Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN EKONOMI

Oleh:
Rahmat Justan
Ryan Hidayat
Misran
Gina Rhaudatul Jannah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikat rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini selesai

tepat pada waktunya. Penulisan makalah yang berjudul “Muhammadiyah

Seabagai Gerakan Ekonomi” ini, bertujuan untuk mengetahui gerak

muhammadiyah dalam bidang ekonomi.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan

makalah ini, itu dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Namun

berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan

makalah ini tepat pada waktunya.

Penulis berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat

bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya serta semoga

dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan atau

meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.

Makassar, 14 september 2019

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii

BAB I...................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN................................................................................................................................1

A. Latar belakang...........................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................2

C. Tujuan.......................................................................................................................................2

BAB II..................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN...................................................................................................................................3

A. Sumber Kekuatan Ekonomi Muhammadiyah............................................................................3

B. Muhammadiyah dan Kelas Menengah......................................................................................4

C. Pasang Surut Gerakan Ekonomi Muhammadiyah.....................................................................5

D. Model atau Contoh Gerakan Ekonomi Muhammadiyah............................................................6

BAB III.................................................................................................................................................9

PENUTUP............................................................................................................................................9

A. Kesimpulan..................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Masyarakat utama, dalam perspektif sekuler difahami sebagai sebuah

tatanan kehidupan masyarakat yang mencapai kemakmuran secara ekonomi,

seperti tergambar dalam karyanya Adams Smith “the wealth of nations”. Ia

membahas bagaimana suatu masyarakat bisa mencapai kemakmuran, yakni

jika setiap orang diberi kebebasan untuk memenuhi kepentingannya sendiri

sehingga seluruh kepentingan umum tercapai. Masyarakat yang makmur

adalah masyarakat yang menerapkan aturan pasar bebas dan pengakuan

atas hak pribadi. Itulah cita-cita masyarakat ekonomi dari perspektif

liberalisme atau kapitalisme. Lain halnya dengan pandangan sosialis, yang

dianggap masyarakat utama menurut Karl Marx, adalah masyarakat tanpa

kelas (classless society). Muhammadiyah dalam kaitan ini perlu terus

menerus merumuskan dan merivitalisasi perannya untuk mewujudkan

masyarakat Indonesia yang berperadaban, berkeadilan, serta berdaya secara

ekonomi. Tekad tersebut tercermin dalam berbagai amal usaha

Muhammadiyah yang telah dikembangkan, walau dalam perjalanan

berikutnya mengalami kendala dalam pelaksanaannya dan belum

sepenuhnya terealisasikan dengan baikan.

Banyaknya masyarakat kita yang sekarang tidak mampu membuat

muhammadiyah untuk terus mengembangkan dan memperbaiki ekonomi

anggota dan umat. Dimana pada era


globalisasi sekarang ini ekonomi liberalisme dan kapitalis yang telah

berkembang sehingga membuat masyarakat kita merasa tertekan.Sehingga

pada saat ini bagi masyarakat kita yang kehidupannya menengah kebawah

hidupnya merasa susah. Pada saat inilah peran muhammadiyah sangat

diperlukan sebagai organisasi besar di Indonesia untuk ikut serta dalam

perekonomian yang memberatkan umatnya. Dengan fasilitas dan media yang

dimiliki oleh muhammadiyah, maka dapat digunakan untuk bergerak dalam

bidang ekonomi demi mewujudkan masyarakat yang sebenar-benarnya

B. Rumusan Masalah
1. Dari mana sumber kekuatan ekonomi Muhammadiyah ?
2. Bagaimana Muhammadiyah dan kelas menengah?
3. Bagiamana pasang surut gerakan ekonomi Muhammadiyah?
4. Apa saja model atau contoh gerakan ekonomi Muhammadiyah?

C. Tujuan
1. Mengetahui sumber kekuatan ekonomi Muhammadiyah.
2. Muhammadiyah dan kelas menengah.
3. Mengetahui pasang surut gerakan ekonomi Muhammadiyah.
4. Mengetahui model atau contoh gerakan ekonomi Muhammadiyah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sumber Kekuatan Ekonomi Muhammadiyah

Muhammadiyah dalam menjalankan gerakan dakwah amar ma'ruf nahi


munkarnya selalu berdasarkan kepada ajaran tauhid dan tawakkal kepada
Allah, sehingga setiap orang Muhammadiyah dapat menjadi contoh dalam
kancah pembangunan dan pengembangan masyarakat. Dalam menjalankan
gerakan tersebut Muhammadiyah memiliki beberapa amal usaha. Di antara
amal usaha Muhammadiyah meliputi Bidang Kemasyarakatan yang salah
satu tujuannya adalah menciptakan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin
sebagaimana yang telah menjadi rumusan cita-cita perjuangan
Muhammadiyah mengenai "masyarakat utama".
Berdasarkan Anggaran Dasar Muhammadiyah :

a. Ayat 1 menyebutkan: “ Untuk mencapai maksud dantujuannya,

Muhammadiyah melaksanakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dan


Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan”
b. Ayat 2 menyebutkan : “Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk
amal usaha , program, dan kegiatan yang macam dan penyelenggaraannya
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga”
Kegiatan ekonomi untuk memperkuat finansial bagi sebuah organisasi, seperti
Muhammadiyah, pada hakikatnya merupakan bagian terpenting untuk
memperlancar gerakan Muhammadiyah dalam mencapai tujuannya. Di samping itu,
gerakan ekonomi persyarikatan Muhammadiyah juga akan berdampak pada
pemberdayaan ekonomi warganya, dengan upaya menciptakan lapangan kerja dan
mengatasi problem pengangguran yang semakin besar, dan angka kemiskinan yang
makin membengkak yang dapat mengancam eksitensi iman.
Progam pembinaan ekonomi umat merupakan kepedulian sejak lama, karena
memang konsisten Muhammadiyah sejak dahulu wirausahawan reformis malah
sejak lama merupakan perintis perdagangan dan industri di kalangan pribumi.Hal ini
dilakukan dengan penyusunan sebuah progam yang didasarkan pada konsep misi
dan visi tertentu. Pada dasarnya, Majlis Pembina Ekonomi membina ekonomi umat
melalui tiga jalur, yaitu:

a. Mengembangkan Badan Usaha Milik Muhammadiyah yang

mempresentasikan kekuatan ekonomi organisasi Muhammadiyah.

b. Mengembangkan wadah koperasi bagi anggota Muhammadiyah.

c. Memberdayakan anggota Muhammadiyah di bidang ekonomi dengan


mengembangkan usaha-usaha milik anggota Muhammadiyah.

Dengan mengembangkan ekonomi itu, Muhammadiyah telah memiliki


aset atau sumberdaya yang bisa dijadikan modal. Aset
pertama adalah sumber daya manusia, yaitu anggota Muhammadiyah sendiri, baik
sebagai produsen, Kedua, kelembagaan amal usaha yang telah didirikan, yaitu
berupa sekolah, universitas, lembaga latihan, poliklinik, rumah sakit dan panti
asuhan yatim piatu. Ketiga, organisasi Muhammadiyah itu sendiri sejak dari pusat,
wilayah, daerah, cabang dan ranting.
B. Muhammadiyah dan Kelas Menengah

Kegiatan bisnis bagi Muhammadiyah merupakan bagian yang amat


penting untuk memperlancar gerakan Muhammadiyah mencapai tujuannya.
Di samping itu, gerakan ekonomi Muhammadiyah akan berdampak pada
pemberdayaan ekonomi warganya, dengan upaya menciptakan lapangan
kerja dan mengatasi problem pengangguran yang semakin besar. Kegiatan
amal usaha Muhammadiyah yang paling menonjol adalah di bidang
pendidikan dan kesehatan yang pada dasarnya telah berkembang menjadi
pusat bisnis, karena dalam pengembangan badan amal usaha itu terjadi
transaksi jual beli barang dan jasa yang diperlukan oleh badan amal usaha
tersebut. Oleh sebab itu, Muhammadiyah perlu memikirkan secara
profesional gerakan ekonominya sehingga menjadi pusat gerakan
pemberdayaan ekonomi masyarakat.[22] Setidaknya ada tiga pendekatan
yang dapat ditempuh oleh Muhammadiyah dalam upaya memberdayakan
ekonomi masyarakat.[23] Pertama, pendekatan struktural yang bertujuan
mempengaruhi kebijaksanaan publik agar terbuka akses rakyat
terhadap sumber-sumber ekonomi. Kedua, pendekatan fungsional

dengan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengelola

dan mengalokasikan secara efisien dan produktif sumber daya yang

dapat dihimpun. Ketiga, pendekatan kultural dengan

mengembangkan nilai yang memperkuat etos kerja dan etika bisnis.

C. Pasang Surut Gerakan Ekonomi Muhammadiyah

Sejajar dengan perkembangan muhammadiyah yang berkembang


pesat, dibalik itu semua juga menghadapi tantangan dalam diri
muhammadiyah itu sendiri sehingga diperlukan introspeksi bagi seluruh
jajaran Muhammadiyah. Kelemahan tersebut berkisar antara lain :

a. Terlambat atau tidak meningkatkan kualitas dan intensitas

pengelolaan masjid dan amal usaha secara optimal dan

secara lebih baik

b. abai atau lalai dalam menjaga milik sendiri

c. Tidak selektif dalam menerima anggota atau mereka yang bekerja di


amal usaha dan kurang pembinaan
d. Kurang atau tidak memiliki militansi yang tinggi, berkiprah apa adanya,
dan berbuat sendiri-sendiri atau sibuk sendiri tanpa terkait dengan
kepentingan Muhammadiyah

e. Lebih tertarik pada urusan politik dan hal-hal yang bersifat mobilitas diri
serta tidak peduli pada kepentingan dakwah dan menggerakkan
Muhammadiyah

f. Kurang solid dan konsolidasi gerakan

g. Kurang/lemah komitmen, pemahaman, dan pengkhidmatan terhadap


misi serta kepentingan Persyarikatan.
D. Model atau Contoh Gerakan Ekonomi Muhammadiyah

