Anda di halaman 1dari 18

PENGAWASAN

KOPERASI
SUPARYONO, SH, MM
ASISTEN DEPUTI PENGAWASAN KOPERASI
DEPUTI BIDANG PERKOPERASIAN
TUGAS POKOK
Permenkop dan UKM No. 01 Tahun 2021 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Asisten Deputi Pengawasan mempunyai tugas :

Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan


kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang:

01 Pengendalian dan Pengawasan Koperasi

Penyiapan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria Pengawasan


02
dan Pemeriksaan Koperasi

Pemberian Bimbingan Teknis dan Supervisi di bidang


03
Pengawasan dan Pemeriksaan
DASAR HUKUM

1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, tentang Perkoperasian.

2 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008, tentang Kementerian Negara.

3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995, tentang Pelaksanaan Kegiatan


4
Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.
Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2020, tentang Kementerian Koperasi dan
5
Menengah.
Peraturan Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Nomor 9 Tahun 2020
6
tentang Pengawasan Koperasi.
Permasalahan Pengawasan Koperasi
Permasalah dalam kelembagaan Koperasi yaitu:
a. Data yang tidak valid (data tidak update – hasil RAT tidak dilaporkan
kepada Kementerian/Dinas)
FAKTOR 1 b. Izin Usaha Simpan Pinjam
c. Izin Pembukaan Kantor Cabang
INTERNAL KOPERASI d. Koperasi tidak melaksanakan RAT / pelaksanaan RAT tidak sesuai
ketentuan (tidak diketahui oleh seluruh anggota)
e. Belum memiliki peraturan khusus SOM/SOP

2 Penipuan Investasi Bodong/Ilegal berkedok Koperasi

KSP lebih banyak melayani bukan anggota atau “calon anggota”


3 dan menggunakan nama nasabah dengan memberikan bunga tinggi

Simpanan Pokok yang tinggi dengan tujuan agar tidak semua orang dapat
4 menjadi anggota

5 Koperasi dipailitkan oleh anggotanya dan pihak ketiga

6 Kurangnya pendidikan perkoperasian kepada Anggotanya


Permasalahan Pengawasan Koperasi

FAKTOR 1 Terbatasnya jumlah SDM pengawas koperasi,


baik secara kuantitas maupun kualitas
EKSTERNAL

2 Tingginya tingkat mutasi pejabat PNS daerah (sangat dinamis)

3 Kendala koordinasi Provinsi, Kabupaten/Kota dengan


Kementerian Koperasi dan UKM
Objek Pengawasan Koperasi
 Objek Pengawasan Koperasi :
Koperasi Primer dan Koperasi Sekunder meliputi usaha simpan
Klasifikasi Usaha Koperasi :
pinjam dan non simpan pinjam sesuai dengan wilayah keanggotaan KUK I
Koperasi.
• Anggota < 5.000
 Objek Pengawasan Koperasi dibagi dalam 4 (empat) tingkat • Modal Sendiri < 250 juta
Klasifikasi Usaha Koperasi (KUK). • Aset < 2,5 Miliar
 Penentuan tingkat KUK berdasarkan jumlah anggota, modal sendiri,
atau aset tertinggi yang dicapai Koperasi yang bersangkutan. KUK II
• Anggota 5.001 – 9.000
 Bupati/Walikota berkewajiban memantau dan mengevaluasi Kantor
Cabang, KCP, dan Kantor Kas yang berkedudukan di wilayahnya. • Modal Sendiri > 250 juta s.d 15 Miliar
• Aset > 2,5 Miliar – 100 Miliar
 Hasil pemantauan tsb dilaporkan kepada:
-Menteri untuk koperasi wilayah keanggotaan lintas provinsi.
KUK III
-Gubernur untuk koperasi dengan wilayah keanggotaan lintas kab/ • Anggota 9.001 – 35.000
kota dalam 1 provinsi
• Modal Sendiri > 15 Miliar - 40 Miliar
• Aset > 100 Miliar - 500 Miliar

KUK IV
• Anggota > 35.000
• Modal Sendiri > 40 Miliar,
• Aset > 500 Miliar
Pelaksanaan Pengawasan Koperasi

Tugas Pelaksanaan Pengawasan Koperasi :


a. Pengawasan terhadap seluruh fasilitas sarana dan prasarana Koperasi.
b. Pemeriksaan, verifikasi, dan klarifikasi dokumen.
c. Permintaan keterangan dari anggota, pengurus, pengawas, dewan pengawas
syariah, pengelola/manajemen, karyawan, kreditor, investor dan mitra kerja
Koperasi.
d. Penyusunan BAPK dan LHPKK.
e. Pelaporan hasil pemeriksaan.
f. Pemantauan penerapan sanksi administratif.
Pelaksanaan Pengawasan Koperasi
Jenis Pengawasan Koperasi :
 Pengawasan rutin
 Pengawasan sewaktu-waktu.
Pelaksanaan Pengawasan Koperasi dapat dilakukan dengan menggunakan media
teknologi informasi

Pengawasan Rutin
Onsite : Pengawasan Sewaktu-waktu
Mencari, mengumpulkan, mengolah, dan mengevaluasi data
dan/atau keterangan mengenai Koperasi yang dilakukan di kantor Dilakukan atas dasar :
a. perintah dari pejabat yang berwenang
Koperasi dan di tempat lain yang terkait langsung maupun b. laporan dari masyarakat, dan/atau
tidak langsung dengan kegiatan Koperasi
c. permasalahan Koperasi yang memerlukan penan-
Offsite : ganan khusus dan melibatkan instansi terkait.
Menganalisa dan memeriksa dokumen dan laporan tertulis yang
wajib disampaikan secara berkala oleh Koperasi kepada Deputi/
Kepala Perangkat Daerah
TIM PENGAWAS KOPERASI
Pelaksanaan Pengawasan Koperasi dapat dilakukan oleh Tim Pengawas Koperasi yang
ditetapkan oleh Deputi/Kepala Perangkat Daerah Provinsi/Kab/Kota.

TIM PENGAWAS KOPERASI


SK Deputi No. 25/2021, dalam rangka Pengawasan dan Pemeriksaan Koperasi

TIM PEMANTAUAN KOPERASI BERMASALAH


SK Deputi No. 95/2021, untuk mengkoordinasikan, melakukan pemantauan, menangani pengaduan
masyarakat dan pemberitaan di media massa, mengarsipkan dokumen hasil pemantauan, dan
melaporkan hasil pemantauan kepada Deputi

PEMANTAUAN PINJOL ILEGAL BERKEDOK KOPERASI


Mencegah dan menangani pinjaman online ilegal berkedok koperasi
Kertas Kerja Pemeriksaan Kesehatan Koperasi
(KKPKK)
1. PENILAIAN TATA KELOLA
Untuk melihat implementasi jati diri dan prinsip koperasi,
kelembagaan koperasi serta perangkat organisasi koperasi
Petunjuk Teknis
Dep. Perkoperasian No. 15/2021 : 2. PENILAIAN PROFIL RISIKO
Dalam rangka pengawasan Koperasi
Untuk melihat tingkat Risiko inheren (yang melekat pada bisnis koperasi)
secara periodik dilakukan dan kualitas penerapan Manajemen Risiko dalam aktivitas operasional
pemeriksaan kesehatan koperasi yang Koperasi
dilakukan oleh Tim Pengawas Koperasi
dengan menggunakan Kertas Kerja 3. PENILAIAN KINERJA KEUANGAN
Pemeriksaan Kesehatan Koperasi
meliputi : Evaluasi terhadap kinerja keuangan, manajemen keuangan, dan
kesinambungan keuangan (earning sustainbility)

4. PENILAIAN PERMODALAN
Evaluasi terhadap kecukupan permodalan dan kecukupan pengelolaan
permodalan. Semakin tinggi risiko koperasi, semakin besar modal yang
harus disediakan untuk mengantisipasi risiko tersebut

Terhadap pelanggaran yang dilakukan koperasi, dikenakan sanksi administratif,


bila menyentuh ranah pidana maka akan dikoordinasikan dengan aparat penegak hukum
SKEMA KERTAS KERJA KUK I sd 2 Konven-
sional

KUK 3 sd 4 Konven-
Tata Kelola

Pemeriksaan Kesehatan
sional
Pemkes
Simpan Pinjam
TK KUK I sd 2 syariah

KUK 3 sd 4 Syariah

P PEMKES PR KUK I sd 2
non SP Konvensional
Permodalan Profil Risiko
KUK 3 sd 4 non sp
K Pemkes Konvensional
Non Simpan Pinjam KUK I sd 2 non SP
Keuangan syariah

KUK 3 sd 4 non SP
Syariah
SISTEM PENGAWASAN Kewajiban pelaporan Koperasi berupa Laporan
ALUR PROSES
keragaan, Laporan Keuangan dan Laporan
TRANSFORMASI SISTEM PENGAWASAN Manajemen disampaikan secara online melalui
KEMENTERIAN KOPERASI & UKM sistem Pengawasan Kementerian Koperasi dan
UKM di bawah Deputi Bidang Perkoperasian.
Sistem informasi yang digunakan sebagai sarana
penyampaian laporan secara online oleh Koperasi Koperasi
kepada Kementerian Koperasi dan UKM Koperasi input
data/laporan secara
rutin
Tingkat Kesehatan Koperasi

SISTEM PENGAWASAN
KEMENTERIAN KOPERASI & UKM
Pengawasan Koperasi dilakukan secara
online berdasarkan data yang telah
diinput
Management Resiko Sertifikat/
Interaksi
sanksi
Koperasi
Arus Kas

Sanksi JFPK melakukan


Koperasi Profile Koperasi pemeriksaan/pemantauan
HASIL PENGAWASAN

Adapun output dari sistem ini adalah Sertifikat


Kesehatan Koperasi dan Laporan Hasil Pemeriksaan
Output berupa Sertifikat Kesehatan Koperasi
dan Laporan Hasil Pemeriksaan
TRANSFORMASI PERUBAHAN

Sebelum Sesudah

Laporan dilakukan setahun sekali setelah KSP/KSPPS akan melakukan pelaporan Laporan
KSP/KSPPS melakukan RAT & Laporan dilakukan Keuangan, Laporan Keragaan dan Management secara
ketika adanya permintaan secara khusus dari rutin sesuai berdasarkan pembagian KUK Koperasi
Kemenkop

Diarsipkan secara manual Diarsipkan dalam database sistem

disampaikan secara Offline melalui Pos ditujukan disampaikan secara online melalui sistem Pengawasan
ke beberapa unit kerja di Kementerian Koperasi Kementerian Koperasi dan UKM di bawah Deputi Bidang
dan UKM Perkoperasian

Tidak memiliki Format pelaporan yang sama Memiliki Format pelaporan yang sama dan tersedia di
sistem

Tidak dapat melakukan interaksi kepada Pengurus Dapat melakukan interaksi kepada pengurus Koperasi
Koperasi secara langsung 5 melalui email yang terdaftar pada system
UJI KELAYAKAN DAN KEPATUTAN
Bagi Pengurus dan Pengawas Koperasi
(Petunjuk Teknis Deputi Perkoperasian No. 33 Tahun 2021)

Untuk mewujudkan Koperasi yang kuat, sehat, mandiri, tangguh, berdaya saing
sesuai jatidiri Koperasi, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, diperlukan pelaksanaan tata kelola yang baik di koperasi,
maka Koperasi harus memiliki pengurus dan pengawas yang memenuhi persyaratan
kemampuan dan kepatutan

Koperasi yang tergolong Klasifikasi Usaha Koperasi 3 (tiga) dan 4 (empat)


dalam hal pemilihan pengurus dan/atau pengawas koperasi wajib dilakukan uji
kelayakan dan kepatutan oleh Kementerian Koperasi dan UKM

Faktor Penilaian Uji Kelayakan dan Kepatutan :


a. Integritas
b. Reputasi dan kelayakan Keuangan
c. Kompetensi
d. Kreativitas dan Inovasi
PENDAHULUAN – KONDISI EKSISTING KOPERASI
MODUS FINTECH PEER-TO-PEER LENDING ILEGAL BERKEDOK KOPERASI

Penawaran melalui berbagai media


SMS (link atau nomor telepon), situs, media sosial, Google Play Store, atau Apps Store.
Menggunakan nama “KSP” atau “Koperasi”
Namun tidak memiliki pengesahan badan hukum dari Kemenkumham atau izin usaha KSP/
unit usaha simpan pinjam dari Kemenkop UKM RI.
Pencatutan nama Koperasi berizin
Mengatasnamakan koperasi berizin atau terkenal sehingga menimbulkan rasa percaya.

Menyatakan “Sudah Terdaftar atau Diawasi”


Seakan-akan sudah dalam pengawasan instansi berwenang

Menggunakan logo Koperasi Indonesia atau Kemenkop UKM RI


Seakan-akan benar-benar berbentuk koperasi atau berkaitan dengan Kemenkop UKM RI.

Berbadan hukum, tapi kegiatannya tidak sesuai prinsip koperasi


• Tidak melakukan RAT dalam kurun waktu tertentu atau berturut-turut.
• Usaha yang dilakukan tidak sesuai anggaran dasar atau .
• Aktivitas bisnis utama sudah menyimpang dari usaha yang seharusnya dijalankan.
Contoh: aplikasi digunakan oleh non anggota atau calon anggota koperasi, tidak memiliki izin
usaha KSP atau unit usaha simpan pinjam namun melakukan kegiatan pinjaman, menawarkan
pinjaman di luar wilayah izin usaha
STRATEGI PENCEGAHAN PINJAMAN ONLINE ILEGAL
BERKEDOK KOPERASI

Dalam rangka mencegah munculnya kasus pinjaman online ilegal berkedok Koperasi, Kementerian Koperasi dan
UKM memandang perlu adanya beberapa strategi antara lain:

Penguatan Fungsi Pembinaan Koperasi


Optimalisasi sosialisasi serta pendampingan kepada masyarakat dan gerakan koperasi
melalui edukasi secara terpadu dan kontinu.

Penguatan Fungsi Pengawasan Koperasi


 Penguatan dukungan regulasi melalui regrouping regulasi terkait pengawasan
Koperasi menjadi 1 (satu) Permenkop dan UKM tentang Pengawasan Koperasi
(Permenkop dan UKM No. 9 Tahun 2020).
 Pelaksanaan pengawasan dengan pendekatan berbasis risiko.
 Digitalisasi dalam database dan aplikasi yang terintegrasi dengan Big Data
Kementerian Koperasi dan UKM.
Strategi Pengawasan Koperasi
Meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait lainnya

OTORITAS JASA KOMISI PENGAWAS PUSAT PELAPORAN ANALISIS KEPOLISIAN RI


KEUANGAN PERSAINGAN USAHA TRANSAKSI KEUANGAN

Sebagai Anggota Tim  Anggota komite TPPU – Penguatan Pengawasan


Membentuk Satgas
Waspada Investasi dg 13 TPPT melalui koordinasi
Pengawas Kemitraan Pusat  Pelaksanaan Joint Audit
K/L terkait lainnya Prov/Kab/Kota  Pelatihan bagi aparat
pusat dan daerah, serta
pengawas dan pengurus
Koperasi
TERIMA KASIH
Mendorong tumbuh kembangnya koperasi sehat dan
terpercaya sebagai salah satu pilar perekonomian na-
sional
KemenkopUKM @KemenkopUKM KemenkopUKM @KemenkopUKM

Anda mungkin juga menyukai