Anda di halaman 1dari 18

AL ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN

PERAN KEBANGSAAN MUHAMMADIYAH DI


INDONESIA

Disusun oleh :
Mar’atul Qoyyimah (1920801016)
Farah Destyana Nurainy (1920801021)
Khafid Mahbub (1920801022)

PRODI MAGESTER FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
PURWOKERTO
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi yang keberadaannya tidak
diragukan lagi perannya dalam perjuangan Indonesia dan juga sebagai
gerakan dakwah yang memfokuskan pada agama Islam. Kyai Ahmad
Dahlan selaku pendiri Muhammadiyah menyebarkan agama Islam dan
tidak hanya menyeruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Namun juga, Muhammadiyah menjadi sebuah organisasi yang turt
serta membantu bangsa Indonesia lepas dari cengkeraman penjajah dan
mendapatkan Kemerdekaannya.
Sebagai ogranisasi sosial, Muhammadiyah terus dituntut untuk
mengembangkan perannya dalam memperkuat demokrasi, meningkatkan
kesekahteraan rakyat, keadilan ekonomi, politik, dan hukum, mendorong
terwujudnya kepastian hukum dan pemberantasan korupsi, menciptakan
keharmonisasi dan kerukunan antar umat beragama, mengatasi kesenjangan
ekonomi dan kesenjangan.
Bagi muhammadiyah, negara adalah sebuah mahkota dalam
kehidupanberbangsa dan bernegara, dan Muhammadiyah merasa ikut andil
dalam membentuk kemerdekaan Indonesia karena jauh sebelum
kemerdekaan itu didapat, Muhammadiyah telah ada saat terjadi perdebatan
tentang dasar- dasar negera. Begitu pula, ketika kemerdekaan banyak
sekali figur-figur Muhammadiyah didalam pembahasan dan perdebatan
tersebut. Dalam menjalankannya Muhammadiyah memiliki rencana, dasar
pemikiran dan anggara dasar yang telah ditetapkan dan semua kegiatan
yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan hal tersebut.
Selain itu, Muhammadiyah menyadari bahwa bangsa Indonesia
belum sepenuhnya berdaulat, walaupun memiliki banyak kekayaan dan
sumber daya alam yang melimpah. Namun masih banyak hal harus
dilakukan untuk kemajuan bangsa Indonesia. Karena itu, Muhammadiyah
melakukan berbagai hal sebagai bentuk rasa tanggungjawab terhadap NKRI
dan sebagai salah satu pendiri NKRI. Maka dari itu, komitmen
konstitusional dalam organisasi Muhammadiyah. Muhammdiyah dinilai
sebagai salah satu organisasi yang memiliki dokumen keorganisasian,
dasar-dasar dan pedoman organisasi yang paling lengkap dan mendasar
untuk dijadikan acuan yang sangat kuat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Khittah Muhammadiyah dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara?
2. Bagaimana Muhammadiyah Sebagai Bagian dari Pendiri NKRI ?
3. Bagaimana Tanggungjawab Muhammadiyah Terhadap NKRI ?
4. Apa Bentuk/Model Peran Kebangsaan Muhammadiyah ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami khittah Muhammadiyah dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Untuk mengetahui dan memahami Muhammadiyah sebagai bagian dari
pendiri NKRI.
3. Untuk mengetahui dan memahami tanggungjawab Muhammadiyah
terhadap NKRI.
4. Untuk mengetahui dan memahami bentuk/model peran kebangsaan
Muhammadiyah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Khittah Muhammadiyah dalam Kehidupan Berbangsa


dan Bernegara
Secara etimologis, kata khittah berasal dari derivasi bahasa Arab
yang berarti rencana, jalan, langkah atau garis (Kamus Al-Munawwir, 1997).
Sedangkan secara terminologis yaitu suatu pikiran untuk melaksanakan
perjuangan ideologi atau keyakinan hidup.
Dari masa ke masa kepemimpinan Muhammadiyah, telah muncul
atau lahir beberapa Khittah. Khittah tersebut disusun dan
dibuat berdasarkan perkembangan zaman yang isinya berdasarkan tujuan
Muhammadiyah dan mununjukkan situasi ynag merujuk kepada situasi yang
sedang terjadi saat itu. Umunya suatu Khittah memiliki sifat pembinaan
kepemimpinan dan bimbingan untuk berjuang bagi para anggota
Muhammadiyah
Pada dasarnya khittah mengandung “Garis Strategi Perjuangan” yang
merupakan aspek atau unsur dari Ideologi Muhammadiyah. Selain itu,
khittah juga mengandung arti sebagai pemikiran perjuangan yang merupakan
tuntunan, pedoman, dan akan kemana arah perjuangan tersebut. Sehingga
dalam hal ini, khittah mempunyai arti yang penting karena merupakan sebuah
landasan pemikiran bagi setiap pemimpin dan yang menjadi anggota
muhammadiyah.
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da’wah
amar ma’ruf nahi mungkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan
menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa Agama Islam
menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq dan
muamalah dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus
dilaksanakan dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif.
Muhammadiyah berpandangan bahwa berkiprah dalam kehidupan
bangsa dan negara merupakan salah satu perwujudan dari misi dan fungsi
melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi mungkar sebagaimana telah menjadi
panggilan sejarahnya sejak zaman pergerakan hingga masa awal setelah
kemerdekaan Indonesia.
Muhammadiyah sebagai organisasi sosial-keagamaan (organisasi
kemasyarakatan) yang mengemban misi da’wah amar ma’ruf nahi mungkar
senantiasa bersikap aktif dan kontruktif dalam usaha-
usaha pembangunan dan reformasi nasional yang sesuai dengan khittah
(garis) perjuangan serta tidak akan tinggal diam menghadapi kondisi-kondisi
kritis yang dialami oleh bangsa dan negara. Muhammadiyah senatiasa merasa
terpanggil untuk berkiprah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan
berdasarkan pada khittah perjuangan sebagai berikut:
1. Muhammadiyah menyakini bahwa politik dalam kehiduapan bangsa dan
negara merupakan salah satu aspek dari ajaran Islam dalam urusan
keduniawian yang harus selalu dimotivasi, dijiwai, dan dibingkai oleh
nilai-nilai luhur agama dan moral yang utama. Karena itu, diperlukan
sikap dan moral yang positif dari seluruh warga Muhammadiyah dalam
menjalani kehidupan politik untuk tegaknya kehidupan berbangsa dan
bernegara.
2. Muhammadiyah menyakini bahwa negaradan usaha-usaha membangun
kehidupan berbangsa dan bernegara, baik melalui perjuangan politik
maupun melalui pengembangan masyarakat, pada dasarnya
merupakan wahana yang mutlak diperlukan untuk membangun di mana
nilai-nilai ilahiyah melandasi dan tumbuh subur bersamaan dengan
tegaknya nilai-nilai kebersamaan, keadilan, perdamaian, ketertiban,
dan keadaban untuk terwjudnya “baldatun thayyibatun wa raabun
ghafur”.
3. Muhammadiyah memilih perjuangan dalam kehiduoan berbangsa dan
bernegara melalui usaha-usaha pembinaan atau pemberdayaan
masyarakat guna terwujudnya masyarakat madani yang kuat
sebagaimana tujuan Muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat
islam yang sebenar-benarnya. Sedangkan hal-hal yang berkaitan
dengan kebijakan-kebijakan kenegaraan sebagai proses dan hasil dari
fungsi politik pemerintahan akan ditempuh melalui pendekatan-
pendekatan secara tepat dan bijaksana sesuai prinsip-prinsip perjuangan
kelompok kepentingan yang efektif dalam kehidupan Negara yang
demokrastis.
4. Muhammadiyah mendorong secara kritis atas perjuangan politik yang
bersifat praktis atau berorientasi pada kekuasaan untuk dijalankan oleh
partai-partai politik dan lembaga-lembaga formal kenegaraan dengan
sebaik-baiknya menuju terciptanya system politik yang demokratis dan
berkeadaban sesuai dengan cita-cita luhur bangasa dan Negara. Dalam
hal ini perjuangan politik yang dilakukan oleh kekuatan kekuatan
politik hendaknya benar-benar mengedepankan kepentingan rakyat dan
tegaknya nilai-nilai utama sebagaimana yang menjadi semangat dasar
dan tujuan didirikannya Negara Republik Indonesia yang
diproklamasikan tahun 1945.
5. Muhammadiyah senantiasa memainkan peranan politiknya sebagai
wujud dari da’wah amar ma’ruf nahi mungkar dengan jalan
memengaruhi proses dan kebijakan Negara agar tetap berjalan sesuai
dengan konstitusi dan cita-cita luhur bangsa. Muhammadiyah secara
aktif menjadi kekuatan perekat bangsa dan berfungsi sebagai wahana
pendidikan politik yang sehat menuju kehidupan nasional yang damai
dan berkeadaban.
6. Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan
organisatoris dengan kekuatan-kekuatan politik atau organisasi
manapun. Muhmmadiyah senantiasa mengembangkan sikap positif
dalam memandang perjuangan politik dan menjalankan fungsi kritik
sesuai dengan prinsip amar ma’ruf nahi mungkar demi tegaknya system
politik kenegaraan yang demokratis dan berkeadaban.
7. Muhammadiyah memberikan kebebasan kepada setiap anggota
persyarikatan untuk menggunakan hak pilihnya dalam kehidupan politik
sesuai hati nurani masing-masing. Penggunaan hak pilih tersebut harus
merupakan tanggungjawab sebgai warga negara yang dilaksanakan
secara rasional dan kritis, sejalan dengan misi dan kepentingan
Muhammadiyah, demi kemaslahatan bangasa dan Negara.
8. Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktif dalam
politik untuk benar-benar melaksanakan tugas dan kegiatan politik
secara sungguh-sungguh dengan mengedepankan tanggungjawab
(amanah), akhlak mulia (akhlak al-karimah), keteladanan (uswah
hasanah), dan perdamaian (ishlah). Aktivitas politik tersebut harus
sejalan dengan upaya memerjuangkan misi persyarikatan dan
melaksanakan da’wah amar ma’ruf nahi mungkar.
9. Muhammadiyah senantiasa bekerjasama dengan pihak atau golongan
manapun berdasarkan prinsip kebajikan dan kemaslahatan, menjauhi
kemudharatan, dan bertujuan untuk membangun kehidupan berbangsa
dan bernegara ke arah yang lebih baik, maju, demokratis, dan
berkeadaban.
Sesungguhnya, dengan atau tanpa Khittah Muhammadiyah telah
berada pada jalur yang benar dan tepat, apabila semuanya dilakukan dengan
terfokus, optimal, sungguh-sungguh dan yang lebih penting adalah dengan
mengerahkan segala potensi dan terus berpegang teguh pada Alquran dan
As sunnah. Ketika sesuatu yang kecil dalam gerakan dakwah
Muhammadiyah disatukan dengan banyaknya tangan masyarakat
Muhammadiyah dalam menyangga gerakan Islam ini, Insya Allah akan
melahirkan karya amaliah yang luar biasa.
B. Muhammadiyah Sebagai Bagian dari Pendiri NKRI
Muhammadiyah merupakan bagian dari pendiri NKRI, hal ini jelas
dapat dilihat dari lahirnya Organisasi Islam yang berdiri sebagai plopor
kebangkitan Islam di Indonesia sejak tahun 1912. Dalam Muhammadiyah
sendiri banyak organisasi yang dibentuk untuk membangun bangsa ini
mulai dari masalah keagamaan, pendidikan dan sosial. Salah satu contoh
dari organisasi kemuhammadiyahan ini yaitu terobosan baru dalam bidang
pendidikan dengan mengadopsi pendidikan berbasis Belanda namun
masih berdasarkan pada Islam yang pada saat itu masih dianggap asing bagi
masyarakat di Kahuman.
Selain itu kelahiran Muhammadiyah memberikan corak spirit dan
cita-cita untuk perkembangan zaman yang lebih baik sesuai dengan paham
Islam yang sesungguhnya. Adapun sesungguhnya tujuan dari gerakan
Muhammadiyah ini yaitu perjuangan untuk kesejahteraan bersama
(masyarakat) berdasarkan pada tuntunan Al- Qur’an dan As- Sunnah, hal
inilah yang menjadikan Muhammadiyah menjadi salah satu pendiri
dari NKRI karena cita-cita Muhammadiyah dan Kebangsaan Indonesia ini
sama yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Seseorang atau sebuah organisasi yang ikut serta dalam membangun
dan mendirikan NKRI merupakan sebuah kesadaran diri ingin
membangun bangsa ini dengan mewujudkan masa depan bersama dalam
sebuah negara yang besar.
Umat Islam Indonesia melalui partai-partai Islam telah terlibat aktif
dalam proses politik. Ini berati penerimaan pada demokrasi tidak lagi
menjadi masalah alias sudah final. Selama ini tokoh- tokoh Organisasi
Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, dan lain- lain telah
dapat bekerja sama dengan pemerintah. Ini menunjukan bahwa demokrasi
menjadi instrument politik bangsa ini untuk mewadahi aspiras- aspirasi
politik yang terus berkembang, dengan demokrasi memungkinkan
terjadinya kesepakatan- kesepakatan politik dicapai guna menjadi
keberlanjutan bangsa ini alam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Muhammadiyah merupakan gerakan Islam yang memiliki ideologi
yang sama dengan cita-cita Indonesia, yakni seperangkat paham tentang
kehidupan dan strategi perjuangan untuk mewujudkan cita- cita Bangsa,
salah satu Ideologi Muhammadiyah yaitu ajaran atau ilmu pengetahuan
yang secara sistematis dan menyeluruh membahas mengenai gagasan, cara-
cara, angan-angan, atau gambaran dalam pikiran untuk mendapatkan
keyakinan mengenai hidup dan kehidupan yang benar dan tepat
berdasarkan tuntunan Al- Qur’an dan As-Sunnah, salah satu ideologi ini
sama halnya dengan tujuan / cita- cita bangsa yakni mencerdaskan
kehidupan bangsa dan menciptakan keadilan dan kesejahtraan bagi rakyat
Indonesia yang berdasarkan pada tuntunan agama.
Meskipun Muhammadiyah telah menetapkan visinya tentang
masyarakat ideal, namun Muhammadiyah tidak memiliki niat untuk
mendirikan negara Islam Indonesia.Muhammadiyah harus memegang teguh
kerangka NKRI dalam konteks nasionalisme karena beberapa alasan:
1. Muhammadiyah menginginkan kesejahteraan umat (maslahah ummah)
sebagai tujuan utama perjuangan politik Muhammadiyah sebagai partai
politik.
2. Muhammadiyah sangat menyadari bahwa gerakan globalisasi
mengandung “agenda baru atau tersembunyi dari para pendukungnya,
sehingga Muhammadiyah harus membangun konsep negara demi
kedaulatan negara, bangsa dan wilayah, dan untuk membentengi negara
dari intervensi negara lain sebagai akibat dari ketidakadilan global.
C. Tanggung Jawab Muhammadiyah Terhadap NKRI
Sebagai bagian terbesar dari Negara Keatuan Republik Iondonesia
(NKRI) dan sebagai salah satu pendirinya, Muhammadiyah merasa punya
tanggugjawab. Bagi Muhammadiyah, penunaian tanggung jawab ini
adalah refleksi keimanan dan sekaligus komitmen kebangsaan. Dan
komitmen ini telah dibuktikan oleh Muhammadiyah dengan ikut andil
dalam memajukan kebudayaan dan peradaban pada bangsa ini.
Faktanya dalam segala aspek kehidupan, baik Kehidupan
Beragama, Berbangasa dan Bernegara, Muhammadiyah Telah hadir sebagai
Agen Pembaharuan. Tanggungjawab Muhammadiyah terhadap NKRI
dilakukan melalui dengan memberikan pencerahan, dengan melakukan
gerakan pencerdasan dengan mendirikan sekolah-sekolah seperti SD, SMP,
SMA dan Perguruan Tinggi diseluruh Indonesia, peningkatan kualitas
kesehatan dengan mendirikan rumah sakit, dan kehidupan sosial serta
pemberdayaan tarap kehidupan ekonomi masyarakat dengan membuat
amal-amal usaha sebagai lapangan pekerjaan bagi warga yang
membutuhkan.
Munir Mughni dalam Muhammadiyah Pintu Gerbang Protestanisme
meungungkapkan bahwa kyai Ahmad Dahlan adalah sosok yang memiliki
etika populis yang sangat peduli pada nasib rakyat yang miskin dan
menderita, kyai Ahmad Dahlan membangun rumah sakit dan membuka
sekolah-sekolah yang kesemuanya untuk orang miskin. Dokter-dokter yang
bekerja dirumah sakit tidak hanya berasal dari pribumi sendiri namun juga
dokter-dokter kebangsaan Belanda yang beragama Katolik. Gerakan yang
dilakukan kyai Ahmad Dahlan pada bidang sosial untuk kemajuan
Indonesia tanpa memandang ras, keturunan, bahkan agama apapun.
Dari ungkapan tersebut, dapat kita ketahui bahwa demi kemajuan
dan kedaulatan NKRI, Muhammadiyah melakukan dan
membangun banyak infrastruktur yang berguna untuk masryarakat. Hal ini
merupakan bentuk tanggungjawab Muhammadiyah terhadap NKRI.
Muhammmadiyah menjadi sebagai karakteristik moral power yang selalu
menjadi teladan, pelindung, pengayom dan penyelamat bagi masa
depan bangsa, negara, agama, dan umat manusia.

D. Bentuk atau Model Peran Kebangsaan Muhammadiyah


Bentuk atau model Muhammadiyah dikenal sebagai sebuah
organisasi Islam yang yang didalamnya berisikan tentang pembaharuan
dalam bidang Keyakian dan Kepribadian masyarakat tentang nilai-nilai
kehidupan yang dianut masyarakat berdasarkan budaya bangsa.
Adapun peran dari model Muhammadiyah yaitu untuk merubah
moral dan karakter dari bangsa Indonesia yang beragam dengan pembinaan
terhadap masyarakat. Selain itu, peran Muhammadiyah dalam merubah
bangsa Indonesia menjadi lebih baik yaitu dengan dengan dibangunnya
infrastruktur bagi kepentingan masyarakat baik dalam bidang pendidikan,
kesehatan, sosial dan lain-lain dengan dibangunnya sekolah- sekolah dan
yayasan lainnya. Bentuk dan model Muhammadiyah pada umumnya
mengacu pada kesejahteraan bangsa sesuai dengan dasar-dasar
atau pedoman garis perjuangan Muhammadiyah yaitu menyebarkan
dakwah amal ma’ruf nahi munkar atau menyeruh pada kebaikan.
Adapun bentuk dan model organisasi Muhammadiyah yaitu bersifat
impersonal atau institusional, bukan sekedar himpunan orang-perorangan
yang bersifat kelembagaan. Keunggulan Muhammadiyah terletak pada
gerakan melalui organisasi. Organisasi Muhammadiyah merupakan sebuah
instrumen fisik organisasi (body of structure) yang didalamnya terkandung
nilai-nilai dasar, norma, dan strategi perjuangan untuk mencapai tujuan
yakni terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Dalam kiprahnya, Muhammadiyah dituntut untuk meneguhkan dan
merevitalisasi gerakannya keseluruh lapangan kehidupan dengan
melakukan pembaharuan sehingga sesuai dengan Keyakinan dan
Kepribadian sebagai pilar kekuatan gerakan pencerahan peradaban
diberbagai lingkungan kehidupan.
Sebagai organisasi Islam, tugas Muhammadiyah yaitu
sebagai pelopor nilai-nilai demokrasi Islam. Karena Islam dan demokrasi
memiliki nilai-nilai yang sama yaitu mengembangkan humanisme,
pemerintah yang bersih dan bertanggung jawab, penegakan supermasi
hukum, kesetaraan, keadilan, dan kesejahteraan sosial.
Sebagai salah satu ormas Islam modernis terbesar di Indonesia
tujuan dari organisasi Muhammadiyah yaitu bukan hanya memurnikan
ajaran-ajaran Islam namun juga sebagai gerakan pembaharuan untuk
kepentingan bangsa serta memperkuat demokrasi untuk mewujudkan
kepastian hukum dan kerukunan antar umat beragama.
E. Islam Berkemajuan
1. Latar Belakang Lahirnya Muhammadiyah
Berbicara tentang Islam berkemajuan pastinya tidak lepas dari sejarah
dan perkembangan Muhammadiyah. Hal ini dikarenakan, di Indonesia sendiri
memang organisasi Islam inilah yang memakai gagasan Islam berkemajuan
sebagai suatu identitas lama yang di deklarasikan kembali danmelekat sebagai
ideologi untuk melaksanakan arah gerak dalam jati diri eksistensi
Muhammadiyah. Akar historis dari Islam berkemajuan dapat dilacak dengan
memahami awal lahirnya Muhammadiyah yang digagas oleh KH. Ahmad
Dahlan(1868-1923).
Berdirinya Muhammadiyah ini, Kiyai Dahlan ingin mengadakan suatu
pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. Ia
ingin mengajak ummat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan
Al-Qur'an dan Al-Hadits dan sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa
Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di
bidang pendidikan.
Secara umum, ide-ide pembaruan Ahmad Dahlan atas konsep Islam
berkemajuan dapat diklarifikasikan kepada dua dimensi yaitu berupaya
memurnikan (purifikasi) ajaran Islam dari tahayul, bid’ah dan khurafat yang
selama ini telah bercampur dalam akidah dan ibadah umat Islam serta mengajak
umat Islam untuk keluar dari jaring terhadap doktrin Islam dalam rumusan dan
penjelasan yang dapat diterima oleh rasio.
2. Akar Historis Rumusan Islam Berkemajuan
Dalam beberapa sumber dijelaskan bahwa, istilah “berkemajuan” atau
“kemajuan” telah melekat pada gerakan Muhammadiyah sejak awal. Hal ini
dibuktikan dengan sebuah pernyataan pada tahun 1912, tercantum kata
“memajukan” dalam frasa tujuan Muhammadiyah, yaitu: “memajukan hal
agama kepada anggauta-anggautanja”.
Dalam catatan sejarah, Istilah Islam berkemajuan diperkenalkan kembali
dalam memberikan ciri tentang masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Pada
saat Muktamar Muhammadiyah ke-37 tahun 1968 misalnya, dikupas tentang
karakter masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Di antara sembilan ciri
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, salah satu cirinya ialah “masyarakat
berkemajuan”, yang ditandai oleh:
a. Masyarakat Islam ialah masyarakat yang maju dan dinamis serta dapat
menjadi contoh.
b. Masyarakat Islam membina semua sector kehidupan secara serempak dan
teratur atau terkoordinir.
c. Dalam pelaksanaannya masyarakat itu mengenal pentahapan dan pembagian
pekerjaan.
Gerakan Islam berkemajuan juga digelorakan pada Muktamar ke-46
tahun 2010 di Yogyakarta, bahwa Muhammadiyah pada abad kedua
berkomitmen kuat untuk melakukan gerakan pencerahan. Gerakan pencerahan
merupakan praksis Islam yang berkemajuan untuk membebaskan,
memberdayakan, dan memajukan kehidupan. Tujuan dari gerakan Islam
berkemajuan ini adalah untuk memberikan jawaban atas problem-problem
kemanusiaan berupa kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan persoalan-
persoalan lainnya yang bercorak struktural dan kultural.
3. Dasar Normatif Islam Berkemajuan Perpektif Muhammadiyah (dasar Al-
Qur’an)
Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan Islam dakwah amar ma’ruf
nahi munkardan tajdid, bersumber pada Al-Qur`an dan As-Sunnah. Dengan
karakter tersebut Muhammadiyah menegaskan dirinya sebagai Gerakan Islam
yang melaksanakan misi dakwah dan tajdid. Sedangkan maksud dan tujuan
Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah sejak awal berkomitmen dan
berkiprah untuk memajukan kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan
universal. Karenanya, Muhammadiyah sejak kelahirannya memiliki watak yang
berkemajuan. Dalam sejarah berdirinya Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan
mendirikan Muhammadiyah karena memperoleh inspirasi dari Ayat Al-Qur’an
yakni surat Ali Imran ayat ke-104. Ayat Al-Qur’an tersebut sangat melekat
dalam kesadaran warga Muhammadiyah, sehingga sering disebut sebagai “ayat”
Muhammadiyah.
4. Misi Islam Berkemajuan Gagasan Muhammadiyah
Pandangan Islam yang berkemajuan secara faktual sudah melekat
dengan kelahiran dan langkah-langkah Muhammadiyah dalam perjalanan
sejarahnya. Apa yang dilakukan Kyai Dahlan dan Muhammadiyah generasi
awal ialah melawan kekolotan, taklid, dan mengerjakan apa saja apa yang
dipusakainya dari nenek moyangnya meskipun itu sudah terang bukan dari
ajaran Islam. Secara umum kondisi umat Islam ketika KH. Ahmad Dahlan
mencetuskan pembaharuan Islam lewat Muhammadiyah dicirikan oleh hal-hal
berikut:
1. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi,
sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah dan khurafat yang
mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam
masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar
kemurniannya lagi.
2. Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak
tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat.
3. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam
memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan
zaman.
4. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid
buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme,
formalisme, dan tradisionalisme.
5. Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh
agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di
Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat.
6. Adanya tantangan dan sikap acuh tak acuh atau rasa kebencian di kalangan
intelegensia kita terhadap agama Islam, yang oleh mereka dianggap sudah
kolot dan tidak up to date lagi.
7. Ingin membentuk suatu masyarakat, di mana di dalamnya benar-benar
berlaku segala ajaran dan hukum-hukum Islam.
Tujuan dari Islam berkemajuan sendiri adalah menyemaikan benih-benih
kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran dan
keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia. Islam yang
menjunjung tinggi kemuliaan manusia baik laki-laki maupun perempuan tanpa
diskriminasi. Islam yang menggelorakan anti perang, anti terorisme, anti
kekerasan, anti penindasan, anti keterbelakangan dan anti terhadap segala
bentuk perusakan di muka bumi seperti korupsi, penyalah gunaan kekuasaan,
kejahatan kemanusiaan, eksploitasi alam, serta berbagai kemungkaran yang
menghancurkan kehidupan.
5. Orientasi Gerakan Islam Berkemajuan dalam Amal Usaha Muhammadiyah
Islam berkemajuan merupakan identitas yang telah ada sejak kelahiran
Muhamamdiyah dan di pakai kembali saat ini yang senantiasa berusaha untuk
mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan. dan itulah yang
menjadi kunci pokok dari gagasan Islam berkemajuan tersendiri. Oleh karena
itu, Muhammadiyah dan umat Islam merupakan bagian integral dari bangsa ini.
Dalam hal ini, tidak ada bukti yang lebih kuat daripada peran historis mereka di
dalam membangun Indonesia sejak periode pergerakan kebangkitan nasional
hingga masa kemerdekaan.
Sementara itu, dalam kehidupan kebangsaan Muhammadiyah
mengagendakan revitalisasi visi dan karakter bangsa, serta semakin mendorong
gerakan mencerdaskan kehidupan bangsa yang lebih luas sebagaimana cita-cita
kemerdekaan. Dalam menghadapi berbagai persaingan peradaban yang tinggi
dengan bangsa-bangsa lain dan demi masa depan Indonesia yang lebih maju
maka diperlukan transformasi mentalitas bangsa ke arah pembentukan manusia
Indonesia yang berkarakter kuat. Manusia yang berkarakter kuat dicirikan oleh
kapasitas mental yang membedakan dari orang lain seperti keterpercayaan,
ketulusan, kejujuran, keberanian, ketegasan, ketegaran, kuat dalam memegang
prinsip, dan sifat-sifat khusus lainnya yang melekat dalam dirinya. Sementara
nilai-nilai kebangsaan lainnya yang harus terus dikembangkan adalah nilai-nilai
spiritualitas, solidaritas, kedisiplinan, kemandirian, kemajuan dan keunggulan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan :
1. Khittah mengandung “Garis Strategi Perjuangan” yang merupakan aspek
atau unsur dari Ideologi Muhammadiyah. Selain itu, khittah juga
mengandung arti sebagai pemikiran perjuangan yang merupakan
tuntunan, pedoman, dan akan kemana arah perjuangan tersebut.
Sehingga dalam hal ini, khittah mempunyai arti yang penting karena
merupakan sebuah landasan pemikiran bagi setiap pemimpin dan yang
menjadi anggota muhammadiyah.
2. Muhammadiyah merupakan bagian dari pendiri NKRI, hal ini jelas
dapat dilihat dari lahirnya Organisasi Islam yang berdiri
sebagai pelopor kebangkitan Islam di Indonesia sejaktahun 1912.
Dalam Muhammadiyah sendiri banyak organisasi yang dibentuk untuk
membangun bangsa ini mulai dari masalah keagamaan, pendidikan dan
sosial.
3. Tanggungjawab Muhammadiyah terhadap NKRI dilakukan melalui
dengan memberikan pencerahan, dengan melakukan gerakan
pencerdasan dengan mendirikan sekolah-sekolah seperti SD, SMP,
SMA dan Perguruan Tinggi diseluruh Indonesia, peningkatan kualitas
kesehatan dengan mendirikan rumah sakit, dan kehidupan sosial serta
pemberdayaan tarap klehidupan ekonomi masyarakat dengan membuat
amal-amal usaha sebagai lapangan pekerjaan bagi warga yang
membutuhkan.
4. Bentuk dan model organisasi Muhammadiyah yaitu bersifat impersonal
atau institusional, bukan sekedar himpunan orang-perorangan yang
bersifat kelembagaan. Keunggulan Muhammadiyah terletak pada
gerakan melalui organisasi. Organisasi Muhammadiyah merupakan
sebuah instrumen fisik organisasi (body of structure) yang didalamnya
terkandung nilai- nilai dasar, norma, dan strategi perjuangan untuk
mencapai tujuan yakni terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya.

B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah kita sebagai warga
Muhammadiyah hendaknya mengetahui dan memahami Khittah
Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar kita tidak
menyimpang dari garis perjuangan yang telah ditetapkan. Selain itu,
kita juga harus mengetahui dan memahami Muhammadiyah merupakan
bagian dari pendiri NKRI dan memiliki sebuah tanggungjawab terhadap
NKRI serta memiliki bentuk / model peran kebangsaan dalam
Muhammadiyah
DAFTAR PUSTAKA

Akhsrullah. 2015. Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Makassar: Pdf


Nashir, Haedar. 2015. Memahami Ideologi Muhammadiyah. Yogyakarta:
Suara Muhammadiyah.
http://digilib.uinsby.ac.id/19691/6/Bab%203.pdf
http://www.irmangusman.com/satu-abad-dan-peran-
kebangsaanmuhammadiyah/
http://sutinatanpopo.blogspot.co.id/2015/05/khittah-muhammadiyah-dan-
nkri- makalah.html

Anda mungkin juga menyukai