Anda di halaman 1dari 35

Modul - 3

Audit Kepatuhan Koperasi


( Compliance Audit )
Fasilitator :
TAUFIK
Fasilitator Koperasi Deputi Perkoperasian Kementrian Koperasi UKM RI
HIDAYAT
Fasilitator Koperasi dan UKM Dinas Koperasi UKM Kota Bekasi Jawa
Barat
Fasilitator dan Asesor Sertifikasi Kompetensi Lembaga Sertifikasi Profesi
Perkoperasian Indonesia (LSPPI)
Dosen Kemendikbud RI pada Kampus STIE Tri Bhakti Bekasi
Kantor Akuntan Publik Jamaludin Ishak & Rekan
Dewan Standarisasi Kompetensi Asosiasi Profesi Perkoperasian Indonesia
(APPI) DPP Jakarta

rtaufikh9@gmail.com

0813-9052-4290, 0816-532-805
DASAR HUKUM
1. Undang-undang No.25/1992 tentang Perkoperasian
2. Peraturan Pemerintah No.9/1995 tentang Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
3. Peraturan Pemerintah No.33/1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi
4. Peraturan Menteri Koperasi No.10/2015 tentang Kelembagaan Koperasi
5. Peraturan Menteri Koperasi No.12/2015 tentang Akuntansi Koperasi Sektor
Riil
6. Peraturan Menteri Koperasi No.13/2015 tentang Akuntansi Koperasi Simpan
Pinjam dan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi
7. Peraturan Menteri Koperasi No.14/2015 tentang Akuntansi Usaha Simpan
Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh Koperasi
8. Permenkop RI No.18 Tahun 2015 tentang Pendidikan Perkoperasian
9. Peraturan Menteri Koperasi No.15/2015 tentang Pelaksanaan Usaha
Simpan Pinjam oleh Koperasi
10. Peraturan Menteri Koperasi No.16/2015 tentang Pelaksanaan Usaha
Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh Koperasi 3
DASAR HUKUM
11. Peraturan Menteri Koperasi No.17/2015 tentang Pengawasan Koperasi
12. Peraturan Menteri Koperasi No.19/2015 tentang Rapat Anggota
Koperasi
13. Peraturan Deputi Pengawasan No.6/2016 tentang Penilaian Kesehatan
KSP/USP
14. Peraturan Deputi Pengawasan No.7/2016 tentang Penilaian Kesehatan
KSPPS/USPPS
15. Permenkop RI No.2 Tahun 2017 tentang Usaha Simpan Pinjam Koperasi
16. Permenkop RI No.6 Tahun 2017 tentang Pengguna Jasa KSP/USP
17. Peraturan Menteri Koperasi No.9/2020 tentang Pengawasan Koperasi
oleh Pemerintah (eksternal) dan oleh Koperasi (internal)
18. Peraturan Deputi Perkoperasian No.15/2021 tentang Penilaian
Kesehatan Koperasi oleh Pemerintah Pusat/Daerah (eksternal)
4
Compliance Audit

• Audit Kepatuhan (Compliance Audit), adalah audit untuk menguji


tingkat kepatuhan praktik terhadap kebijakan atau peraturan yang
berlaku
• Audit kepatuhan (compliance audit), berkaitan dengan kegiatan
memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah
kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan
persyaratan ketentuan, atau peraturan tertentu
Compliance Audit
• Temuan audit kepatuhan biasanya disampaikan pada seseorang di
dalam unit organisasi yang diaudit daripada disampaikan kepada
pihak-pihak diluar organisasi yang sifatnya lebih luas.
• Manajemen adalah pihak pertama dan utama yang menaruh
perhatian pada prosedur-prosedur dan peraturan yang berlaku.
Oleh karena itu, audit jenis ini sebagian besar dilaksanakan oleh
auditor internal organisasi.
Prosedur / Langkah-langkah Audit Kepatuhan
Tahap pertimbangan awal
Menentukan tujuan dan lingkup audit kepatuhan
Mempertimbangkan prinsip-prinsip etika sepert independensi dan obyektivitas;
Memastikan bahwa prosedur pengendalian kualitas telah ada.

Tahap perencanaan audit


menentukan pihak yang terlibat/terkait dan basis legal
mengidentifikasi tema pemeriksaan (subject matter) dan kriteria audit
memahami entitas dan lingkungan entitas
mengembangkan strategi dan rencana audit
memahami pengendalian internal
menentukan materialitas untuk keperluan perencanaan
merencanakan prosedur audit untuk memastikan keyakinan yang memadai.
Prosedur / Langkah-langkah Audit Kepatuhan
Tahap pelaksanaan audit dan pengumpulan bukti,
pengumpulan bukti melalui berbagai media atau alat
Secara terus-menerus memutakhirkan perencanaan dan penilaian risiko
Dokumentasi, komunikasi, dan pengendalian kualitas secara terus-menerus
Mempertimbangkan non-kepatuhan yang mungkin mengindikasikan adanya dugaan tindakan melawan
hukum.

Tahap evaluasi bukti dan perumusan simpulan


Evaluasi apakah bukti yang sesuai dan cukup telah diperoleh
Mempertimbangkan materialitas untuk keperluan pelaporan
Merumuskan simpulan
Memperoleh surat representasi tertulis jika diperlukan
Membahas kejadian setelah tanggal pelaporan jika diperlukan.

Tahap pelaporan
Penyiapan laporan
Memasukkan rekomendasi dan tangapan dari entitas secara tepat
menindaklanjuti laporan sebelumnya jika ada.
Compliance Audit
• Tujuan audit kepatuhan sudah tentu menentukan apakah klien telah mengikuti
prosedur, tatacara, serta peraturan yang dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi. 
• Bentuk laporan: ringkasan temuan tentang tingkat kepatuhan kegiatan terhadap
kriteria yang berlaku, saran/rekomendasi.
• Pengguna laporan: dewan komisaris, manajemen, pihak lain yang
berkepentingan.
• Audit ketaatan berfungsi menentukan sejauh mana peraturan, kebijakan,
hukum, perjanjian atau peraturan pemerintah dipatuhi oleh entitas yang sedang
di audit
• Objek Audit dari audit kepatuhan adalah bukti pelaksanaan kegiatan.
Dimanakah letak Dewan Pengawas Syariah
Dalam
Struktur Organisasi tersebut diatas…???
Landasan peraturan perundang-undangan yang
mengatur koperasi
• Undang undang perkoperasian
• Peraturan Pemerintah
• Peraturan Menteri
• Peraturan Daerah
• Undang undang dan peraturan yang terkait
Kebijakan organisasi dan manajemen KJK berdasarkan prinsip-prinsip perkoperasian
Siapakah yang harus memastikan pertanyaan² tersebut diatas
berjalan sebagaimana mestinya (sesuai dgn UU, Permen, Persus
Koperasi, dan SOP Koperasi…???
Kebijakan organisasi dan manajemen KJK berdasarkan prinsip-prinsip perkoperasian

 
A. Kebijakan organisasi dan manajemen
(dasar AD/ART, persus)

• Kebijakan tujuan mengenai visi dan misi dari koperasi.


• Kebijakan mengenai penerimaan anggota baru.
• Kebijakan mengenai pengunduran diri anggota.
• Kebijakan mengenai pengawasan terhadap kegiatan usaha
koperasi.
• Kebijakan mengenai pendidikan bagi anggota koperasi.
Kebijakan organisasi dan manajemen KJK berdasarkan prinsip-prinsip perkoperasian

Kebijakan lain yang terkait dengan peraturan-peraturan khusus yang dapat disusun
oleh pengurus atas dasar perundang-undangan dan peraturan yang terkait adalah :
• Kebijakan mengenai penerimaan karyawan KJK.
• Kebijakan mengenai pemberian upah/ gaji.
• Kebijakan mengenai pemutusan hubungan kerja.
• Kebijakan mengenai hak cuti.
• Kebijakan mengenai penghimpunan dana
• Kebijakan mengenai pemberian pinjaman.
• Kebijakan yang terkait dengan mitra usaha.
• Kebijakan yang terkait dengan operasional (SOM dan SOP)
• Kebijakan yang terkait dengan community social responsibility
• Kebijakan yang terkait dengan perencanaan strategis
• kebijakan yang terkait dengan sarana dan prasarana.
Kebijakan organisasi dan manajemen KJK berdasarkan prinsip-prinsip perkoperasian

1. Standart kelengkapan organisasi


1. Memiliki struktur organisasi
2. Memiliki kantor KJK
3. Memiliki bisnis plan (jangka pendek, menengah, panjang dan
rencana capaian target)
4. Memiliki sisdur kerja
5. Memiliki sisdur admin organisasi
6. Memiliki aturan tertulis mengenai monitoring dan evaluasi
7. Memiliki SPI
Kebijakan organisasi dan manajemen KJK berdasarkan prinsip-prinsip perkoperasian

Memiliki standart pengambilan keputusan


1. Berdasarksn pada landasan kerja
Bersama pengurus merumuskan:
 Syarat dan prosedur pinjaman
 Besarnya plafond pinjaman
 Menolak, menangguhkan atao mengabulkan pinjaman sesuai plafond yg
ditetapkan
 Memanfaat kan dana idle ke investasi tertentu Harus dg persetujuan RA
 Menentukan plafond pinjaman
 Pembagian shu
 Menentukan besarnya dana tambahan
4. Standart pengelolaan KJK
• Memiliki akhlak dan moral yang baik.
• Mempunyai keahlian di bidang keuangan atau pernah mengikuti diklat KJK
berbasis kompetensi.
• Mempunyai kemampuan dalam kepemimpinan.
5. Standart Pengelolaan Harta Kekayaan KJK
ika ternyata dalam Rapat Anggota setuju kegiatan usaha KJK perlu
dikembangkan, maka harta kekayaan KJK tersebut dapat dijadikan jaminan
hutang dengan dibebani hak tanggungan atau digadaikan sepanjang tidak akan
mengganggu tingkat kesehatan KJK.

skkni Juru Buku KJK


Siapakah yang harus memastikan Hal² tersebut diatas ada atau
jika sudah ada apakah berjalan sebagaimana mestinya (sesuai
dgn UU, Permen, Persus Koperasi, dan SOP Koperasi…???
Contoh temuan-temuan permasalahan koperasi…
1. Ada beberapa ditemukan Simpanan Anggota Koperasi
sejumlah Rp.200.000.000 ( total ) yang belum dicatat dan
belum dibuatkan akad (perjanjian) nya yang dalam hal ini
koperasi menjalankan 2 prinsip sekaligus yaitu syariah
dan konvensional…?

2. Ada beberapa ditemukan Pinjaman Anggota Koperasi


sejumlah Rp.350.000.000 (total) yang belum dicatat dan
belum dibuatkan akad (perjanjian) nya yang dalam hal ini
koperasi menjalankan 2 prinsip sekaligus yaitu syariah
dan konvensional…?
Sebagai pengawas koperasi termasuk didalamnya adalah Dewan Pengawas Syariah :
1. Siapa saja personal yang terlibat didalamnya…???
2. Identifikasikan kenapa masalah tsb diatas bisa terjadi …???
3.Bagaimana isi laporan pengawasannya (Audit Internal) dan apa isi saran perbaikannya…???
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai