KEMUHAMMADIYAHAN
Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
Ade Vernanda Dwi Cahya (2210611038/2022)
Dedi Hindarto (2210611039/2022)
Khusi Nadiratul Laili (2210611057/2022)
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Fakor yang menjadi latar belakang berdirinya organisasi Islam Muhammadiyah adalah ketika KH
Ahmad Dahlan menyadari banyaknya masyarakat Indonesia yang menganut Islam dengan berbagai
macam pengaruh mistik yang merupakan dampak dari adaptasi masyarakat antara beberapa tradisi
yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Serta karena adanya pengaruh Negara
penjajah yang datang ke Indonesia lalu mulai menyebarkan paham moderenisasi Eropa mulai dari
paham Individualisme, liberalisme, rasionalisme hingga sekulerisme.
Maka, tujuan Muhammadiyah dilakukan untuk mengarahkan masyarakat Islam agar lebih memahami
prinsip Islam yang sebenar-benarnya agar masyarakan Islam bisa menjalankan dengan baik tanpa
adanya pengaruh tradisi atau budaya lain yang bertentangan.
Akan tetapi di samping itu Muhammadiyah sebagai gerakan sekaligus organisasi juga turut
membantu bangsa ini agar bisa terlepas dari cengkeraman penjajah. Dalam muhammadiyah ada
sebuah pedoman yang disebut dengan khithah, dimana khittah tersebut sebagai langkah atau
kebijakan yang dirumuskan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu kita perlu mempelajari tentang
khittah perjuangan muhammadiyah tersebut.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian khittah perjuangan muhammadiyah?
3. Bagaimana khittah perjuangan muhammadiyah dapat dikatakan sebagai pola dasar dari strategi
perjuangan muhammadiyah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu khittah perjuangan muhammadiyah
2. Untuk mengetahui macam macam apa saja yang menjadi landasan dari khittah perjuangan
muhammadiyah
3. Untuk mengetahui pola dasar apa saja yang menjadi latar belakang dari khittah perjuangan
muhammadiyah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Khittah terkandung konsepsi (pemikiran) perjuangan yang merupakan tuntunan, pedoman,
dan arah perjuangan. Dalam muhammadiyah khittah mempunyai arti penting karena menjadi
landasan berpikir dan beramal bagi semua pimpinan dan anggota Muhammadiyah. Garis-garis besar
perjuangan Muhammadiyah tersebut tidak boleh bertentangan dengan asas dan tujuan serta program
yang telah disusun. Isi dari khittah tersebut sesuai dengan tujuan Muhammadiyah, tidak bertentangan
dengannya dan disusun sesuai dengan perkembangan zaman.
Jadi dengan Khittah ini, Muhammadiyah membuat satu rumusan sikap tentang berbagai masalah.
Rumusan sikap Muhammadiyah itu jadi pedoman dalam menyikapi berbagai persoalan yang dihadapi.
1. Khittah Langkah Dua Belas atau Dua Belas Langkah Muhammadiyah (1938-1940) pada
masa KH. Mas Mansur
Iman itu harus segera ditablighkan atau disampaikan, disiarkan dengan selebar-lebarnya, diberi riwayatnya
dan diberi dalil buktinya, dipengaruhkan dan digembirakan sampai iman itu mendarah daging, masuk di
tulang sungsum dan mendalam di hati sanubari kita.
Paham agama yang sesungguhnya itu dibentangkan dengan arti yang seluas-luasnya, boleh diujikan dan
diperbandingkan, sehingga kita anggota Muhammadiyah memahami agama Islam secara luas, tidak
memahami Islam secara sempit dan kaku.
3
c. Memperluas Budi Pekerti
Setiap anggota Muhammadiyah harus memahami dan menerangkannya pada yang lain, mana akhlak yang
terpuji ( akhlaqul mahmudah) dan mana akhlak yang tercela ( akhlaqul mazmumah). Setiap anggota
Muhammadiyah harus melaksanakan akhlak terpuji dan menjauhi akhlak yang tercela dalam kehidupan
sehari-hari.
Yang dimaksud amalan intiqad adalah hendaknya kita senantiasa melakukan perbaikan diri kita sendiri
(self corectie) atau senantiasa melakukan evaluasi baik untuk amalan kita sendiri maupun evaluasi
terhadap pekerjaan atau tugas tanggungjawab kita di persyarikatan.
e. Menguatkan Persatuan
f. Menegakkan Keadilan
Keadilan itu dijalankan dan ditegakkan dengan semestinya walaupun akan mengenai badan sendiri dan
sanak famili kita sendiri. Ketetapan yang sudah diputuskan dengan seadil-adilnya hendaknya dibela dan
dipertahankan dimanapun juga.
g. Melakukan Kebijaksanaan
Setiap anggota Muhammadiyah, dalam segala gerak dan langkahnya tidak boleh melupakan hikmah
kebijaksanaan, yaitu bisa menempatkan segala sesuatu pada tempatnya (proporsinya), memutuskan dan
melakukan sesuatu dengan penuh pertimbangan, tidak tergesa-gesa, disendikan kepada Kitabullah dan
Sunnah Rasulullah.
h. Menguatkan Tanwir
Memperhatikan secara tajam gerakan yang sudah dilaksanakan, sedang dilaksanakan dan yang akan
dihadapi kedepan, dan mempersambungkan gerakan luar (bekerjasama dengan pihak eksternal dengan
dasar silaturahmi dan tolong menolong).
i. Mengadakan Musyawarah
j. Memusyawaratkan Keputusan
k. Mengawasi Pergerakan
Langkah ke 1 sampai dengan 7 adalah langkah ilmu yang membutuhkan keterangan dan penjelasan.
Adapun langkah ke 8 sampai dengan langkah 12 adalah langkah mati, yakni tinggal dipratekkan saja atau
dilaksanakan saja, karena sudah terang dan nyata.
4
2. Khittah Palembang (1956-1959) pada masa AR. Sutan Mansur
a. Menjiwai pribadi anggota dengan ibadah, iman, akhlak dan ilmu pengetahuan
3. Khittah Ponorogo atau Khittah Perjuangan Muhammadiyah tahun 1969 pada masa KH. AR.
Fakhruddin
Muhammadiyah berjuangan untuk mencapai atau mewujudkan suatu cita-cita dan keyakinan hidup
yang bersumber dari ajaran Islam. Dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar dalam arti dan proporsi
yang sebenar-benarnya sebagaimana yang dituntunkan oleh Rosululloh SAW adalah satu-satunya
jalan untuk mencapai cita-cita dan keyakinan hidup.
Dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar seperti yang dimaksud harus dilakukan melalui dua
saluran/bidang secara simultan yaitu :
- Saluran Masyarakat
Muhammadiyah sebagai organisasi memilih dan menempatkan diri sebagai gerakan Islam dan
dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dalam bidang masyarakat. Sedang untuk alat perjuangan dalam
bidang politik kenegaraan (politik praktis), Muhammadiyah membentuk satu partai politik diluar
organisasi Muhammadiyah.
Dengan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dengan arti dan proporsi yang sebenarnya,
Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara teoritis konsepsional, secara operasional dan secara
kongkrit bahwa ajaran Islam mampu mengatur masyarakat dalam Negara Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 menjadi masyarakat yang adil, makmur, sejahtera bahagia
materiil dan spirituil yang diridhoi Allah SWT.
5
4. Khittah Ujung Pandang atau Khittah Perjuangan Muhammadiyah tahun1971 pada masa
KH. AR. Fakhruddin
a. Muhammadiyah adalah Gerakan Da’wah Islam yang beramal dalam segala bidang kehidupan
manusia dan masyarakat
b. Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat tidak memasuki atau memasuki
organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan
Muhammadiyah
c. Untuk lebih memantapkan Muhammadiyah sebagai gerakan da’wah Islam setelah pemilu tahun
1971, Muhammadiyah melakukan amarma’ruf nahi munkar secara onstruktif dan positif terhadap Partai
Muslimin Indonesia
5. Khittah Surabaya atau Khittah Perjuangan Muhammadiyah tahun 1978 pada masa KH. AR.
Fakhruddin
b. Meningkatkan pengertian dan kematangan anggota Muhammadiyah tentang hak dan kewajiban
sebagai warga negara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan meningkatkan kepekaan sosialnya
terhadap persoalan dan kesulitan hidup masyarakat.
6. Khittah Denpasar atau Khittah Muhammadiyah dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara
tahun 2002 pada masa Prof.DR. Syafi'i Ma'arif
Khittah ini menjadi khittah terakhir yang menegaskan posisi Muhammadiyah dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara khususnya urusan politik. Jika khittah ini disodorkan kepada semua pihak,
maka mereka seharusnya menghargai sikap politik Muhammadiyah ini sebagai pendirian yang harus
dihormati dan tidak diusik keberadaannya.
6
2.3 Khittah Perjuangan Muhammadiyah Sebagai Pola Dasar
Khittah Perjuangan Sebagai Pola Dasar dan Teori Strategi. Sebagaimana diketahui bahwa dalam
dunia dakwah Islam istilah strategi dikaitkan dengan siasat dakwah berdasar beberapa prinsip dan
pola pelaksanaannya.
Istilah “strategi perjuangan Muhammadiyah” menunjuk pada pengertian yang bersifat umum dan
operasional, yaitu rangkaian garis kebijakan dan langkah-langkah gerakan berdasarkan perhitungan
untuk melaksanakan misi dan mewujudkan tujuan persyarikatan.
Muhammadiyah menegaskan diri sebagai gerakan Islam yang berkiprah dalam lapangan
kemasyarakatan dan tidak dalam lapangan politik praktis. Sikap ini terus dipegang teguh hingga kini
dan menjadi salah satu faktor penentu dalam kelangsungan hidup organisasi.
Selain itu Khittah Muhamamdiyah berfungsi sebagai landasan operasional dari dokumen-dokumen
ideologis lain Muhammadiyah.
7
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Muhammadiyah berjuangn untuk mencapai tujuan serta wudkan suatu cita-cita dan
keyakinan hidup yang bersumber ajaran islam. Dan Perjuangan Muhammadiyah dapat
dikatakan sebagai teori perjuangan persyarikatan. Muhammadiyah sebagai organisasi
memilih dan menempatkan diri sebagai “Gerakan Islam dan Amar Makruf Nahi Munkar
dalam Bidang Masyarakat.” untuk alat perjuangan dalam bidang politik kenegaraan (politik
praktis), Muhammadiyah membentuk satu partai politik diluar organisasi Muhammadiyah.
Setiap khittah memiliki Program dasar perjuangan dakwah yang menjadi pola dasar anggota
mummadiyah untuk membuat satu rumusan sikap tentang berbagai masalah. Rumusan sikap
Muhammadiyah itulah yang menjadi pedoman dalam menyikapi berbagai persoalan yang
dihadapi.
3.2 Penutup
Demikian Makalah yang kami buat , tidak lupa ucapan terimakasih kepada Allah SWT,
yang telah memberikan kemudahan kepada kami sehingga makalah ini dibuat dengan lancar
dan baik.
Kami selaku anggota kelompok 6 memohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat
kesalahan serta kekurangan dalam makalah ini. Selain untuk memenuhi tugas di mata kuliah
Kemuhammadiyan. Semoga makalah ini dapat menjadi acuan dan motivasi bagi pembaca,
serta bermanfaat bagi kami dan pembaca.