Anda di halaman 1dari 20

Tugas Akhir Al Islam Kemuhammadiyahan

PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH


KECAMATAN GRABAG

Dosen Pengampu:
Nasitotul Janah, S.Ag., M.S.I

Oleh:

Muhamad Khadiq 15.0102.0203


Lilik Tinasi 15.0102.0144

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Organisasi Islam di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik


untuk dipelajari, mengingat bahwa organisasi Islam merupakan representasi dari umat
Islam yang menjadi mayoritas di Indonesia. Hal ini menjadikan organisasi Islam
menjadi sebuah kekuatan sosial maupun politik yang diperhitungkan dalam pentas
politik di Indonesia. Dari aspek kesejarahan, dapat ditangkap bahwa kehadiran
organisasi-organisasi Islam baik itu yang bergerak dalam bidang politik maupun
organisasi sosial membawa sebuah pembaruan bagi bangsa, seperti kelahiran Serikat
Islam sebagai cikal bakal terbentuknya organisasi politik, Muhammadiyah, NU
(Nahdlatul Ulama), Serikat Dagang Islam, dan lain-lainnya pada prakemerdekaan
membangkitkan sebuah semangat pembaruan yang begitu mendasar di tengah
masyarakat.
Muhammadiyah yaitu suatu organisasi dakwah Islam amal maruf nahi
munkar untuk membentuk manusia utama yan di ridhoi oleh Allah SWT yang
berdasarkan ada Al-Quran dan As-Sunnah.
K.H. Ahmad Dahlan merupakan pendiri Muhammadiyah pada tanggal 8
Dzulhijah 1330 H, bertepatan pada tanggal 18 November 1912, di kampung Kauman
Yogyakarta. Pada tahun itu, K.H. Ahmad Dahlan mendirikan organisasi
Muhammadiyah untuk melakukan cita-cita dalam pembaharuan Islam di Indonesia.
K.H. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir dan
beramal menurut tuntunan agama Islam. Usaha yang dilakukannya adalah
melaksanakan dakwah amal maruf nahi munkar dan tahjid yang diwujudkan dalam
usaha disegala bidang kehidupan, dan lain lain. Ajaran yang menuntut kemajuan,
kecerdasan dan beramal bagi masyarakat dengan dasar iman dan islam. Organisasi
Muhammadiyah memelopori pula amal usaha sosial dan pendidikan yang diperlukan
untuk mendukung hal tersebut.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, Muhammadiyah melakukakan amal
usaha yang di kelolah oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), Pimpinan
Daerah Muhammadiyah (PDM), dan Pimpinan Ranting/Cabang Muhammadiyah
(PRM/PCM) yang tersebar di Seluruh pelosok di Indonesia.
Satu diantara PCM yang ada di daerah Grabag adalah PCM Kecamatan
Grabag, yang terletak di Jl. Raya Ponggol Grabag, Grabag, Kabupaten Magelang.
Banyak sekali amal usaha dan usaha usaha yang dilakukan PCM ini untuk
membantu mewujudkan tujuan dari Muhammadiyah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
wawancara (interview) dan metode dokumentasi.
1. Metode Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara Tanya
jawab dan bertatap muka langsung secara sepihak yang dilakukan dengan
sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Sedangkan teknik
wawancara yang penulis gunakan ialah wawancara bebas terpimpin, dimana
penulis hanya berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan yang global saja dan
secara garis besarnya. Dalam wawancara ini saya langsung mewancarai Ketua
Umum Pimpinan Cabang Muhammadiyah Grabag yakni Mukhlasi, S.Pd dan
juga senior Pimpinan Cabang Muhammadiyah Grabag.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang:
a) Sejarah berdirinya Pimpinan Cabang Muhammadiyah Grabag
b) Struktur Pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah Grabag
c) Program Kerja Pimpinan Cabang Muhammadiyah Grabag
d) Problem yang dihadapi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Grabag
2. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip dan Foto. Metode ini digunakan untuk mencari dan
memperoleh data tentang monografi daerah penelitian, daftar keanggotaan,
dan kepemimpinan Muhammadiyah Cabang Grabag, dan data-data lain yang
berkaitan dengan penelitian. Dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi
data yang telah diperoleh dari hasil wawancara

B. Sejarah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan Grabag


Berawal Dari Seorang Guru Tariqoh
Antara Muhammadiyah dan ajaran tokoh Tariqoh boleh dikatakan tidak bisa
bertemu dalam satu titik pemahaman, namun ternyata Muhammadiyah Grabag justru
lahir dan berkembang dimulai dari seorang tokoh yang juga Guru Tariqoh yakni Kyai
Mahfudz putera dari Ustadz Imam Muhtar seorang Pemuka Agama di Grabag.
Kyai Mahfudz juga salah seorang tokoh Masyumi dari Citrosono Grabag.
Meskipun Muhammadiyah secara organisatoris belum terbentuk pada waktu itu akan
tetapi kahadiran Kyai Mahfudz diberbagai tempat di Kecamatan Grabag dalam rangka
dakwah mampu memberikan dasar-dasar ilmu agama di tengah masyarakat sesuai
tuntunan Quran dan Sunnah Rosulallah SAW menjadi bekal yang sangat berharga
bagi perkembangan Muhammadiyah di kemudian hari.
Grabag memiliki 28 Desa dan dari jumlah tersebut baru 4 desa diantaranya
terbentuk ranting Muhammadiyah. Keempat desa yang telah terbentuk ranting
Muhammadiyah tersebut adalah Grabag, Banyusari, Kalikuto, serta Citrosono.

Latar Belakang
Seperti halnya tokoh Islamdi beberapa tempat lainnya yang menjadikan Partai
Masyumi menjadi tempat perjuangan dalam kehiduupan berpolitik, demikian halnya
dengan Kyai Mahfudz satu diantara beberapa tokoh Islam Grabag kelahiran Citrosono
yang berkhidmat di partai Masyumi.
Masyarakat Grabag sendiri merupakan masyarakat yang heterogen meski
secara kuantitas adalah masyarakat yang beragama Islam dan sebagian besar
berpaham Nahdliyin, namun demikian tidak sedikit yang merupakan Kaum Abangan
dan sebagian penganut agama lain. Kyai Mahfudz sendiri disamping aktif di Masyumi
juga seorang guru juga seorang guru Tariqoh yang cukup disegani di Grabag.
Hubungan komunikasi Mahfudz dengan tokoh-tokoh Masyumi dalam aktifitas
di partai yang notabene orang-orang Muhammadiyah membawanya untuk sedikit
demi sedikit mulai mengenal tentang Muhammadiyah. Perkenalan dengan paham
Muhammadiyah semakin meningkat seiring kebiasaannya membaca koran yang
diterbitkan Muhammadiyah yang menjadi langganan orang Masyumi umumnya yakni
Mercusuar disamping Buku-buku atau majalah yang berpaham Islam Modernis dan
sedikit banyak hampir sama dengan paham Muhammadiyah yakni Al Muslimuun
terbitan Persis Jawa Timur serta Kitab atau buku-buku Agama Islam lainnya.
Dari kebiasaan membaca Al Qur'an dan Al Hadist termasuk berbagai Kitab
menjadikan Kyai Mahfudz yang hanya berpendidikan SR(Sekolah Dasar) juga tidak
belajar di lembaga pendidikan Pesantren memiliki dasar-dasar agama yang cukup
kuat. Sehingga ketika mendengar ada seorang kyai menyampaikan ajaran lslam dan
jauh menyimpang dari tuntunan sebagaimana di gariskan Qur'an dan dicontohkan
oleh Rasulullah Saw beliau dengan penuh keberanian berjalan kaki mendatangi Kyai
bersangkutan seraya menunjukkan kitab yang menjadi dasar pegangannya.
Keberanian Kyai Mahfudz yang dikaruniai 9 putra dari perkawinannya dengan
Si Mudrikah (putri Lurah Ngrancah, Grabag) ini cukup beralasan karena memiliki
keahlian ilmu beladiri silat. Hal inilah salah satu yang mendukung kegiatan
dakwahnya di berbagai tempat diantaranya di Ngrancah, Butuh, Batur serta Jogahan
tanpa ada rasa takut dan khawatir.
Kesembilan Putra-puteri Kyai Mahfudz tersebut antara lain: Ahmad Dimhari
yang memperdalam ilmu agama di Mu'alimin Yogyakarta dan menikah dengan putri
Hj Umniyah salah seorang pendiri NA Pusat dimana salah seorang kemenakannya
adalah tokoh sejarah UGM yakni Ahmad Adaby Darban, kemudian Muh Asmawi,
yang juga menantu Ketua Cabang Muhammadiyah Magelang Soeamam Habib,
kemudian Mahmudah yang bersuamikan tokoh Banser Jateng dan pada akhirnya
masuk Muhammadiyah (anggota PWM Jateng) Abu Hamid, kemudian Muh Dasuki
anggota KOKAM di DIY, Muhtar Hadi (mantan Kakanepag Kebumen dan Kabid
Urusan Haji Depag Prop Jateng), Ahmad Machali, Sulaeman Efendi, Jauhariyah
yang bersuamikan tokoh Muhammadiyah Kudus serta Jauhari Mustofa yang pernah
belajar di Pondok Pesantren di Ngruki dan saat ini melanjutkan tugas ayahandanya
yakni pembinaan kader disamping ikut mengelola MI Al Ittihad di Citrosono, dan
secara berkala melakukan pembinaan di Masjid Umar Bin Chotob Grabag.
Dari kesembilan putra Beliau memang pada awalnya tidak seluruhnya
mewarisi paham Muhammadiyah ayahnya akan tetapi pada perkembangannya baik
karena pengaruh dari bacaan buku/kitab, dari lingkungan masyarakat pada akhirnya
putra-putri beliau melanjutkan perjuangan ayahandanya, tercatat dua orang putera
beliau yakni Ahmad Dimhari dan Muchtar Hadi menjadi Ketua Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Grabag, bahkan Desa Citrosono tempat dimana beliau bermukim
kini boleh dikatakan menjadi potret Muhammadiyah Grabag yakni segala aktifitas
kehidupan masyarakat dalam beragama sesuai dengan tuntunan Al Qur'an dan Sunnah
Rasulillah Saw yang meru- pakan sandaran utama Muhammadiyah.
Setelah Masyumi bubar pada tahun 1960 Kyai Mahfudz mulai intensif
mengembangkan paham Muhammadiyah (secara ideologis) di tengah masyarakat
meskipun secara organisatoris Muhammadiyah belum berdiri, untuk menunjang
kegiatan dakwah tersebut Kyai Mahfudz mendirikan Madrasah Wajib Belajar (MWB)
di Citrosono Grabag pada tahun 1966. Dan kemudian setelah dirasa memiliki cukup
kader pada tahun 1966 dibentuklah kepengurusan pertama Muhammadiyah Grabag,
sehingga boleh dikatakan Muhammadiyah Grabag hadir dan berkembang berawal dari
seorang Guru Tariqah.

Kepengurusan Awal dan Amal Usaha


Kepengurusan awal Muhammadiyah Grabag yang secara resmi dilantik
sekaligus pengajian oleh KH AR Fakhruddin pada Tahun 1966 dilapangan Grabag
yang dihadiri warga Muhammadiyah Grabag dan daerah lainnya termsuk kader muda
dari KOKAM se-Kab Magelang serta di meriahkan oleh penampilan drum band
Muhammadiyah Grabag tersebut dipimpin oleh putra pertama Kyai Mahfudz yakni
Ahmad Dimhari dibantu Sekretaris Badawi, dan Is mail sebagai Bendahara sementara
Kyai Mahfudz sendiri ditetapkan sebagai Penasehat. Beberapa tokoh Muhammadiyah
yang memberikan dukungan di kepengurusan awal ini antara lain Sulaeman, Lukito,
Sutrisno Wiyadi, Abdullah (Kapunan), Hilal serta tokoh dan kader muda lainnya.
Ahmad Dimhari yang juga putera pertama Kyai Mahfudz selama 11 tahun
hingga 1966 bertempat tinggal di sebuah rumah yang dijadikan sebagai kantor dan
terletak di sebelah barat pasar Grabag (status sewa pinjam), berbagai kegiatan
pengajian juga diselenggarakan di tempat ini tercatat pengurus PP Muhammadiyah
yang sering hadir memberikan pengajian diantaranya KH AR Fahruddin.
Di era kepengurusan Ahmad Dimhari ini berdiri amal usaha yang dikelola
Ortom Aisyiyah di bawah koordinasi Ibu Dimhari yakni TK BA di Kauman Grabag
(berdiri tahun 1966) sementara MWB yang didirikan Kyai Mahfudz di Citrasono
berubah nama menjadi MI Al Iman. Kemudian ahun 1980 berubah nama menjadi MI
Muhammadiyah, berubah nama lagi di Tahun 2000 menjadi MI Al Ittihad hingga
sekarang. Perubahan nama tersebut juga diikuti peningkatan kualitas temasuk dari sisi
syari diberbagai sektor sehingga boleh dikatakan MI Al Ittihad satu-satunya MI
secara amalan Furuiyahnya sesuai dengan Tarjih.
Grafik perkembangan Muhammadiyah di Grabag mencapai masa jayanya
pada tahun 1981 ketika berhasil mendirikan SMA Muhammadiyah I Grabag di
Kalikuto (sekarang berganti nama SMK kayupuring dan bukan lagi milik Pimpinan
Cabang muhammadiyah Grabag). Pada saat itu berbagai kegiatan baik dari
kepemudaan melalui Tapak Suci, pelatihan drum band, pengajian rutin
Muhammadiyah dan Aisyiyah, berjalan dengan lancar, namun sering dengan adanya
kebijakan pemerintah dengan mendirikan SMA Negeri pada tahun 1990 beberapa
ratus meter dari lokasi SMA Muhammadiyah maka lambat laun amal usaha milik
Muhammadiyah tersebut mengalami penurunan secara drastis jumlah anak didiknya
hingga akhirnya mati(berhenti operasional).
Sedangkan Amal Usaha Lainnya yang dimiliki Muhammadiyah Grabag antara
lain Taman Kanak Bustanul Athfal di Citrosono, Taman Kanak Bustanul Athfal di
Kayupuring, Desa Banyusari, serta Taman Kanak Bustanul Athfal di Kalikuto,
sementara tempat ibadah yang berhasil didirikan di antaranya Masjid Umar Bin
Khotob yang berada di dekat terminal Grabag. Dari Masjid inilah berbagai aktifitas
keagamaan di bangun dan ditumbuhkan kembali, bahkan beberapa mantan gali,
preman, kaum abangan bisa disadarkan dan bergabung dengan jamaah Talim Masjid
Umar Bin Khotob dibawah binaan Ustadz Jauhari Mustofa yakni putera terakhir Kyai
Mahfudz.
Masjid Umar Bin Chotob yang selesai dibangun pada tahun 2000 ini juga
dilengkapi berbagai amal usaha di bidang Ekonomi antara lain Wartel dan BMT. Di
masjid tersebut juga disediakan tenaga pengamanan, Imam Tetap harian serta
Mudzin sehingga menumbuhkan semangat yang tinggi serta kenyamanan untuk
menjalankan ibadah sekaligus menjadi sarana kesejahteraan umat melalui amal usaha
di bidang ekonomi yang dikelolanya tersebut.
Seiring dengan berhenti operasionalnya SMA Muhammadiyah Grabag
beberapa kegiatan organisasi di lingkup Muhammadiyah Grabag mengalami Stagnan
atau kevakuman dan kemandegan, hanya satu Ortom Muhammadiyah yang hingga
saat ini masih dinamis dalam kegiatannya yakni Aisyiyah dimana setiap bulan sekali
diselenggarakan pengajian di beberapa tempat di Grabag. Hal ini juga dibuktikan
dengan 3 oeriode panjang dalam setia kepengurusan Cabang Muhammadiyah Grabag.

Periodesasi Kepengurusan
Periodesasi kepemimpinan dari periode pertama hingga periode sekarang
dengan rentang waktu yang panjang di setiap satu periode kepemimpinan
menunjukkan proses pengkaderan di organisasi tidak bisa berjalan dengan lancar.
Adapun Periode kepemimpinan Muhammadiyah beserta Ortomnya di Cabang Grabag
sebagai berikut:
Periode pertama (1966-1980) Muhammadiyah Cabang Grabag di Pimpin oleh
Ahmad Dimhari, Sekretaris Badawi serta Bendahara Ismail, Periode kedua (1980 -
2000) dipimpin Muchtar Hadi dengan di dukung beberapa tokoh Muhammadiyah
diantaranya SK Sumardjo, Sudarto serta Untung. Sedangkan Periode ketiga dan
keempat Tahun 2000-2010 dipimpin oleh Budi Susilo. Dan untuk periode kelima
(2010-2015) dan keenam (2016-2020) dipimpin oleh Mukhlasi, S.Pd
Untuk Aisyiyah Periode I (1966-1980) Ketua Ibu Ahmad Dimhari, Periode II
Tahun 1980-2000 dengan Ketua Ibu Muhtar Hadi dan pada Periode III (2000-2005)
terpilih sebagai Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah Grabag Ibu Sulaeman Efendi.
Sementara untuk Ortom Pemuda Muhammadiyah terpilih sebagai Ketua Pemuda
Muhammadiyah Cabang Grabag Sudarman dari Brengkal, Kalikuto untuk masa pe-
riode 1980 hingga sekarang.

Khatimah
Melihat perjalanan sejarah Muhammadiyah Grabag tentu ada hal yang sangat
menarik dimana seorang tokoh dan Guru Tariqah yakni Kyai Mahfudz justru yang
membawa masuknya paham Muhammadiyah di Kecamatan Grabag setelah melalui
proses panjang baik karena pergaulan dengan orang-orang Masyumi yang notabene
orang-orang berpaham Muhammadiyah, maupun ketekunannya mempelajari Qur'an
dan Hadist beserta Kitab kitab serta Majalah Al Muslimuun dan Koran Mercusuar
yang menjadi langganan bacaannya mampu menumbuhkan ghirah ber-
Muhammadiyah dalam rangka Syi'ar Islam.
Hal yang unik dan menarik adalah proses ber-Muhammadiyahnya yang dilalui
Kyai Mahfudz juga diikuti oleh beberapa putra beliau diantaranya Muh Asmawi usai
menamatkan pendidikan di Pondok Pesantren yang diasuh Kyai Siroj di Payaman,
Magelang dan dilanjutkan ke Pondok Pesantren di Kediri, Jatim yang diasuh Kyai
Ma'ruf menjadi tokoh Nahdliyin, akan tetapi pada akhirnya menjadi tokoh
Muhammadiyah yang cukup tegas dalam bersikap, setelah beliau banyak membaca
buku Kemuhammadiyahan terlebih lagi ketika menjadi menantu Ketua Cabang
Muhammadiyah Magelang Soemam Habib.
Hal yang sama juga dialami menantu Kyai Mahfudz yang lain yakni Abu
Hamid adalah tokoh Banser NU Jawa Tengah. Suami putri Kyai Mahfudz,
Mahmudah ini pada akhirnya juga masuk di jajaran organisasi Muhammadiyah,
bahkan dipercaya sebagai salah seorang anggota Pimpinan Wilayah.
Dari beberapa kejadian tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa tidak ada
yang mungkin bila Allah Swt memberikan petunjuk dan Hidayah-Nya tidak suatu
makhluk pun yang mampu membelokkannya atau mengagalkannya atas hidayah yang
akan diberikan kepada seorang hamba. Demikian halnya tidak akan ada yang bisa
menggagalkannya bila Allah telah berkehendak untuk menutup pintu hidayah Nya
kepada hamba-hamba-Nya.
Maka Muhammadiyah Grabag yang baru ada beberapa ranting 28 desa akan
mengalami peningkatan yang signifikan bila paham Muhammadiyah yang dulu
ditanamkan dan diperkenalkan oleh Kyai Mahfudz dan para pendahulunya mampu
ditindaklanjuti dan ditumbuhkembangkan oleh para tokoh Muhammadiyah termasuk
generasi Muhammadiyah di cabang bersangkutan meskipun tantangan yang dihadapi
terasa berat.
Titik awal kebangkitan sudah mulai nampak di Desa Citrosono melalui
pembinaan yang dilakukan oleh beberapa tokoh Muhammadiyah termasuk salah
seorang putra terakhir Kyai Mahfud tinggal bagaimana tokoh Muhammadiyah yang
ada di beberapa desa lainnya mampu dan mau memulai, melanjutkan serta menjaga
eksistensinya.
C. Struktur Pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah Grabag

PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH


KECAMATAN GRABAG
Alamat : Jl. Raya Ponggol Grabag, Grabag, Magelang 56196

SUSUNAN PENGURUS
PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH GRABAG
MASA BAKTI 2016-2020

Dewan Penasehat Organisasi


1. H. Abdullah
2. H. Untung
3. H. Sumardjo, BA
4. H. Sudarto
Ketua Umum : Mukhlasi, S.Pd
Wakil Ketua Umum : H. Muchammad Chabib, S.Pd
Sektretaris : H. Sumiyadi, S.Pd, M.Pd
Wakil Sekretaris : Muhammad Wildan
Bendahara : Ir. H. Badri
Wakil Bendahara : H. Ikwanto, S.Pd
Majlis-majlis
1. Majlis Tabligh
H. Soleh
Mukhayat, S.Ag
Muhammad Wildan
Agung , S.Pd, M.Pd
2. Majlis Dikdasmen
H. Budi Susilo, S.Pd
Asngari, A.Ma
Purwandi, S.Pd
HM. Chabib, S.Pd
3. Majlis LSBO
Parino, S.Pd
Muhammad Maflach, S.Pd
Djatmiko
4. Majlis Ekonomi
H. Ikwanto
Ir.H. Badri
Himawan, SE
H. Sumiyadi, S.Pd
Muhammad Ridwan, SH
5. Majlis Pelayanan Kesehatan Umat dan Sosial
Parino, S.Pd
Margono, M.Kes
Zulfa, SE
Rohmad, S.Ag
Asmawi, S.Ag
6. Majlis Harta Benda dan wakaf
H. Untung
M. Husni Falah, S.Pd
7. Majlis Pengkaderan
Arif Taufik
H. Rohmad Hadi Saputra, M.Hum
Yasin Yusuf
Slamet Sumari, S.Pd, M.Pd
D. Program Kerja Pimpinan Cabang Muhammadiyah Grabag
Rancangan Program Kerja Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kecamatan Grabag
Periode Muktamar 47 Tahun 2016-2020
a) Program Kerja Umum
1. Menertibkan dan meningkatkan administrasi Persyarikatan
2. Pengadaan Kartu Anggota Muhammadiyah
3. Menyelenggarakan Milad Muhammadiyah
4. Mengoptimalkan Koordinasi Amal Usaha Muhammadiyah
5. Mengadakan Koordinasi dengan Organisasi lain dan Pemerintah
6. Pengukuhan secara resmi pengurus Rantung
7. Kunjungan Keranting-ranting secara Periodik
8. Penggalian sumber dana (keuangan Persyarikatan)

b) Program kerja Majlis


1. Bidang Tabligh
i. Mengadakan Pengajian bersama Warga Muhammadiyah
ii. Meningkatkan Pengajian Pimpinan Cabang dan Pimpinan
Ranting
iii. Mengadakan Kunjunagan Ke ranting-ranting
iv. Mengadakan sholat Ied Di lapangan
v. Pengadakan penyembelihan hewan Qurban
vi. Mengadakan pengajian ahad Pagi pukul 06.00-0700
vii. Penjaringan Mubaligh dan Jamaah Pengajian
2. Bidang Dikdasmen
i. Mengadakan koordinasi amal usaha sekolah
ii. Mengadakan lombayang bernuansa Islam ( Baca Al quran,
Sholat, Kaligrafi) sesuai dengan tingkat pendidikan pada hari
libur sekolah
iii. Menjaring anak-anak putus sekolah untuk disekolahkan di
sekolah Muhammadiyah

3. Bisang LSBO
i. Mengadakan Pelatihan seni baca Al Quran
ii. Pelatihan seni Kaligrafi
iii. Mengadakan lomba tarik suara islami

4. Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan


i. Membesarkan Toko Muhammadiyah (Toko Sahabat)
ii. Penggalian Dana Melalui saham
iii. Menggali potensi keuangan organisasi dan wira usaha
5. Bidang Pelayanan kesehatan umat dan Sosial
i. Memberikan bantuan untuk warga Muhammadiyah yang
sedang ditimpa musibah
ii. Memberikan bantuan THR untuk pengelola AUM
iii. Mengadakan santunan bagi warga Masyarakat
iv. Mendirikan Klinik Bersalin atau PKU
6. Bidang Wakaf dan Kehartabendaan
i. Membentuk panitia penerimatanah wakaf yang akan digunakan
oleh dan atas nama persyarikatan muhammadiyah
ii. Pendataan kekayaan Muhammadiyah Grabag
iii. Mengadakan Fasilitas Muhammadiyah
7. Bidang Pengkaderan
i. Mengadakan Diklat Kemuhammadiyahan
ii. Menjaring kader-kader muda guna melanjutkan estafet
perjuangan persyarikatan Muhammadiyah di tingkat cabang
dan ranting
iii. Mengadakan pengajian tingkat cabang dan ranting yang
bermuatan pendalaman aqidah islamiyah berpendoman hidup
islami warga Muhammadiyah
E. Problem yang dihadapi Pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah Grabag
Dalam dua periode yakni Periode ketiga dan keempat Tahun 2000-2010
dipimpin oleh Budi Susilo mengalami pengvakuman atau tidak berjalannya sebagian
besar program kerja walaupun telah terbentuk kepengurusan cabang muhammadiyah
grabag. Hal ini dikarenakan tidak adanya kaderisasi maupun tidak adanya generasi
muda yang menjadi pengurus pimpinan cabang grabag.
Kemudian dalam keipimpinan Mukhlasi, S.Pd mengalami problematika untuk
periode kelima (2010-2015) yakni baru adanya kepengurasan inti, hal ini dikarenakan
minimnya sumber daya manusia yang mau bergabung di pimpinan cabang
muhammadiyah grabag.
Pada tahun 2013 baru terbentuknya majlis-majlis. Walaupun begitu hampir
semua program kerja tidak terlaksana.
Pada periode kedua di bawah (2015-2020) kepimpinan Mukhlasi, S.Pd sudah
mengalami perubahan dalam hal regenerasi pengurus pimpinan cabang
muhammadiyah grabag. Akan tetapi masih ada problem yaitu di bidang ekonomi dan
kewirausahaan masih belum ada pengurus yang mampu mengelola Toko Sahabat
dengan baik. Selain itu perlunya penambahan modal untuk pengembangan Toko
Sahabat. Dan minimnya sumberdaya manusia yang mengelola organisasi
muhammadiyah khususnya Toko Sahabat.
Di bidang Tablig mengalami hambatan dalam hal perekrutan jumlah jamaah
muhammadiyah karena dianggap jamaah saat ini masih kurang. Selain itu belum
adanya tempat atau kantor untuk pengajian halini dikarenakan tempat yang digunakan
pengajian ini adalah milik Pak Ir.H Badri selaku bendahara pimpinan cabang
muhammadiyah. Dan perlunya fasilitas seperti laptop sound sistem dan LCD.
Dari sekian banyaknya programkerja yang di agendakan baru bidang tablig
dan ekonomi kewirausahaan yang terlaksana. Masih banyak lagi program kerja yang
belum terlaksana.
Begitu banyaknya problem kerja yang terjadi, disisi lain pihak pengurus
pimpinan cabang muhammadiyah grabag mendapat berita baik karena adasalah satu
jamaah pengajian yang mewaqafkan tanahnya untuk pendidikan yang rencananya
untuk pembangunan SMK Muhammadiyah Grabag. Akan tetapi masih ada kendala
dalam hal pengelolaannya dan juga modal.
Baru-baru ini pengurus pimpinan cabang muhammadiyah grabag mengadakan
pembentukan KOKAM dan MDMC yang beanggotakan 40 kader muhammadiyah.
Dalam pembentukan tersebut timbulnya masalah pembiayaan soal seragam kader
muhammadiyah dan juga pelatihan-pelatihan seperti pelatihan organisasi, pelatihan
perlunya dan tujuan organisasi serta pelatihan dasar-dasar kemuhammadiyahan. Akan
tetapi dari pihak Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kabupaten Magelang akan
membantu dalam hal pembentukan KOKAM dan MDMC.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa Pimpinan Cabang Muhammadiyah Grabag memiliki amal


usaha, diantaranya Taman Kanak Bustanul Athfal di Citrosono, Taman Kanak Bustanul
Athfal di Kayupuring, Desa Banyusari, serta Taman Kanak Bustanul Athfal di Kalikuto, MI
Al Ittihad di Citrosono, sementara tempat ibadah yang berhasil didirikan di antaranya Masjid
Umar Bin Khotob yang berada di dekat terminal Grabag.

Untuk program kerja periode 2015 2020 dalam PCM ini, baru majlis tablig dan
ekonomi kewirausahaan yang terlaksana. Majlis tablig mengadakan kegiatan pengajian talim
pada hari ahad jam 06.00-07.00 dan setiap hari jumat kliwon mengadakan pengajian talim
jam 15.30-15.00. Selain itu juga mengadakan sholat id di lapangan.

Sementara untuk majlis ekonomi dan kewirausahaan telah adanya pertokoan yakni
Toko Sahabat.

PCM Grabag mengadakan musyawarah mufakat kepada pihak pihak seperti ketua
Ranting Muhammadiyah, pengurus cabang muhammadiyah, hingga masyarakat yang
diundang oleh ketua PCM Grabag. Sumber dana dalam PCM ini adalah shodakoh, iuran
pengurus cabang muhammadiyah hingga Jemaah dan simpatisan Muhammadiyah.
Saran

Dalam penyusunan makalah ini kami yakin masih banyak kekurangan. Meskipun demikian,
hasil observasi yang kami lakukan, kami menyarankan seluruh mahasiswa khususnya
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Magelang dapat membantu Muhammadiyah dalam
menyebarkan syiar di Indonesia. Para mahasiswa di dalam ruang lingkup Muhammadiyah
juga harus mengenal Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) agar dapat bekerja sama
dengan baik dalam dawah yang ingin disampaikan. Kami mengharapkan mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Magelang yang berdomisili di grabag mau membantu dalam hal
pengembangan Pimpinan Cabang Muhammadiyah yang jauh baik lagi karena dengan adanya
regenerasi dan kader-kader muda bisa mempertahankan eksistensi Muhammadiyah. Selain itu
perlunya niatan dan semangat yang kuat untuk pengembangan Pimpinan Cabang
Muhammadiyah. Kami mohon kritik dan saran dari semua pihak untuk menuju
kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini. Semoga amal baik kita dibalas oleh Allah
dengan pahala dan ampunan.
Daftar Pustaka

Pimpinan Cabang Muhammadiyah Grabag, Kabupaten Magelang

Sesepuh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Grabag, Kabupaten Magelang

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kabupaten Magelang


Lampiran dan Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai