KATA PENGANTAR
Apalagi dalam era bisnis pasca krisis moneter yang terjadi di Indonesia di
penghujung era 90-an telah terjadi perubahan yang mendasar dalam usaha dibidang
keuangan, yang meneguhkan pentingnya perubahan. Kondisi saat itu dan
dampaknya masih terasa hingga kini secara jelas mencerminkan perekonomian
Indonesia yang belum bangkit sepenuhnya, dan menggambarkan bahwa tak pelak
lagi menyikapi perubahan harus dengan langkah antisipatif. Kunci menghadapi masa
depan yang pasti harus dengan perencanaan yang strategis.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................1
Daftar Isi..................................................................................................................2
Standar Kompetensi...............................................................................................3
Pendahuluan ..........................................................................................................5
a. Peranan Perencanaan Strategis.........................................................................5
b. Pengertian Dalam Peranan Perencanaan Strategis .........................................6
Bab. I. Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Nilai-nilai Koperasi Jasa Keuangan . 7
1.1. Visi dan misi KJK ...............................................................................7
1.2. Tujuan Organisasi KJK........................................................................8
1.3. Nilai-nilai Koperasi Jasa Keuangan ....................................................9
STANDAR KOMPETENSI
Judul Unit : Menyusun Perencanaan Strategis
Kode Unit : KJK.SP01.006.01
Deskripsi Unit : Unit ini berhubungan dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja
yang dibutuhkan dalam menyusun perencanaan strategis pada Koperasi Jasa
Keuangan.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Merumuskan Visi, Misi, Tujuan 1.1. Visi dan misi dirumuskan.
dan Nilai-nilai Koperasi Jasa 1.2. Tujuan organisasi dirumuskan.
Keuangan 1.3. Nilai-nilai Koperasi Jasa Keuangan diidentifikasi dan
dirumuskan.
BATASAN VARIABEL :
1. Kontek variabel :
Unit ini berlaku untuk merumuskan, menganalisis, menetapkan, dan melaporkan hasil penyusunan
perencanaan strategis, yang digunakan untuk menyusun perencanaan strategis pada Koperasi Jasa
Keuangan.
2. Perlengkapan untuk menyusun perencanaan strategis pada Koperasi Jasa Keuangan, mencakup :
2.1 Himpunan peraturan.
2.2 Data kondisi internal dan eksternal.
2.3 Hasil penilaian tingkat kesehatan Koperasi Jasa Keuangan.
2.4 Alat tulis kantor.
3. Tugas pekerjaan untuk menyusun perencanaan strategis pada Koperasi Jasa Keuangan, meliputi :
3.1 Merumuskan visi, misi, tujuan dan nilai-nilai Koperasi Jasa Keuangan
3.2 Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal
3.3 Menetapkan perencanaan strategis.
3.4 Melaporkan hasil penyusunan perencanaan strategis
4. Peraturan untuk menyusun perencanaan strategis pada Koperasi Jasa Keuangan, adalah :
4.1 UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
4.2 PP No. 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.
4.3 PP No. 33 Tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi.
Judul Modul : Menyusun Perencanaan Strategis Koperasi Jasa Halaman: 3 dari 48
Keuangan
Buku Informasi Versi : 10/8/2021
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Keuangan, Sub Sektor Perantara Keuangan, Profesi Kepala KJK.SP01.006.01
Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK)
4.4 Keputusan Menteri Koperasi dan PKM No. 351/Kep/M/XII/1998 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.
4.5 Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.
96/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi
Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi.
4.6 Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No.
91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa
Keuangan Syariah.
4.7 Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI.
4.8 Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan peraturan khusus lain yang berlaku di
masing-masing Koperasi Jasa Keuangan.
PANDUAN PENILAIAN :
1. Penjelasan prosedur penilaian :
Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya yang
mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit kompetensi yang
terkait :
1.1 KJK.SP01.002.01 : Melakukan Prinsip-prinsip Pengelolaan Organisasi dan Manajemen
Koperasi Jasa Keuangan.
1.2 KJK.SP01.003.01 : Melakukan Prinsip-prinsip Pengelolaan Organisasi dan Manajemen
Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
2. Kondisi penilaian :
2.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan perumusan, penganalisaan,
penetapan, dan pelaporan hasil penyusunan perencanaan strategis.
2.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara : lisan, tertulis, demonstrasi/praktek, dan simulasi di
workshop dan atau di tempat kerja.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan :
Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut :
3.1 Manajemen.
3.2 Strategic planning.
3.3 Ekonomi makro dan mikro.
3.4 Industri jasa keuangan.
3.5 Teori pengambilan keputusan.
4. Keterampilan yang dibutuhkan :
Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut :
4.1 Melakukan analisis SWOT.
4.2 Menggunakan metode peramalan statistik.
4.3 Melakukan analisis keuangan.
4.4 Menyusun proposal.
5. Aspek Kritis :
Aspek kritis yang merupakan kondisi kerja untuk diperhatikan dalam mendukung unit
kompetensi ini, sebagai berikut :
.1 Perubahan lingkungan bisnis.
.2 Past Performance Koperasi Jasa Keuangan.
KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT TINGKAT
PENDAHULUAN
BAB I
MERUMUSKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN NILAI-NILAI KOPERASI JASA
KEUANGAN
Sampai saat ini belum ada mesin yang lebih kuat dalam mengemudikan
sebuah organisasi menuju keberhasilan yang sempurna dan berjangka
panjang daripada suatu visi masa depan yang menarik, bernilai, dan dapat
dicapai serta diterima banyak pihak. Sehingga Visi dapat diartikan :
1. Adalah pencipta energi terkuat yang menjadikan organisasi unggul dan
berhasil dalam jangka panjang.
2. Merupakan aspirasi bersama yang memiliki daya tarik yang sangat kuat.
3. Gambaran yang jelas tentang masa depan dan menimbulkan tantangan
untuk maju.
4. Berdaya imajinasi yang kuat tetapi realistis untuk dicapai dalam jangka
panjang.
5. Membentuk standar yang prima.
6. Tahan uji tetapi tidak kaku.
7. Terfokus pada suatu titik pusat dimasa depan.
8. Menjadi panduan yang memberi kebebasan terarah.
9. Berorientasi pada masa depan tetapi menghargai masa lalu.
Misi adalah pernyataan yang menegaskan tujuan perusahaan. Pernyataan Misi
yang baik harus memiliki karakteristik : berorientasi pasar, realistis, spesifik,
sesuai lingkungan pasar, kompetensi keunggulan, dan memberikan motivasi
jajaran KSP/USP-Koperasi sehingga misi dapat diartikan :
• Pernyataan yang menegaskan tujuan perusahaan.
• Apa yang ingin dicapai perusahaan dalam lingkungan yang lebih luas.
Misi lebih ditekankan kepada apa yang harus diemban atau dipegang sebagai
patokan strategis dan operasional yang perlu dilakukan oleh pihak manajemen
Koperasi Jasa Keuangan untuk mencapai visinya. Misi dari KJK berbentuk USP
Koperasi merupakan turunan dari misi Koperasinya.
Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh koperasi agar tujuan
organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi
tersebut diharapkan berbagai pihak yang berkepentingan dapat mengenal
koperasi tersebut, mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang
akan diperoleh dimasa mendatang.
Perumusan visi dan misi berkaitan dengan nilai-nilai yang dianut dan harapan,
atau “mandat" dari stakeholder kuncinya. Data dan informasi yang diperoleh
dikelompokkan untuk masing-masing stakeholder. Data dan informasi tersebut
dipilah, mana yang sama, hampir sama, tidak sama. Data dan informasi yang
tidak relevan dipisahkan. Data dan informasi ini kemudian digabung menjadi
aspirasi masing-masing kelompok, dan kemudian digabung menjadi visi dan misi
bersama. Hasil visi dan misi bersama ini kemudian dipertajam lagi, dan
diserahkan kepada manajemen untuk dikonsultasikan dengan Pengurus dan
Rapat Anggota.
Perumusan Visi
Langkah I: Mengubah Visi Perorangan Menjadi Visi Bersama
Ungkapan Ungkapan
Visi_1 Visi_2
Visi
Bersama
Ungkapan Ungkapan
Visi_4 Visi_3
Visi Bersama
Perumusan Misi.
Langkah I: Mengubah Misi Perorangan Menjadi Visi Bersama
Misi
Organisasi
Misi
Organisasi
Ungkapan Misi 4 Ungkapan Misi 3
KJK harus menjaga KJK hendaknya dapat
komitmennya kepada para menggantikan peran para
anggotanya walaupun KJK rentenir yang sekalipun
harus mengeluarkan biaya membebani anggota dengan
tambahan untuk ini bunga yang tinggi tetapi dapat
memberikan pinjaman dengan
mudah pada saat yang
dibutuhkan
Penetapan Visi dan Misi adalah tahapan yang sangat penting dari perencanaan
jangka panjang yang bersifat strategik seperti corporate planning. Visi
memberikan arahan yang menyeluruh bagi KJK. Di samping memiliki visi yang
jelas, setiap KJK juga sangat perlu mendefinisikan misi, atau alasan keberadaan
dari KJK tersebut. Begitu pentingnya misi KJK ini didefinisikan dengan jelas dan
tepat, sehingga pakar manajemen terkemuka Peter Drucker tidak ragu-ragu
untuk mengatakan bahwa “suatu bisnis tidak ditentukan oleh nama, peraturan
atau anggaran rumah tangganya. Bisnis ditentukan oleh misi bisnisnya. Hanya
misi dan tujuan KJK yang ditetapkan dengan jelas memungkinkan ditetapkannya
sasaran yang jelas dan realistis.”
Merumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Nilai-nilai Organisasi KJK, Koperasi Jasa
Keuangan dapat mengembangkan visi berdasarkan pengalaman yang telah ada,
menampung berbagai informasi yang bermanfaat bagi pihak manajemen
Koperasi Jasa Keuangan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
BAB II
MELAKUKAN ANALISIS LINGKUNGAN
Dukungan Stakeholders
Tingkat pinjaman/pembiayaan permintaan tinggi
Kemitraan yang kondusif
Masyarakat /pengusaha binaan yang handal
b. Tantangan dapat didefinisikan sebagai berikut:
Terbatasnya akses pembiayaan dan informasi bisnis
Keterbatasan daerah operasional
Tingginya persaingan.
Jelaslah angka-angka dari sumber pemerintah yang terinci merupakan yang terbaik
untuk dikutip dan ini mencakup badan-badan perdagangan internasional, yang
mungkin juga mempublikasikan angka-angka.
Analisis time series memakai observasi yang telah dicatat selama waktu
tertentu dalam situasi tertentu, misalnya tingkat bunga tabungan dengan
jumlah dana yang dapat dihimpun pada sebuah KJK. Dengan hipotesis bahwa
Y adalah suatu fungsi dari X atau variabel X dan dengan telah mendapatkan data
tentang variabel-variabel ini, kemudian ditentukan bentuk ketergantungan variabel
Y terhadap variabel-variabel X. Analisis regresi menuntut bahwa ketergantungan
dinyatakan dalam bentuk yang linier :
ancaman terhadap usaha KJK dimasa yang akan datang, dengan melakukan
analisis SWOT dapat dilakukan positioning KJK.
Sasaran akan efektif, jika sasaran memiliki sifat spesifik, dapat dinilai, dapat
diukur, menantang namun dapat dicapai, berorientasi pada hasil, dan dapat dicapai
dalam jangka waktu satu tahun atau berlaku pada masa sekarang
menjadi lebih tinggi, atau kedua masalah ini terjadi sekaligus. Biasanya yang
terbaik adalah mulai memperkirakan kejatuhan penjualan apa yang membawa
proyek ke titik impas.
Proses strategi secara garis besar terbagi atas dua tahap yaitu pembentukan
strategi dan implementasi strategi. Pada pengawasan strategi hal itu dipakai baik
dalam pembentukan maupun implementasi strategi. Hal ini disebabkan pada
pengawasan strategik dirancang untuk memantau beragam pristiwa di dalam dan
di luar peusahaan yang mungkin akan mempengaruhi jalannya strategi dimulai dari
analisis lingkungan eksternal dan internal. Dengan demikian, pengwasan strategik
perlu dilakukan dalam tahap ini. Setelah itu dalam impelemntasi harus terus
dilakukan pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa yang akan mempengaruhi
implementasi strategik, dalam rangka antisipasi terhadap trend perubahan.
geografis, jenis teknologi, cara dan nilai-nilai yang dianut dalam pengelolaan dan
apresiasi terhadap karyawan.
Kalau pengertian misi seperti di atas ini dipegang, penetapan visi terlebih dulu juga
tidak terlalu menjadi masalah. Mengulangi kembali apa yang dikemukakan pakar
manajemen Peter Drucker “hanya misi dan tujuan organisasi yang ditetapkan
dengan jelas yang memungkinkan ditetapkannya sasaran yang jelas dan realistis”
Perubahan lingkungan harus menjadi bahan pertimbangan yang utama dalam
penetapan maksud dan tujuan organisasi KJK.
BAB III
MENETAPKAN PERENCANAAN STRATEGIS
Judul Modul : Menyusun Perencanaan Strategis Koperasi Jasa Halaman: 23 dari 48
Keuangan
Buku Informasi Versi : 10/8/2021
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Keuangan, Sub Sektor Perantara Keuangan, Profesi Kepala KJK.SP01.006.01
Cabang/Manajer Koperasi Jasa Keuangan (KJK)
Indikator kinerja dalam perencanaan strategis dari KJK yang meliputi input, proses,
output, outcome, benefit dan dampaknya dengan cara menganalisis laporan
keuangan KJK baik secara vertical maupun horizontal. Analisis secara vertical
dengan cara membandingkan komponen-komponen yang terdapat dalam neraca
dan daftar perhitungan SHU dengan aset atau volume usaha. Sedangkan analisis
horizontal dengan cara membandingkan dua periode laporan keuangan.
Komponen di atas sangat dipengaruhi oleh Industri jasa keuangan.
Posisi keuangan mikro dalam tataran wacana dan kebijakan masih marjinal meski
sebenarnya keuangan mikro memiliki sejarah yang amat panjang bahkan secara
internasional Indonesia dikenal sebagai salah satu negara perintis keuangan mikro.
Pada beberapa tahun terakhir wacana keuangan mikro diangkat mengikuti
perhatian yang juga semakin besar untuk mencari pendekatan alternatif untuk
menanggulangi kemiskinan, mengatasi pengangguran dan kesenjangan serta
memberdayakan ekonomi rakyat yang peran strategisnya semakin diakui. Saat ini
terdapat 13.800 unit keuangan mikro formal dengan perputaran pembiayaan dan
LKM di Indonesia terdiri dari berbagai bentuk yang sangat beragam dan variasi
bentuknya yang besar menyebabkan Indonesia dikenal sebagai salah satu sumber
LKM dunia. Secara umum ragam jenis LKM yang ada dapat dikategorisasikan
sebagai berikut :
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Pada akhir tahun 2000 terdapat 2419 BPR yang umumnya terletak di P. Jawa.
BPR relatif bagus dalam penyaluran kredit yang mencapai Rp. 3,6 trilyun akan
tetapi tidak begitu baik dalam mobilisasi simpanan yang hanya sebesar Rp. 3.1
trilyun. Aset masing-masing BPR rata-rata mencapai 2 milyar dan legalitasnya
diperoleh dari UU Perbankan.
BRI Unit Desa
Sampai dengan pertengahan tahun 2000 terdapat sekitar 3700 unit BRI Unit
Desa dengan total pinjaman lebih dari Rp. 6,7 trilyun. BRI Unit Desa merupakan
”LKM” yang paling dikenal di luar negeri meskipun kinerjanya yang hanya
mampu menyalurkan 37% dana yang dihimpunnya banyak mengundang kritik.
Koperasi
Merupakan catatan, saat ini masih terdapat 3700 Koperasi Unit Desa (KUD)
yang beroperasi pelayanan keuangan mikro juga dilakukan oleh sekitar 1097
unit koperasi simpan pinjam (KSP) dengan total kredit mencapai lebih dari Rp.
530 milyar dan simpanan lebih dari Rp. 1,3 milyar dengan jumlah masyarakat
yang dilayani lebih dari 650.000 orang. Selain itu, sekitar 35.000 Unit Simpan
Pinjam dari koperasi telah melayani lebih dari 10.000 orang dengan total kredit
yang disalurkan mencapai Rp. 3,6 milyar dan tabungan Rp.1,1 milyar.
Koperasi Kredit (baca: Credit Union)
Sebenarnya tidak terlalu tepat meletakkan credit union dibawah judul koperasi
kredit karena meskipun banyak credit union berubah menjadi koperasi kredit,
sebagian tetap dalam bentuknya semula yang dalam operasionalnya terdapat
ciri-ciri yang amat kuat dari koperasi. Sampai tahun 1998 credit union atau lebih
tepat dikatakan koperasi kredit tidak diberi ruang hidup yang cukup oleh
pemerintah pada saat pemerintah menetapkan hanya KUD yang dapat
beroperasi sebagai koperasi diwilayah pedesaan. Meski demikian koperasi
kredit terus berkembang dan sampai akhir tahun 1999 terdapat sebanyak 1105
koperasi kredit dengan aset mencapai Rp. 185 milyar dan simpanan rata-rata
mencapai Rp. 106 juta.
Lembaga Dana dan Kredit Pedesaan (LDKP)
LDKP merupakan nama lain dari LKM non-bank yang didirikan oleh pemerintah
di tingkat propinsi sejak tahun 1970. Semua LDKP didirikan di bawah peraturan
daerah dan diawasi oleh Bank Edisi IV Maret 2005, Media Informasi Bank
Perkreditan Rakyat, Pembangunan Daerah (BPD) di propinsi yang
bersangkutan. Saat ini terdapat 2.272 unit LDKP dengan aset rata-rata Rp. 304
juta sementara total kredit mencapai Rp. 358 milyar dan total simpanan Rp. 334
milyar.
Badan Kredit Desa (BKD)
BKD merupakan LKM nonbank tertua di Indonesia, kebanyakan dari mereka
didirikan sekitar tahun 30-40 an dengan beberapa bahkan berdiri sebelum
tahun 1900. BKD terutama beroperasi di Jawa Tengah dan Jawa imur dengan
supervisi dari BRI. Saat ini terdapat 5345 BKD dengan total aset mencapai Rp.
257 milyar atau sekitar Rp. 56 juta per BKD. Total simpanan yang berhasil
dihimpun BKD sekitar Rp. 24 milyar dan total kredit mencapai lebih dari Rp. 147
milyar.
Lembaga Ekonomi Produktif Masyarakat (LEPM)
Terdapat sekitar 2000 LEPM yang masing-masing memiliki anggota sekitar 50
orang LEPM berfungsi untuk menyalurkan kredit kepada anggotanya dan rata-
rata memiliki aset kurang dari Rp. 50 juta.
Unit Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UEDSP)
Saat ini tersebar sekitar 52.000 unit UEDSP yang pengembangannya
disponsori oleh Depdagri sejak tahun 1995 menindaklanjuti program IDT.
Lembaga ini resminya dimiliki desa dan mengelola sejumlah dana yang
disalurkan kepada mereka. Sampai dengan akhir tahun lalu total pinjaman
mencapai sekitar Rp. 116 milyar dengan rata-rata pinjaman sekitar Rp. 2,6 juta
per UEDSP.
Tempat Pelayanan Simpan Pinjam (TPSP)
Saat ini terdapat sekitar 1582 TPSP yang terdiri dari pos pelayanan tabungan
dan kredit di tingkat desa dibawah KUD. TPSP serupa dengan BKD dan pada
mulanya didirikan melalui inisiatif Bappenas dengan pemberian modal pinjaman
(April, 2000) sebanyak Rp. 37 milyar. Simpanan Wajib yang berhasil dihimpun
mencapai Rp. 8 juta disetiap TPSP.
Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Nelayan Kecil (P4K)
Proyek ini dikembangkan oleh Deptan dengan bantuan dari IFAD dan sampai
bulan Mei 2000 telah berhasil mengembangkan 25.000 kelompok dengan total
pinjaman mencapai Rp. 50 milyar dan jumlah simpanan rata-rata di tiap
kelompok mencapai Rp. 250.000. Rencananya kelompok-kelompok yang ada
akan didorong untuk menjadi BPR atau koperasi.
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)
Program yang dimiliki oleh BKKBN ini mungkin merupakan program yang paling
masif dan memiliki proses pendataan yang relatif rapi. Sampai dengan akhir
tahun 2000 telah dikembangkan sebanyak 550.000 kelompok UPPKS yang
meliputi sekitar 13 juta keluarga. Keseluruhan kelompok tersebut memperoleh
pinjaman lebih dari Rp. 500 milyar yang dilaksanakan melalui BNI dan Pos
Indonesia.
Pegadaian
Beberapa waktu terakhir mulai disadari bahwa pegadaian sebenarnya juga
melaksanakan aktifitas keuangan mikro dan karenanya patut dimasukkan ke
dalam kategorisasi LKM. Sampai dengan akhir tahun 2000 terdapat 685 kantor
pegadaian yang memberikan pinjaman sebesar Rp. 793 milyar.
1. Analisa Likuiditas :
Aktiva Lancar
- Current Ratio : -------------------------- X 100 %
Kewajiban Lancar
2. Analisa Solvabilitas :
Strategi operasi. Pernyataan detail dari apa-apa saja yang akan digunakan untuk
mencapai sasaran pada tahun kemudian.
Kebijakan. Keputusan yang memandu pemikiran, keputusan dan tindakan
manajerial dalam implementasi strategi.
Institusionalisasi strategi. Memperkenalkan strategi pada aktivitas harian
perusahaan.
Pengendalian dan evaluasi.
3.2 Perumusan Perencanaan Strategis
PERENCANAAN STRATEGIS
KJK “HARTA TERIKAT”
b. Kekuatan Intern
Tenaga analis pinjaman cukup tersedia
Keadaan logistik cukup memadai
Memiliki produk unggulan (tabungan fleksible)
Memiliki SIM (System Informasi Managemenyang cukup convertible
c. Kelemahan Intern
Tenaga Administrasi masih kurang
Kegiatan penelitian dan pengembangan produk rendah
Sistem karir perlu dibenahi
V. Analisis Ekstrenal
a. Faktor persaingan
Persaingan sesama KJK meningkat
Munculnya KJK-KJK baru
b. Faktor lingkungan
Sumber dana luar semakin tinggi biayanya
Sektor belum bergerak sepenuhnya
Keadaan sosial mendukung KJK
VI. Strategi
a. Penyaluran Pinjaman
Kelemahan yang lain adalah perencanaan itu bersifat ritual yang dilaksanakan
umumnya satu tahun sekali, sehingga jika ada perubahan di satu saat maka
perencanaan tersebut sudah tidak sesuai dengan situasi kondisi yang ada.
Berdasarkan uraian di atas perlu adanya skala prioritas, dimana Program adalah
kumpulan kegiatan-kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang dilaksanakan oleh
koperasi dalam rangka bekerjasama dengan masyarakat guna mencapai sasaran
dan tujuan Koperasi Jasa Keuangan yang telah ditetapkan.
Kegiatan adalah tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh
Koperasi Jasa Keuangan dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk
mencapai sasaran dan tujuan tertentu sesuai dengan kebijaksanaan dan program
yang telah ditetapkan. Dalam menentukan skala prioritas kita dapat menggunakan
hirarki dalam menetapkan tujuan dan sasaran KJK, atau didukung dengan analisis
SWOT.
Visi, misi dan ukuran keberhasilan yang ditetapkan dan disepakati perlu
dikomunikasikan kepada segenap stakeholder utama termasuk segenap lapisan
karyawan serta dicetak dan ditempelkan ditempat-tempat strategis agar selalu
diingat dan dijadikan motivasi bagi seluruh unsur KJK agar memberikan yang
terbaik bagi KJK.
atau pembaruan. Rencana harus fleksibel, baik untuk membangun rumah atau
organisasi. Evaluasi merupakan unsur mutlak dari sebuah rencana.
UKURAN KEBERHASILAN
Perspektif Ukuran
Keuangan/Pemilik Meningkatnya SHU
Meningkatnya penghimpunan dana
Meningkatnya penyaluran pinjaman
Pengguna Jasa Meningkatnya kepuasan dan loyalitas
Proses Usaha Meningkatnya efisiensi manajemen
operasi
Meningkatnya efektivitas dan inovasi
manajemen pelanggan
Pembelajaran dan Meningkatnya profesionalisme dan loyalitas
Pertumbuhan SDM pengelola.
Memperbaiki Perencanaan Startegi. Untuk membuat visi, Misi, Tujuan dan Nilai-
nilai Koperasi Jasa Keuangan berhasil dengan baik sesuai dengan yang digariskan
/ ditetapkan perlu dilakukan analisis lingkungan. Mengapa ? Karena banyak
komponen dari lingkungan internal dan eksternal yang bisa mendukung kinerja
Koperasi Jasa Keuangan mencapai sasaran atau bahkan sebaliknya membuat
kinerja Koperasi Jasa Keuangan menurun / tidak mencapai sasaran.
implementasi sesuai dengan rencana strategi yang sudah ditetapkan atau tidak.
Dalam pengendalian implementasi KJK membuat standar kinerja yang didasarkan
pada anggaran, jadual atau faktor penentu keberhasilan seperti produktivitas,
moral pengelola, pertumbuhan pasar, dan lain sebagainya. Setelah itu mengukur
kinerja aktual kemajuan saat ini yang diharapkan dengan yang seharusnya.
Sesudah itu mengidentiifikasi penyimpangan dari standar, selanjutnya melakukan
tindakan perbaikan.
Sosialisasi Sistim Monitoring dan Evaluasi. Agar rencana strategis dari KJK
tercapai, maka sistem monitoring dan evaluasi program harus ditetapkan.
Disamping itu, selain kegiatan-kegiatan strategis diusahakan berkesinambungan
yang difokuskan pada keunggulan bersaing untuk mencapai kompetensi inti KJK.
Pengembangan kompetisi inti akan menciptakan pasar tidak sempurna yang
menghasilkan profit lestari (dalam teori ekonomi profit lestari hanya terjadi apabila
KJK berada pada pasar bersaing tidak sempurna).
1. Pelembagaan monitoring dan evaluasi menjadi kegiatan yang rutin (tetap) dan
menjadi sumber koresponden.
2. Menyediakan petunjuk teknis dan sumber lain untuk monitoring dan evaluasi.
kegiatan tertentu dan terkait dengan promosi KJK itu sendiri, sehingga akan
menambah kepercayaan masyarakat kepada KJK.
Identifikasi kesalahan
kemampuan software untuk memberikan data yang dibutuhkan
kemampuan staf dalam menggunakan software
6. Kembangkan dan ujicoba petunjuk penggunaan software
7. Desain program pelatihan penggunaan software pada staf
BAB IV
MELAPORKAN HASIL PENYUSUNAN PERENCANAAN STRATEGIS
1) Pelaporan
Teknik Pelaporan Menyusun Perencanaan Strategis. Manajer KJK
mendiskusikan dengan para kepala bagian mengenai Hasil penyusunan
perencanaan strategis, maka manajer atau pengelola KJK menuangkannya
dalam form perencanaan strategis, untuk mempermudah dalam
mengantisifikasi kegiatan penyusunan perencanaan strategis, manajer KJK
perlu menyiapkan format laporan penyusunan perencanaan strategis.
Jenis Laporan dapat dibagi menjadi beberapa macam, berikut ini akan diuraikan
sebagai berikut :
a. Laporan menurut isinya :
• Laporan Informatif
• Laporan Rekomendasi
• Laporan Analitis
• Laporan pertanggungjawaban
• Laporan Kelayakan
b. Laporan menurut bentuknya :
• Laporan berbentuk Memo
• Laporan berbentuk Surat
• Laporan berbentuk Naskah
Laporan harus faktual, didukung oleh data dan fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan
2) Penyusunan Laporan
Perencanaan Strategis
Nama KJK
Alamat
Visi
Misi
Tujuan
Internal Lingkungan
ANALISIS Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
1. Organisasi
2. Sumber Daya Manusia
3. Sarana dan Prasarana
4. Keuangan
5. Produk
6. Pemasaran
7. Lainnya
Strategi Pengembangan
Usaha
Biaya Indikator
PROGRAM KERJA Tujuan Jadual (Rp.000) Keberha
silan
1. Organisasi
2. Pengembangan Produk
3. dll
PROYEKSI HASIL DARI
PROGRAM KERJA