Beberapa bidang kegiatan usaha yang perlu menjadi fokus perhatian


gerakan ekonomi Muhammadiyah untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat,
antara lain:

a. Lembaga keuangan yang dapat berputar di antara badan amal usaha


Muhammadiyah ini tentulah sudah amat besar. Sebagai indikatornya,
antara lain adalah pengadaan obat untuk Rumah sakit milik
Muhammadiyah di Jakarta, demikian pula pemasukan uang SPP
salah satu Universitas Muhammadiyah. Di mana lembaga keuangan
ini diharapkan bisa mengambil bentuk perbankan pada umumnya
atau lembaga keuangan lebih khusus untuk keperluan internal dan
pembiayaan serta pengembangan usaha.
b. Sektor industri yang perlu segera dikembangkan adalah industri yang
menunjang pengadaan barang atau perlengkapan yang diperlukan
secara rutin oleh badan amal usaha Muhammadiyah, seperti industri
obat-obatan, industri kertas, dan lain-lain.
c. Trading usaha ini dapat dilakukan dalam skala yang besar, di mana
basis penunjangnya sudah ada pada unit-unit usaha kecil, kemudian
dikelola secara modern menggunakan teknologi canggih. Trading ini
dapat dilakukan melalui kerja sama dengan berbagai pihak.
Model Pemberdayaan Ekonomi Muhammadiyah Muhammadiyah
dalam pemberdayaan ekonominya, memiliki
sejumlah paket program aksi pemberdayaan di antaranya sebagai berikut:

a. Membangun sentra kemandirian ekonomi umat di tingkat Ranting dan


cabang, yaitu dengan cara memberdayakan jama’ah yang ada pada
tingkat ranting Muhammadiyah menjadi kelompok swadaya
masyarakat yang disebut sebagai Jama’ah Swadaya Muhammadiyah
(JSM) yang terdiri dari 10-25 anggota yang merupakan kerjasama
warga Muhammadiyah dalam menetapkan konsep tolong-menolong
(ta'awun) di bidang ekonomi dengan membentuk kelompok usaha
bersama, kelompok koperasi atau kelompok konsumen. Pada tingkat
cabang, Jama’ah Swadaya Muhammadiyah yang telah ditumbuhkan,
diorganisasikan untuk membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
sebagai wadah kerjasama Muhammadiyah dalam memecahkan
masalah permodalan dan pembiayaan pada potensi swadaya yang
mereka miliki. LKM yang dimaksud dapat membentuk Baitul Maal wat
Tamwil (BMT), dan Koperasi Simpan Pinjam. Selain membentuk LKM
di tingkat cabang, JSM secara bersama juga didorong untuk
mendirikan suatu Usaha Unggulan Jama’ah (UUJ) sebagai kegiatan
usaha bersama pada sektor riil dalam bidang produksi atau distribusi
dengan mengutamakan peningkatan pengelolaan sumber daya lokal
untuk memanfaatkan peluang yang terbuka. Wujud dari UUJ dapat
berupa Perseroan Terbatas, CV, dan lainnya.
b. Mengembangkan organisasi sekunder dan badan-badan usaha
pendukung tingkat daerah dan wilayah. Untuk memperkuat amal
usaha di bidang ekonomi pada tingkat ranting dan cabang, maka
pada tingkat daerah dan wilayah ditumbuhkan dan dikembangkan
badan-badan usaha sekunder yang dapat berwujud organisasi
sekunder koperasi, Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) dan
Lembaga

Pengembangan Swadaya Masyarakat (LPSM).

c. Mengembangkan infrastruktur ekonomi, lembaga, dan instrumen


pendukung di tingkat pusat. Majelis ekonomi di tingkat pusat bertugas
menumbuhkan infrastruktur ekonomi Muhammadiyah dalam rangka
mendukung berbagai kegiatan usaha ekonomi yang dilancarkan sejak
dari tingkat ranting sampai tingkat wilayah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Muhammadiyah adalah suatu organisasi yang tidak hanya bergerak dalam


satu bidang saja,hal ini dapat terlihat dengan adanya lembaga-lembaga yang berada
dibawah Bidang Ekonomi yang berguna untuk membantu kesejahteraan kehidupan
anggota muhammadiyah dan umat. Dengan mengembangkan ekonomi itu,
Muhammadiyah telah memiliki aset atau sumber daya yang bisa dijadikan modal
dan pendanaan dalam menjalankan amal usaha yang lainnya. Untuk mencapai
semua itu diperlukan usaha dan partisipasi dari warga muhammadiyah dan bantuan
dari pihak luar untuk mencapai visi dan misi dari muhammadiyah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/nununkfharm/implementasi-nilai-ekonomi-dalam-
program-muhammadiyah?related=1 diunduh pada 16 Mei 2015

Anda mungkin juga menyukai