Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM REKAYASA LINGKUNGAN

Pengukuran dan Perhitungan Curah Hujan


Muhamad Komarudin S.Si., M.Sc

Laboratorium Ukur Tanah


Fakultas Teknis Sipil dan Perencanaan
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
DASAR TEORI
Hujan adalah sebuah peristiwa turunnya butir-butir air yang berasal dari langit ke permukaan bumi. Hujan juga merupakan siklus air di planet
bumi. Definisi hujan yang lainnya adalah sebuah peristiwa Presipitasi (jatuhnya cairan yang berasal dari atmosfer yang berwujud cair maupun
beku ke permukaan bumi) berwujud cairan.
Hujan membutuhkan keberadaan lapisan atmosfer tebal supaya dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi.
hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses
yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air
ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Pada
umumnya hujan yang jatuh ke permukaan bumi berdiameter 200 mikrometer atau lebih. Jika kurang dari itu maka ia akan menguap sebelum
sampai ke permukaan bumi akibat bergesekan dengan lapisan udara.
Menurut asdak (2002) hujan akan terjadi apabila berlangsung 3 kejadian sebagai berikut :
1. Kenaikan massa uap air ke tempat yang lebih tinggi sampai atmosfer jenuh.
2. Terjadi kondensasi atas partikel-partikel uap air di atmosfer.
3. Partikel-partikel uap air tersebut bertambah besar seiring berjalannya waktu, yang kemudian jatuh ke bumi dan permukaan laut
sebagai hujan karena gaya grafitasi.
Hujan adalah satu peristiwa yang sering kita rasakan dalam kehidupan sehari- hari. Tuhan menciptakan proses yang yang sedemikian rupa bukan
tanpa alasan. Seperti halnya hujan. Dibalik terjadinya hujan manusia akan mendapatkan banyak sekali manfaat. Manfaat- manfaat hujan ini akan
dirasakan manusia dan juga makhluk hidup lainnya. Bahkan tidak hanya makhluk hidup saja, namun hujan juga akan memberikan manfaat bagi
Bumi yang kita tempati ini. Di antara manfaat hujan adalah : Menyuburkan tanaman, Persediaan air minum, Sebagai sumber perekonomian
sebagian masyarakat, Mendukung keberhasilan dalam bercocok tanam, Sumber tenaga listrik, Menghemat air tanah, Menjaga kelangsungan
hidup manusia, dan Memperbaiki kualitas udara.
DASAR TEORI
Menurut Sri Harto(1985), Linsley dkk (1986), data hujan yang diperlukan dalam analisa hidrologi
memiliki 5 unsur penting yaitu :
Klasifikasi Intensitas Hujan Menurut BMKG
a) Intensitas (I), Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan dalam satuan waktu tertentu,
(Hujan Per Jam)
misalnya mm/detik,mm/menit,mm/jam,mm/hari,mm/tahun. Besarnya intensitas hujan
berbeda tergantung dari lama waktu terjadinya hujan dan frekuensi nya. Intensitas curah No Intensitas Hujan Klasifikasi
hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung pada durasi pendek dan cakupan daerah yang 1 < 1 mm/jam Sangat Ringan
tidak luas. Hujan yang meliputi daerah cakupan yang luas dengan intensitas hujan yang
tinggi sangat jarang terjadi, tetapi dapat terjadi dalam durasi waktu yang lama. Kombinasi 2 1 – 5 mm/jam Ringan
dari intensitas hujan yang tinggi dengan durasi panjang jarang terjadi, apabila terjadi berarti 3 5 – 10 mm/jam Sedang
sejumlah besar volume air bagaikan ditumpahkan dari langit. (Suroso,2006).
4 10 -20 mm/jam Lebat
b) Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak
menguap, tidak meresap, tidak mengalir keluar dari tempat tersebut. Curah hujan 5 > 20 mm/jam Sangat Lebat
merupakan ketebalan hujan yang di ukur dalam ukuran millimeter atau centimeter.
c) Lama waktu (duration) (t), adalah lamanya curah hujan dalam menit atau jam.
d) Frekuensi (T) adalah frekuensi kejadian, yang dinyatakan dengan waktu ulang.
e) Luas, adalah luas geografis curah hujan.
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan Praktikum Pengukuran dan Perhitungan Curah Hujan yaitu:
1. Mahasiswa mampu mendekripsikan distribusi ketebalan hujan di stasiun curah Hujan
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan distribusi intensitas curah hujan di stasiun curah Hujan
3. Mahasiswa mampu membandingkan rata-rata curah hujan dengan metode aljabar dan polygon
theissen.
4. Mahasiswa mampu mendeskripsikan volume hujan di wilayah stasiun curah Hujan.
ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengukuran curah hujan terdiri
atas
a. Ombrometer
b. Botol mineral 600 ml / 1 ltr
c. Corong Air
d. Tiang penyangga (yalon)
e. stopwaatch Corong Air
f. Alat tulis
g. enggaris
Botol Mineral
h. Google earth
i. Denah UM
j.Kertas grafik
k. Kalkulator Setup Alat Ukur
Ombrometer
Manual
CARA KERJA
1. Pengambilan sampel di lapangan
a. Ikuti persyaratan pemasangan alat penakar hujan yang benar yakni:
• Diletakkan pada tempat yang tidak selalu terjadi angin kencang.
• Tinggi corong dari permukaan tanah diletakkan sedemikian rupa
sehingga pengaruh angin dapat ditekan sekecil mungkin.
• Alat penakar hujan harus diletakkan minimal berjarak 4 kali tinggi
rintangan (pohon,bangunan, dan sebagainya ) yang terdekat.
• Tempat pengukuran tidak over-expose atau under-expose.
• Aman terhadap gangguan luar (orang dan binatang)
• Tempat dekat dengan tenaga pengamat
• Syarat teknis alat harus terpenuhi
• Kerapatan jaringan alat sesuai dengan ketentuan.
b. Pasangkan Corong pada botol mineral sebagai alat ukur penadah hujan.
c. Menyatukan Corong dan botol mineral dengan yalon menggunakan
lakban.
d. Menggali tanah dengan menggunakan benda tajam.
e. Menancapkan yalon yang sudah menyatu dengan alat ukur ke tanah
yang sudah di gali, usahakan posisi yalon tegak lurus terhadap
permukaan tanah.
f. Mengganjal yalon menggunakan batu agar tidak mudah rubuh.
g. Memfoto lokasi menggunakan GPS essential untuk menentukan garis
koordinat.
h. Menyiapkan stopwatch dan mengaktifkannya ketika hujan.
i. Menghitung volume air yang terkumpul
Cara Kerja
2. Pengukuran sampel di laboratorium
a. Menyiapkan gelas ukur berukuran 250 ml, 25 ml, 10 ml
b. Menuang air hujan ke dalam gelas berukuran 250 ml hingga penuh.
c. Menuangkan sisa air hujan ke dalam gelas ukur 25 ml hingga penuh.
d. Menuangkan sisa air hujan ke dalam gelas ukur 10 ml menggunakan
corong atau pipet hingga penuh.
e. Mencatat dan menjumlahkan hasil air yang telah diukur menggunakan
gelas ukur.
3.Cara kerja menghitung luasan daerah (polygon theisen) dan mendeliniasi
wilayah pengamatan.
a. Menghitung ketebalan dan intensitas curah hujan setiap stasiun.
b. Mencari peta dasar wilayah stasiun hujan yang akan dihitung melalui
google map atau google earth.
c. Menentukan dan mendeliniasi batas-batas stasiun hujan dengan
google earth secara teliti.
d. Memasukkan titik koordinat setiap stasiun dan memberikan penanda.
e. Menhubungkan setiap symbol stasiun dengan garis penghubung
sebelum menghitung menggunakan metode polygon theissen.
f. Setelah peta dasar selesai dideliniasi, masukkan data data yang
berhubungan dengan perhitungan curah hujan metode polygon
theissen maka atur skala dan di cetak. Cara ini akan lebih effisien dengan menggunakan
software Arcmap
METODE PERHITUNGAN
a. Perhitungan Tebal Hujan
Rumus perhitungan tebal hujan :

Tebal hujan (mm) : Volume (1)


Luas Tangkapan

b. Perhitungan Intensitas Hujan


Rumus menghitung intensitas hujan sebagai berikut

Intensitas Hujan (mm/jam) : Tebal Hujan (2)


Waktu
METODE PERHITUNGAN
c. Rata-rata
Aritmatik
METODE PERHITUNGAN
d. Rata-rata Poligon Theissein
METODE PERHITUNGAN
e. Rata-rata Isohiyet

Catatan : Metode ini tidak dikerjakan dalam praktikum


Lampiran Data
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai