Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEMUHAMMADIYAHAN
MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN EKONOMI

Tugas Untuk Memenuhi Mata Kuliah Kemuhammadiyahan

Yang Diampu Oleh Dosen Muntohar,M.Pd.I

Disusun oleh :

1. NAIDA MIRA 1911010003

2. RUDI SETIAWAN 1911010014

3. ADI NUGROHO 1911010015

4. HANIFAH ISTI PUTRI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI KEPERAWATAN DIII

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikat rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini selesai tepat
pada waktunya. Penulisan makalah yang berjudul “Muhammadiyah Seabagai
Gerakan Ekonomi” ini, bertujuan untuk mengetahui gerak muhammadiyah
dalam bidang ekonomi. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini, itu dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas.
Namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya
pembuatan makalah ini tepat pada waktunya. Penulis berharap dalam
penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi para
pembaca pada umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan
untuk mengembangkan atau meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................1

A. Latar belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................2

C. Tujuan........................................................................................................2

BAB II............................................................................................................3

PEMBAHASAN.............................................................................................3

A. Sumber Kekuatan Ekonomi Muhammadiyah............................................3

B. Muhammadiyah dan Kelas Menengah.......................................................4

C. Pasang Surut Gerakan Ekonomi Muhammadiyah.....................................6

D. Model atau Contoh Gerakan Ekonomi Muhammadiyah...........................7

BAB III.........................................................................................................10

PENUTUP....................................................................................................10

A. Kesimpulan..............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................11

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat utama, dalam perspektif sekuler difahami
sebagaisebuah tatanan kehidupan masyarakat yang mencapai
kemakmuran secara ekonomi, seperti tergambar dalam karyanya
Adams Smith “the wealth of nations”. Ia membahas bagaimana suatu
masyarakat bisa mencapai kemakmuran, yakni jika setiap orang diberi
kebebasan untuk memenuhi kepentingannya sendiri sehingga seluruh
kepentingan umum tercapai. Masyarakat yang makmur adalah
masyarakat yang menerapkan aturan pasar bebas dan pengakuan atas
hak pribadi. Itulah cita-cita masyarakat ekonomi dari perspektif
liberalisme atau kapitalisme. Lain halnya dengan pandangan sosialis
yang dianggap masyarakat utama menurut Karl Marx, adalah
masyarakat tanpa kelas (classless society). Muhammadiyah dalam
kaitan ini perlu terus menerus merumuskan dan merivitalisasi
perannya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang
berperadaban, berkeadilan, serta berdaya secara ekonomi. Tekad
tersebut tercermin dalam berbagai amal usaha Muhammadiyah yang
telah dikembangkan, walau dalam perjalanan berikutnya mengalami
kendala dalam pelaksanaannya dan belum sepenuhnya terealisasikan
dengan baikan. Banyaknya masyarakat kita yang sekarang tidak
mampu membuat muhammadiyah untuk terus mengembangkan dan
memperbaiki ekonomi anggota dan umat.
Dimana pada eraglobalisasi sekarang ini ekonomi liberalisme
dan kapitalis yang telah berkembang sehingga membuat masyarakat
kita merasa tertekan.Sehingga pada saat ini bagi masyarakat kita yang
kehidupannya menengah kebawah hidupnya merasa susah. Pada saat
inilah peran muhammadiyah sangat diperlukan sebagai organisasi
besar di Indonesia untuk ikut serta dalam perekonomian yang
2

memberatkan umatnya. Dengan fasilitas dan media yang dimiliki oleh


muhammadiyah, maka dapat digunakan untuk bergerak dalam bidang
ekonomi demi mewujudkan masyarakat yang sebenar-benarnya.

B. Rumusan Masalah
1. Dari mana sumber kekuatan ekonomi Muhammadiyah ?
2. Bagaimana Muhammadiyah dan kelas menengah?
3. Bagiamana pasang surut gerakan ekonomi Muhammadiyah?
4. Apa saja model atau contoh gerakan ekonomi Muhammadiyah?

C. Tujuan
1. Mengetahui sumber kekuatan ekonomi Muhammadiyah.
2. Muhammadiyah dan kelas menengah.
3. Mengetahui pasang surut gerakan ekonomi Muhammadiyah.
4. Mengetahui model atau contoh gerakan ekonomi Muhammadiyah.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sumber Kekuatan Ekonomi Muhammadiyah


Muhammadiyah dalam menjalankan gerakan dakwah amarma'ruf
nahi munkarnya selalu berdasarkan kepada ajaran tauhid dan tawakkal
kepada Allah, sehingga setiap orang Muhammadiyah dapat menjadi
contoh dalam kancah pembangunan dan pengembangan masyarakat.
Dalam menjalankan gerakan tersebut Muhammadiyah memiliki
beberapa amal usaha. Di antara amal usaha Muhammadiyah meliputi
Bidang Kemasyarakatan yang salah satu tujuannya adalah menciptakan
masyarakat yang sejahtera lahir dan batin sebagaimana yang telah
menjadi rumusan cita-cita perjuangan Muhammadiyah mengenai
"masyarakat utama". Berdasarkan Anggaran Dasar Muhammadiyah :
a. Ayat 1 menyebutkan: “ Untuk mencapai maksud dan tujuannya,
Muhammadiyah melaksanakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi
Mungkar dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala
bidang kehidupan”

Ayat 2 menyebutkan : “Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam


bentuk amal usaha , program, dan kegiatan yang macam dan
penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga” Kegiatan
ekonomi untuk memperkuat finansial bagi sebuah organisasi, seperti
Muhammadiyah, pada hakikatnya merupakan bagian terpenting untuk
memperlancar gerakan Muhammadiyah dalam mencapai tujuannya. Di
samping itu, gerakan ekonomi persyarikatan Muhammadiyah juga akan
berdampak pada pemberdayaan ekonomi warganya, dengan upaya
menciptakan lapangan kerja dan mengatasi problem pengangguran yang
semakin besar, dan angka kemiskinan yang makin membengkak yang
4

dapat mengancam eksitensi iman. Progam pembinaan ekonomi umat


merupakan kepedulian sejak lama, karena memang konsisten

Muhammadiyah sejak dahulu wirausahawan reformis malah sejak lama


merupakan perintis perdagangan dan industri di kalangan pribumi. Hal
ini dilakukan dengan penyusunan sebuah progam yang didasarkan pada
konsep misi dan visi tertentu. Pada dasarnya, Majlis Pembina Ekonomi
membina ekonomi umat melalui tiga jalur, yaitu:

a. Mengembangkan Badan Usaha Milik Muhammadiyah yang


mempresentasikan kekuatan ekonomi organisasi Muhammadiyah.
b. Mengembangkan wadah koperasi bagi anggota Muhammadiyah.
c. Memberdayakan anggota Muhammadiyah di bidang ekonomi
dengan mengembangkan usaha-usaha milik anggota
Muhammadiyah.

Dengan mengembangkan ekonomi itu, Muhammadiyah telah


memiliki aset atau sumberdaya yang bisa dijadikan modal. Aset pertama
adalah sumber daya manusia, yaitu anggota Muhammadiyah sendiri,
baik sebagai produsen, Kedua, kelembagaan amal usaha yang telah
didirikan, yaitu berupa sekolah, universitas, lembaga latihan, poliklinik,
rumah sakit dan panti asuhan yatim piatu. Ketiga, organisasi
Muhammadiyah itu sendiri sejak dari pusat,wilayah, daerah, cabang dan
ranting.

B. Muhamdiyah dan Kelas Menengah


Kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah Gresik Kota Baru
menunjukan hubungan yang erat antara Muhammadiyah dan kelas
menengah. Penelitian ini ingin menunjukan sikap Muhammadiyah
terhadap perubahan masyarakat yang begitu cepat, yaitu masyarakat
industri menuju post-industri.
5

Dalam melakukan dakwah kelas menengah, dengan pendekatan


yang tepat, akan melahirkan energi dakwah yang luar biasa. Dalam hal
ini, Muhammadiyah GKB mampu malakukan pendekatan yang efektif.
Kelas menengah yang memiliki materi yang berlebih, dan
membutuhkan spiritualitas. Melalui, spiritualitas inilah Muhammadiyah
GKB mampu mengambil peluang untuk melakukan dakwah. Dakwah
yang dilakukan Muhammadiyah ternyata selalu diawali dengan gerakan
pencerahan (hati dan fikr) melalui pengajian. Kemudian
ditransformasikan menjadi gerakan amal yang mampu melahirkan
kebudayaan. Kegiatan bisnis bagi Muhammadiyah merupakan bagian
yang amat penting untuk memperlancar gerakan Muhammadiyah
mencapai tujuannya. Di samping itu, gerakan ekonomi Muhammadiyah
akan berdampak pada pemberdayaan ekonomi warganya, dengan upaya
menciptakan lapangan kerja dan mengatasi problem pengangguran yang
semakin besar. Kegiatan amal usaha Muhammadiyah yang paling
menonjol adalah di bidang pendidikan dan kesehatan yang pada
dasarnya telah berkembang menjadi pusat bisnis, karena dalam
pengembangan badan amal usaha itu terjadi transaksi jual beli barang
dan jasa yang diperlukan oleh badan amal usaha tersebut. Oleh sebab
itu, Muhammadiyah perlu memikirkan secara profesional gerakan
ekonominya sehingga menjadi pusat gerakan pemberdayaan ekonomi
masyarakat. Setidaknya ada tiga pendekatan yang dapat ditempuh oleh
Muhammadiyah dalam upaya memberdayakan ekonomi masyarakat.
Pertama, pendekatan struktural yang bertujuan mempengaruhi
kebijaksanaan publik agar terbuka akses rakyat terhadap sumber-sumber
ekonomi. Kedua, pendekatan fungsional dengan meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk mengelola dan mengalokasikan secara
efisien dan produktif sumber daya yang dapat dihimpun. Ketiga,
pendekatan kultural
6

dengan mengembangkan nilai yang memperkuat etos kerja dan


etika bisnis.

C. Pasang Surut Gerakan Ekonomi Muhammadiyah


Pemberdayaan perempuan menjadi konsentrasi salah satu
organisasi Muhammadiyah. Muhammadiyah sebagai organisasi
kemasyarakatan yang bergerak dalam berbagai bidang sangat
mendukung upaya pemberdayaan perempuan. Muhammadiyah memiliki
berbagai amal usaha, salah satunya pengelolaan badan usaha di
organisasi otonom. Melalui Organisasi Otonom yang bergerak dalam
ranah keperempuanan yaitu ‘Aisyiyah. Sejajar dengan perkembangan
muhammadiyah yang berkembang pesat, dibalik itu semua juga
menghadapi tantangan dalam diri muhammadiyah itu sendiri sehingga
diperlukan introspeksi bagi seluruh jajaran Muhammadiyah. Kelemahan
tersebut berkisar antara lain :
a. Terlambat atau tidak meningkatkan kualitas dan intensitas
pengelolaan masjid dan amal usaha secara optimal dan secara lebih
baik.
b. Abai atau lalai dalam menjaga milik sendiri.
c. Tidak selektif dalam menerima anggota atau mereka yang bekerja di
amal usaha dan kurang pembinaan.
d. Kurang atau tidak memiliki militansi yang tinggi, berkiprah apa
adanya, dan berbuat sendiri-sendiri atau sibuk sendiri tanpa terkait
dengan kepentingan Muhammadiyah
e. Lebih tertarik pada urusan politik dan hal-hal yang bersifat mobilitas
diri serta tidak peduli pada kepentingan dakwah dan menggerakkan
Muhammadiyah.
f. Kurang solid dan konsolidasi gerakan.
g. Kurang atau lemah komitmen, pemahaman, dan pengkhidmatan terhadap
misi serta kepentingan Persyarikatan.
7

D. Model atau Contoh Gerakan Ekonomi Muhammadiyah


Muhammadiyah menyatakan bahwa pintu Ijtihad (penalaran) dan Tajdid
(modernisasi) masih dilanjutkan. Ijtihad merupakan inti dari pembentukan
tokoh utama Muhammadiyah sebagai Gerakan Modernisasi Islam Modern.
Kemudian, pendirian Tajdid (modernisasi) tumbuh sebagai motor penggerak
untuk memperbaiki sistem pergerakannya dalam mencari solusi masalah
ideologi, politik, bisnis, sosial, budaya, dan pertahanan. Muhammadiyah
yang pertama kali bergerak di jalur sosial-keagamaan, tetap dididik untuk
memahami dan bergulir dalam kemajuan masyarakat Islam seperti halnya di
Indonesia. Dengan Ijtihad (penalaran) dan Tajdid (modernisasi), panutan
Muhammadiyah sebagai gerakan sosial-keagamaan tumbuh akarnya pada
praktik bisnis. Majelis Bisnis dan Kewirausahaan (MEK) Muhammadiyah
menjadwalkan pembinaan Rumah Amal Muhammadiyah (AUM).
Beberapa bidang kegiatan usaha yang perlu menjadi fokus perhatian
gerakan ekonomi Muhammadiyah untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat,
antara lain:
a. Lembaga keuangan yang dapat berputar di antara badan amal usaha
Muhammadiyah ini tentulah sudah amat besar. Sebagai indikatornya,
antara lain adalah pengadaan obat untuk Rumah sakit milik
Muhammadiyah di Jakarta, demikian pula pemasukan uang SPP salah
satu Universitas Muhammadiyah. Di mana lembaga keuangan ini
diharapkan bisa mengambil bentuk perbankan pada umumnya atau
lembaga keuangan lebih khusus untuk keperluan internal dan pembiayaan
serta pengembangan usaha
b. Sektor industri yang perlu segera dikembangkan adalah industri yang
menunjang pengadaan barang atau perlengkapan yang diperlukan secara
rutin oleh badan amal usaha Muhammadiyah, seperti industri obat-
obatan, industri kertas, dan lain-lain.
c. Trading usaha ini dapat dilakukan dalam skala yang besar, dimana basis
penunjangnya sudah ada pada unit-unit usaha kecil, kemudian dikelola
8

secara modern menggunakan teknologi canggih. Trading ini dapat


dilakukan melalui kerja sama dengan berbagai pihak.

Model Pemberdayaan Ekonomi Muhammadiyah Muhammadiyah dalam


pemberdayaan ekonominya, memiliki sejumlah paket program aksi
pemberdayaan di antaranya sebagai berikut:

a. Membangun sentra kemandirian ekonomi umat di tingkat Ranting dan


cabang, yaitu dengan cara memberdayakan jama’ah yang ada pada tingkat
ranting Muhammadiyah menjadi kelompok swadaya masyarakat yang
disebut sebagai Jama’ah Swadaya Muhammadiyah (JSM) yang terdiri dari
10-25 anggota yang merupakan kerjasama warga Muhammadiyah dalam
menetapkan konsep tolong-menolong (ta'awun) di bidang ekonomi
dengan membentuk kelompok usaha bersama, kelompok koperasi atau
kelompok konsumen. Pada tingkat cabang, Jama’ah Swadaya
Muhammadiyah yang telah ditumbuhkan, diorganisasikan untuk
membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) sebagai wadah kerjasama
Muhammadiyah dalam memecahkan masalah permodalan dan
pembiayaan pada potensi swadaya yang mereka miliki. LKM yang
dimaksud dapat membentuk Baitul Maal wat Tamwil (BMT), dan
Koperasi Simpan Pinjam. Selain membentuk LKM di tingkat cabang, JSM
secara bersama juga didorong untuk mendirikan suatu Usaha Unggulan
Jama’ah (UUJ) sebagai kegiatan usaha bersama pada sektor riil dalam
bidang produksi atau distribusi dengan mengutamakan peningkatan
pengelolaan sumber daya lokal untuk memanfaatkan peluang yang
terbuka. Wujud dari UUJ dapat berupa Perseroan Terbatas, CV, dan
lainnya.

b. Mengembangkan organisasi sekunder dan badan-badan usaha


pendukung tingkat daerah dan wilayah. Untuk memperkuat amal
9

usaha di bidang ekonomi pada tingkat ranting dan cabang, maka pada
tingkat daerah dan wilayah ditumbuhkan dan dikembangkan badan-
badan usaha sekunder yang dapat berwujud organisasi sekunder
koperasi,Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) dan Lembaga
Pengembangan Swadaya Masyarakat (LPSM).
c. Mengembangkan infrastruktur ekonomi, lembaga, dan instrumen
pendukung di tingkat pusat. Majelis ekonomi ditingkat pusat bertugas
menumbuhkan infrastruktur ekonomi Muhammadiyah dalam rangka
mendukung berbagai kegiatan usaha ekonomi yang dilancarkan sejak
dari tingkat ranting sampai tingkat wilayah.
10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Muhammadiyah adalah suatu organisasi yang tidak hanya


bergerak dalam satu bidang saja,hal ini dapat terlihat dengan adanya
lembagalembaga yang berada dibawah Bidang Ekonomi yang berguna
untuk membantu kesejahteraan kehidupan anggota muhammadiyah
dan umat. Dengan mengembangkan ekonomi itu, Muhammadiyah
telah memiliki aset atau sumber daya yang bisa dijadikan modal dan
pendanaan dalam menjalankan amal usaha yang lainnya. Untuk
mencapai semua itu diperlukan usaha dan partisipasi dari warga
muhammadiyah dan bantuan dari pihak luar untuk mencapai visi dan
misi dari muhammadiyah tersebut.
11

DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/nununkfharm/implementasi-nilai-
ekonomi-dalamprogrammuhammadiyah?related=1 diunduh pada
16 Mei 2015

http://www.academia.edu/download/34797057/Azaki_Khoirudin_
_Muhammadiyah___Kelas_Menengah.pdf

D Setyawan - Islamic Economics Journal, 2013 -


ejournal.unida.gontor.ac.id

MK Saguni - NUKHBATUL'ULUM: Jurnal Bidang Kajian Islam,


2018 - journal.stiba.ac.id

A Zain, M Yusuf, M Fuadi - Al-Idarah: Jurnal Manajemen dan …,


2017 - academia.edu

DP Diwanti, E Andriyani, RS Herawati - NUSANTARA: Jurnal


Ilmu Pengetahuan Sosial, 2019

Anda mungkin juga menyukai