A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Koperasi perlu diarahkan sehingga semakin berperan dalam
perekonomian nasional. Pengembangannya diarahkan agar Koperasi benar-
benar menerapkan perinsip Koperasi dan kaidah usaha ekonomi. Dengan
demikian Koperasi akan merupakan organisasi ekonomi yang mantap,
demokrasi, otonom, partisipatif, dan berwatak sosial. Pembinaan Koperasi
pada dasarnya dimaksudkan untuk mendorong agar Koperasi menjalankan
kegiatan usaha dan berperan utama dalam kehidupan ekonomi rakyat.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian
2. Peraturan Presiden nomor 04 tahun 1994 Tata Cara Pengesahan Akta
Pendirian dan PAD Koperasi
3. Peraturan Presiden nomor 17 tahun 1994 tentang Pembubaran
Koperasi oleh Pemerintah
4. Peraturan Presiden nomor 09 tahun 1995 tentang Pelaksanaan
Kegiatan USP Koperasi
5. Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah nomor 9
tahun 2018 tentang Pembinaan dan Penyelenggaraan Koperasi
6. Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil dan Menengah nomor
12/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Akuntansi Koperasi Sektor Riil
7. Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil dan Menengah nomor
13/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Pedoman Akuntansi USP oleh
Koperasi
8. Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil dan Menengah nomor
15/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang USP oleh Koperasi
9. Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil dan Menengah nomor
17/Per/M.KUKM/IX/2015 tentang Pengawasan Koperasi
10. Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil dan Menengah nomor
19/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang Rapat Anggota Tahunan
11. Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 02
/Per/M.KUKM/ II /2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah nomor
15/Per/M.KUKM/IX/2015 Tentang Usaha Simpan Pinjam oleh
Koperasi
12. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia nomor 11/Per/M.KUKM/XII/2017 Tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh Koperasi.
C. TUJUAN
Maksud pembinaan dan pengawasan koperasi adalah untuk mencapai
tambahan jumlah koperasi aktif dan sehat secara usaha untuk usaha
simpan pinjam. Kegiatan pembinaan dan pengawasan koperasi
dilaksanakan selama tahun 2019, dari bulan Januari hingga Desember.
Tujuan penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah tahun 2019 adalah :
1. menjadi acuan dalam mengoperasionalkan RKPD yang sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi dari Dinas Koperasi UKM Kabupaten
Gunungkidul;
2. Merumuskan program dan kegiatan pembinaan usaha koperasi Dinas
Koperasi UKM Kabupaten Gunungkidul selama tahun 2019;
3. Menjadi dasar penyusunan RKA Dinas Koperasi UKM Tahun 2019;
4. RKA digunakan sebagai dokumen rencana kebutuhan anggaran untuk
kegiatan yang akan dilakukan pada tahun berkenaan.
5. ROPK dipergunakan sebagai acuan dan evaluasi dalam pelaksanaan
pekerjaan.
6. LkjIP dimaksudkan sebagai alat pengendali, alat penilaian kinerja agar
dapat meningkatkan kinerja di masa yang akan datang.
D. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Koperasi dilaksanakan dalam waktu
1 tahun (Januari 2019 s/d Desember 2019).
E. LOKASI PELAKSANAAN
Lokasi Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Koperasi adalah di Kabupaten
Gunungkidul
Penilaian
Februari Tim 150
6. Kesehatan
s.d. Maret Koperasi koperasi
KSP/USP
Oktober
Pendampingan Tim 56
7. s.d.
pra RAT Koperasi koperasi
Desember
Penilaian
Tim 10
8. Koperasi Januari
Koperasi koperasi
Berprestasi
Buku Profil
9. Juni Tim 50 buku
Koperasi
Februari, Tim
10. Diklat Akunting 40 orang
Juli Koperasi
11. Diklat Auditing April, Juli Tim 40 orang
Koperasi
Juli s.d. Tim
12 Pendataan Kopsis 50 kopsis
September Sekolah
Sosialisasi
Praturan Tim
13 April, Juli 60 orang
Perundangan- Koperasi
undangan
Dinas
Diklat Dewan Pedamping
14 Agustus 20 orang
Pengawas Syariah DAK
Koperasi
Dinas
Diklat Pendidikan Maret, Pedamping
15 60 orang
Anggota April DAK
Koperasi
Dinas
Diklat Juni, Pedamping
16 60 orang
Komputerisasi Agustus DAK
Koperasi
Diklat Manajemen Dinas
17 September 30 orang
Resiko Pedamping
Waktu Pihak Ket
No. Sub-Aktivitas Volume
Pelaksanaan Terkait
DAK
Koperasi
Diklat Penilaian Dinas
September, Pedamping
18 Kesehatan 60 orang
Oktober DAK
Koperasi
Koperasi
Dinas
Diklat Pengelola Maret, Pedamping
19 60 orang
Kopsis Oktober DAK
Koperasi
F. KELUARAN
Keluaran dari Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Koperasi adalah
sebagai berikut :
1. Terlaksananya pembinaan dan pengawasan bagi koperasi diwilayah
kabupaten Gunungkidul
2. Terlaksananya pemeriksaan/bedah terhadap koperasi diwilayah
kabupaten Gunungkidul
3. Lomba Tangkas Trampil perkoperasian bagi Siswa ditingkat SMP dan
SMA
4. SDM tenaga pendamping koperasi sebagai petugas yang memberikan
pendampingan bagi koperasi
5. Terlaksananya Sosialisasi perkoperasian bagi kelompok
masyarakat/pra koperasi
6. Terlaksananya penilaian kesehatan bagi Koperasi Ismpan Pinjam/Unit
Simpan Pinjam diwilayah kabupaten Gunungkidul
7. Terlaksananya pendampingan pra RAT bagi koperasi yang akan
melaksanakan RAT diwilayah kabupaten Gunungkidul
8. Terlaksananya Penilaian koperasi berprestasi diwilayah kabupaten
Gunungkidul
9. Terbitnya Buku profil Koperasi sebagai sumber informasi Gerakan
Koperasi di Kabupaten Gunungkidul
10. Meningkatnya kapasitas SDM koperasi dalam bidang akuntansi
koperasi
11. Meningkatnya kapasitas SDM koperasi dalam bidang auditing atau
pengawasan
12. Terdatanya koperasi siswa
13. Meningkatnya wawasan SDM koperasi terkait dengan peraturan
perundang-undangan
14. Meningkatnya kapasitas dan wawasan Dewan Pengawas Syariah
15. Meningkatnya wawasan perkoperasian anggota koperasi
16. Meningkatnya wawasan SDM koperasi terkait dengan pengelolaan
keuangan berbasis IT/komputer
17. Meningkatnya wawasan SDM koperasi terkait dengan Manajemen
Resiko
18. Meningkatnya kapasitas SDM koperasi terkait dengan penilaian
kesehatan KSP/USP
19. Meningkatnya wawasan SDM pengelola koperasi siswa
G. PELAKSANA
Pelaksana Kegiatan Perencanaan Kinerja PD adalah Dinas Koperasi, Usaha
Kecil, dan Menengah Kabupaten Gunungkidul. Dinas Koperasi UKM
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Gunungkidul dan mempunyai kedudukan, susunan organisasi,
tugas, fungsi dan tata kerja berdasarkan Peraturan Bupati Gunungkidul
Nomor 71 Tahun 2016.
Struktur Dinas Koperasi UKM terdiri dari 2 bidang yaitu Bidang Koperasi
dan Bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Bidang Koperasi terdiri dari
2 seksi yaitu Seksi Kelembagaan dan Pengawasan dan Seksi Bina Usaha.
Bidang Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah terdiri dari 2 seksi yaitu
Seksi Pengembangan Produk dan Seksi Promosi dan Pemasaran.
Seksi Kelembagaan dan Pengawasan mempunyai tugas melaksankan
pembinaan kelembagaan dan pengawasan koperasi.
I. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini sebagai gambaran umum dan penjelasan
penjelas
mengenai Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Koperasi yang akan
dilaksanakan pada tahun 201
2019,, dan memuat informasi mengenai latar
belakang, dasar hukum, tujuan, waktu, lokasi, tahapan, keluaran,
pelaksana kegiatan serta pembiayaannya.
A. LATAR BELAKANG
B. DASAR HUKUM
C. TUJUAN
D. WAKTU PELAKSANAAN
E. LOKASI PELAKSANAAN
Februari Tim
1. Temu Usaha 60 Koperasi
dan Mei Koperasi
Januari,
Februari,
April, Juni, Tim 110 Orang
3. Pembinaan Usaha
Agustus, Koperasi
dan
November
Pembinaan Tim
4. September 30 Orang
Managemen USP Koperasi
Monitoring
Januari s.d Tim 75
5. Penguatan
Desember Koperasi Koperasi
Permodalan
Tim
6. Pembinaan Usaha April 30 Orang
Koperasi
Tim
7. Pasar Rakyat Juni 10 Orang
Koperasi
Tim
8. Harkopnas Juli 15 Orang
Koperasi
G. KELUARAN (OUTPUT)
H. PELAKSANA
J. PENUTUP
K. LATAR BELAKANG
Usaha mikro kecil dan menengah merupakan usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan dan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha besar dengan jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
Usaha mikro kecil dan menengah mempunyai peranan yang penting
dalam perekonomian nasional Indonesia, hal ini dibuktikan dengan data
Badan Pusat Statistik yang menyatakan bahwa peranan UMKM terus
meningkat baik dari segi jumlah unit usaha, penyerapan tenaga kerja
maupun kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Tahun
2016 jumlah UMKM di Indonesia mencapai 57,9 juta unit meningkat
menjadi 59 juta unit pada tahun 2017. Jumlah tersebut memiliki proporsi
99,9 persen dari total keseluruhan pelaku dunia usaha di Indonesia. Dari
jumlah UMKM tersebut mampu menyerap tenaga kerja pada kisaran 97,2
persen, kontribusi terhadap PDB pun juga meningkat dari tahun ketahun.
Mengingat pentingnya peran umkm dalam perekonomian nasional
tersebut, maka pemerintah harus melakukan pemberdayaan dan
pengembangan terhadap pelaku usaha mikro kecil tersebut. Pemberdayaan
adalah upaya yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dunia
usaha, dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim
dan pengembangan usaha terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah
sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh
dan mandiri. Sedangkan pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat untuk
memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah melalui pemberian
fasilitas, bimbingan, pendampingan, dan bantuan perkuatan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saing usaha
mikro, kecil, dan menengah. Pelaku usaha di Kabupaten Gunungkidul
sebagian besar juga merupakan usaha mikro
Dan kecil, dimana pada satu sisi mempunyai peran penting dalam
pengembangan ekonomi daerah serta terbukti mempunyai ketangguhan
dalam berbagai kondisi ekonomi. Namun disi lain UMKM di Kabupaten
Gunungkidul juga mempunyai juga menghadapi banyak permasalahan,
yaitu terbatasnya modal kerja, rendahnya kualitas sumber daya manusia,
dan kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Permasalahan lain yang dihadapi UMKM yaitu keterkaitan dengan kurang
jelasnya prospek usaha dan perencanaan, dan belum mantapnya visi dan
misinya. Hal tersebut terjadi karena umumnya manajemen UMKM kita
masih sederhana. Karakteristik tersebut dapat dilihat pada usaha mikro,
kecil dan menengah sekarang ini, pada umumnya merupakan usaha milik
keluarga, penggunaan teknologi yang masih relative sederhana, kurang
memiliki akses permodalan (bankable), dan tidak ada pemisahan modal
usaha dengan kebutuhan pribadi. Dengan berbagai kendala dan
permasalahan tersebut, maka Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu perangkat daerah yang diberi
tugas untuk membina dan memberdayakan UMKM berusaha untuk
menjadi fasilitator bagi UMKM agar mampu bersaing dengan UMKM di
daerah lain melalui kegiatan Pelatihan dan Pembinaan Kelembagaan
UMKM. Kegiatan tersebut memuat berbagai sub-kegiatan yang selanjutnya
akan dijabarkan dalam Kerangka Acuan Kerja ini.
L. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa;
M. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan Pelatihan dan Pembinaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) adalah :
1. Meningkatkan peran serta usaha mikro kecil dan menengah dalam
pembangunan ekonomi nasional
2. Meningkatkan kapasitas kelambagaan usaha mikro kecil dan menengah
melalui kegiatan pendampingan perijinan usaha
3. Menumbuhkan dan meningkatkan jiwa kewirausahaan pelaku usaha
mikro kecil dan menengah
4. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha mikro kecil dalam bidang
perencanaan usaha, pengembangan produk, manajemen usaha dan
manajemen pemasaran
5. Mendorong usaha mikro kecil dan menengah untuk ikut serta dalam
mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan
N. KELUARAN
Keluaran kegiatan Pelatihan dan Pembinaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah, dijabarkan dalam setiap sub kegiatan sebagai berikut :
O. PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan Pelatihan dan Pembinaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah dijabarkan seperti table berikut :
Waktu
Lokasi Keteranga
No Sub Kegiatan Pelaksanaa Sasaran
Pelaksanaan n
n
1 Sosialisasi Januari s/d 8 Kecamatan 240
Dukungan Oktober UMKM
Permodalan
2 Pelatihan PIRT Agustus Kabupaten 40
Gunungkidul UMKM
3 Pembinaan Februari, Kabupaten 60
Limbah Juni Gunungkidul UMKM
Produksi
4 Pembinaan Januari, Kabupaten 90
UMKM Daerah April, Gunungkidul UMKM
Wisata Agustus
5 Workshop Juli Kabupaten 80
Produk Gunungkidul UMKM
Unggulan
6 Pelatihan Maret Kabupaten 40
Business Plan Gunungkidul UMKM
7 Pelatihan Februari, Dadapayu, 200
Kewirausahaan April, Mei, Candirejo, UMKM
Juni Panggang,
Karangmojo,
Playen
8 Pembinaan Maret, Kabupaten 60
Pengemasan Oktober Gunungkidul UMKM
Produk
9 Pelatihan September, Gedangsari, 30
Wirausaha Oktober Rongkop UMKM
Pemula
10 Pelatihan September Ponjong 30
Digital UMKM
Marketing
11 Temu Usaha Februari, Kabupaten 200
UMKM Juni, Gunungkidul UMKM
Oktober,
Desember
12 Diklat Voc. Maret, Kabupaten 120
Bidang September, Gunungkidul UMKM
Makanan Oktober,
Olahan November
13 Diklat Voc. April, Kabupaten 60
Bidang Batik November Gunungkidul UMKM
14 Diklat Voc. April, Kabupaten 30
Bidang November Gunungkidul UMKM
Kerajinan Kayu
15 Diklat Voc. September Kabupaten 30
Bidang Sablon Gunungkidul UMKM
P. SUMBER DANA
Kegiatan Pelatihan dan Pembinaan Kelembagaan Usaha Mikro kecil dan
Menengah bersumber dari :
1. Dana APBD
Sub Kegiatan Volume Keterangan
No
Kegiatan
1 Sosialisasi Dukungan Permodalan 8
2 Pelatihan PIRT 1
3 Pembinaan Limbah Produksi 2
4 Pembinaan UMKM Daerah Wisata 3
5 Workshop Produk Unggulan 1
6 Pelatihan Business Plan 1
7 Pelatihan Kewirausahaan 5
8 Pembinaan Pengemasan Produk 2
9 Pelatihan Wirausaha Pemula 2
10 Pelatihan Digital Marketing 1
11 Temu Usaha UMKM 4
Q. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini sebagai gambaran umum serta penjelasan
mengenai Kegiatan
iatan Pelatihan dan Pembinaan Kelembagaan Usaha Kecil
dan Menengah (UMKM) Kabupaten Gunungkidul tahun 2019. Dalam
Kerangka Acuan Kerja ini memuat latar belakang, dasar hukum, tujuan,
keluaran,, pelaksanaan dan sumber dana. Dalam pelaksanaan tiap-tiap
sub-kegiatan selanjutnya dimungkinkan akan dibuat term of reference.
A. LATAR BELAKANG
Gunungkidul sebagai salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta
memiliki banyak potensi bahan baku, baik makanan olahan maupun
kerajinan. Untuk itu promosi merupakan ujung tombak untuk
peningkatan usaha . Sukses dan tidaknya suatu usaha salah satunya
ditentukan oleh kegiatan promosi dan pemasaran.
B. DASAR HUKUM
a. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa;
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah;
c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah;
e. Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2016 tentang Urusan
Pemerintahan Daerah;
f. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Gunungkidul;
g. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 71 tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas
Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah.
C. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan Promosi dan Pemasaran Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) adalah :
6. Untuk menyebarluaskan informasi suatu produk kepada calon
konsumen yang potensial
7. Untuk mendapatkan konsumen baru dan untuk menjaga loyalitas
konsumen tersebut
8. Untuk menaikkan penjualan serta laba/keuntungan
9. Untuk membedakan dan mengunggulkan produknya dibanding dengan
produk lainnya yang sejenis
10. Untuk brending atau membentuk citra produk dimata konsumen
sesuai yang diinginkan
11. Untuk merubah tingkah laku dan pendapat konsumen tentang
suatu produk
12. Pelaku usaha akan mendapatkan kenaikan angka penjualan dan
meningkatkan profit atau keuntungan
D. KELUARAN
E. PELAKSANAAN
F. SUMBER DANA
Kegiatan Pembinaan promosi dan pemasaran, Pameran luar daerah dan
pameran dalam daerah semua bersumber dari : Dana APBD