Penjelasan lebih lanjut mengenai tahapan-tahapan
tersebut diuraikan di bawah ini :
A. Tahap Persiapan Pendirian Koperasi
Sekelompok orang bertekad untuk mendirikan sebuah koperasi terlebih dahulu perlu
memahami maksud dan tujuan pendirian koperasi, untuk itu perwakilan dari pendiri dapat
meminta bantuan kepada Dinas Koperasi dan UKM ataupun lembaga pendidikan koperasi
lainnya untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan serta pelatihan mengenai pengertian,
maksud, tujuan, struktur organisasi, manajemen, prinsip-prinsip koperasi, dan prospek
pengembangan koperasi bagi pendiri. Setelah mendapatkan penyuluhan dan pelatihan
perkoperasian, para pendiri sebaiknya membentuk panitia persiapan pembentukan koperasi, yang
bertugas :
a. Menyiapkan dan menyampaikan undangan kepada calon anggota, pejabat pemerintahan dan
pejabat koperasi.
b. Mempersiapakan acara rapat.
c. Mempersiapkan tempat acara.
d. Hal-hal lain yang berhubungan dengan pembentukan koperasi.

B. Tahap rapat pembentukan koperasi


Setelah tahap persiapan selesai dan para pendiri pembentukan koperasi telah memiliki bekal
yang cukup dan telah siap melakukan rapat pembentukan koperasi. Rapat pembentukan koperasi
harus dihadiri oleh 20 orang calon anggota sebagai syarat sahnya pembentukan koperasi primer.
Selain itu, pejabat desa dan pejabat Dinas Koperasi dan UKM dapat diminta hadir untuk
membantu kelancaran jalannya rapat dan memberikan petunjuk-petunjuk seperlunya.
Hal-hal yang dibahas pada saat rapat pembentukan koperasi , dapat dirinci sebagai berikut :
Pembuatan dan pengesahan akta pendirian koperasi , yaitu surat keterangan tentang
pendirian koperasi yang berisi pernyataan dari para kuasa pendiri yang ditunjuk dan diberi kuasa
dalam suatu rapat pembentukan koperasi untuk menandatangani Anggaran Dasar pada saat
pembentukan koperasi.
Pembuatan Anggaran Dasar koperasi, yaitu pembuatan aturan dasar tertulis yang memuat tata
kehidupan koperasi yang disusun dan disepakati oleh para pendiri koperasi pada saat rapat
pembentukan. Konsep Anggaran Dasar koperasi sebelumnya disusun oleh panitia pendiri,
kemudian panitia pendiri itu mengajukan rancangan Anggaran Dasarnya pada saat rapat
pembentukan untuk disepakati dan disahkan. Anggaran Dasar biasanya mengemukakan :
Nama dan tempat kedudukan, maksudnya dalam Anggaran Dasar tersebut dicantumkan nama
koperasi yang akan dibentuk dan lokasi atau wilayah kerja koperasi tersebut berada.
Landasan, asas dan prinsip koperasi, di dalam Anggaran Dasar dikemukakan landasan, asas
dan prinsip koperasi yang akan dianut oleh koperasi.
Maksud dan tujuan, yaitu pernyataan misi, visi serta sasaran pembentukan koperasi.
Kegiatan usaha, merupakan pernyataan jenis koperasi dan usaha yang akan dilaksanakan
koperasi. Dasar penentuan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan
ekonomi para anggotanya. Misalnya, koperasi simpan pinjam, koperasi konsumen, koperasi
produsen, koperasi pemasaran dan koperasi jasa atau koperasi serba usaha.
Keanggotaan, yaitu aturan-aturan yang menyangkut urusan keanggotaan koperasi. Urusan
keanggotaan ini dapat ditentukan sesuai dengan kegiatan usaha koperasi yang akan dibentuknya.
Biasanya ketentuan mengenai keanggotaan membahas persyaratan dan prosedur menjadi anggota
koperasi , kewajiban dan hak-hak dari anggota serta ketentuan-ketentuan dalam mengakhiri
status keanggotaan pada koperasi.
Perangkat koperasi, yaitu unsur-unsur yang terdapat pada organisasi koperasi. Perangkat
koperasi tersebut, sebagai berikut :
 Rapat Anggota. Dalam Anggaran Dasar dibahas mengenai kedudukan rapat anggota di
dalam koperasi, penetapan waktu pelaksanaan rapat anggota, hal-hal yang dapat dibahas dalam
