Anda di halaman 1dari 5

Strategi Marketing Eksistensi BMT: Studi Kasus BMT

Darussalam di Kuala Pembuang

Metode :
Paper ini merupakan hasil penelitian dengan jenis studi lapangan. Bukan hanya itu,
peneliti juga mencari bahan-bahan dan sumber-sumber dari media elektronik yang
berjangkauan international, yaitu internet. Penelitian ini ditujukan kepada pembaca agar
mengetahui permasalahan tentang Studi Kasus BMT Darussalam di Kuala Pembuang.
Metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosial dan disusun secara
sistematis serta aktual sesuai dengan fakta yang sedang terjadi di Kuala Pembuang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan cara
interview terhadap buruh transportasi secara langsung untuk mengetahui dengan jelas bahan-
bahan- dan sumber-sumber yang akan digunakan.
Result :

BMT (Baitul Maal wa Tamwil) atau Koperasi Syariah adalah Lembaga Keuangan
Mikro (LKM) yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang berfungsi
menghimpun dan menyalurkan dana kepada anggotanya yang beroperasi dalam skala mikro.
BMT terdiri dari dua istilah, yaitu baitulmaal dan baitultanwil. Baitulmaal merupakan
organisasi yang berperan dalam mengumpulkan dan menyalurkan dana non-profit, seperti
zakat, infaq, dan sedekah. Sedangkan Baitultamwil merupakan istilah untuk organisasi yang
mengumpulkan dana komersial.

Dalam Penelitian ini, BMT Darussalam di Kuala Pembuang selain mengelola dana-
dana sosial dari zakat, infaq dan shodaqoh masyarakat, lembaga ini juga mengelola beberapa
produk tabungan atau simpanan masyarakat yaitu, tabungan pendidikan, simpanan plus,
tabungan qurban, abungan aqiqah, tabungan walimah, tabungan haji dan umroh, wadhi’ah
umum, simpanan berjangka 1 tahun dan simpanan berjangka 3 tahun.Dari semua itu
tujuannya adalah mengajak masyarakat untuk memiliki rasa keinginan menabung tanpa harus
memikirkan masalah ribawi. Prinsip syariah diterapkan, yaitu menggunakan mudhorobah,
wadhi’ah, dan simpanan berjangka dalam penghimpunan dana. Sedangkan dalam produk
pembiayaan menggunakan murabahah (cicilan), musyarokah (syirkah/kongsi), mudhorobah
(bagi hasil), dan al-qordul hasan (dana sosial).

BMT Darussalam di Kuala Pembuang didirikan dengan latar belakang untuk


meningkatkan usaha dana dan pendidikan Islam, menyatukan potensi ekonomi ummat, dan
membentuk lembaga-lembaga keuangan alternatif.

Usaha dana dan pendidikan Islam berupaya mendanai berbagai proyek dakwah dan
sosial yaitu dengan cara memberikan Bea Siswa Kaderisasi Da’i, Dana Operasional
Pendidikan Islam dan Pemberdayaan Ekonomi Mustahid (Penerima Zakat). Jika ingin
bermu’amalah secara syar’ie (terlepas dari ribawi) untuk membangun kekuatan ekonomi
ummat, maka keberadaan lembaga keuangan yang amanah dan professional yang harus
dimilliki semua jiwa pegawai. Namun, kita belum memiliki lembaga yang secara khusus
dapat bekerja secara profesioal dan amanah karena lemahnya SDM kelembagaan. Uraian
tersebut dijelaskan dari hasil pendataan yang dilakukan Biro Data dan Konsultasi Zakat pada
bulan Ramadhan 1428 H terhadap 12 muzakki di sekitar komplek Pasar Tengah Kuala
Pembuang, terakumulasi dana sekitar 100 juta rupiah. Bagaimana jika yang didata seluruh
masyarakat Kuala Pembuang yang terkena wajib zakat? Tentu akumulasinya meningkat,
belum lagi dari infaq dan shodaqoh,harusnya dana sebesar itu memberi manfaat bagi
pengentasan kemiskinan sebagian masyarakat Kuala Pembuang.

Ditinjau dari kebijakan manajemen data bahwa piham manajemen menetapkan


proporsi distribusi bagi hasil operasional BMT kepada penabung, yakni 70 % untuk BMT,
25 % untuk penabung, dan 5 % untuk dakwah sosial dan pendidikan Islam. Maksud 70 %
untuk BMT karena distribusi bagi hasil dihitung dari laba kotor perusahaan dan BMT
menanggung semua beban oprasionalnya (revenue sharing), dan 25 % untuk penabung karena
nasabah yang memiliki saldo akhir lebih dari atau sama dengan Rp. 10.000,- ketika tutup
buku setiap bulan akan mendapatkan bagi hasil tesebut.
DISCUSS

Baitul Mal Wa Tanwil (BMT) adalah lembaga keuangan nonbank sebagai balai usaha
mandiri terpadu yang merupakan bayt al-mal wa at-tanwili, yaitu lembaga yang
mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi untuk meningkat kualitas usaha para
pengusaha kecil dan mendorong bentuk-bentuk investasi dengan tujuan pemberdayaan usaha
duniawi dan ukhrawi melalui infak, zakat, dan sedekah. BMT merupakan Lembaga Keuangan
Syariah nonperbankan yang bersifat informal.

Keberadaan BMT sangatlah penting karena terlalu banyak masyarakat yang tidak
mampu menjangkau usaha dengan cara meminjam modal ke perbankan konvensional. Oleh
karena itu, pendirian BMT harus memperolah dukungan dari semua pihak, termasuk
pemerintah, sehingga masyarakat yang memerlukan bantuan dana untuk pengembangan usaha
kecilnya dapat tertanggulangi. Sebagai contoh BMT Darussalam di Kuala Pembuang, BMT
sudah berdiri tetapi masyarakat belum terlalu mengerti dengan BMT. Para pengusaha kecil
merasa bingung ketika ingin mencari modal usahanya. Maka dari itu, diperlukan bagi BMT
Darussalam untuk mengkaji teori pemasaran yang akan digunakan.

<<<TEORI PEMASARANNYA DICARI!>>>

DON’T BE FORGET

...............................................................................................

Ekonomi syariah di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini
ditandai denagan banyak berdirinya lembaga keuangan yang secara konsep ataupun
operasional menggunakan prinsip-prinsip syariah. Beberapa kalangan menilai dari segi
keberadaan dan peranan lembaga keuangan syariah belum maksimal, sedangkan mengukur
dari segi sosialisasi sistem ekonomi syariah kepada masyarakat relatif masih terbatas. Padahal,
sosialisasi ekonomi syariah kepada masyarakat merupakan aspek penunjang dalam strategi
pemberdayaan ekonomi syariah di Indonesia.

Wawasan dan pengetahuan tentang ekonomi syariah umumnya hanya di kalangan


akademisi dan praktisi lembaga keuangan syariah, sedangkan masyarakat bawah belum tentu
mengenal dan memahaminyasecara jelas. Padahal ekonomi syariah merupakan sistem
ekonomi yang lebih memberikan daya tawar positif, tidak hanya dari aspek hukum (syari’at),
tetapi juga dapat menjadi sistem ekonomi alternatif yang dapat mendukung proses
pembangunan ekonomi di Indonesia, khususnya di Kuala Pembuang.

Basis utama sistem ekonommi syariah terletak pada aspek kerangka dasarnyayang
berlandaskan syariat, tetapi juga pada aspek tujuannya, yaitu mewujudkan suatu tatanan
ekonomi masyarakat yang sejahtera berdasarkan keadilan, pemerataan, dan keseimbangan.
Atas dasar tersebut, pemberdayaan ekonomi syariah di Indonesia hendaknya dilakukan
dengan strategi yang ditujukan bagi perbaikan kehidupan dan ekonomi masyarakat, terutama
lapisan masyarakat bawah yaitu memenuhi kebutuhan hidup yang paling mendasar.

BMT diyakini sebagai salah satu wahana yang dinilai strategis untuk upaya
pemberdayaan umat. Mengingat kelemahan umat islam sebagai pelaku ekonomi disebabkan
oleh faktor ketidakmampuan dalam mengakses lembaga-lembaga keuangan yang ada.
Sebenarnya umat Islam memiliki potensi yang besar, baik dari segi religi, kuantitas, maupun
aset, tetapi pengelolaanya belum optimal. Maka dari itu diperlukan formula solusi yakni
optimalisasi penggalangan aset umat baik yang komersil maupun nonkomersil, pengelolaan
dan pemberdayaan aset umat dalam kegiatan ekonomi produktif, serta aktualisasi dan
sosialisasi etos kerja nasional, kerja sama, mental kewirausahaan, ekonomi produktif, dan
etika bisnis yang bersumber pada nilai-nilai normatif yurisprudensi Islam.

BMT dapat dikategorikan dengan koperasi syariah dalam diskursus ekonomi Islam,
yaitu lembaga ekonomi yang berfungsi untuk menarik, mengelola, dan menyalurkan dana dari,
oleh, dan untuk masyarakat.oleh sebab itu, BMT dapat disebut sebagai lembaga swadaya
ekonomi umat yang dibentuk dari, oleh, dan untuk masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai