Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENCATATAN CURAH HUJAN

Oleh:
Penyuluh BPP Kec. Kapur D(

1. HANNOyERTS, SP
2. ASWADI
3. ARDINAL
4. IRMAYUTENTI
5. KASMAN
6. LIIIDANOVERA
7. NENG YERIATI
8. I\IETI TRII\IINGSI
9. IYUHARMT
lO.STJKIMAN
11.WILVA INDRA
I2.YEI\IDRA
I.3.YUSROL

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP)


KEC. KAPURIX
KAB. LIMA PULUH KOTA
LEMBARAN PENGESAHAN

LAPORAN
PENCATATAII CT]RAE HUJAN

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN (BPP)


KEC. KAPUR IX KAB. LIMA PULUII KOTA

Muaro Paiti, laa,d ti2O2T

UH PERTANIAN
Ix
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Later Bel&k&ng

Indoaesia merupakan salah satu Negara yalg letaknya didaemh garis khahrlistiwa.
Oleh karena itu lDdonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan daa musim kemaau.
Kedua musim teEebut sangal kehidupaa manusia, hewan dan tumbuhan
dinegara ini, baik itu pengaruh positifmaupun pengaruh negatif. Disini yang akao dibahas
adalah meDgonai curah hujan dan cam peugukuran curah hujan. Seperti diketahui hujan
saogat mempengaruhi aktivitas makhluk hidup terut@a manusia" Hujan juga merupakan

salah satu sumber air dimuka bumi, dan makbluk hidup tidak akan bisa hidup taopa air.

dengan adanya hujao. ketersediaan air akan terpenuhi, NamuD, jika hujau yaug terjadi
secara berkepanjalgan bisa mengakibatkan bencana bagi makhlrr< hidup dan lingkungaq

codohnya banjir, tanah longsor, pengikisan taaah erosi dau dampak buruk lainnya.
Hujan merupakan salah satu fenomona alam yaog terdapat dalam siklus hidrologi
dan saogat dipengaruhi iklim. Keberadaan hujao satrgat penting dalam kehidupaq karena
hujan dapat mencukupi kebutuhan air yaog sangat dibuhrhkatr oleh semua makhluk hidup.
Hujao merupaku gejala meteorologi dan unsur klimaologi. Hujan adalah hydrometeor
yang jatuh berupa partikel-pa{tikel air yang mempunyai dia&eter 0.5 mm atau lebih.
Hydrometeor yang jahrh ke tauah disebr* hujan sedaogkan yang tidak sampai tanah disebut
Virga (Tjasyotro, 2006). Hujan 1ang sampai ke permukaan tanah dapat diukur denganjalan
meryukur inqgi air hujan telsebut deogan berdasartan volume air hujan per pfuan luas.
Hasil dari pengukuran tersebut dioamakan d@gan curah hujan.
Curah hujan meropakan ketinggiao ai hujan yang te*tmpul dalam tempat yang
datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Hasil pengukuran curah hujan
dinyatakan dalam satuao milimeter. Curah hujan 1 (satu) milimetff artinya dalam luasan
satu metq pe$egi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau
tertamputrg air sebanyak satr liler. Adapm jeois-jenis hujan b€rdasa*an besarya cruah

hujan (defiaisi BMKG), diantaratya yaitu hujan kecil aotara 0 - 21 mm per hari, hujan
sedang antala 2 I - 50 mm per hari dan hujan besar atau lebal di atas 50 rul per hari.

Data curah hujan tidak lebih dari sebuah catatan tentang jumlah culah hujan harian
pada lokasi atau luasatr wilayah tertetrtu, kebanyakatr data itu dipe.oleh secara rDanual
dengan mengukur jumlah air hujan yang teitampung pada alat penakar curah hujan pada
hari tersebut. Data temebut kemudian dikumpulkan setiap hari dan dilaporkan secara
berkala kepada institusi yalg mengumsi iklim dar cuaca yaitu Badan Nfeteorologi.

Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk kemudian di analisis dan dijadikan referensi
urtuk inforDrasi iklim dan cuaca. Tidak banyak orang yar1g membutuhkan data curall

hujan, hanya kalangan tertentu saja yang sesekali membduhkan data ini, biasanya

kalangan mahasiswa yang sedzug melakukan peirelitian, pengelola prnyek-proyek


pembangunan inftastuktur, Iembaga penelitian dan pengembangan dan beberapa

kelompok peduli lingl-ungan. Sementara para petani yang dalam menjalanl(an usaha tani
mcreka sebenamya sangat membutuhkan data ini. sepertinya masih belum memanfaatkan
data ini sebagai bagian dari proses usaha tani mereka, demikian juga institusi
penanggulangan bencana yang sebenamya sangat terkait dengan kondisi iklim dan cuaca
juga belum sepenuhny-a memanfaatkan data ini, hanya dalam kondisi tertentu saia mereka
haru mecari reference data ini.

Curah hujan yang tinggi akan mempengaruhi peningkatan kelembaban udam, dan
kelembaban udam akan mempengaruhi perkembangan bakte dan mikoba yang dapat
Nempercepat proses pembusukan pada beberapa kon'toditi sa1'ur-sayuran. Jika jadwal
penanamal komoditi-komoditi itu tidak memperhatikan kondisi dan besarnya curah hujan,
bisa berakibat kegagalan yang pada akhilnya akan merugikal para petari, sehingga
pengukuran curah hujan sangat diperlukan untuk mengetahui volume dari hujan yang turun

pada pennukaan bumi. Pengukual dapat dilakukan secara langsul1g dengan menampulg
air hujan yang jatuh, ranun tidak dapat dilakukan di seluruh $'ilayah tangkapan air. akan
tetapi hanya dapat dilakukan pada titik-titik yang ditetapkao dengan menggunakai alat
pengukur huian. Pada praktikum kali ini alat pengukur curah hujan yang digunal€n adalah

ombrometer.

1,2, Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuar unluk mengetahui cara menghitung curah hujan dengan
menggunakan ombromeler.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Cumh hujim adalah besamya volume air yarlg jatuh pada sualu area tertentu'
Besamya curah hujan dapat dimahsudkan untuli satu kali hujan atau untuk masa tertentu

seperti perhari, perbular\ permusim atau pertahun. Curah hujan yang diperlukan untuk
p€nyusunan suatu rancangan pemanfaatar air dan rancangan pengendaliao banjir adalah

curah hujan ratarata diseluruh daerah yang beNangkutan (Arsyad, I989)

Penakar hujan adalah sebulah alat instrunentasi yang digunka[ untuk mengukur

dao mendapatkan jumlah curah hujan pada satuan waktu tertentu. Terdapat 2 macanl
penaliar hujal yaitu secara manual dan otonatis. Pada penakai hujan manual yang paling

banyak digunakan adalah penakar hujan tipe obse atorium (obs) atau sering disebut
ombroineter. Alat pengukur hujan otonutis biasanya rnenggunakan prinsip keria dari
pelampung, timbangaq dan jungkitan. Salah satu penakar hujan otomatis adalah penalial

bu:aL tipe ti )ing bucf"l (Soejitro, 1978).


Curah hujan dapat diukur dengan alal penakar curah hujan otomatis atau yang
manual. Alat-alat pengukur tersebut harus diletakkan pada daerah yaog masih alamiah,
schingga curah hujan yang terullu dapat me*akili wilayah yang luas Salah satu tipe
pengukur hujan manual yaog paling banyak dipakai adalah tipe obseNatoriun (obs) dtau
sering disebut ombrometer. Cuah hujan dad pengukuran alat ini dihitung dari volume air
hujan dibagi dengan luas mulul penakar. Alat tipe obsen'atorium ini merupakan alat baku
dengan mulut penakar seluas 100 cm2 dan dipasang dengan ketinggian mulut penakar 1,2

meter daii pemukaan tanah ( Jumi4 2002).

Cunh hujan tinggi dalam suatu waktu mungkir tidak menyebabkan erosi jika
intensitasnya re11dah. Demikian pula bila hujan dengan intensitas tinggi tetapi terjadi
dalam rvaktu singkat. I{ujan akan menimbulkan erosi jika intensitasnya cukup tinggi dan
jatuhnya dalanr waktu yang relatif lama. likoran butir hujan juga salgat berpelan dalam

menentukan erosi. Hal tersebut disebabkan karena dalam proses erosj energi kinetik
merupakan pelyebab utanu dalam menghancurkal agregat-agregat talah. Besamya

energi kinetik hujan terganhmg pada jumlah hujan, inteffitas dan kecepatan jaluhflya
huian. Kecepatan jatuhrya butir-butir hujan itu sendiri ditentukan ukuran bulir-butir hujan
dan angin (titomo. i 989).
BAB ITI. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Tendpat dan Waktu

Pmktikum ini dilaksanakafl di BPP Kec. Kapur IX. Waktu pelaksanaan praktikum
ini adalah pada hari Kamis tanggal 14 Oklober 202 t pukul 10.00 WlB.

3,2. Alat datr Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum inj adalah ombiometer, gelas

ukui. alat tulis dan air.

3.3. Cara Kcrja

Adapur cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikr.tt :

l. Dilakukan pengisian respon dengan selama lima menit


2. Dijelaskan oleh asisten mated tentang pengukuran curah hujan
l. Dilakukan analisis data curah hujar,
4. Dilakukan pe[gukuran curah hujan oleh masing-n'tasing praktikan
5- Dilakukan pencatatan hasil masing-masing pengukuran curah hujan yang telah
dilakukan pralitikan

6. Dijelaskan lbrmat lapomn oleh asislen

7. Praktikum selesai dilaksanalan


BAB IV. ITA.SIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Data

Analisa data pada pralrtikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Diketahui : Diameter ombrcmeter yang digunakan =l0cm


Volurne air tertampung pada ombrometer : 260 ml
Ditanya : Cwah Hujan (d) ?

Jawab :

1 ml : 1000 mmr
lcm :10nlm

=V/(1/,1x3,14x(D)'1)
- 260.000 mmr / (1/4 x 3,14 x (100mm)2)

= 260.000 mmr / 7850 mm2


:33.1210 mm

2. Diketahui : Luas penampang corong =15.700mm2


Volume air = 520 ml
Ditanya : Curah hujan (d) ?

Ja*-ab :

I ml : 1000 mm3

= 52o.ooo mm3 / 15.700 nxf


-- 33.1210 mm

4.2. Pembrhasrn

Anatisa dara yang pertama diketahui bahwa diameter (D) omb(omet€r yang
digunakan adalah i0 cm (1 cm - 10 mD) atau sama dengan 100 mnl, lalu volume air yang
tertampurg (rO pada ombrometer adalah sebesar 260 ml (1 ml: 1000 Dm3) alau sama

dengan 260.000 mmr. Sehingga dari data terseha dapat kita hitrmg besamya nilai cuah
hujan (d) yraag dinyatakao deng,an persamaan d : V / A, dimana A = (lt| x 3,14 x @f).
Jadi dari persaoaan te$ebut didapatkan nitai d seb€sar 33,1210 mm.
Pada analisa data yang kedua diketahui bahvra besamya nilai luas penampang
coro[g (A) adalah 2 x luas analisa penampang corong pada zuralisa data yang pertama (2 x
7850 mm'?) atau sama dengan 15.700 mm2. Lalu voiume air yalrg tertanrpung pada
ombrometer (V) adalah 2 x volume air yang tertampung pada analisa data yang pertama ( 2
x 260.000 mmr) atau sama dengan 520.000 mmr. Sehingga dari data tersebut dapat kita
.'- V / A adalah
hitung besamya nilai curah hujan (d) yary dinyatakan dengan persamaan d
sebesar 33.1210 mm. Jadi, Berdasa&an hasil anaslisa data besamya nilai curah hujan pada

analisa data pertama dan kedua didapat kesamaan hasil. Dengan kata lain secara logika
suatu pencarian hasil nilainya akan sama antara hasil satu dan hasil lainnya karena
pembilang dan penyebut dalam pembagiannya salna-sama dikalikan dengan angka 1'ang
sarna,

Ombrometer adalah alat pergukur culah hujan yang umurnnya dinamakan penakar
hujan. Alar ini dipasang di tempat terbuka, sehingga air hujan ak:n diterima langsung oleh

alat id. Satuan yaig digunakan adalah ln;limeter (nnn) dan ketelitian pembacaannya

sampai dengan 0.1 mm. Pembacaan dilakukan sekali sehari pada pukul 07 00 pagi hari.
Alat ukur curah hujar it1i terdapat juga versi manual. Ombrometer ditc ukai pertama kali

oich Menlo Park. Nama Menlo Park adalah julukan oama Thomas Alva Edison (lahir 11

Februari 1847 - melinggal l8 Oktobcr 1931 pada umur' 84 tahun) adalah penenu dar
pengusaha yang mengembangkan banyal peralatan penting. Si penyihir Menlo Park ini
merupakan salah seorang penemu pefiama ombrometer dan ia yang menerapkan prinsip
produlsi massal pada pro.e. penemuan.
Pengukur hnjan (ombrometer) dalam standar-iumtah air hujan diukur menggurakan
pengukur hujan atau ombrometer. Ia dinyatakan sebagai kedalanan air yang terkumpul
pada permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0.25mm. Satuan curah hujan menurut SI

adalah milimeter, yang merupakan penyingkaran dari iiter per meter persegi. Alat penakar

hujan manual pada dasamya hanya berupa ember yang telah diketahui diameternya.
Pengukuran hujan dengan menggunakan alat ukur manual dilakukan dengan cara air hujan
yang tertampung dalam te pat penampungan air hujan tersebut diukur volumenya setiap

interval uaktu tertentu atau setiap satu kejadian hujan. Dengan cara tersebut hanya
diperoleh data curaJr hujan selama periode tertentu. Berdasarkan mekanismenya, alat
pengukur curah hujan dibagi menjadi dua golongan yaitu penakar hujan tipe manual dan
penakar huian tipe otomatis (perckam). Alat penakar hujan manual ada dua jeois. yaitu
pelnkar hujan omrometer biasa dan penakar hujan ombrcmeter obseNatorium.
Penakar hujan ombromets biasa adalah penakar hujan yang tidak dapat mencatat
serdii (ton recording),bentulaya sederhana terbuat dai seng plat tingginya sekitar 60cm

di cat alumuDiuo, ada jwa yang terbuat dad pipa paralon tingginya 100 cm. Prirsip kerja

ombrometer ini menggunakaD prinsip pembagian antara volume air hujan yang ditampung
dibagi luas mulut perakar. OEb[ometer biasa diletakan pade ketinggian 120-150 cm.
Kemudian luas mulut penakar dibitung, volume ail hqiae yang tertmpung juga dihitung.
Pengamatan dilakukan setiap hari pada pukul 07.00 uaktu seteEpat atau pada jam-jam
tertEtrtu, Cara pengamatan yang dilakukan yaihr dengao cara diletakan gelas penakar di
bawak kran dan kran dibuka agar aimF tertampung ke tlalam gelas ukur, jika culah huiao
melebihi 25 mm sebelum mencapai skala 25 tr}m k@ dapal ditutup dahulu dan dilakrkan

pencatatan. Latu dilanjutkan sampai air ddam baik habis dan dicatat. Pembacaan curah

hujan pada gelas penakar dilakukan tepal pada dasar menikusnya, bila dasar menikus tidak
tepat pada gads skala, diambii garis ska.la yang tedekat dengaqeenikusnya dan bila dasar

meuihls tepat pada ped$gahan antara dua garis skal4 maka diambil atau dibaca ke angka
ganjil, misal 17,5 mm menjadi 17 nrm, 24,5 mm menjadi 25 mm.
Penakar hujaa tipe observatorium adalah peuakar hujan manual yang menggunakan

gelas ul:ur unhrk mengukur aA hujan. Penakar hujan (hujan buatan) ini merupakan penakar
hujan yang banyak diguDakan di Idonesia dan merupakat staDdar di Iodonesia. Penakar
ombrometer obseratorium memiliki kelebihaq yaitu mudah dipasaug, mudah dioprasikan,
dao pemeliharaanya juga .elatif mudab- Kekuraogannya adalah data yang didapat harya
untuk jumlah curah hujan selama periode 24 jam, beresiko kekuasakan gelas ukur, dan
resiko kesalahan pembacaao deat te{adi saat membaca peanukaan dari tinggi air di gelas
ukur sehingga hasilaya dapd berbeda. Prinsip kerja aiat ini adalah saat terjadi hujan (ienis-
jenis hujan), afu masuk ke dalarn corong penakar. Air yaog masuk ke dalam peaakar
dialikan dan terkumpul di dalam tabmg penampung. Padajam-jam pengamatan air hujan
yang tertaspung diukur dengan menggunakan gelas ukur. Apabila jumlah cuah hujait
yang tertampung melebihi kapasitas gelas ukur, maka pengukuran dilakukan beberapa kali

hingga air hujan yang &rtampung dapat teruku semua


Alat ukur hujan otomatis adatah alat penakar hujan yang mekanisme pencatatao

hujannya bersifat otomatis (perekam). Dengan menggunakan alat ini dapat mengukur

curah hujau tinsgi maupun rcndah (manfaat curah hujan tinqgi bagi kehidupan manusia)

selang periode waktu te entu juga dapat dicatat lamanya waktu hujan. Dengan demikian

besamya inlensitas curah hujan dapat diteltukan. Pada dasamya alat hujan otomatis ini
sama dengan alal pengukur manual yang terdiri dari tiga komponen yaitu corong, bejana
pengunrpul dan alat ukur. Perbedaanya terletak pada kolnporen bejiura dan alat ukumya
dibuat secara khusus. Alat Penakar hujan otomatis dia[taranya adalah penakar huja11 tipe
lrellmaq penakar llujan tipe bendix, penakar hujan ipe tiking srp&oa, penakar. hujaD

tippi g hucket, per\akat hijan tipe Jloatihg 6ac,ter. penakar hujan tipe \aeighing bucket dnn
penakar hujan tipe optikal.

Pada umumnya penakar hujar tipe Hellman yang dipakai oelh BMKG yaitu Rain
Fues yang diimpor dad Jerman, rvalaupun ada penakar tipe irri yang buatal dalm negeri.
Cara kerja penakar hujan tipe ini yaitu jika hujan turun. air hujan masuk memalui corong.
kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air hujan ini menyebabkan
pelampmg serta iangkainya terangkat atau naik ke atas. Pada tangkai pelampung te.dapat
tongliat pena yang gerakannya selalu mengikuti tangl€i pelampung. Gerakan pena dicatat
pada pias jika air di tabung hampir penuh. pena akan mencapr; tempat teratas pada pias.

Setelai air nrencapai lenglungan selang gelas, maka berdasarkan sistem siphol otomatis
air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dan tabung. Jika hujan masih
turun, maka pelampung akan naik kembali curah hujan dihitulg dengan menghitung garis-
gads vertikal.

Pe[aLar hu.jan otomatis yang iairurya yaitu tipe bendix yang sekilas terlihat sepefli
tiang bendem namun ini merupakan salah satu penakar hujan otomatis yang cara ke{anya
cukup simple. Cara kerja penakar hujan tipe bendir ini adalah penakar hujar tipe bekeria
dengan cara menimbang air hujan (f,mgsi air hujan). Air hujan ditamprmg da.lam

timbangan yang sudah disediakar Melalui cara mekanis hasil dari timbangan ini djtransfer
melalui jarum petunjuk berpena. Maka akan diketahui curah hujan melalui penimbangan
air yang ditransferkan dari jarum petuqjuk ke dalam kertas piit-s.
Ada pula penakar hujan otomatis tipe /1fti, g siphon. AIN i]nt mengukur curah hujan
dari intensitas hujan secara kontinyu. Cara kerja dari penakar hujan tipe ini ada.lah prinsip
kerja alat tipe siphon ini yaitu air hujan (hujan bualan, hujan asam) ditampung di dalam
tabung penampung. Bila penampung penuh malia tabung menjadi miring sipior mulai
bekerja mengeluarkan air dalam tabung ketika penampun dalam keadzurn penuh. Seriap
pergelakan air dalan tabung tercatat pada pias sama seperti alal penakar hujan otoinatis

lainnya, maka dapat diketahui curah hujan yang terkumpul dari pergerakan aimya.
Biasanya waktu pengukuralnya dilakukan selanra 2,+.iant dan akan di cek setiap harirya
dalam waktu yang tidak sama.
Pengukuran yang dilakukan d.nga}r, lippi g bucket cocok unruk akumulasi hujan
yang beiun ah di atas 200 mm/janr atau lebih P nsip kerjarya sede rana, yaitu a hujar
akan masuk melalui corong per1akar, dan kemudian mengalir untuk mengisi bucket. Setiap
jurnlah air hujan yang masuk sebanyak 0.5 mm atau sejumlah 20 ml maka bucket akan
berjungkit dimana bucket yang saturya akan dan siap untuk mene ma a hujan lang
masuk berikutnya. Pada saat bucket berjturglcit idlah pena akan mellggores pias 0.5 skala
(0.5 nrm). Pena akan mcnggores pias dengan gerakan naik dan tltrun. Dari goresan pena
pada skala pias dapat diketahuijumlah curah hujannya.

Penakar hujan otomatis lainnya adalah penalGr hujal tipe./oarirg hucket. Petakat
hujan tipe ini digurakan untuk memfasilitasi perekaman hujan jarak jauh. Prinsip
mekanisme kerja alat pemkar huj ai otomalis .floating buckel adala}. corcng rnenerima air

hujan, yang dikumpulkan dalam *-adah persegi panjang. Dengan memanfaatkan gelakaIr
naik pelampung yang ada dalam bejana akibat tertampu[gr]? hujan. Pelampung ini
be.hubungan deogan sistem pena perekam di atas kertas berskala yatg menghasilkan

rekaman data hujan. Alat ini dilengkapi dengari sistem pengurasan otomatis, pada saat air

hujan yarg tertampung mencapai kapasitas penedmaanya akan dikeluarkan dari bejana dal,I
pena akan kembali pada posisi dasar kertas rekaman data hujan.

Penakar hujan lipe ,eighing bucket, jd'is alat penakar hujan ini tcrdiri dtui corong
penangkap air hujan yang ditempatkan dia atas ember penampung air yang terlctak di atas

timbangan yang dilengkapi de[gan alat pencalat otomatis. Cara kerja alat ini adalah alat
pcncatat otomatis pada timbangan dihubungkan ke permukaan kertas grahk yang tergulung
pada sebuah kaleng silinder. Setiap ada pe[ambahan air hujan ke dalam ember dapal
tercatal pada kertas grafik. Setiap periode waltu tertentu gulungan kertas dilepaskan untuk
dianalisis.
Penakar hujan tipe optikal memiliki sensor untuk menangkap curah hujan sehigga
disebut juga sebagai oplicrLl sensor. Penakar hujan ini bekerja dengan sensor lokal karena

baru terekarn ketika hujan mengenai sensor yang terpasang- Cara kerja dari penakar hujan

tip€ optical adalah penakar hujan tipe ini memiliki beberapa saluran. Di setiap salwan
terdapat diode laser dan photoresistor detector untuk mendeteksi gambat yang terekam
oleh sensor. Saat air (ekosistem air) telah terkumpul urltuk menrbuat siagle drop lalujatuh

ke bata[g laser.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulatr

Kesimpulan yang di dapat pada pmktikum kali adalah sebagai berikut :

l. Pada analisa data yang pertama didaptkan nilai cLl1ah hujannya adalah sebesar 33'1210

rnm, sedangkan pada analisa kedua didaptatan nilai curah hujannya sebesar 33'1210
I1tm,

2. Secara logika suatu pencaian hasil nilainya akan sama antara hasii satu dan hasil
lainnya karena pembilang dan pen]ebut dalam pembagiannya sama-sama dikalikan
dengan angka yang sama

3. Alat penakar hujan manual ada dua jenis' yaitu penakar hujal omrometcr biasa dan
pcnalar huiar ombrometer obserr alorirrm.
,1. Ombrometer adalah alat pengukur curah hujan yang unumnya dinamakan penakar

hujan.

5. Alat Pemlor hujan otonlatis diantaranya adalah penakar hujan tipe hellrla[ penakar
hr.rjan tipe bendix, penakar hujan tipe tilting siphttn, peltakaf h'rlai tippi g bucket '

pemkai hujar tipe Jloating bucket. pe\akat htlan tlpe weighing bucket dM penakat
hojan tipe optikal.

5.2. Saran

Adapun saran pada Eaktikum kali ini adalah dapat dipasangnya wili di areal

laboratorium.
DAtr'TAR PUSTAKA

A$yad. Sitanala. 1989. Konse asi Tanah dan Air. IPB, Bogor.

Jumin, H. B. 2002. Agoekologi Suatu Pendekatan Fisiologi. PT Raja Grafindo Persada,


Jakarta-

Sujitno. ah.M.G. 1978. Aoeka Meteorologi dan Geofisika. Akademi Meteorologi dan
Geofisikq Jatarta.

Tjasyono, B. 2004. Klimatologi. ITB, Bandung.

Utomo, W.H. i989. Konservasi fanah di Indonesia. CV. Rajawali. Jakarta'


i,

Anda mungkin juga menyukai