Dibuat oleh :
Kelompok 3
1. Adha Febriansyah
2. Ade Prima Meliala
3. Kadek Liony Maya Paramahamsa
4. M. Agrist Putra Ramadhan
Kelas : TR01A
1. Kepada Tim/ kelompok sistem drainase dan pengendalian banjir, yaitu kelompok 3
yang sudah menyelesaikan pengerjaan laporan ini dengan baik
Laporan ini disusun juntuk melengkapi tugas mata kuliah sistem drainase dan
sistem pengendalian banjir. Selain itu, kami berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kami dan semua pihak yang terkait sebagai referensi untuk
menambah wawasan seerta ilmu pengetahuanOleh karena itu kami mengharapkan
sebuah kritik dan saran yang membangun dan dapat menjadikan laporan ini jauh lebih
baik lagi. Kami mohon maaf setulusnya-tulusnya atas kesalahan maupun kekurangan
dalam penyusunan laporan ini
Semoga dengan kami membuat karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan
memberikan motivasi bagi para pembacanya , khusunya bagi kami Taruna Politeknik
Penerbangan Palembang.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang.
Pada saat ini sering kejadian disetiap daerah dimana banjir adalah suatu peristiwa di
mana terjadi peluapan air yang berlebihan di suatu tempat. Curah hujan yang cukup
tinggi dan ketidak mampuan drainase menampung air hujan dituding sebagai biang
kerok terjadinya banjir. Adanya curah hujan yang tinggi dan berlangsung terus
menerus di beberapa Bandar Udara. oleh sebba itu perlu diberlakukannya sistem
drainase untuk pengendalian banjir. Sistem drainase adalah sistem untuk
mengeringkan dan mengalirkan air. Secara terminology sistem ini dibuat untuk
menangani masalah kelebihan air, baik diatas atau diabwah permukaan air. Untuk
menyelesaikan persoalan drainase sangat berhubungan dengan aspek hidrologi
khususnya masalah hujan sebagai sumber air yang akan di alirkan pada sistem
drainase dan limpasan sebagai akibat tidak mampunyai sistem drainase mengalirkan
ke tempat pembuangan akhir Disain hidrologi diperlukan untuk mengetahui debit
pengaliran.
PENGUKURAN INFILTRASI
2.1.Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Infiltrasi
Infiltrasi merupakan proses masuknya air kedalam tanah secara
vertikal melalui permukaan tanah. Proses infiltrasi merupakan salah satu
proses penting dalam siklus hidrologi karena infiltrasi menentukan besarnya
air hujan yang meresap dan masuk ke dalam tanah secara langsung. Dengan
adanya proses infiltrasi, maka kebutuhan vegetasi terhadap air termasuk
transpirasi, menyediakan air untuk evaporasi, mengisi kembali reservoir tanah
dan menyediakan aliran sungai pada saat musim kemarau akan dapat
terpenuhi, selain itu manfaat dari infiltrasi adalah dapat mengurangi
terjadinya erosi tanah
2.1.2. Pengukuran Infiltrasi
Pengukuran laju infiltrasi dilakukan dengan metode penggenangan
tanpa run-off. Alat yang digunakan adalah double ring infiltrometer dengan
ukuran diameter ring 60 cm dan 30 cm. Double ring infiltrometer dimasukan
ke dalam tanah sedalam 5-10 cm, pada silinder tersebut dipasang penggaris
berskala. Kemudian dituangkan air kedalam silinder dengan ketinggian 15-20
cm dari permukaan.Penurunan tinggi air dicatat dengan interval setiap 5
menit, lalu ditambahkan air setelah itu sehingga tinggi air mencapai
ketinggian semula.Pengamatan dihentikan setelah dicapai infiltrasi yang
relatif konstan, laju infiltrasi dinyatakan mm/jam.Pengukuran dilakukan
sebanyak 6 (enam) ulangan untuk ketiga lokasi pengukuran.
a) Ombrometer
3.2. Peralatan
b. Selang Air
Pipa atau selang yang kebanyakan terbuat dari karet sintesis yang
membawa air bersih dari satu tempat ke tempat lain. Pada penelitian ini selang air
berfungsi untuk menyalurkan air hujan yang jatuh dari pipa paralon dan langsung di
ditribusikan ke tempat penampungan air (dirijen).
c. Pipa Paralon
Pipa paralon berfungsi untuk menampung dan sebagai tatakan pondasi agar
selang tetap dapat bisa mendistribusikan air hujan ke dirijen .
d. Dirigen
Dirijen merupakan tempat atau wadah untuk menampung air hujan serta
sebagai media untuk mengukur air hujan.
3.3. Prosedur Percobaan
1. Sambungkan corong plastic dengan corong talang air
2. Sambungkan selang dengan corong plastic
3. Potong pipa paralon dengan tinggi 120 cm dan lubangi bagian bawah paralon
dengan jarak yang disesuaikan, agar selang air yang terhubung didalam dapat keluar.
4. Kemuadian sambungkan corong dengan memasukkan selang kedalam pipa tersebut
5. Tampung air yang keluar dari pipa dengan menggunakan jerigen
6. Air hujan yang tertampung didalam jerigen, ditung kedalam gelas ukur
7. Catat hasil pengukuran
3.4. Pembahasan
5.1 Perhitungan
Rumus perhitungan ketinggian air hujan yang jatuh pada bidang dengan
luasan tertenti, adalah sebagai berikut:
V
H=
L
Keterangan:
H = Ketinggalan Curah Hujan
V = Volume
L = Luas bidang
Pada pengukuran curah hujan dengan menggunakan corong, berarto luas corong
dapat dihitung dengan, rumus:
L=π . r .r
Keterangan:
r = Jari-Jari Corong
π = 3,14
Untuk menghitung ketinggian hujan digunakan satuan mm, oleh karena itu dilakukan
konversi satuan, sebagai berikut:
Satuan luas adalah cm2 , menjadi 1 cm2 = 100 mm2
Satuan volume adalah ml , menjadi 1 ml= 1000 mm3
Maka untuk menghitung ketinggian hujan dengan satuan mm dapat dihitung :
V
H=
L
Keterangan:
H = Ketinggalan Curah Hujan (mm)
V = Volume air yang ditakar (cm2)
L = Luas bidang corong (cm3)
Tabel Perhitungan Curah Hujan
HARI / TANGGAL VOLUME HASIL PENGUKURAN
PENGUKURAN (ml) (mm)
Kamis, 26 Mei 2022 4 ml 0,22
Jum’at, 27 Mei 2022 - -
Sabtu, 28 Mei 2022 - -
Minggu, 29 Mei 2022 - -
Senin, 30 Mei 2022 - -
Selasa, 31 Mei 2022 175 ml 9,90
Rabu, 01 Juni 2022 - -
Kamis, 02 Juni 2022 - -
Jum’at, 03 Juni 2022 41 ml 0,22
Sabtu, 04 Juni 2022 - -
Minggu, 05 Juni - -
2022
Senin, 06 Juni 2022 - -
Selasa, 07 Juni 2022 - -
Rabu, 08 Juni 2022 51 ml 0,28
Kamis, 09 Juni 2022 460 ml 2,60
Jum’at, 10 Juni 2022 380 ml 2,15
Sabtu, 11 Juni 2022 - -
Minggu, 12 Juni - -
2022
Senin, 13 Juni 2022 1350 ml 76,43
Selasa, 14 Juni 2022 23 ml 1,30
Rabu, 15 Juni 2022 - -
Kamis, 16 Juni 2022 22 ml 1,24
Jum’at, 17 Juni 2022 - -
Sabtu, 18 Juni 2022 - -
Minggu, 19 Juni - -
2022
Senin, 20 Juni 2022 - -
Selasa, 21 Juni 2022 - -
Rabu, 22 Juni 2022 20 ml 1,13
Kamis, 23 Juni 2022 - -
Jum’at, 24 Juni 2022 - -
Sabtu, 25 Juni 2022 - -
Minggu, 26 Juni - -
2022
Senin, 27 Juni 2022 180 ml 1,19
Selasa, 28 Juni 2022 - -
Rabu, 29 Juni 2022 1350 ml 76,43
Kamis, 30 Juni 2022 100 ml 2,15
Total 4156 ml 175,24 mm2
4.3.Peralatan
1. Akrilik 3 mm
2. ESP 8266
3. Modul Step Down
5VDC
4. Sensor Ultrasonic HCSR-04
5. Laci Meja 30 cm
6. Motor DC
7. Motor Driver L298
8. Adaptor 12V
9. Kabel female to female
10. Kabel AC
11. Kabel AWG
12. Box Komponen
13. Gear
14. Lem Akrilik
15 Motor pompa air
16. Selang air kecil 0,5 m
17. LCD
18. LCD i2C
19. Modul Relay
4.4.Prosedur Percobaan
1. Merancang gambar teknik saluran drainase dan rumah pompa
2. Merancang pemodelan penampang basah saluran drainase dengan menggunakan Akrilik
3. Merancang pemodelan miniature rumah pompa
Perhitungan
Kecepatan Aliran Rata-Rata di saluran terbuka dapat dihitung dengan persamaan Chezy
dengan koefisien C yang dikembangkan oleh Manning sebagai berikut:
1 2 /3 1/ 2
V= R S°
n
Dimana:
A
R=
P
Dimana:
S° = kemiringan dasar saluran
n = koefisien Manning atau keofisien kekerasan dasar dan dinding saluran
R = jari-jari hidrolik
A = luas penampang
P = keliling basah penampang
Q=AxV
Dimana: Q = debit (m3 /s )
A = Luas penampang basah (m2)
V = Kecepatan (m/s )
Subtitusi Persamaan
1 2 /3 1/ 2
Q=A R S°
n
Program pemeliharaan harus memperhitungkan pentingnya drainase yang memadai. Air permukaan
dan air tanah merupakan salah satu sebab atas banyak kegagalan dan kerusakan perkerasan.
Drainase yang memadai untuk pengumpulan dan pembuangan limpasan air permukaan dan air
tanah yang berlebihan sangat penting untuk stabilitas dan pelayanan perkerasan. Personil terlatih
harus melakukan inspeksi berkala dan lengkap sistem drainase dan merekam dan kondisi cacat yang
benar sistem drainase permukaan dan bawah permukaan. Tepi saluran yang berada di sekitar landas
pacu, taxiway, apronserta cekungan tangkapan air harus diperiksa pada berkala (yaitu , pada musim
hujan dan musim kemarau) dan dipantau setelah curah hujan yang sangat deras . Personil yang
melakukan inspeksi harus mencari indikasi bahaya yang dapat menunjukkan masalah yang akan
datang. Indikasi saluran yang berpotensi membahayakan antara lain sebagai berikut :
1) Genangan air
10) Perubahan warna perkerasan terutama di sendi atau terdapat keretakan Idealnya, saluran
drainase memiliki tinggi jagaan 30 s/d 50 cm baik untuk mengantisipasi limpasan air hujan maupun
mencegah air drainase masuk area konstruksi perkerasan.
Untuk menjamin dan memastikan bahwa saluran sisi udara dapat berfungsi sesuai yang diharapkan,
maka Bandara SMB-II melakukan program maintenance saluran sisi udara sebagai berikut:
• Pembersihan Saluran, yaitu membuang endapan di dasar saluran dan memotong rumput di
dinding saluran yang dapat mengurangi kapasitas debit aliran saluran
• Perbaikan Saluran, yaitu memperbaiki dinding atau dasar saluran yang mengalami
kerusakan untuk mengembalikan fungsi saluran yang rusak menjadi normal kembali
Daftar Pustaka
Andimanwno.2010.Mennghitung Luas Wilayah pada Peta Menggunakan Metode Grid.
(online) (https://andimanwno.wordpress.com/2010/07/28/menghitung-luas-wilayah-
pada-peta-1/), diakses 3 Maret 2017.
Handoko, 2003, Klimatologi Dasar, Bogor: FMIPA-IPB.
Linsley RK., Kohler, MA., and Paulhus, JLH. 1982. Hydrology for Engineers. McGraw-
Hills. New York.
Mahbub M. 2016.Praktikum Agrohidrologi.Lampung: Universitas Lampung
Putri Amalia R.2011.Praktikum Curah Hujan dan Suhu. Indralaya: Universitas Sriwijaya
Saputra Okta A.2013.Agrohidrologi dan Pengendalian DAS.Sumbawa: UNSA
BAB 3
Daftar Pustaka