rapat anggota, agenda acara rapat anggota tahunan, dan syarat sahnya pelaksanaan rapat anggota
koperasi.
 Pengurus. Dalam Anggaran Dasar dijabarkan tentang kedudukan pengurus dalam
koperasi, persyaratan dan masa jabatan pengurus, tugas, kewajiban serta wewenang dari
pengurus koperasi.
 Pengawas. Dalam Anggaran Dasar dijabarkan tentang kedudukan pengawas dalam
koperasi, persyaratan dan masa jabatan pengawas, tugas serta wewenang dari pengawas koperasi.
 Selain dari ketiga perangkat tersebut dapat ditambahkan pula pembina atau badan
penasehat.
Ketentuan mengenai permodalan perusahaan koperasi, yaitu pembahasan mengenai jenis
modal yang dimiliki (modal sendiri dan modal pinjaman), ketentuan mengenai jumlah simpanan
pokok dan simpanan wajib yang harus dibayar oleh anggota.
Ketentuan mengenai pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU), yaitu ketentuan yang membahas
penjelasan mengenai SHU serta peruntukan SHU koperasi yang didapat.
Pembubaran dan penyelesaian, membahas tata-cara pembubaran koperasi dan penyelesaian
masalah koperasi setelah dilakukan pembubaran. Biasanya penjelasan yang lebih rinci mengenai
hal ini dikemukakan lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga atau aturan lainnya.
Sanksi-sanksi, merupakan ketentuan mengenai sanksi yang diberikan kepada anggota, pengurus
dan pengawas koperasi, karena terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap Anggaran Dasar
atau aturan lain-nya yang telah ditetapkan.
Anggaran rumah tangga dan peraturan khusus, yaitu ketentuan-ketentuan pelaksana dalam
Anggaran Dasar yang sebelumnya dimuat dalam Anggaran Dasar.
Penutup
c. Pembentukan pengurus, pengawas, yaitu memilih anggota orang-orang yang akan dibebani
tugas dan tanggungjawab atas pengelolaan, pengawasan di koperasi
d. Neraca awal koperasi, merupakan perincian posisi aktiva dan pasiva diawal pembentukan
koperasi
e. Rencana kegiatan usaha, dapat berisikan latar belakang dan dasar pembentukan serta rencana
kerja koperasi pada masa akan datang.
C. Pengesahan badan hukum
Setelah terbentuk pengurus dalam rapat pendirian koperasi, maka untuk mendapatkan
badan hukum koperasi, pengurus/pendiri/kuasa pendiri harus mengajukan permohonan badan
hukum kepada pejabat terkait, sebagai berikut :
a. Para pendiri atau kuasa pendiri koperasi terlebih dulu mengajukan permohonan pengesahan
akta pendirian secara
tertulis kepada diajukan kepada Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,
dengan melampirkan :
1. Anggaran Dasar Koperasi yang sudah ditandatangani pengurus rangkap dua, aslinya bermaterai)
2. Berita acara rapat pendirian koperasi.
3. Surat undangan rapat pembentukan koperasi
4. Daftar hadir rapat.
5. Daftar alamat lengkap pendiri koperasi.
6. Daftar susunan pengurus, dilengkapi photo copy KTP (untuk KSP/USP dilengkapi riwayat
hidup).
7. Rencana awal kegiatan usaha koperasi.
8. Neraca permulaan dan tanda setor modal minimal Rp.5.000.000 (lima juta rupiah) bagi koperasi
primer dan Rp.15.000.000 (lima belas juta rupiah) bagi koperasi sekunder yang berasal dari
simpanan pokok, wajib, hibah.
9. Khusus untuk KSP/USP disertai lampiran surat bukti penyetoran modal sendiri minimal Rp.
15.000.000 (lima belas juta rupiah) bagi koperasi primer dan Rp.50.000.000 (lima puluh juta
rupiah) bagi koperasi sekunder yang berupa deposito pada bank pemerintah.
10. Mengisi formulir isian data koperasi.
11. Surat keterangan dari desa yang diketahui oleh camat.
b. Membayar tarif pendaftaran pengesahan akta pendirian koperasi sebesar Rp. 100.000 (seratus
ribu rupiah).
c. Apabila permintaan pengesahaan akta pendirian koperasi telah dilakukan sesuai dengan ketentuan
di atas kepada pendiri atau kuasa pendiri diberikan bukti penerimaan.
d. Pejabat koperasi, yaitu Kepala Dinas Koperasi dan UKM akan memberikan pengesahaan
terhadap akta koperasi apabila ternyata setelah diadakan penelitian Anggaran dasar koperasi.
- tidak bertentangan dengan Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian, dan
- tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan.
e. Pejabat selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung sejak penerimaan permohonan pengesahan
badan hukum dari koperasi yang bersangkutan harus telah memberikan jawaban pengesahannya.
Tetapi biasanya proses pengesahan di dinas koperasi dapat selesai hanya dalam waktu 3 (tiga)
minggu.
f. Bila Pejabat berpendapat bahwa Akte Pendirian/Anggaran Dasar tersebut tidak bertentangan
dengan ketentuan Undang-undang koperasi dan peraturan pelaksananya serta kegiatannya sesuai
dengan tujuan, maka akte pendirian di daftar dengan nomor urut dalam Buku Daftar Umum.
Kedua buah Akte Pendirian/Anggaran Dasar tersebut dibubuhi tanggal, nomor pendaftaran
tentang tanda pengesahan oleh Pejabat a.n Menteri.
g. Tanggal pendaftaran akte Pendirian berlaku sebagai tanggal sesuai berdirinya koperasi yang
mempunyai badan hukum, kemudian Pejabat mengumumkan pengesahan akta pendirian di
dalam Berita Negara Republik Indonesia
h. Buku Daftar Umum serta Akte-Akte salinan/petikan ART/AD Koperasi dapat diperoleh oleh
pengurus koperasi dengan mengganti biaya fotocopy dan harus dilegalisir oleh Pejabat Koperasi
yang bersangkutan. Biaya yang dikenakan untuk hal di atas adalah Rp. 25.000
i. Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alasan penolakan diberitahukan oleh
pejabat kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
diterimanya permintaan.
j. Terhadap penolakan pengesahan akta pendirian para pendiri dapat mengajukan permintaan ulang
dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya penolakan.
k. Keputusan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam jangka waktu paling lama 1
(satu) bulan sejak diterimanya pengajuan permintaan ulang.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Koperasi dan UKM
Republik Indonesia dengan Ikatan Notaris Indonesia pada tanggal 4 Mei 2004 dan Keputusan
Menteri Koperasi dan UKM RI Nomor : 98/KEP/M.KUKM/IX/2004 tentang Notaris Sebagai
Pembuat Akta Koperasi membuat perubahan dalam prosedur pendirian koperasi yaitu proses
pembuatan akta pendirian, perubahan anggaran dasar, dan akta-akta lain berkaitan dengan
koperasi sebagai badan hukum maka hal tersebut dilakukan dihadapan notaris. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pelayanan hukum kepada masyarakat.
Berdasarkan Kepmen No.98 tahun 2004, prosedur pendirian koperasi yang melibatkan
notaris di dalamnya, masih mengikuti prosedur yang ada, tetapi ada beberapa tahapan yang
melibatkan notaris yaitu :
Rapat pembentukan koperasi selain mengundang minimal 20 orang calon anggota, pejabat
desa, pejabat dinas koperasi hendaknya mengundang pula notaris yang telah ditunjuk pendiri
koperasi, yaitu notaris yang telah berwenang menjalankan jabatan sesuai dengan jabatan notaris,
berkedudukan di wilayah koperasi itu berada (dalam hal ini berkedudukan di Kabupaten
Bandung), serta memiliki sertifikat tanda bukti telah mengikuti pembekalan di bidang
perkoperasian yang ditandatangani oleh menteri koperasi dan UKM RI.
Notaris yang telah membuat akta pendirian koperasi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku kemudian membacakan dan menjelaskan isinya kepada para pendiri,
anggota atau kuasanya sebelum menanda-tangani akta tersebut.
Kemudian akta pendirian koperasi yang telah dibuat notaris pembuat akta koperasi
disampaikan kepada pejabat dinas koperasi untuk dimintakan pengesahannya, sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

Cara dan Syarat Mendirikan Koperasi Simpan Pinjam


Koperasi merupakan salah satu bidang usaha yang cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia
yaitu gotong royong. Ada beragam jenis dan tingkatan koperasi di Indonesia, salah satunya
adalah koperasi simpan pinjam. Koperasi simpan pinjam memberikan berjuta manfaat bagi
anggotanya, khususnya terkait dengan permodalan, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun
untuk berwirausaha. Di Indonesia pembentukan usaha koperasi telah diatur dalam undang
undang dan peraturan pemerintah lainnya. Untuk mendirikan usaha koperasi simpan pinjam ada
beberapa hal yang harus anda pahami.
Mengenal Proses Pendirian Koperasi
Dasar hukum mendirikan koperasi adalah Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian, PP Nomor 4 tahun 1994 tentang persyaratan dan tata cara pengesahan akta
pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi, kemudian Peraturan Menteri Nomor 01 tahun
2006 yaitu tentang petunjuk pelaksanaan pembentukan pengesahan akta pendirian dan perubahan
anggaran dasar koperasi. Koperasi merupakan usaha yang dibentuk oleh sekelompok orang atau
anggota masyarakat yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Dalam
agenda pendirian koperasi sebaiknya didahului dengan penyuluhan kepada seluruh calon anggota
sehingga memiliki persepsi yang sama.
Mendirikan sebuah koperasi jumlah minimal anggotanya adalah 20 orang. Dalam proses
pendiriannya awali dengan rapat pembentukan koperasi yang harus dihadiri oleh pejabat dinas
atau instansi yang membidangi permasalahan koperasi di wilayah setempat. Ada beberapa poin
penting yang wajib dibicarakan dalam rapat pembentukan koperasi tersebut antara lain:
kesepakatan nama dan tempat kedudukan koperasi, maksud dan tujuan, jenis koperasi dan bidang
usaha yang dilakoni, keanggotaan, rapat anggota, pengurus, pengawas dan pengelola, membahas
tentang permodalan, jangka waktu serta sisa hasil usaha. Hasil dari keputusan rapat tersebut akan
digunakan sebagai dasar pengajuan akta pendirian ke notaris.

Melalui notaris atau kuasa pendiri, berkas ijin pendirian koperasi simpan pinjam tersebut
diajukan ke pejabat yang berwenang untuk dievaluasi. Beberapa bukti tertulis yang wajib
dilampirkan antara lain berupa salinan akta pendirian bermaterai, akta pendirian yang telah
ditandatangani notaris, surat bukti tersedianya modal, rencana kegiatan usaha kurang kurangnya
untuk 3 tahun ke depan, dan RAPB.

Proses Pengajuan Permohonan Izin dan Pengesahan


Setelah semua berkas komplit, maka pejabat yang berwenang akan melakukan penelitian dan
pengecekan untuk memutuskan layak tidaknya usaha koperasi tersebut. Jika dari hasil review
dan inspeksi diputuskan bahwa koperasi tersebut telah memenuhi syarat maka selambat-
lambatnya dalam waktu 3 bulan surat pengesahan izin pendirian koperasi harus telah diterima
oleh pengurus koperasi tersebut.
Lalu bagaimana jika pengajuan tersebut ditolak? Berkas akan dikembalikan sertai dengan alasan
penolakan. Dalam tempo 1 bulan para pendiri koperasi harus berusaha memenuhi persyaratan
yang belum lengkap untuk diajukan kembali agar mendapat tinjauan ulang dari pejabat yang
berwenang.

Persyaratan lengkap untuk membentuk dan mendirikan koperasi simpan pinjam dapat dilihat
pada daftar berikut:
1. Fotokopi akta pendirian koperasi dari notaris (rangkap dua)
2. Berita acara rapat pendirian koperasi
3. Daftar hadir rapat pendirian yang telah ditandatangani semua anggota
4. Fotokopi ktp pendiri
5. Kuasa pendiri atau pengurus terpilih yang bertugas untuk mengurus proses
pengesahan pembentukan koperasi
6. Surat bukti tersedianya modal
7. Rencana kegiatan usaha koperasi dalam tiga tahun kedepan
8. Rencana anggaran belanja dan pendapatan koperasi
9. Daftar susunan kepengurusan dan pengawas koperasi
10. Daftar sarana kerja koperasi
11. Surat pernyataan yang menyatakan tidak memiliki hubungan keluarga antara
pengurus
12. Susunan struktur organisasi koperasi

Khusus untuk koperasi simpan pinjam beberapa persyaratan tambahan antara lain:
1. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian, itu berupa deposito
pada bank pemerintah atas nama menteri negara koperasi dan umkm.
2. Kelengkapan administrasi organisasi dan pembukuan usp yang dikelola secara
kusus dan terpisah dari pembukuan koperasinya.
3. Nama dan riwayat hidup pengurus dan pengawas
4. Surat perjanjian kerja antara pengurus koperasi dengan pengelola USP koperasi
5. Nama dan riwayat hidup calon pengelola yang dilengkapi dengan beberapa poin
berikut seperti bukti telah mengikuti pelatihan atau magang usaha simpan pinjam
koperasi, surat keterangan berkelakuan baik atau SKCK, surat pernyataan tidak
mempunyai hubungan sedarah dengan pengurus dan pengawas, dan terakhir adalah surat
pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara purna waktu.
6. Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam
7. Menyediakan surat pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan
USP koperasinya oleh pejabat yang berwenang. Info lebih detail, dapat anda lihat di situs
Kementerian Negara Koperasi dan UKM.

Pendahuluan
Hampir seluruh rakyat Indonesia mengenai istilah koperasi, tetapi penulis yakin hanya sebagian
kecil masyarakat yang tahu dan mengerti tata cara mendirikan koperasi. Hal ini terbukti dari
banyaknya kalangan, baik dari kantor pemerintah, perusahaan, mahasiswa, maupun masyarakat
umum datang menemui penulis di kantor Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) meminta
penjelasan tentang tata cara mendirikan koperasi hingga mendapat status badan hukum.
Semangat mendirikan koperasi di kalangan masyarakat tersebut perlu kita sambut dengan
baik, koperasi harus menjadi gerakan nasional yang meluas, namun demikian agar semangat
tersebut tidak menyimpang dari ketentuan perundang-undangan yang berlaku maka perlu adanya
penuntun praktis yang dapat digunakan sebagai panduan tentang bagaimana cara mendirikan
koperasi dan prasyaratnya.
Pengertian koperasi menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.
Sebagai badan usaha, koperasi harus memiliki legalitas badan hukum yang diberikan
pemerintah, dalam hal ini Departemen Koperasi dan PKM. Namun demikian tidak begitu saja
pemerintah dengan mudah memberikan status badan hukum apabila persyaratan yang ditentukan
oleh undang-undang belum terpenuhi.

Sebelum membentuk koperasi perlu diawali dengan langkah-langkah memahami, mendalami dan
mengamati terlebih dahulu untuk dapat menghayati, mengamalkan dam memiliki kepastian, agar
selanjutnya koperasi yang dibentuk mempunyai daya tahan dan lebih berdayaguna. Dengan
demikian koperasi dapat berperan aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia
dan masyarakat.
Langkah-langkah yang paling mendasar dalam pembentukan koperasi adalah harus diketahui
terlebih dahulu apa yang melatarbelakangi semangat pembentukan serta segi positifnya
berkoperasi : pertama, tetapkan kepentingan ekonomi yang sama dari seluruh anggota; kedua,
rumuskan tujuan ekonomi yang sama dari seluruh anggota; ketiga, tetapkan fungsi koperasi yang
sejalan dengan kepentingan dan tujuan ekonomi anggota; keempat, formulasikan dampak
langsung dan tidak langsung dari pelaksanaan fungsi-fungsi terhadap perbaikan perekonomian
anggota.

Anda mungkin juga menyukai