KATA PENGANTAR
Motivasi sebagai suatu yang penting (urgen) karena peran pemimpin itu sendiri
kaitannya dengan bawahan. Setiap pemimpin tidak boleh tidak harus bekerja
bersama-sama dan melalui orang lain atau bawahan, untuk itu diperlukan
kemampuan memberikan motivasi kepada bawahan. Motivasi sebagai suatu yang
sulit (puzzling subject), karena motivasi sendiri tidak bisa diamati dan diukur
secara pasti. Dan untuk mengamati dan mengukur motivasi berarti harus
mengkaji lebih jauh perilaku bawahan. Disamping itu juga disebabkan adanya
teori motivasi yang berbeda satu sama lain.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................1
Daftar Isi..................................................................................................................2
Standar Kompetensi...............................................................................................3
Pendahuluan...........................................................................................................5
a. Urgensi Motivasi..................................................................................................5
b. Pengertian Dalam Motivasi.................................................................................5
STANDAR KOMPETENSI
BATASAN VARIABEL :
1. Kontek variabel :
Unit ini berlaku untuk menyiapkan, menerapkan dan mengevaluasi motivasi
yang digunakan untuk memberikan motivasi.
2. Perlengkapan untuk memberikan motivasi, mencakup :
2.1 Alat tulis kantor
3. Tugas pekerjaan untuk memberikan motivasi, meliputi :
3.1 Menyiapkan tindakan motivasi
3.2 Menerapkan motivasi
3.3 Mengevaluasi penerapan motivasi
4. Peraturan untuk memberikan motivasi adalah :
4.1 Surat Keputusan Pimpinan unit-unit organisasi
PANDUAN PENILAIAN :
1. Penjelasan prosedur penilaian :
Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai
sebelumnya yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini
dengan unit-unit kompetensi yang terkait :
1.1 KJK.SP01.004.01 : Melakukan Komunikasi
1.2 KJK.SP01.005.01 : Melaksanakan Prinsip-prinsip Manajemen SDM
2. Kondisi Penilaian :
KOMPETENSI KUNCI
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT TINGKAT
1. Mengumpulkan, mengorganisasi dan menganalisa 2
informasi
2. Mengkomunikasikan ide-ide dan menginformasikan 2
3. Merencanakan dan mengorganisir kegiatan 3
4. Bekerjasama dengan orang lain dan berkelompok 3
5. Menggunakan ide serta tehnik matematika 1
6. Memecahkan masalah 3
7. Menggunakan teknologi 2
PENDAHULUAN
a. Urgensi Motivasi
Suatu organisasi dapat berjalan efektif apabila fungsi-fungsi manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan pengawasan yang ada didalamnya
berfungsi dengan baik, serta unsur-unsur penunjangnya tersedia dan memenuhi
persyaratan. Salah satu unsur terpenting yang dapat mendukung jalannya
perusahaan adalah sumber daya manusia (karyawan). Sumber daya manusia
mempunyai peran penting dalam menentukan keberhasilan KJK. Salah satu
permasalahan penting yang dihadapi oleh para manajer adalah bagaimana
dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawannya sehingga dapat
mendukung keberhasilan pencapaian tujuan. Manajer yang baik adalah yang
mampu menciptakan suatu kondisi sehingga orang secara individu atau kelompok
dapat bekerja dan mencapai produktivitas kerja yang tinggi.
Jadi karyawan yang terdorong secara intrinsik akan menyenangi pekerjaan yang
memungkinkannya menggunakan kreaktivitas dan inovasinya, bekerja
dengan tingkat otonomi yang tinggi dan tidak perlu diawasi dengan ketat.
Kepuasan di sini tidak terutama dikaitkan dengan perolehan hal-hal yang bersifat
materi. Sebaliknya, mereka yang lebih terdorong oleh faktor-faktor ekstrinsik
cenderung melihat kepada apa yang diberikan oleh KJK kepada mereka dan
kinerjanya diarahkan kepada perolehan hal-hal yang diinginkannya dari
KJK. Motivasi yang efektif akan membantu peningkatan produktivitas
pekerja melalui penyelenggaraan kerja yang baik, pemberian petunjuk-
petunjuk yang nyata sesuai standar kerja, dan perlengkapan pembekalan
yang memadai serta dukungan-dukungan lainnya. Sehingga manajer KJK
perlu memiliki kompetensi dalam pemberian motivasi terhadap bawahannya.
BAB I
MENYIAPKAN TINDAKAN MOTIVASI
Kebutuhan fisik adalah kebutuhan yang paling dasar yaitu kebutuhan yang
berhubungan dengan biologis seperti makanan, minuman, pakaian dan
papan tempat berteduh. Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan atas
perlindungan dari gangguan fihak lain baik yang berasal dari manusia lain
maupun dari makhluk lain seperti binatang buas dan sebagainya.
Pemenuhan kebutuhan ini dapat berupa pemilikan alat-alat perlindungan,
alat pertahanan diri, persenjataan, alat tanda bahaya, dan sebagainya.
Kebutuhan rasa aman akan muncul setelah kebutuhan fisik terpenuhi.
Setelah kebutuhan urutan kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman terpenuhi
maka akan muncul kebutuhan urutan ketiga yaitu kebutuhan sosial.
Kebutuhan sosial adalah berupa kebutuhan untuk bergaul dengan manusia
lain atau anggota masyarakat yang lain. Kebutuhan ini dapat berupa
memberi dan menerima rasa cinta kasih, rasa diterima dalam kelompok, rasa
membutuhkan dan dibutuhkan, rasa berteman atau bekerja sama. Apabila
kebutuhan urutan ketiga ini telah terpenuhi maka akan muncul kebutuhan
berikutnya yaitu kebutuhan akan penghargaan diri (harga diri). Kebutuhan ini
dapat berupa tuntutan atau keinginan untuk dianggap sebagai pimpinan
yang baik, sekretaris yang baik, dosen yang rajin, karyawan yang
berprestasi, mahasiswa teladan dan sebagainya.
Kebutuhan pada urutan terakhir adalah kebutuhan atas aktualisasi diri yaitu
suatu kebutuhan untuk menunjukkan kepribadian khusus seseorang, dengan
mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Kebutuhan ini dapat
berupa keinginan seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang dapat diakui
oleh umum bahwa hasil karyanya sangat baik dan bermanfaat bagi
masyarakat atau orang lain. Dari beberapa urutan kebutuhan manusia
tersebut di atas apabila kebutuhan yang paling dasar sudah terpenuhi maka
kebutuhan tingkat berikutnya menjadi dominan dan kebutuhan yang lain
akan menjadi kurang dominan atau pada hierarkhi yang rendah.
tanggung jawab. Di pihak lain pada diri pekerja juga terdapat rasa ketidak-
puasan yang disebut faktor kesehatan (higiene factor). Hygiene factor
berupa pengaruh lingkungan kerja, yaitu antara lain berupa hubungan
dengan supervisor, hubungan dengan teman kerja, rasa tidak aman dalam
bekerja, kondisi kerja, status pekerjaan atau jabatan, serta gaji yang cukup.
Tersedianya faktor kesehatan berarti terciptanya lingkungan kerja yang sehat
baik sehat fisik maupun sehat mental (Gitosudarmo, 1986: 82).
Kedua faktor yaitu satisfier factor dan hygiene factor harus tersedia atau
disediakan oleh manajer sehingga terjadi dorongan untuk bekerja bersama
secara efektif dan efisien. Implikasi teori ini bahwa seorang pekerja
mempunyai dorongan untuk berkarya tidak sekedar mencari nafkah akan
tetapi sebagai wahana untuk memuaskan berbagai kepentingan dan
kebutuhannya, bagaimanapun kebutuhan itu dikategorisasikan (Siagian,
1995: 165).
Asumsi
Model Tradisional Model Hubungan Manusia Model Sumberdaya
1. Pekerjaan pasti tidak disukai 1. Orang ingin merasa 1. Orang ingin
oleh kebanyakan orang berguna dan penting memberikan kontribusi
2. Fokus pada imbalan dari pada 2. Orang ingin menjadi dan untuk mencapai
pekerjaan yang dikerjakan dihargai sebagai individu sasaran
2. Kebanyakan orang
bisa bekerja lebih
kreatif, mengarahkan
diri dan
mengendalikan diri
Kebijakan-kebijakan
Model Tradisional Model Hubungan Manusia Model Sumberdaya
1. Perlu pengawasan dan 1. Karyawan harus dibuat 1. Memberdayakan SDM
pengendalian yg ketat berguna dan penting yang ada
2. Pembagian pekerjaan harus 2. Informasi dari atas maupun 2. Ciptakan lingkungan
sampai detail dari bawah kerja agar semua SDM
3. Membuat prosedur operasi 3. Harus ada peluang agar dapat berkontribusi
standar yang rinci bawahan dapat 3. Harus didorong agar
mengarahkan dan SDM dapat
mengendalikan dirinya berpartisipasi penuh
(untuk kegiatan rutin)
Harapan
Model Tradisional Model Hubungan Manusia Model Sumberdaya
1. Orang akan tetap bekerja kalau 1. Berbagi informasi dengan 1. Memperluas peran
imbalannya menguntungkan bawahan dan bawahan untuk
dan adil melibatkannya dalam perbaikan efisiensi
2. Tugas sederhana dan pengambilan keputusan operasional
dikendalikan dengan ketat, rutin 2. Kepuasan kerja
produksi meningkat 2. Perbaiki semangat kerja merupakan hasil
dengan mengurangi pemanfaatan
penolakan wewenang sepenuhnya SDM
formal
Semua orang dewasa memiliki daya yang terpendam untuk tertingkah laku
secara beraneka ragam. Bagaimana mereka bertingkah laku, itu tergantung
kepada :
a. Kekuatan atau “kesiapan” dari bermacam-macam motif yang ada pada
seseorang, dan
b. Karakteristik dari keadaan dan kesempatan.
BAB II
MENERAPKAN MOTIVASI
LOYALITAS LOYALITAS
PERUSAHAAN TENAGA KERJA
KEPADA TENAGA KEPADA
KERJA PERUSAHAAN
PENURUNAN LOYALITAS
77% 60%
SELAMA 5 TAHUN
LOYALITAS SAMA 1% 5%
Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan yang meliputi : harga diri internal
seperti menghormati diri sendiri, otonomi dan usaha untuk mencapai hasil.
Harga diri eksternal seperti status, pengakuan dan perhatian;
Kebutuhan aktualisasi/perwujudan diri, yaitu kebutuhan yang digambarkan
dengan dorongan untuk menjadi apa yang diinginkan seseorang, meliputi :
pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang dan pemenuhan kebutuhan
seseorang.
JOHARI WINDOW
GAYA ANTAR PRIBADI DAN KOMUNIKASI
BALIKAN
KURANG LEBIH
PENDEDAHAN
KURANG
DIKETAHUI TIDAK DIKETAHUI
OLEH DIRI OLEH DIRI SENDIRI
SENDIRI
Keterangan :
Arena : adalah wilayah yang paling efektif dalam
memperlancar hubungan antara pribadi dan
komunikasi, semakin besar wilayah ini semakin
efektif komunikasi.
Bidang gelap : adalah bidang yang menunjukkan jika informasi
yang relevan diketahui orang lain tetapi tidak
diketahui oleh diri sendiri, hal ini merupakan
rintangan bagi diri sendiri karena orang hampir
tidak memahami : perilaku, keputusan, dan
potensi yang orang lain. Hal ini berarti orang lain
mendapat keuntungan dengan mengetahui :
Persepsi, perasaannya, sedangkan diri sendiri
tidak mengetahuinya. Konsekuensinya adalah
yang dapat Anda jadikan Positive Motivator bagi karyawan Anda? Kalau
arah kegiatan karyawan menunjukkan arah yang benar kepada pencapaian
sasaran. Gunakan alat dan teknik motivasi sebagai berikut ini.
Motivasi atau dorongan kepada karyawan untuk bersedia bekerja sama demi
tercapainya tujuan bersama atau tujuan KJK ini terdapat dua macam yaitu:
a. Motivasi finansial yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan
imbalan finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut
Insentif;
b. Motivasi non finansial yaitu dorongan yang diwujudkan tidak dalam
bentuk finansial, akan tetapi berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan,
pendekatan manusiawi dan lain sebagainya
BAB III
MENGEVALUASI PENERAPAN MOTIVASI
Personal Scored. Tujuan utama dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi
personal dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar
perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan
dan hasil yang diinginkan oleh organisasi. Penilaian kinerja dapat digunakan
untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan untuk merangsang serta
menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil
kinerja pada waktunya serta pemberian penghargaan, baik yang bersifat
intrinsik maupun ekstrinsik.
Adapun ukuran penilaian kinerja yang dapat digunakan untuk menilai kinerja
secara kuantitatif :
Dapat disimpulkan bahwa dari beberapa entries tersebut “to perform” adalah
melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung
jawab dan sesuai dengan hasil seperti yang diharapkan, sedangkan arti kata
performance merupakan kata benda (noun) dimana salah satunya adalah :
“thing done” (sesuatu hasil yang telah dikerjakan).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka arti performance atau kinerja adalah
sebagai berikut : “performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral maupun etika”. Kemudian mengenai kinerja (performance)
diartikan pula oleh merupakan suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu
yang akhirnya secara nyata dapat tercermin keluaran yang dihasilkan.
Jadi dengan demikian kinerja (performance) merupakan suatu hasil yang telah
dikerjakan dalam rangka mencapai tujuan KJK yang dilaksanakan sesuai
ketentuan dan moral yang berlaku serta tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya. Bagi KJK, kinerja dimaksud adalah hasil kerja Manajer beserta
perangkat pengelola KJK yang dicapai dalam suatu periode tertentu. Dengan
adanya ukuran keberhasilan yang jelas, maka identifikasi faktor-faktor peluang
dan ancaman yang dihadapi, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki KJK dan
sasaran-sasaran KJK yang hendak dicapai pada akhir tahun sesuai business
plan akan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan terfokus.
Setelah pemberian motivasi, biasanya akan terjadi perubahan baik dari sudut
kinerja maupun secara kualitatif dalam kelompok budaya kerja akan mempunyai
sikap :
1. Menyukai kebebasan, pertukaran pendapat, dan terbuka bagi gagasan-
gagasan baru dan fakta baru dalam usahanya untuk mencari kebenaran.
2. Memecahkan permasalahan secara mandiri dengan bantuan keahliannya
berdasarkan metode ilmu pengetahuan, pemikiran yang kreatif, dan tidak
menyukai penyimpangan dan pertentangan.
3. Berusaha menyesuaikan diri antara kehidupan pribadinya dengan kebiasaan
sosialnya.
4. Mempersiapkan dirinya dengan pengetahuan umum dan keahlian-keahlian
khusus dalam mengelola tugas atau kewajiban dalam bidangnya.
5. Memahami dan menghargai lingkungannya;
6. Berpartisipasi dengan loyal kepada kehidupan rumah tangga, masyarakat
dan organisasinya serta penuh rasa tanggung jawab.
Motivasi meliputi motive (dorongan) yang ada dalam diri seseorang, expectacy
(harapan) untuk sukses dan incentive (perangsang) yang memperkuat harapan.
Budaya kerja meliputi tingkat ketaatan karyawan pada nilai-nilai dan norma/
aturan yang berlaku yaitu bagaimana karyawan menjunjung tinggi nilai-nilai dan
norma/ aturan yang ada, tingkat komunikasi dan koordinasi pada semua
tingkatan, tingkat kepedulian dan tanggung jawab yaitu bagaimana peran, sikap
dan tanggung jawab karyawan pada keberhasilan tujuan organisasinya serta
tingkat kemangkiran/absensi. Adapun produktivitas kerja meliputi disiplin kerja
dan kuantitas hasil (hasil kerja).
Dari hasil pemberian motivasi dapat di rekomendasikan hal yang terkait dengan
pemenuhan motif-motif individu dengan memperhatikan kepentingan KJK,
sehingga dicapai suatu yang optimal dalam mendukung kinerja baik individu
maupun organisasi. Contoh : Jika bawahan berprestasi karena motiv
individunya kuat dalam hal senang bekerja, maka direkomendasikan untuk
diberi penghargaan atau posisi yang lebih tinggi.
BAB IV
MELAPORKAN HASIL KEGIATAN PEMBERIAN MOTIVASI
1) Pelaporan
Jenis Laporan dapat dibagi menjadi beberapa macam, berikut ini akan
diuraikan sebagai berikut :
a. Laporan menurut isinya :
• Laporan Informatif
• Laporan Rekomendasi
• Laporan Analitis
• Laporan pertanggungjawaban
• Laporan Kelayakan
b. Laporan menurut bentuknya :
• Laporan berbentuk Memo
• Laporan berbentuk Surat
• Laporan berbentuk Naskah
2) Penyusunan Laporan
Hasil pelaksanaan pemberian motivasi disusun rekomendasi atas
permasalahan yang dihadapi KJK dan menuangkannya dalam form yang
telah tersedia, kemudian bersama memo dikirimkan kepada pengurus
untuk ditindaklanjuti pengurus jika diperlukan.
• penutup/ saran
3. Membuat isi Laporan dapat berupa pertanggung jawaban. Isi laporan
(rincian kegiatan secara kronologis beserta biaya yang sudah
dikeluarkan dengan menunjukkan nomor –nomor tanda bukti
pengeluaran, jika diperlukan).
4. Membuat Evaluasi (bila ada), kemudian
5. Menyusun Penutup/Rekomendasi
Laporan evaluasi dan rekomendasi dapat dibuat dalam bentuk form dan
dilaporkan untuk ditindak lanjuti seperti berikut :