Dengan mengembangkan ekonomi itu, Muhammadiyah telah memiliki aset atau sumberdaya yang bisa
dijadikan modal. Aset pertama adalah sumber daya manusia, yaitu anggota Muhammadiyah sendiri,
baik sebagai produsen, Kedua, kelembagaan amal usaha yang telah didirikan, yaitu berupa sekolah,
universitas, lembaga latihan, poliklinik, rumah sakit dan panti asuhan yatim piatu. Ketiga, organisasi
Muhammadiyah itu sendiri sejak dari pusat, wilayah, daerah, cabang dan ranting. Dapat disimpulkan
bahwa, gerakan ekonomi Muhammadiyah bisa disajikan antara lain dengan:
1. Mendirikan koperasi di berbagai jajaran jenis koperasi sebagai sarana untuk melakukan
perkuatan ekonomi ummat.
2. Mendirikan Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) dalam berbagai bidang jasa,
perdagangan, pariwisata, perkebunan, perikanan dan lain-lain.
3. Lembaga keuangan untuk mendukung usaha-usaha ummat yaitu Baitul Mal wa Tanwil (BMT),
BPR Syariah,koperasi dan lain-lain.
4. Sharing dalam berbagai perusahaan yang bonafit dan kompetitif.
5. Membangun jaringan informasi bisnis, seperti memberikan berbagai penjelasan informasi
kepada warga Muhammadiyah tentang bagaimana bisnis obat, bahan tekstil, bahan kimia,
rumah makan dan lain-lain. Informasi ini juga meliputi bagaimana pandangan melakukan
kegiatan produksi, pemasaran jaringannya, tata niaganya dan lain-lain.
6. Membangun jaringan kerja sama bisnis dengan semua pengusaha dan koperasi Muhammadiyah
untuk saling membantu baik dari segi informasi, kiat bisnis maupun pendanaan.
Kegiatan ekonomi untuk memperkuat finansial bagi sebuah organisasi, seperti Muhammadiyah, pada
hakikatnya merupakan bagian terpenting untuk memperlancar gerakan Muhammadiyah dalam
mencapai tujuannya. Di samping itu, gerakan ekonomi persyarikatan Muhammadiyah juga akan
berdampak pada pemberdayaan ekonomi warganya, dengan upaya menciptakan lapangan kerja dan
mengatasi problem pengangguran yang semakin besar, dan angka kemiskinan yang makin membengkak
yang dapat mengancam eksitensi iman.
Progam pembinaan ekonomi umat merupakan kepedulian sejak lama, karena memang konsisten
Muhammadiyah sejak dahulu wirausahawan reformis malah sejak lama merupakan perintis
perdagangan dan industri di kalangan pribumi.Hal ini dilakukan dengan penyusunan sebuah progam
yang didasarkan pada konsep misi dan visi tertentu. Pada dasarnya, Majlis Pembina Ekonomi membina
ekonomi umat melalui tiga jalur, yaitu:
Rencana strategis bidang Wakaf, ZIS (Zakat, Infaq, dan Shadaqah), dan Pemberdayaan Ekonom adalah:
Terciptanya kehidupan sosial ekonomi umat yang berkualitas sebagai benteng atas problem kemiskinan,
keterbelakangan, dan kebodohan pada masyarakat bawah melalui berbagai program yang
dikembangkan Muhammadiyah.
Berdasarkan garis besar program, Majelis ini mempunyai tugas pokok antara lain:
1. Peningkatan pengelolaan ZIS (Zakat, Infaq, dan Shadaqah) dan akuntabilitasnya sehingga
menjadi penyangga kekuatan gerakan pemberdayaan umat.
2. Peningkatan mutu pengelolaan wakaf dan perkuasan gerakan sertifikasi tanah-tanah wakaf di
lingkungan Persyarikatan.
3. Pengembangan bentuk wakaf dalam bentuk wakaf tunai dan wakaf produktif.
Visi
Dalam mencapai tujuan muhammadiyah tersebut maka dapat dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
Sejajar dengan perkembangan muhammadiyah yang berkembang pesat,dibalik itu semua juga
menghadapi tantangan dalam diri muhammadiyah itu sendiri sehingga diperlukan introspeksi bagi
seluruh jajaran Muhammadiyah.Kelemahan tersebut berkisar antara lain:
1. terlambat atau tidak meningkatkan kualitas dan intensitas pengelolaan masjid dan amal usaha
secara optimal dan secara lebih baik;
2. abai atau lalai dalam menjaga milik sendiri;
3. tidak selektif dalam menerima anggota atau mereka yang bekerja di amal usaha dan kurang
pembinaan;
4. kurang atau tidak memiliki militansi yang tinggi, berkiprah apa adanya, dan berbuat sendiri-
sendiri atau sibuk sendiri tanpa terkait dengan kepentingan Muhammadiyah;
5. lebih tertarik pada urusan politik dan hal-hal yang bersifat mobilitas diri serta tidak peduli pada
kepentingan dakwah dan menggerakkan Muhammadiyah;
6. kurang solid dan konsolidasi gerakan;
7. kurang/lemah komitmen, pemahaman, dan pengkhidmatan terhadap misi serta kepentingan
Persyarikatan.
(c) Menggerakkan Muhammadiyah dalam melaksanakan dakwah dan tajdid melalui usaha-usahanya
secara ikhlas, sungguh-sungguh, gigih, dan berkelanjutan sehingga secara istiqamah dan militan menjadi
kekuatan umat yang berjuang menegakan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
(d) Menggalang ukhuwah dan soliditas internal gerakan sehingga menjadi kekuatan yang kokoh; tidak
tercerai-berai, dan tidak berpaling ke gerakan lain apapun bentuknya apalagi gerakan politik kendati
bersayap dakwah sebab Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah yang sudah teruji dan tidak ada
kepentingan politik kekuasaan.
(e) Mengembangkan sistem gerakan melalui penguatan jama‘ah, jam‘iyah, dan imamah sehingga gerak
Muhammadiyah berjalan secara terorganisasi dan kuat; memiliki disiplin organisasi yang tinggi, dan
semuanya hanya bernaung dalam sistem Muhammadiyah secara utuh.
(f) Menyiapkan sumberdaya manusia dan kader yang unggul, militan, cerdas, dan siap membela
organisasi dengan istiqamah dan rasa memiliki dan berkomitmen yang tinggi.
(g) Menata dan mengkonsolidasi kembali seluruh amal usaha sebagai alat/kepanjangan misi
Persyarikatan sekaligus ajang kaderisasi Muhammadiyah, termasuk menyeleksi dan membina seluruh
orang yang berkiprah di dalamnya, sehingga amal usaha itu benar-benar mengikatkan, memposisikan,
dan memfungsikan diri sebagai milik Muhammadiyah, dan bukan milik mereka yang berada di amal
usaha apalagi nilik organisasi lain,yang harus dikelola dengan sistem dan disiplin organisasi
Muhammadiyah.
(i) Melakukan langkah-langkah pembinaan anggota secara intensif dan sistematik dengan pendekatan-
pendekatan klasik dan baru agar tumbuh sebagai anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyahh yang
istiqamah dan membela sepenuh hati misi serta kepentingan Muhammadiyah, lebih-lebih di saat kritis
dan harus memilih.
Apabila semua langkah-langkah itu dijalankan maka muhammadiyah akan lebih cepat maju dan
mudah dalam menjalankan gerakannya untuk mewujudkan masyarakat yang sebenar-benarnya.Gerakan
dakwah muhammadiyah tidak bisa lepas dari berbagai bidang yang ada dalam muhammiyah, yang
dimana di dalamnya semua itu saling berkaitan.Majunya berbagai bidang akan mendorong untuk
mudahnya muhammadiyah dalam berdakwah amar ma’ruf nahi mungkar.