Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas rahmat dan hidyatnya, tugas mata kuliah Rekayasa Lingkungan
yang berkaitan dengan lanjutan materi Ipam di kabupaten Denpasar provinsi Bali dapat di
selesaikan dengan baik.
Dalam penyelesaian tugas ini, makalah ini di tuliskan berdasarkan materi IPAM/SPAM
serta beberapa informasi yang terdapat pada media massa.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dan apabila masih
terdapat kesalahan mohon dimaklumi. Adanya saran dan kritik sangat membantu untuk kami
guna memperbaiki makalah ini.

Jember, 27 april 2023

Penulis
MAKALAH REKAYASA LINGKUNGAN
IPA PETANU, KABUPATEN GIANYAR BALI

Tugas Mata Kuliah Rekayasa Lingkungan


Dosen Mata Kuliah : Dr. Latifa Mirzatika Al-Rosyid ST.MT

Disusun Oleh :
Dedi Hindarto (2210611039)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2022/2023
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................
1.3 Tujuan.................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................

2.1 Sistem Penyadapan.............................................................................................................


2.2 Sistem Transmisi................................................................................................................
2.3 Pemeriksaan Kualitas Air...................................................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................................

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Air merupakan kebutuhan utama makhluk hidup yang digunakan secara terus menerus di
semua aktifitas seperti halnya minum, memasak, mencuci, mandi dan sebagainya. Kebutuhan air
akan terus mengalami peningkatan sejalan dengan bertambahnya pemakaian oleh makhluk
hidup. Kebutuhan air dapat dibedakan dari jenis pemakaian dan tempat pemakaian, semakin
banyak jumlah penduduk maka semakin banyak jumlah pemakaian.
Bali bagian selatan terdiri atas kota Denpasar, kabupaten Badung, Gianyar dan Tabanan
perlahan mengalami peningkatan kebutuhan air bersih karena padatnya penduduk dan banyanya
pemakaian air bersih untuk kehidupan sehari hari. Semakin padat penduduk maka semakin
banyak pula kebutuhan air bersih yang dibutuhkan. Terbatasnya pasokan air bersih dan
banyaknya pengambilan sumber air tanah menyebabkan berkurangnya pasokan air bersih untuk
wilayah tesebut dan mengakibatkan tidak seimbangnya antara air yang ada dengan kebutuhan
air.
Ketersediaan air bersih harus di perhitungkan untuk kedepannya, mulai dari banyaknya air
yang di butuhkan setiap jamnya dan seberapa bagus kualiats airnya, sehingga masyarakat tidak
kawatir akan kelangsungan air bersih dimasa mendatang. Tentunya masyarakat maupun
pemerintah harus bahu membahu dalam menyediakan maupun memanfaatkan air bersih dengan
sebaik baiknya, guna mengurangi kehilangan air bersih yang sia sia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem penyadapan IPAM Petanu

2. Bagaimana sistem transmisi IPAM Petanu

3. Pemeriksaan Kualitas Air IPAM Petanu

1.3 Tujuan

1. Mengetahui bagaimana sistem penyadapan IPAM Petanu

2. Mengetahui sistem transmisi IPAM Petanu

3. Mengetahui pemeriksaan kualitas air IPAM Petanu


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SISTEM PENYADAPAN
1. Air Baku
IPAM Petanu menggunakanan sumber air baku yang berasal dari sungai Setanu. Volume
air setanu diketahui mencapai 3000 m3 hingga 5000 m3. Karakteristik dari air baku sungai Setanu
sendiri sudah baik, IPA Petanu memantau parameter sungai setiap 3 jam sekali.

Gambar 1. Sumber Air IPAM Petanu


Sumber : Dokumentasi Penulis 2019

2. Intake
Intake adalah bangunan penangkap air sebagai tempat air masuk dari sungai, damau atau
sumber air permukaan ke instalasi pengoalahan. Dalam IPAM Petanu air permukaan yang
digunakan merupakan sungai petanu.
Metode yang digunakan dalam pengambilan air baku adalah direct intake atau air baku
yang di ambil langsung dari sumbernya yaitu sungai petanu. Umumnya direct intake digunakan
pada sumber air yang dalam seperti sungai atau danau. Kekuranga dari intake yaitu sering
terjadinya erosi pada dinding dan pengendapan pada dasarnya.
Berikut merupakan maintenance dan monitoring yang diterapkan pada itake.
a. Sebelum air masuk bangunan intake, air baku dialirkan dari bendungan yang terbuat dari
karet. Bendungan karet berfungsi untuk memastikan aliran air tidak turbulensi dan juga
untuk pengukuran debit. Saat debit tinggi bending di kempeskan , alat ini berada di
pengawasan intansi kementrian PUPR
b. Dua bar screen yang berdimensi sama dan jarak antar dua bar screen sekitar 2-3 meter.
c. Dimensi pembuka intake di desain sesuai debit
d. Untuk maintenance bar screen dilakukan setiap 3-6 bulan dan pembersihan sampah daun
dan lumpur.
3. Sumur Pengumpul
Sumur pengumpul yang baik memiliki luas area yang cukup untuk pembersihan dan
waktu detensi setidaknya 20 menit. Desain sumur yang baik 1 meter dibawah dasar sungai dapat
menyesuaikan dengan geologis wilayah. Tipe pompa yang digunakan sentrifugal yaitu
mengubah energi kinetsi cairan menjadi energi potensial . jumlah pompa yang diguakan IPAM
Petanu adalah tiga. Dengan debit pompa kurang lebih 130 liter/detik.
Berikut merupakan beberapa maintenance dan monitoring yang diterapkan sebagai
berikut
a. Ruang pompa berada disebelah bangunan intake
b. Bar screen untuk maintenance, terdapat pembersihan sampah daun dan lumpur dan
pembersihan bar screen dilakukan setiap 3-6 bulan.

4. Unit Aerasi

Pada pengolahan Air Petanu unit Aerasi berada tepat sebelum air memasuki unit pra-
sendimentasi, berfungsi untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut pada air agar kualitar air
menjadi baik. Desain unit Aerasi pada IPAM Petanu sangat unik karena memanfaatkan aerasi
alami dengan menggunakan beda elevasi dan peletakan batu berbentuk balok yang ditata
sedemikian rupa sehingga terjadi aerasi pada air. Unit Aerasi ini memiliki biaya operasional yang
tinggi karena tidak menggunakan aerator.

Gambar 2. Unit aerasi IPAM Petanu

Sumber : dokumentasi penulis 2019


5. Unit Pra-sedimentasi
Unit pra-sedimentasi adalah unit yang berfungsi untuk mengendapkan partikel
tersuspensi pada air. IPAM Petanu memiliki 2 unit Pra-sedimentasi. Debit setiap unit sebesar 140
liter/detik. Bagian intlet dari pra-sedimentasi dihubungkan dengan pipa berukuran 80 cm. Satu
unit pra-sedimentasi memiliki Panjang 12 meter dan lebar 2 meter. Kedalamannya bervariasi
dengan elevasi 3 meter sampai 1,8 meter. Di desain miring guna untuk mengumpulkan lumpur di
bagian dasar unit pra-sedimentasi. Pada unit ini dilakukan pengukuran parameter dan temperatur.
Untuk menjaga kualitas air serta menjaga umur dari unit pra-sedimentasi maka dilakukan
maintenance rutin berupa pengurasan bak pra-sedimentasi setiap 4 bulan sekali
6. Unit Pre-klorinasi
Merupakan unit yang ditujukan untuk membunuh kuman dan lumut yang terkandung di
dalam air yang akan diolah. Berupa injeksi klorin dengan dosis yang dilakukan pada pipa saluran
pra-sedimentasi dengan unit kogulasi. Dosis yang di injeksi sebesar 0,2kg/jam. Diameter dari
pipa sebesar 50cm dan head dari unit ini sebesar 9 meter. Dengan adanya unit ini diharapkan
klorin yang tersisa sebesar 0,8 mg/L karena terkadang kandungan klorin di dalam air cukup
tinggi. Hal ini bertujuan supaya kualitas air tetap terjaga hingga pada konsumen. Batas minimum
klorin adalah 0,6 mg/L, kandungan klorin yang mendekati batas minimum dianggap kurang
aman karena dapat menyebabkan kontaminasi pada air.

7. Unit Kogulasi
Adalah proses penambahan zat kimia yang bertujuan sebagai tawas untuk mengikat
partikel koloid yang ada pada air. Unit kogulasi yang digunakan merupakan kogulasi hidrolis
yang memnfaatkan gravitasi dan terjadi besaran tinggi terjun untuk pengaduk cepat. IPAM
Petanu menggunakan tawas PAC (Poly Alumunium Chlorid) dengan dosis rentang 10% sampai
20%. Dengan mengandalkan nozzle yang akan menyemprotkan tawas ke bak air. Debit unit
kogulasi sebesar 140 liter/detik.
8. Unit Flokulasi
Pada IPAM Petanu unit flokulasi berupa hidrolis jenis vertical baffle chanel. Memiliki
dua unit dan setiap unit terdiri atas 6 kompartemen yang berbentuk hexacoiddal, aliran air
ditentukan dengan besaran bukaan pintu air yang menghubungkan setiap kompartemen. Untuk
masing masing kompartemen memiliki kedalaman 7 meter dan berdiameter 1,5 meter
9. Unit Sedimentasi
Sendimentasi adalah unit yang mengandalkan gavitasi untuk menghilangkan padatan
pada air. Bertujuan mengendapkan flok dan menghilangkan krikil, pasir halus, dan pertikel
lainnya serta memekatkan lumpur. IPAM Petanu memiliki 3 unit sedimentasi
10. Unit Filtrasi
Proses pengolahan unit filtrasi dengan cara mengalirkan air melalui penyaring yang
disusun dari bahan bahan butiran dengan diameter dan ketebalan tertentu. Tujuannya untuk
menghilangkan bahan terlarut dan tak terlarut dari proses sedimentasi. IPAM Petanu
menggunakan filter ganda berupa pasir silica dan juga kerikil, dilengkapi dengan nozzle yang
berguna sebagai pembersih filter atau backwash.
IPAM Petanu memiliki 12 unit filtrasi dengan ketinggian berbeda, semakin rendah
kedalaman air pada unit filtrasi menandakan unit belum lama melakukan backwash

Gambar 3. Unit Filtrasi IPAM Petanu


Sumber : Dokumentasi Penulis 2019
2.2 SISTEM TRANSMISI
Saluran transmisi yang menghubungkan antar unit IPAM adalah pipa besi berdiameter
yang cukup besar. Diameter yang digunakan bermacam macam dari diameter 40 cm sampai 80
cm. Saluran yang menghubungkan setiap kompartemen pada unit flokulasi di hubungkan dengan
pintu air. Pipa pipa yang tersedia sebagai saluran transmisi memiliki valve atau katup di
beberapa titik yang digunakan untuk mengatur debit dan untuk keperluan maintenance.
IPAM Petanu memiliki tiga pompa, yang dimana pompa tersebut digunakan untuk
mengatur debit dan pintu air. Masing masing pompa berdaya 45.000 watt, untuk mengalirkan air
dari suatu unit yang lebih rendah ke unit lain yang lebih tinggi, maka ketiga pompa tersebut
dioprasionalkan secara bergantian. Seluruh debit pada unit IPAM harus selalu di pantau. Hal ini
berhubungan dengan debit air yang dibutuhkan oleh konsumen. Terdapat sistem SCADA
( System Control And Data Acqusition ) yang merupakan software umtuk mengontrol proses
jangkauan baik yang dekat maupun jauh dan dapat berinteraksi dengan sensor, katup, pompa
melalui HMI/ Human Machine Interface. SCADA dimiliki IPAM Petanu masih semiautomatic.
digunakan untuk memonitoring mesin secara manual.

2.3 PEMERIKSAAN KUALITAS AIR


Pengaliran air baku pada hilir sungai petanu diawali dengan SWOT untuk dapat dikelola
oleh masyarakat dan pihak penyedia air minum. Penelitian sungai petanu menggunakan metode
kuantitatif dengan menggunakan data primer kualitas air. Penelitian ini menghasilkan
pengelolaan sumber daya air yang dapat diaplikasikan dalam sistem pengaliran air bersih. Yang
bersumber dari potensi kualitas dan kuantitas air.
Analisis data dilakukan berdasarkan data yang terkumpul baik melalui survai lapangan
(data primer) atau data sekunder, dan di lanjutkan dengan analisis curah hujan yang terjadi pada
dasar aliran sungai berdasarkan potensi air, data iklim/suhu dan peta topografi batimetri guna
mendapat kemiringan peta lahan pada hilir sungai.
Pada pelaksanaan pengukuran debit dilakukan pada jarak 100 m – 200 m dari pinggir
pantai dengan menggunakan alat current meter. Penelitian debit air sungai dilakukan pada saat
air laut surut pada musim kemarau dan musim hujan.

Gambar 4. Pengukuran di muara sungai dan peta isohyet Bali


BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
IPAM Petanu menggunakan sumber air baku yang terdapat pada sungai petanu, metode
yang digunakan adalah direct intake atau air baku yang di ambil langsung dari sungai. Metode
direct intake umumnya di gunakan pada sumber air yang dalam seperti sungai dan danau
Sumur pengumpul yang baik memiliki luas area yang cukup untuk pembersihan dan
waktu detensi 20 menit dengan desain menyesuaikan geologis wilayah. IPAM petanu memiliki
unit aerasi yang berfungsi untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut pada air.
Unit Pra-sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan partikel tersuspensi pada air, fungsi
unit Pre-klorinasi sebagai pembunuh kuman dan lumut yang ada pada air.
Saluran transmisi yang menghubungkan antar unit IPAM petanu menggunakan pipa besi
berdiameter yang cukup besar sekitar 40 cm sampai 80 cm. saluran yang menghubungkan setiap
unit flokulasi dihubungkan dengan pintu air. Pipa yang tersedia sebagai saluran memiliki velve
atau katup digunakan untuk mengukur debit
Penelitian sungai petanu menggunakan metode kuantitaif dengan menggunakan data
primer kualitas air. Penelitian ini menghasilkan pengelolaan sumber daya air yang dapat
diaplikasikan dalam sistem pengaliran air bersih.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai