Anda di halaman 1dari 9

 Evy Rosda Nur Afiyah (2017-092)

 Nymaz Putri Prameswari (2017-112)


 Farah Islahul Amalia (2017-120)
Pengertian Politik

Politik (“siasah”-bahasa arab; “politics”-bahas inggris)
memiliki pengertian yang sangat luas. Kata “politik”
mengundang kontroversi terutama bagi mereka yang tidak
memahaminya. Akan tetapi apakah itu politik?
David Easton, menyatakan “politik” tidak lain
daripada bagaiman mengalokasikan sejumlah nilai secara
otoritatif bagi sebuah masyarakat “authoratitative allocation of
values for a society”.
Artinya dalam kehidupan sehari-hari ada sejumlah
nilai yang selalu dicari, dikejar-kejar, dan tentu saja
dipertaruhkan orang dalam hidup bermasyarakat serta
bernegara.
Muhammadiyah
Dan Politik

Dalam bidang poitik Muhammadiyah berusaha
sesuai dengan khittahnya : dengan dakwah amar ma ma’ruf
nahi mungkar dalam arti dan proporsi yang sebenar-
benarnya, Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara
teoritis konsepsional, secara operasional dan secara kongkrit
riil, bahwa ajaran Islam mampu mengatur masyarakat
dalam Negara Republik Indonesia yang berdasar Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 menjadi masyarakat yang
adil dan makmur sejahter, bahagia, material dan spiritual
yang diridhai Allah SWT. Dalam melaksanakan usaha itu,
Muhammadiyah tetap berpegang teguh pada
kepribadiannya.
Khittah Muhammadiyah Dalam
Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara

Dalam bidang politik Muhammadiyah berusaha sesuai dengan
khittahnya. Apa itu khittah?
Khittah artinya garis besar perjuangan. Khittah mengandung
konsepsi (pemikiran) perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman,
dan arah berjuang. Hal tersebut mempunyai arti penting karena menjadi
landasan berfikir dan amal usaha bagi semua pimpinan dan anggota
Muhammadiyah.
Dari periode ke periode Kepemimpinan dalam Muhammadiyah
telah dilahirkan beberapa Khittah. Khittah tersebut disusun mengikuti
perkembangan persyarikatan dari masa ke masa. Isi suatu Khittah
sesuai dengan dasar dan tujuan Muhammadiyah serta menunjukkan
situasi masa dalam satu periode. Begitu pula sasaran yang akan dicapai
dalam suatu periode tergambar dalam suatu khittah. Umumnya suatu
khittah bersifat pembinaan kepemimpinan dan bimbingan untuk
berjuang bagi para anggota Muhammadiyah.
Muhammadiyah berpandangan bahwa berkiprah dalam
kehidupan bangsa dan negara merupakan salah satu perwujudan dari
misi dan fungsi melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar
sebagaimana telah menjadi panggilan sejarahnya sejak zaman
pergerakan hingga masa awal dan setelah kemerdekaan Indonesia.
Peran dalam kehidupan bangsa dan negara tersebut diwujudkan
dalam langkah-langkah strategis dan taktis sesuai kepribadian,
keyakinan dan cita-cita hidup, serta khittah perjuangannya sebagai
acuan gerakan sebagai wujud komitmen dan tanggungjawab dalam
mewujudkan “Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghafur”.
Prinsip-prinsip Utama
Sistem Politik Islam

Muhammadiyah menganut prinsip netral dalam politik
dan para anggotanya diberi kebebasan untuk memilih gerakan
politik yang sesuai dengan kecenderungannya. Prinsip ini telah
diputuskan dalam Kongres di Surakarta pada 1929 bahwa
“Muhammadiyah tidak mengutamakan salah satu partai politik
Indonesia dan melebihkan partai lainnya; dalam hal ini,
Muhammadiyah menghormati partai-partai itu secara sepadan,
tetapi Muhammadiyah sendiri akan mengutamakan peran serta
dalam melaksanakan kewajiban tertentu untuk mempertahankan
keselamatan tanah air Indonesia.”
Sikap kooperatif dan akomodatif terhadap pemerintah
ditandai dengan kesediaan Muhammadiyah menerima subsidi
untuk sekolah-sekolah yang dikelolanya. Atas sikap ini,
Muhammadiyah dituduh oleh sesama gerakan Islam dan
kebangsaan sebagai sikap yang a-nasionalis atau bahkan
antinasionalis.
Muhammadiyah berkeyakinan bahwa misi besar untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya diperlukan aliansi
dengan berbagai kalangan termasuk pemerintah. Hal ini penting
mengingat aktivisme sosialnya bergantung pada regulasi dan kebijakan
pemerintah. Sikap ini berbeda dengan sikap umum kalangan SI yang
antipemerintah dan menentang sikap kooperatif Muhammadiyah.
Beberapa pinsip dalam berpolitik harus ditegakkan dengan
sejujur—jujurnya dan sesungguh-sungguhnya yaitu menunaikan amanat
dan tidak boleh menghianati amanat, menegakkan keadilan, menunaikan
amar ma’ruf nahi munkar, dan mengajak orang untuk beriman kepada
Allah, dll.
Bentuk Peran Politik
Muhammadiyah

Muhammadiyah sejatinya berposisi dan berperan sebagai
organisasi kemasyarakatan (sosial-keagamaan) yang bergerak
dalam lapangan pembangunan masyarakat, sebaliknya
Muhammadiyah bukanlah organisasi politik atau yang berperan
sebagaimana organisasi politik seperti halnya partai politik
dengan segala aktivitasnya dalam perjuangan kekuasaan di ranah
negara atau pemerintahan.
Agar peran kader politik kebangsan tersebut dapat
dioptimalkan bagi kepentingan misi Muhammadiyah maka
diperlukan usaha-usaha pemahaman misi ideologi gerakan bagi
para kader bangsa tersebut. Muhammadiyah tentu akan terus
mendorong para kadernya yang berkiprah di dunia politik-
praktis maupun di berbagai jalur kehidupan lainnya secara
positif, karena dakwah memang memerlukan penyangga dari
seluruh lini dan struktur kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai