Anda di halaman 1dari 8

JURNAL

EVALUASI PENAMPUNGAN AIR HUJAN UNTUK


PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DI
KECAMATAN TERNATE UTARA

OLEH

M GHANDY DARMANSYAH
0723 1611 049

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2022
JURNAL

EVALUASI PENAMPUNGAN AIR HUJAN UNTUK


PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DI
KECAMATAN TERNATE UTARA

Oleh

Nama : M GHANDY DARMANSYAH

Npm : 0723 1611049

Program Studi : Teknik Sipil

Pembimbing I : Ir. Nani Nagu, ST.,MT.

Pembimbing II : Zulkarnain K. Misbah, ST.,MT.

Diajukan Guna Melengkapi Syarat dalam Mencapai


Gelar Sarjana Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2022
EVALUASI PENAMPUNGAN AIR HUJAN UNTUK
PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DI
KECAMATAN TERNATE UTARA
M Ghandy darmansyah1* Nani Nagu2* Zulkarnain K. Misbah3*
1,2,3
Program Studi Teknik Sipil FT Unkhair
Jln. Pertamina Gambesi Ternate 55281 Indonesia
1*
muslimdjafar1998@gmail.com

Abstrak
Pelayanan air bersih/air minum yang dilakukan oleh PDAM Kota Ternate belum
mencakup seluruh wilayah administratif Kota Ternate. Selanjutnya, untuk wilayah yang
belum terlayani oleh PDAM Kota Ternate, pelayanan air bersih/minum dilakukan oleh Dinas
PUPR Kota Ternate dengan menyiapkan pelayanan melalui SPAM (Sistem Pelayanan Air
Minum) Komunal yang dikelola secara swadaya oleh kelompok masyarakat (SKM). PAH
(penampung air hujan) secara mandiri.

Berikut uraian dari warga yang telah menggunakan IPAH (Instalasi pemanenan air
hujan)1. Dari hasil yang didapat bisa disimpulkan bahwa system IPAH (Instalasi pemanenan
air hujan) yang telah digunakan di beberapa rumah sudah sangat efektif berdasarkan curah
hujan dan daya tampungan hujan tersebut. Air hujan yang ditampung warga, kondisi sistem
PAH di Kecamatan Ternate Utara juga bisa dibilang sangat baik dengan kondisi yang sangat
terawat oleh warga di setiap rumah.

Kata kunci : Air, Hujan, Ternate.

Abstrack
The clean water/drinking water service provided by PDAM Ternate City does not cover the
entire administrative area of Ternate City. Furthermore, for areas that have not been served
by the Ternate City PDAM, clean/drinking water services are carried out by the Ternate City
PUPR Service by providing services through the Communal SPAM (Drinking Water Service
System) which is managed independently by community groups (SKM). PAH (rainwater
reservoir) independently.

The following is a description of residents who have used IPAH (rainwater


harvesting installation)1. From the results obtained, it can be concluded that the IPAH
system (rainwater harvesting installation) which has been used in several houses has been
very effective based on the rainfall and the capacity of the rainwater. The rainwater that is
accommodated by the residents, the condition of the PAH system in North Ternate District
can also be said to be very good with conditions that are very well maintained by residents
in every house.

Keywords: Rain, Ternate, Water.

muslimdjafar1998@gmail.com
1*
1. PENDAHULUAN
Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari alam yang
terdapat di atmosfer. Bentuk presipitasi lainnya adalah salju dan es. Hujan berasal dari uap
air di atmosfer, sehingga bentuk dan jumlahnya dipengaruhi oleh faktor klimatologi seperti
angin, temperatur dan tekanan atmosfer. Air hujan yang dipakai adalah air hujan yang
memiliki kualitas dan kuantitas yang bagus, kualitas air hujan yang tergantung dari kondisi
cuaca atau kualitas udara serta dipengaruhi oleh bahan dan material penampung serta waktu
menyimpan didalam bak penampungnya. Air hujan yang baru turun biasanya memiliki ph
yang agak rendah (asam), hal ini disebabkan karena air hujan yang baru turun banyak
melarutkan gas CO₂ atau gas SO₂ yang ada di atmosfer.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Hujan
Sebuah sistem pemanfaatan air hujan terdiri dari tiga elemen dasar, yaitu area koleksi,
sistem alat angkut, dan fasilitas penyimpanan. Tempat penampungan dalam banyak kasus
adalah atap rumah atau bangunan. Luas efektif atap dan bahan yang digunakan dalam
membangun atap mempengaruhi efisiensi pengumpulan dan kualitas airnya. Sebuah sistem
pengangkutan biasanya terdiri dari talang atau pipa sebagai sarana pengaliran air hujan yang
jatuh di atas atap untuk terkumpul dan mengalir ke suatu tempat penyimpanan atau tangki air
penyimpan. Baik drainpipes dan permukaan atap harus terbuat dari bahan kimia lembam
seperti kayu, plastik, aluminium, atau fiberglass, untuk menghindari efek buruk pada kualitas
air. Air akhirnya disimpan dalam tangki penyimpanan atau tadah, yang juga harus terbuat
dari bahan inert, seperti beton bertulang, fiberglass, atau stainless steel yang merupakan
bahan yang cocok.
2.2 jenis – jenis Hujan
1. Hujan Orografi
Hujan ini terjadi karena adanya penghalang topografi, udara dipaksa naik dan
kemudian mengembang dan mendingin terus mengembun dan selanjutnya dapat
jatuh sebagai hujan.
2. Hujan Konvektif
Hujan ini merupakan hujan yang paling umum terjadi di daerah tropis. Panas yang
menyebabkan udara naik ke atas kemudian mengembang dan secara dinamika
menjadi dingin dan berkondensasi dan akan jatuh sebagai hujan.
3. Hujan Frontal
Hujan ini terjadi karena adanya front panas, awan yang terbentuk biasa tipe stratus
dan biasanya terjadi hujan rintik-rintik dengan intensitas kecil. Sedangkan pada
front dingin, awan yang terjadi biasanya tipe cumulus dan cumulonimbus dimana
hujannya lebat dan cuaca yang timbul sangat buruk. Faktor Air Semen (FAS)
4. Hujan Siklon Tropis
Siklon tropis hanya dapat timbul di daerah tropis antara lintang 0º-10º lintang utara
dan selatan tidak berkaitan dengan front, karena siklon ini berkaitan dengan sistem
tekanan rendah.
Faktor air semen (FAS) adalah berat air dibagi dengan berat semen fas yang rendah
menyebabkan butir agregat sedikit dan jarak butir menjadi pendek. Jika Faktor air semen
terlalu tinggi maka slump akan turun, ini menyebabkan kekuatan tekan yang menurun .(SNI
03- 2834-1993)
2.3 Siklus Air Hujan
Siklus air dibedakan menjadi 3 jenis (Mulyo, 2004) yaitu : siklus pendek yaitu
penguapan air laut – konveksi – kondensasi – terbentuk awan di atas lautan – hujan
yang terjadi lautan kedua siklus sedang yaitu penguapan air laut – konveksi –
kondensasi – terbawa angin – kemudian air hujan tersebut mengalir kembali ke laut.
Ketiga siklus panjang yaitu Penguapan air laut – konveksi – turun hujan – terjadi

muslimdjafar1998@gmail.com
1*
aliran permukaan dan aliran bawah tanah – kemudian aliran permukaan ataupun aliran
bawah tanah tersebut mengalir kembali ke laut.
2.4 Pengaruh Ukuran Benda Uji
Meskipun air hujan, bisa menyebabkan flu, batuk, dan meriang. Air hujan memiliki
suhu dibawah rata-rata dari air tawar lainnya itu membuat badan menggigil kedinginan. Air
hujan pun juga memiliki manfaat. Manfaat Air hujan bagi manusia adalah Menghilangkan
bau amis Kalau kita habis makan ikan atau daging, seringkali tangan kita masih bau
walaupun sudah dicuci dengan sabun. Cobalah cuci tangan yang bau ikan dengan air hujan.
2.5 Teknik pemanenan air hujan ( Rainwater Harvesting)
1. Penampungan air hujan
Penerapan suatu teknologi Pemanfaatan Air Hujan (PAH) yang tepat
memungkinkan pemanfaatan air hujan dan sangat bermanfaat dalam banyak kasus
sumber daya air yang diperlukan. Pemanfaatan air hujan diperlukan didaerah yang
memiliki curah hujan yang signifikan, namun sistem pasokan air secara
konvensional dan terpusat tidak berfungsi dengan baik, dan juga didaerah di mana
kualitas air permukaan atau air tanah yang kurang baik.
2. Kuantitas air hujan
Untuk menentukan ukuran air hujan yang dibutuhkan, ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan antara lain volume air yang dibutuhkan per hari, ukuran
tangkapan air hujan, tinggi rendahnya curah hujan, kegunaan air hujan sebagai
alternatif air bersih, dan tempat yang tersedia.

3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penilitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Kuantitatif, yaitu metode yang
dilakukan dengan mengunakan serangkaian instrument penelitian berupa kuisioner. Data
yang terkumpul kemudian dikonversikan menggunakan kategori/kriteria yang sudah
ditetapkan sebelumnya.
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Ternate yaitu Kecamatan Ternate Utara yang
dimana terdapat beberapa kelurahan yang menjadi tempat penelitian. Yaitu kelurahan Facei,
Toboleu, Akehuda, Sangadji, Tobenga.
3.3 Desan dan Jumlah Benda Uji
Benda uji yang digunakan berbentuk selinder dengan mengunakan pipa Triliun PVC
dengan ukuran 7,3x14,6 cm, 8,5x17 cm, 11x22 cm, 15x30 cm.
3.4 Metode pengumpulan data
1. Data Primer
Data primer meliputi data jumlah masyarakat yang sudah menggunakan PAH
(Pemanenan Air Hujan) dan luasan daerah tangkapan air hujan di masing-masing
rumah.
2. Data Sekunder
Data sekunder meliputi album data curah hujan di Ternate Utaraselama 10 tahun.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Pada existing lokasi penelitian yang diambil adalah Kecamatan Ternate Utara, terdapat
12 titik rumah warga yang telah menggunakan IPAH (Instalasi pemanenan air hujan)
diantaranya 9 rumah warga, dan 1 buah masjid, dan 2 buah mushallah yang masing-masing
berada pada kelurahan yang berbeda
4.2 Proyeksi Jumlah Penduduk
Perhitungan proyeksi jumlah penduduk dapat di dihitung dengan 3 metode, yaitu
metode geometrik, metode aritmatik dan metode least square setelah diketahui hasil dari
perhitungan masing – masing metode
4.3 Perhitungan Efektivitas Penampungan air hujan

muslimdjafar1998@gmail.com
1*
Perhitungan kebutuhan air di setiap rumah yang sudah menggunakan IPAH (Instalasi
pemanenan air hujan) adalah menggunakan standar pemakaian air bersih untuk setiap orang
perhari ialah 120 – 150 l/org/hari.
Total kebutuhan pemakaian air bersih untuk rumah yang telah menggunakan IPAH
(Instalasi pemanenan air hujan) adalah : 600 + 720 + 600 + 840 + 960 + 480 + 3000 + 1500
+ 720 + 600 + 840 + 360 = 11.220 liter/hari.
4.3.1 Metode Geometrik
Perhitungan metode geometric dengan menggunakan rumus :
Pn = Po (1 + r)n
= 54056 (1 + 0.024)-9 = 43666.089
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal
r = Laju pertumbuhan penduduk
n = Jumlah interval tahun

Tabel 4.1 Nilai koefisien korelasi dan standar deviasi

Metode Koefisien Korelasi Standar Deviasi


Arithmatic 0.990 56652.363
Geometric 0,985 548792,5113
Least Square 0,990 548792,5113

Tabel 4.2 Proyeksi 5 tahun kedepan


Tahun Arithmatic Geometric Least Square
2021 60.224 67091 67981
2022 60.544 67411 68286
2023 60.869 67736 68596
2024 61.204 68071 68901
2025 61.544 68411 69211

4.3.2 Kebutuhan Air Domestik


Analisis kebutuhan air domestik ditentukan dengan menghitung jumlah penduduk 5
tahun mendatang. Perhitungan total kebutuhan air didasarkan pada kebutuhan air domestik
dan kehilangan air. Menurut Direktorat Jendral Cipta Karya (DepPU 2000) besar kebutuhan
air domestik dan non domestic dihitung dengan menggunakan persamaan (3), (4).
Qd = Yn . Rk (3)
Qd = (5-2.871) x 120 lt/rg/hr = 343.920
Qn = Qd . m (4)
Qn = 343.920 x 15% = 51.588
Perhitungan keilangan air dapat diketahui dengan menggunakan persamaan (5).
Perhitungan total kebutuhan air dapat ditentukan dengan persamaan (6).
Qs = (Qd + Qn) x 20% (5)
Qs = (10.450 + 3.483 ) x 20% = 2.786,6
Qt = Qd + Qn + Qs (6)
Qt = 343.920 + 51.588 + 2.786,6 = 398.304,6
Keterangan :
Qd: Kebutuhan air domestik (lt/hari)
Yn: Proyeksi pertumbuhan tahun ke – n (jiwa)
Rk : Angka konsumsi air bersih berdasarkan kategori kota (lt/org/hari)
Qn: Kebutuhan air non domestik (lt/hari)

muslimdjafar1998@gmail.com
1*
M : Angka presentase non domestik (%)
Qs : Kehilangan air (lt/hari)
Qt : Total kebutuhan air (lt/hari)

4.3.3 Perhitungan Probabilitas Hujan Andalan


Data hujan yang digunakan adalah dari tahun 2011 – 2020 (10 tahun). Dengan
menggunakan persamaan probabilitas hujan andalan dapat dihitung
m 3
P = (% )= x 100% = ( ) x 100% = 27,27%
n+1 10+1
Pendekatan dan metodologi yang dapat digunakan untuk menentukan ketersediaan air
atau debit andalan sangat tergantung pada ketersediaan data.

Tabel 4. Proyeksi 5 tahun kedepan

NO TAHUN JUMLAH CURAH HUJAN SUPPLY AIR HUJAN


PENDUDUK RENCANA 5 TAHUN KEDEPAN

1 2021 67091 51,24 133582,68


2 2022 67411 43,0416 114964,1136
3 2023 67736 36,1549 98919,92678
4 2024 68071 30,3702 85127,53875

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari hasil yang didapat bisa disimpulkan bahwa system IPAH (Instalasi
pemanenan air hujan) yang telah digunakan di beberapa rumah sudah sangat
efektif berdasarkan curah hujan dan daya tampungan hujan tersebut. Air hujan
yang ditampung warga, kondisi sistem PAH (pemanenan air hujan) di Kecamatan
Ternate Utara juga bisa dibilang sangat baik dengan kondisi yang sangat terawat
oleh warga di masing-masing rumah.
2. Efektifitas dari sistem IPAH yang telah dipakai sudah di uji dan bisa
diimplementasikan ke seluruh warga yang ada di Kota Ternate (selain Ternate
Utara), karena bisa membantu percepatan pemulihan sumber mata air ake gale
yang digunakan PDAM. Biaya pengeluaran untuk air bersih bisa ditekan dari 10
sampai 15% bila menggunakan system IPAH (instalasi pemanenan air hujan).
Menurut hasil data wawancara sekitar 75% warga menggunakan juga untuk air
minum dan 25% nya menggunakan untuk air bersih saja (mandi,minum,cuci).
5.2 Saran
Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan penelitian, untuk mendapatkan hasil
penelitian yang lebih baik penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Pemerintah harus membantu warga dalam pemasangan IPAH, seperti memberikan
sosialisasi tentang instalasi pemanenan air hujan agar para warga bisa memasang
sendiri di rumahnya, dalam rangka mengurangi pemakaian besar-besaran air pada
mata air Ake Gaale, karena salah satu kendala mereka tidak mau menggunakan
karena tidak tahu cara memasang system IPAH sendiri.
2. Daerah dataran tinggi yang jarang dijangkau PDAM bisa jadi target utama
pemerintah dalam menggunakan system IPAH. Sistem IPAH juga sangat baik dan
berjangka panjang bagi masyarakat itu sendiri.

muslimdjafar1998@gmail.com
1*
REFERENCES

[1] Al Amin, M. B. (2008). Teknik Panen [11] Kahinda Jean-Marc Mwenge, A. E.


Hujan dengan Atap Usaha (2007). Domestic Rainwater
Konservasi Air di Daerah Kering. Harvesting to Improve Watre
Bandung: Supply In Rual South Africa.
www.bebasbanjir2015.wordpress.c Physics adn Chemistry of the Earth,
om. 1050-1057.

[2] Aldrian, E. (2008). Meteorologi Laut [12] Li Zhe, F. B. (2010). Rainwater


Indonesia. Jakarta: Badan Harvesting and Greywater
Meteorlogi dan Geofisika. Treatment System For Domestic
Application in Ireland.
[3] Ali, I. S., & Hendrawan, A. P. (2017). Desalination, 260:1-8.
Pemanfaatan Sistem Pemanenan
Air Hujan (Rainwater Harvesting [13] Maryono., S. (2006). Metode
System) Di Perumahan Bone Biru Memanen dan Memanfaatkan Air
Indah Permai Kota Watampone Hujan Untuk Penyediaan Air
Dalam Rangka Penerapan Sistem Bersih, Mencegah Banjir dan
Drainase Berkelanjutan. Jurnal Kekeringan. Jakarta: Kementerian
Tenik Pengairan, 26-38. Negara Lingkungan Hidup.
[4] Aryanti. (2004). manfaat air hujan. [14] Mulyo, A. (2004). Pengantar ilmu
kebumian. Bandung: pusaka setia.
[5] British Standard BS 8515, 2. (2009).
Tank Size Calculator.
[15] Prawirowardoyo, S. (1996).
[6] E., A. (2008). Meteorologi Laut Meteorologi. Bandung: ITB.
Indonesia. Jakarta: Badan
Meteorologi dan Geofisika. [16] Santoso, M. d. (2006). Metode
Memanen dan Memanfaatkan Air
[7] Hasibuan, M. S. (2013). Manajemen Hujan Untuk Penyediaan Air
Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bersih, Mencegah Banjir dan
Bumi Aksara. [8] Mulyono, T., Kekeringan. Jakarta: Kementerian
2004., Teknologi Beton, Andi, Negara Lingkungan Hidup.
Yogyakarta.
[17] Sazaki Et Al, A. A. (2007).
[9] Helmeirch, B. d. (2009). Opportunities Rainwater Harvestng, quality
in Rainwater Harvesting. assessment and utilization in
Desalination, 118-124. [10] Nawy, kefalonia island, greece.
(1990), Beton Bertulang - Suatu Kefalonia Island: Kahinda Jean-
Pendekatan Dasar, Penerbit Marc.
Erlangga. Jakarta.
[18] Subarno, d. (2002). Sistem kompleks.
Cuaca, 45.

muslimdjafar1998@gmail.com
1*

Anda mungkin juga menyukai