Anda di halaman 1dari 11

Makalah AIK

“ Peran Kebangsaan Muhammadiyah di Indonesia ‘’

Kelompok 12 :
1. Fatiya Lisa Amanda (210303021)
2. Puti Maulida (210303020)

Dosen Pengampu :
Afdal, S.Ud., M.PI

Program Studi D3 Keuangan dan Perbankan


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Tahun Pelajaran 2022/ 2023
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb
Kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmatnya sehinga makalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Penyusunan
makalah ini tidak bisa diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari banyak
pihak.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Afdal, S.Ud., M.PI yang
telah memberikan tugas ini kepada kami. Ada banyak hal yang bisa kami
pelajari melalui pembuatan dalam makalah ini.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat dalam
memberikan pemaparan tentang Peran Kebangsaan Muhammadiyah di
Indonesia dan kami sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk kritik serta saran dari berbagai pihak.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Pekanbaru, 08 Oktober 2022


Daftar i..si

Kata Pengantar……………………………………………………….………..…i

Daftar Isi………………………………………………………….……………..ii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar
Belakang………………………………………………………..……1
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………….………2
1.3 Tujuan ……………………………………………….…………………….2

BAB II Pembahasan

2.1 Khittah Muhammadiyah……………………………………………......2


2.2 Muhammadiyah Sebagai Bagian dari Pendiri NKRI………….……….5
2.3 Tanggung Jawab Muhammadiyah Terhadap NKRI…………………. ..6
2.4 Bentuk Peran Kebangsaan Muhammadiyah……………………….…...6

BAB III Penutup

a. Kesimpulan……………………………………………………………….7
b. Saran……………………………………………………………………...7

Daftar Pustaka
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Muhammadiyah didirikan di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang
mayoritas memeluk agama Islam tapi masih banyak melakukan hal-hal syirik.
Muhammadiyah didirikan tanggal 18 November 1912 oleh K.H Ahmad Dahlan.
Ahmad Dahlan sebelum mendirikan organisasi Muhammadiyah mengajar di
sekolah Budi Utomo sejak 1909. Beliau memberikan pelajaran agama.
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi yang keberadaannya tidak
diragukan lagi perannya dalam perjuangan Indonesia dan juga sebagai gerakan
dakwah yang memfokuskan pada agama Islam. Kyai Ahmad Dahlan selaku
pendiri Muhammadiyah menyebarkan agama Islam dan tidak hanya menyeruh
kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Namun juga, Muhammadiyah
menjadi sebuah organisasi yang turut serta membantu bangsa Indonesia lepas
dari cengkeraman penjajah dan mendapatkan Kemerdekaannya. Sebagai
ogranisasi sosial,
Muhammadiyah terus dituntut untuk mengembangkan perannya dalam
memperkuat demokrasi, meningkatkan kesekahteraan rakyat, keadilan ekonomi,
politik, dan hukum, mendorong terwujudnya kepastian hukum dan
pemberantasan korupsi, menciptakan keharmonisasi dan kerukunan antar umat
beragama, mengatasi kesenjangan ekonomi dan kesenjangan.
Bagi muhammadiyah, negara adalah sebuah mahkota dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, dan Muhammadiyah merasa ikut andil dalam
membentuk kemerdekaan Indonesia karena jauh sebelum kemerdekaan itu
didapat, Muhammadiyah telah ada saat terjadi perdebatan tentang dasardasar
negera. Begitu pula, ketika kemerdekaan banyak sekali figur-figur
Muhammadiyah didalam pembahasan dan perdebatan tersebut. Dalam
menjalankannya Muhammadiyah memiliki rencana, dasar pemikiran dan
anggara dasar yang telah ditetapkan dan semua kegiatan yang dilakukan tidak
boleh bertentangan dengan hal tersebut.
Muhammadiyah melakukan berbagai hal sebagai bentuk rasa tanggung
jawab terhadap NKRI dan sebagai salah satu pendiri NKRI. Maka dari itu,
komitmen konstitusional dalam organisasi Muhammadiyah. Muhammdiyah
dinilai sebagai salah satu organisasi yang memiliki dokumen keorganisasian,
dasar-dasar dan pedoman organisasi yang paling lengkap dan mendasar untuk
dijadikan acuan yang sangat kuat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana khittah Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara?
2. Bagaimana Muhammadiyah Sebagai Bagian dari Pendiri NKRI ?
3. Bagaimana Tanggung jawab Muhammadiyah Terhadap NKRI ?
4. Apa Bentuk/Model Peran Kebangsaan Muhammadiyah ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami khittah Muhammadiyah dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Untuk mengetahui dan memahami Muhammadiyah sebagai bagian
dari pendiri NKRI.
3. Untuk mengetahui dan memahami tanggungjawab Muhammadiyah
terhadap NKRI.
4. Untuk mengetahui dan memahami bentuk/model peran kebangsaan
Muhammadiyah.

BAB II
Pembahasan

2.1 Khittah Muhammadiyah


Secara etimologis, kata khittah berasal dari derivasi bahasa Arab yang
berarti rencana, jalan, langkah atau garis (Kamus Al-Munawwir, 1997).
Sedangkan secara terminologis yaitu suatu pikiran untuk melaksanakan
perjuangan ideologi atau keyakinan hidup.
Khittah artinya garis besar perjuangan. Dalam Khittah terkandung
konsepsi (pemikiran) perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman, dan arah
perjuangan. Dalam muhammadiyah khittah mempunyai arti penting karena
menjadi landasan berpikir dan beramal bagi semua pimpinan dan anggota
Muhammadiyah. Garis-garis besar perjuangan Muhammadiyah tersebut tidak
boleh bertentangan dengan asas dan tujuan serta program yang telah disusun. Isi
dari khittah tersebut sesuai dengan tujuan Muhammadiyah, tidak bertentangan
dengannya dan disusun sesuai dengan perkembangan zaman.
Dari masa ke masa kepemimpinan Muhammadiyah, telah muncul atau
lahir beberapa Khittah, yaitu :
1. Khittah Muhammadiyah 1938-1940, dipimpin oleh KH Mas Mansur.
2. Khittah Palembang 1956-1959, dipimpin oleh AR Sutan Mansur.
3. Khittah Ponorogo 1969, dirumuskan oleh KH AR Fachrudin.
4. Khittah Ujung Pandang 1971, dirumuskan oleh K.H. AR Facrudin pada
muktamar ke-38
5. Khittah Surabaya 1978, dipimpin oleh KH. AR Facrudin.
6. Khittah Denpasar 2002, dipimpin oleh Prof. Dr. HA Syafi'i Ma'arif.
Umunya suatu Khittah memiliki sifat pembinaan kepemimpinan dan
bimbingan untuk berjuang bagi para anggota Muhammadiyah. Pada dasarnya
khittah mengandung “Garis Strategi Perjuangan” yang merupakan aspek atau
unsur dari Ideologi Muhammadiyah.
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam yang melaksanakan da’wah amar
ma’ruf nahi mungkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung
tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya. Muhammadiyah berpandangan bahwa Agama Islam menyangkut
seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq dan muamalah
dunyawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksanakan
dalam kehidupan perseorangan maupun kolektif.
Misi da’wah amar ma’ruf nahi mungkar senantiasa bersikap aktif dan
kontruktif dalam usaha-usaha pembangunan dan reformasi nasional yang sesuai
dengan khittah (garis) perjuangan serta tidak akan tinggal diam menghadapi
kondisi-kondisi kritis yang dialami oleh bangsa dan negara. Muhammadiyah
senatiasa merasa terpanggil untuk berkiprah dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan berdasarkan pada khittah perjuangan sebagai berikut:
1. Muhammadiyah menyakini bahwa politik dalam kehiduapan bangsa dan
negara merupakan salah satu aspek dari ajaran Islam dalam urusan
keduniawian yang harus selalu dimotivasi, dijiwai, dan dibingkai oleh nilai-
nilai luhur agama dan moral yang utama. Karena itu, diperlukan sikap dan
moral yang positif dari seluruh warga Muhammadiyah dalam menjalani
kehidupan politik untuk tegaknya kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Muhammadiyah menyakini bahwa negaradan usaha-usaha membangun
kehidupan berbangsa dan bernegara, baik melalui perjuangan politik maupun
melalui pengembangan masyarakat, pada dasarnya merupakan wahana yang
mutlak diperlukan untuk membangun di mana nilai-nilai ilahiyah melandasi
dan tumbuh subur bersamaan dengan tegaknya nilai-nilai kebersamaan,
keadilan, perdamaian, ketertiban, dan keadaban untuk terwjudnya “baldatun
thayyibatun wa raabun ghafur”.
3. Muhammadiyah memilih perjuangan dalam kehiduoan berbangsa dan
bernegara melalui usaha-usaha pembinaan atau pemberdayaan masyarakat
guna terwujudnya masyarakat madani yang kuat sebagaimana tujuan
Muhammadiyah untuk mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-
benarnya.
4. Muhammadiyah mendorong secara kritis atas perjuangan politik yang
bersifat praktis atau berorientasi pada kekuasaan untuk dijalankan oleh
partai-partai politik dan lembaga-lembaga formal kenegaraan dengan sebaik-
baiknya menuju terciptanya system politik yang demokratis dan berkeadaban
sesuai dengan cita-cita luhur bangasa dan Negara. Dalam hal ini perjuangan
politik yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan politik hendaknya benar-
benar mengedepankan kepentingan rakyat dan tegaknya nilai-nilai utama
sebagaimana yang menjadi semangat dasar dan tujuan didirikannya Negara
Republik Indonesia yang diproklamasikan tahun 1945
5. Muhammadiyah senantiasa memainkan peranan politiknya sebagai wujud
dari da’wah amar ma’ruf nahi mungkar dengan jalan memengaruhi proses
dan kebijakan Negara agar tetap berjalan sesuai dengan konstitusi dan cita-
cita luhur bangsa. Muhammadiyah secara aktif menjadi kekuatan perekat
bangsa dan berfungsi sebagai wahana pendidikan politik yang sehat menuju
kehidupan nasional yang damai dan berkeadaban.
6. Muhammadiyah tidak berafiliasi dan tidak mempunyai hubungan
organisatoris dengan kekuatan-kekuatan politik atau organisasi manapun.
7. setiap anggota persyarikatan untuk menggunakan hak pilihnya dalam
kehidupan politik sesuai hati nurani masing-masing.
8. Muhammadiyah meminta kepada segenap anggotanya yang aktif dalam
politik untuk benar-benar melaksanakan tugas dan kegiatan politik secara
sungguh-sungguh dengan mengedepankan tanggungjawab (amanah), akhlak
mulia (akhlak al-karimah), keteladanan (uswah hasanah), dan perdamaian
(ishlah). Aktivitas politik tersebut harus sejalan dengan upaya
memerjuangkan misi persyarikatan dan melaksanakan da’wah amar ma’ruf
nahi mungkar.
9. Muhammadiyah senantiasa bekerjasama dengan pihak atau golongan
manapun berdasarkan prinsip kebajikan dan kemaslahatan, menjauhi
kemudharatan, dan bertujuan untuk membangun kehidupan berbangsa dan
bernegara ke arah yang lebih baik, maju, demokratis, dan berkeadaban.
Sesungguhnya, dengan atau tanpa Khittah Muhammadiyah telah berada
pada jalur yang benar dan tepat, apabila semuanya dilakukan dengan terfokus,
optimal, sungguh-sungguh dan yang lebih penting adalah dengan mengerahkan
segala potensi dan terus berpegang teguh pada Alquran dan As sunnah.

2.2 Muhammadiyah Sebagai Bagian dari Pendiri NKRI


Muhammadiyah merupakan bagian dari pendiri NKRI, hal ini jelas dapat
dilihat dari lahirnya Organisasi Islam yang berdiri sebagai pelopor kebangkitan
Islam di Indonesia sejak tahun 1912. Dalam Muhammadiyah sendiri banyak
organisasi yang dibentuk untuk membangun bangsa ini mulai dari masalah
keagamaan, pendidikan dan sosial. Salah satu contoh dari organisasi
kemuhammadiyahan ini yaitu terobosan baru dalam bidang pendidikan dengan
mengadopsi pendidikan berbasis Belanda namun masih berdasarkan pada Islam
yang pada saat itu masih dianggap asing bagi masyarakat di Kahuman.
Selain itu kelahiran Muhammadiyah memberikan corak spirit dan cita-
cita untuk perkembangan zaman yang lebih baik sesuai dengan paham Islam
yang sesungguhnya. Adapun sesungguhnya tujuan dari gerakan Muhammadiyah
ini yaitu perjuangan untuk kesejahteraan bersama (masyarakat) berdasarkan
pada tuntunan Al- Qur’an dan As- Sunnah, hal inilah yang menjadikan
Muhammadiyah menjadi salah satu pendiri dari NKRI karena cita-cita
Muhammadiyah dan Kebangsaan Indonesia ini sama yaitu untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat Indonesia.
Peran dan tokoh Muhammadiyah memiliki andil yang cukup besar dalam
mendirikan Negara Republik Indonesia (NKRI). Salah satu diantaranya yakni
peran KH Ahmad Dahlan dan Siti Walidah (Nyai Dahlan). Kedua tokoh ini
telah bergerak dalam mencerdaskan dan memajukan bangsa hingga diangkat
sebagai Pahlawan Nasional. Sementara Srikandi Aisyiyah, Hayyinah dan
Munjiyah menjadi pelopor dan pemrakarsa bersama pergerakan perempuan
lainnya untuk lahirnya Konges Perempuan Pertama tahun 1928.
Kyai Mas Mansur menjadi tokoh Empat Serangkai bersama Soekarno,
Mohammad Hatta, dan Ki Hadjar Dewantoro dalam usaha persiapan
kemerdekaan Indonesia. Ki Bagus Hadikusumo didukung Kahar Muzakkir dan
Kasman Singodimedjo menjadi penentu konsensus nasional penetapan UUD
1945 tanggal 18 Agustus 1945 sebagai konstitusi dasar dan penetapan Pancasila
sebagai dasar negara.
Muhammadiyah telah menetapkan visinya tentang masyarakat ideal,
namun Muhammadiyah tidak memiliki niat untuk mendirikan negara Islam
Indonesia.Muhammadiyah harus memegang teguh kerangka NKRI dalam
konteks nasionalisme karena Muhammadiyah menginginkan kesejahteraan umat
(maslahah ummah) sebagai tujuan utama perjuangan politik Muhammadiyah
sebagai partai politik dan Muhammadiyah sangat menyadari bahwa gerakan
globalisasi mengandung “agenda baru atau tersembunyi dari para
pendukungnya, sehingga Muhammadiyah harus membangun konsep negara
demi kedaulatan negara, bangsa dan wilayah, dan untuk membentengi negara
dari intervensi negara lain sebagai akibat dari ketidakadilan global.

2.3 Tanggung Jawab Muhammadiyah Terhadap NKRI


Muhammadiyah dalam kiprahnya sebagai gerakan Islam, dakwah amar
ma’ruf nahi mungkar yang ditunjukan kepada dua bidang yaitu bidang
perseorangan dan bidang kelompok masyarakat demi menciptkan kehidupan
yang islami, aman, damai dan sejahtera itu adalah bentuk kepedulian
Muhammadiyah kepada negara.
Kepedulian Muhammadiyah tersebut juga merupakan bentuk
tanggungjawabnya terhadap negara Indonesia dalam menciptakan negara
Indonesia yang berkemajuan. Muhammadiyah telah ikut berbuat senyata-
nyatanya untuk memajukan kehidupan bangsa dibidang pendidikan, kesehatan,
pelayanan sosial, pemberdayaan masyarakat.
Setelah Indonesia merdeka, berbagai periode pemerintahan hingga
periode reformasi, pengabdian Muhammadiyah terhadap bangsa dan negera
terus berlanjut.Khidmat kebangsaan ini didorong oleh keinginan yang kuatagar
Indonesia mampu melangkah ke depan sejalan dengancita-cita kemerdekaan.
Inilah bukti bahwa Muhammadiyah ikut “berkeringat” di dalam usahausaha
memajukan kehidupan bangsa

2.4 Bentuk Peran Kebangsaan Muhammadiyah


Peran Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
dilakukan melalui dua strategi dan lapangan perjuangan, yaitu : Pertama,
melalui kegiatan politik yang berorientasi pada perjuangan kekuasaan/
kenegaraan (real politics, politik praktis) sebagaimana dilakukan oleh partai-
partai politik atau kekuatan-kekuatan politik formal di tingkat kelembagaan
negara. Kedua, melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang bersifat
pembinaan atau pemberdayaan masyarakat maupun kegiatan politik tidak
langsung (high politics) yang bersifat mempengaruhi kebijakan negara dengan
perjuangan moral (moral force) untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik
di tingkat masyarakat dan negara sebagaimana dilakukan oleh kelompok-
kelompok kepentingan (interest group).

BAB III
Penutup

a. Kesimpulan

1. Dalam muhammadiyah khittah mempunyai arti penting karena menjadi


landasan berpikir dan beramal bagi semua pimpinan dan anggota
Muhammadiyah.
2. Peran dan tokoh Muhammadiyah memiliki andil yang cukup besar dalam
mendirikan Negara Republik Indonesia (NKRI).
3. Muhammadiyah telah ikut berbuat senyata-nyatanya untuk memajukan
kehidupan bangsa dibidang pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial,
pemberdayaan masyarakat.
4. Peran kebangsaan Muhammadiyah melalui politik dan kegiatan
masyarakatnya.

b. Saran
Hendaknya kita sebagai generasi muda dan sebagai siswa di Universitas
Muhammadiyah Riau kedepannya dapat membuat organisasi
Muhammadiyah semakin maju dan berkembang di semua bidang yang ada
bagi bangsa dan negara Indonesia
Daftar Pustaka

http://www.irmangusman.com/satu-abad-dan-peran-kebangsaan-
muhammadiyah/
http://sutinatanpopo.blogspot.co.id/2015/05/khittah-muhammadiyah-
dan-nkri-makalah.html
Akhsrullah. 2015. Khittah Perjuangan Muhammadiyah. Makassar: Pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/16234/KEMU
HAMMADIYAHAN.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai