Tugas SKAI adalah membantu Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan
menjabarkan secara operasional perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan atas
hasil audit.
Adapun tugasnya adalah: membuat analisis dan penelitian di bidang keuangan,
akuntansi, operasional dan kegiatan lainnya melalui pemeriksaan secara on-site
dan pemantauan secara off-site, serta memberikan saran perbaikan dan informasi
yang obyektif tentang kegiatan yang direview kepada semua tingkatan
manajemen.
Di samping itu SKAI harus mampu mengidentifikasikan segala kemungkinan
untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan
dana.
PERAN DEWAN KOMISARIS DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
FUNGSI SKAI
Auditor Intern harus memiliki sikap mental dan etika serta tanggung
jawab profesi yang tinggi, sehingga kualitas hasil kerjanya dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan untuk membantu
terwujudnya perkembangan bank yang wajar dan sehat.
Sikap mental yang baik yang tercermin dari kejujuran, obyektivitas,
ketekunan dan loyalitasnya kepada profesi.
Auditor Intern harus memiliki Kode Etik Profesi yang antara lain
mengacukepada Code of Ethics dari The Institute of Internal Auditors.
kode etik tersebut sekurang-kurangnya memuat keharusan untuk:
a.berperilaku jujur, santun, tidak tercela, obyektif dan bertanggung
jawab;
b.memiliki dedikasi tinggi;
c.tidak akan menerima apapun yang akan dapat mempengaruhi
pendapat profesionalnya;
d.menjaga prinsip kerahasiaan sesuai dengan ketentuan dan
perundangan yang berlaku;
e.terus meningkatkan kemampuan profesionalnya.
ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Memuat tentang:
1. Struktur Organisasi, Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab
2. Ruang Lingkup Pekerjaan Audit Intern
3. Hubungan Audit Intern dengan Sistem Pengendalian Intern
4. Pelaksanaan Audit
5. Dokumentasi dan Administrasi
STRUKTUR ORGANISASI,
Sesuai Pasal 59 POJK Tata Kelola BPR, BPR yang memiliki modal inti
paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) wajib
membentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI). Sedangkan BPR yang
memiliki modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah) wajib menunjuk 1 (satu) orang Pejabat Eksekutif yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern, yang
selanjutnya disebut PE Audit Intern.
Pengenaan sanksi terhadap pemenuhan struktur organisasi audit intern
mulai berlaku pada tanggal 1 April 2017.
Kepala SKAI atau PE Audit Intern diangkat dan diberhentikan oleh
Direktur Utama dengan mempertimbangkan pendapat Dewan Komisaris.
Pejabat dari BPR lain dalam 1 (satu) grup dan/atau pihak yang ditunjuk
oleh pemegang saham pengendali BPR dapat memberikan bantuan
tenaga auditor untuk melaksanakan audit intern dengan bertindak untuk
dan atas nama SKAI atau PE Audit Intern di BPR yang bersangkutan.
.
*) hanya bagi BPR yang memiliki modal inti paling sedikit
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)
FUNSI AUDIT INTERNAL