Anda di halaman 1dari 12

ISSN 2541-0148

JURNAL TEKNIK SIPIL

MACCA
Klasifikasi Distribusi Butiran Hujan Menggunakan
Alat Rainfall Simulator
Ratna Musa1, Muhammad Fadli R.2, Paramitha Andi Kasim3
1,2,3)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia
Jl. Urip Sumoharjo KM 05 Makassar, Sulawesi Selatan
1)
ratmus_tsipil@ymail.com, 2)muhammadfadli031@gmail.com, 3)paramithakasim@gmail.com

ABSTRAK

Indonesia beriklim tropis memiliki pola hujan tak menentu. Hujan adalah hasil dari sebuah
proses endapan di udara yang berbentuk cairan. Terbentuknya hujan terjadi saat titik-titik
air jatuh di bumi secara bersamaan. Intensitas curah hujan adalah faktor yang dapat
memberi pengaruh terhadap kondisi lingkungan wilayah tersebut. Intensitas curah hujan
dapat diartikan sebagai sejumlah curah hujan yang telah terkonsentrasi dan berlangsung di
periode waktu tertentu, dinyatakan dengan tinggi hujan atau volume hujan ditiap satuan
waktunya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja dan akurasi alat rainfall
simulator apakah baik digunakan dalam penelitian tersebut, mengetahui pengaruh kenaikan
sudut cakram dan tekan terhadap intensitas curah hujan, dan mengetahui klasifikasi
intensitas curah hujan dengan menggunakan alat Rainfall Simulator. Hasil penelitian
didapatkan nilai keseragaman untuk setiap bukaan sudut adalah > 70% sehingga dapat
disimpulkan bahwa kinerja alat Rainfall Simulator termasuk kedalam keadaan baik
sehingga bisa dipergunakan saat penelitian. Setiap kenaikan celah sudut didapatkan hasil
butiran hujan yang semakin sedikit karena besarnya celah sudut dapat mempengaruhi
diameter air hujan. Hasil klasifikasi yang didapatkan untuk setiap sudut 10˚, 15˚ dan 20˚
adalah sangat lebat. Jadi untuk setiap kenaikan sudut didapatkan hasil intensitas curah hujan
berurut yang semakin besar.

Kata kunci: Rainfall Simulator, Butiran Hujan, Intensitas Curah Hujan

ABSTRACT

Tropical Indonesia has an erratic rain pattern. Rain is a tangible form of liquid
precipitation. Rain is formed when a separate water point falls to earth. The intensity of
rainfall in a region becomes one of the factors that affect the environmental conditions in
the area. The intensity of rainfall is the amount of rainfall expressed in the rainfall or
rainfall volume per unit time, occurring at one concentrated time of rainwater. The purpose
of this research is knowing the performance and accuracy of rainfall simulator tool is good
to use in the research, determine the effect of increment angle of disc and press to rainfall
intensity, and know the classification of rainfall intensity using Rainfall Simulator tool. The
result showed that the uniformity value for each angle openings is> 70% so it can be
concluded that the performance of Rainfall Simulator tool is in good condition and can be
used for research. For each angle gap increase the result of less rain grains due to the
magnitude of the corner gap can affect the diameter of the rainwater. The classification
results obtained for each angle of 10˚, 15˚ and 20˚ are very dense. So for every increase in
angle, the result of intensity of rainfall sequence is getting bigger.

Keywords: Rainfall Simulator, Rain Grain, Rainfall Intensity.

113 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Klasifikasi Distribusi Butiran Hujan Menggunakan Alat Rainfall Simulator
(Ratna Musa, Muhammad Fadli R., Paramitha Andi Kasim)

1. Pendahuluan berbentuk cair dan berjatuhan ke bumi.


Butiran hujan memiliki garis tengah
Latar Belakang sebesar 0,008-6 mm. hujan dibedakan
Indonesia beriklim tropis memiliki pola menjadi beberapa macam seperti hujan
hujan tak menentu. Hujan adalah hasil halus, hujan rintik, dan hujan lebat.
dari sebuah proses endapan di udara
yang akan berbentuk cairan. 2.2 Intensitas Curah Hujan
Terbentuknya hujan terjadi saat titik- Intensitas curah hujan dapat diartikan
titik air jatuh di bumi secara bersamaan. sebagai sejumlah curah hujan yang telah
Intensitas curah hujan adalah faktor terkonsentrasi dan berlangsung di
yang dapat memberi pengaruh terhadap periode waktu tertentu, dinyatakan
kondisi lingkungan wilayah tersebut. dengan tinggi hujan atau volume hujan
ditiap satuan waktunya. Secara umum
jika intesitas hujannya tinggi biasa
Tujuan
terjadi dalam kurun jangka waktu yang
Beberapa tujuan yang ingin dicapai pada
singkat dengan jangkauan wilayah tidak
penelitin kali ini adalah: (1) Guna
terlalu luas.
mengetahui kinerja dan akurasi alat
rainfall simulator apakah baik digunakan 2.3 Rainfall Simulator
dalam penelitian. (2) Untuk mengetahui Rainfall simulator memiliki kerangka
pengaruh kenaikan celah sudut bentuk berdasarkan kriterianya, yakni:
terhadapan intensitas curah hujan. (3) karakteristik hujan, kemudahannya
Untuk mengetahui hasil klasifikasi curah dakam penggunaan dan saat
hujan dari alat rainfall simulator dengan membawanya, serta parameter
variasi bukaan cakram yang telah terpentingnya yakni ukuran dari
ditentukan. tetesannya dan distribusi hujan. Fungsi
terpenting dari Rainfall Simulator guna
Manfaat Penelitian mengatur besar kecil curah air,
Beberapa manfaat yang dapat diambil mengukur volume air ataupun hujan,
dari penelitin ini untuk dijadikan menampung, dan mencurah (nozzle).
referensi pada penelitian sejenis dan Pada alat ini hujan akan disimulasikan
dapat memberikan sumbangsi berupa melalui pancaran air dari nozel, yang
informasi kepada pihak terkait dalam mana telah diatur sedemikian rupa
upaya penanganan banjir dan dapat sehingga dapat mengeluarkan tetes
dijadikan referensi untuk penelitian hujan alami.
sejenis dan sebagai referensi dalam Dalam penelitian ini, intensitas
perencanaan bangunan air. curah hujan menggunakan hasil dari alat
simulator hujan, melaui perhitungan
2. Tinjauan Pustaka rumus didalam Instruction Manual
Rainfall Simulator (Anonim, 2011)
2.1 Hujan dan Butiran Hujan yakni:
Salah satu wujud endapan berupa cairan Intensitas curah hujan simulasi
dapat disebut sebagai hujan. Terdapat dikontrol oleh ukuran bukaan piringan.
beberapa wujud endapan seperti padat Bukaan piringan yang luas
(salju serta hujan es) lalu aerosol memungkinkan banyak hujan mencapai
(embun serta kabut). Terbentuknya area tes intensitas curah hujan.
hujan akibat jatuhnya titik-titik air dari Intensitas (I) biasanya dinyatakan
awan ke bumi. Frekuensi terjadinya dengan kedalaman air yang jatuh ke
hujan dapat memberi pengaruh terhadap sebuah wadah per satu waktu (mm/jam)
intensitas curah hujan begitupun dengan dan dapat dihitung dengan
durasi terjadinya hujan. Sedangkan menggunakan persamaan:
butiran hujan berupa butiran-butiran

VOL.4 NO.2, JUNI 2019 114


Klasifikasi Distribusi Butiran Hujan Menggunakan Alat Rainfall Simulator
(Ratna Musa, Muhammad Fadli R., Paramitha Andi Kasim)

n = jumlah pengamatan
Ʃ(x) = deviasi dari pengaman individual
(1)
kedalaman rata rata(mm/jam)
Dimana:
2.4 Klasifikasi Intensitas Curah
I = intensitas (mm/jam)
Hujan
A = luas kontainer (cm2)
Intentsitas curah hujan ialah
t = waktu (menit)
tingginya curahan air yang
V = volume air di tiap kontainer terkonsentrasi dan berlangsung
(ml) selama periode terbatas. Curah hujan
Keseragaman distribusi hujan memiliki intensitas yang tidak selalu
simulasi didalam areal uji merupakan sama karena pengaruh dari frekuensi
salah satu hal yang terpenting karena kejadian. Volume air yang telah
ketidakpastian hasil yang diperoleh dari terjatuh dapat dinyatakan dengan
keseragaman tersebut. Keseragaman
satuan mm. Besaran curah hujan
bersifat tidak tetap seperti pada tekanan
udaranya, kecepatan disk, serta buka dapat dinyatakan dalam satuan waktu
ukuran piringan. singkat berdasarkan intensitasnya
| | yakni sebesar 5, 10, 15, 30 menit dan
( ) (2)
dinyatakan dalam mm/jam dapat [ula
Dimana : menggunakan cm/jam. Lihat pada tabel
Cu = koefisien keseragaman curah hujan dibawah ini:
m = kedalaman pengamatan rata-rata
(ml)

Tabel 1. Klasifikasi intensitas hujan


Intensitas hujan (mm/jam) Klasifikasi
< 6.25 Rendah
6.25 - 12.50 Sedang
12.50 – 50 Lebat
>50 Sangat lebat

Sumber : Kohnke dan Bertrand, 1959 longsor dan dampak yang kurang baik
ke tanaman.
Curah hujan dapat diartikan sebagai
kumpulan dari air hujan dengan
3. Metode Penelitian
ketinggian tertentu yang berada di
tempat datar, tanpa adanya penguapan, Lokasi Penelitian
peresapan dan aliran. Apabila pada suatu Lokasi penelitian merupakan sebuah
tempat datar seluas 1 m2 terdapat air wilayah yang akan dilakukan kajian oleh
yang tertampung dengan tinggi 1mm peneliti, memiliki 3 ciri yakni terdapat
atau sebanyak 1liter merupakan pelaku, tempat, dan aktifitas observasi
pengertian dari curah hujan 1mm. (Nasution, 2011). Sedangkan unsur
intensitas hujan ialah jummlah dari lokasi ialah tempat dimana penelitian
curah hujan yang berlangsung pada berlangsung.
durasi yang terbatas. Ketika terjadi Pada penelitian ini bertempat di
hujan dengan keterangan intensitas besar laboratorium. Guna melakukan uji
maka terjadi sebuah hujan yang lebat, pemodelan serta simulasi penggunaan
hal ini dapat memicu adanya banjir, Rainfall Simulator. Laboratorim ini
merupakan Laboratorium Hidrolika

115 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Klasifikasi Distribusi Butiran Hujan Menggunakan Alat Rainfall Simulator
(Ratna Musa, Muhammad Fadli R., Paramitha Andi Kasim)

berada di Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Kertas berwarna yang dipermukaannya


Universitas Muslim Indonesia di jalan terdapat percikan lalu dikeringkan guna
Urip Sumoharja KM. 5, Panaikang, mendapat noda percikan hujan
Panakukang, Kota Makassar, Sulawesi berdiameter berbeda.
Selatan. 1.) Noda percikan diukur diameternya
Alat dan Bahan Penelitian 2.) Hitung jumlah butiran hujan.
Alat Penelitian 3.) Massa percikan hujan dihitung (m)
1. Rainfall Simulator 4.) Data ini digunakan untuk mengetahui
2. Tabung Container 6 buah nilai keseragaman dimana data yang lain
3. Gelas ukur 2 buah diambil pada pengujian intensitas.
4. Stopwatch 1 buah
5. Alat tulis menulis Pengambilan Data Intensitas Hujan
6. Kamera untuk dokumetasi 1 buah Prosedur Uji
Bahan Penelitian Mengupulkan data dengan
melaksanakan pengujian di laboratorium
1. Air
hidrolika Universitas Muslim Indonesia.
2. Kertas Berwarna
1.) Persiapan alat yang akan digunakan.
3. Methyline Blue
2.) Sediakan air pada bak penampung
Prosedur penelitian
air, juga mesin pompa penyedot air
Dilakukan beberapa uji didalam
(untuk mengisi ulang bak
laboratorium hidrolika, yakni:
penampungan).
1. Pengambilan data distribusi butiran
3.) Menyiapkan dan menyusun posisi
hujan
tabung yang akan diuji didalam alat
2. Pengambilan data intensitas hujan. Rainfall Simulator, dengan posisi tepat
dibawah Nozzle yang konstan tidak
Pengambilan Data Distribusi Butiran berubah-ubah. Jumlah tabung ada 6
Hujan buah.
Prosedur Uji 4.) Mengatur bukaan cakram (Nozzle)
1. Mengupulkan data dengan dengan manggunakan beberapa variasi,
melaksanakan pengujian di laboratorium yaitu: 10˚, 15˚ dan 20˚.
hidrolika Universitas Muslim Indonesia. Mengatur shower dengan menggunakan
1.)Mengatur shower dengan data konstan sebagai berikut:
menggunakan data liquid = 50, tekanan - Liquid = 50
pompa = 0,1 bar dan kecepatan = 40 - Tekanan pompa = 0,1 bar
rev/min. - Kecepatan = 40 rev/min
2.) Sediakan kertas berwarna yang telah 5.) Setelah alat dan bahan dipersiapkan
diolesi dengan methyline blue. mulailah pengujian, nyalakan mesin
3.) Kertas berwarna yang telah diolesi kemudian nyalakan mesin pompa air,
dengan methyline blue diletakkan diatas juga nyalakan mesin penyedot air.
multiplek. 6.) Pengujian dilaksanakan dengan
4.) Hidupkan Rainfall simulator lalu menggunakan beberapa waktu yang
tunggu sekian detik hingga hujan buatan bervariasai dalam satuan menit, yakni:
dari noozle tersebut keluar dengan stabil. 5, 10, 15, 30, 45, dan 40.
5.) Setelah air hujan buatan stabil, 7.) Alat Rainfall Simulator berjalan
lewatkan kertas berwarna yang telah berdasaran pengaturan waktu yang telah
diolesi methyline blue, tepat dibawah diatur.
alat rainfall simulator (noozle). 8.) Setelah itu didapatkan data hasil
6.) Ulangi langkah diatas untuk volume air hujan pada tabung.
mendapatkan data pengujian 9.) Hitung volume air dari tiap tabung
selanjutnya. dengan menggunakan gelas ukur,
kemudian tentukan volume rata-ratanya.
Proses pengolahan data Prosedur diatas dilakukan berulang
dengan cara yang sama untuk tiap waktu

VOL.4 NO.2, JUNI 2019 116


Klasifikasi Distribusi Butiran Hujan Menggunakan Alat Rainfall Simulator
(Ratna Musa, Muhammad Fadli R., Paramitha Andi Kasim)

pengujian yang berbeda, sesuai pada dikeringkan agar mendapat noda


poin no.7. percikan hujan berdiameter berbeda-
10.) Mengolah hasil data yang telah beda. Diambil jumlah butiran hujan
didapatkan untuk kemudian
terbanyak.
diklasifikasikan sesuai dengan jenis
hujan yang ada.
11.) Memberikan kesimpulan dan saran Selanjutnya mengalikan volume butiran
Untuk data keseragaman, pengujian hujan, jumlah dan berat jenisnya
intensitas dilakukan seperti prosedur diperoleh massa (m) hujan buatan. Hasil
diatas dan dilakukan secara berulang, penelitian distribusi butiran disajikan
data yang digunakan pada poin no.4 dan kedalam tabel 2 sampai 4 dan gambar 1.
no.5 sama, kecuali pada point no.7
dimana data yang digunakan hanya 5
menit untuk setiap bukaan celah sudut.

2. Proses pengolahan data


Dari data-data yang didapatkan, dapat
dihitung dengan menggunakan langkah
sebagai berikut:
1) Hitung intensitas (I) dengan
menggunakan persamaan.
2) Hitung koefisien keseragaman curah
hujan (Cu) dengan persamaan 2.
3) Setelah semua data telah didapatkan,
maka distribusi butiran hujan dapat
diklasifikasikan sesuai pada Tabel 1.

4. Hasil Penelitian Dan


Pembahasan Uji Distribusi
Butiran Hujan
Pengujian ini dilakukan untuk
mendapatkan hasil nilai keseragaman
distribusi curah hujan sumulasi. Hasil
pengukuran didapatkan dengan
melewatkan kertas saring yang terlapisi
methyline blue, tepat dibawah alat
Rainfall Simulator (noozle). Selanjutnya
mengukur distribusi butiran hujan
sebanyak 6 kali disetiap bukaan sudut
(10˚,15˚ dan 20˚), liquid 50, tekanan 0,1
bar, speed 40 rev/min. lalu kertas saring
dengan hasil percikan tersebut

117 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Klasifikasi Distribusi Butiran Hujan Menggunakan Alat Rainfall Simulator
(Ratna Musa, Muhammad Fadli R., Paramitha Andi Kasim)

No. Diameter Jumlah Butiran Hujan


(mm)
1. 1 3
2. 2 54
3. 2,5 36
4. 3 172
5. 4 141
6. 5 95
7. 6 49

Tabel 2. Diameter dan jumlah butiran hujan untuk sudut 10˚

(Sumber: Data hasil pengujian laboratorium)

Tabel 3. Diameter dan jumlah butiran hujan untuk sudut 20˚


No Diameter Jumlah Butiran Hujan
(mm)
1. 1 2
2. 2 62
3. 2,5 0
4. 3 150
5. 4 137
6. 5 103
7. 6 30
(Sumber: Data hasil pengujian laboratorium)

Tabel 4. Diameter dan jumlah butiran hujan untuk sudut 20˚


Diameter
Jumlah Butiran Hujan
(mm)
1. 1 0
2. 2 55
3. 2,5 53
4. 3 145
5. 4 131
6. 5 108
7. 6 53
(Sumber: Data hasil pengujian laboratorium)
sudut yang disatukan dalam satu grafik
Dibawah ini merupakan grafik diameter seperti pada gambar 1.
dan butiran hujan untuk setiap bukaan

VOL.4 NO.2, JUNI 2019 118


Klasifikasi Distribusi Butiran Hujan Menggunakan Alat Rainfall Simulator
(Ratna Musa, Muhammad Fadli R., Paramitha Andi Kasim)

JUMLAH BUTIRAN
200

HUJAN
100 SUDUT 10°
0 SUDUT 15°
1 2 2,5 3 4 5 6
SUDUT 20°
Diameter (mm)

Gambar 1. Grafik hubungan antara diameter dan jumlah butiran hujan.

Dapat dilihat perbandingan dari tiap Intensitas biasanya dinyatakan sebagai


jumlah butiran hujan untuk setiap variasi kedalaman air yang jatuh pada sebuah
bukaan celah sudut yang berbeda, dan wadah per satu waktu (mm/jam). Untuk
pengujian keseragaman distribusi curah
didapatkan untuk nilai butiran hujan
hujan simulasi dan klasifikas intensitas
terbesar berada pada diameter 3 mm hujan digunakan data yang sama, yaitu:
yaitu 10˚ = 172 butir, 15˚ = 150 butir sebanyak 6 (enam) buah tabung
dan 20˚ = 145 butir, Dapat disimpulkan container dan dilakukan sebanyak 6
untuk setiap kenaikan celah sudut (enam) kali untuk setiap bukan sudut,
didapatkan hasil butiran hujan yang dengan waktu 5 menit setiap sudutnya
semakin sedikit karena besarnya celah (untuk data keseragaman) dan
5,10,15,30,45 dan 60 menit (untuk data
sudut dapat mempengaruhi diameter air
klasifikasi), dimana ada 3 (tiga) bukaan
hujan. yaitu 10˚,15˚ dan 20˚. Data penelitian ini
lah yang digunakan pada pengujian
Uji Intensitas Hujan (I) distribusi butiran hujan, untuk
mendapatkan diameter dan jumlah
Setelah mendapatkan hasil rata-rata dari butiran hujan sebelumnya. Hasil
diameter dan jumlah butiran hujan penelitian intesitas curah hujan untuk
disetiap bukaan sudut, maka dilanjutkan data nilai keseragaman dapat dilihat
untuk menghitung intensitas (I) curah pada tabel 5, table 6, table 7. Dan untuk
hujan. Pengujian intensitas ini dilakukan data klasifikasidistribusi butiran hujan
untuk mendapatkan dua hasil, yaitu: dapat dilihat pada tabel 8, 9, serta 10.
nilai keseragaman curah hujan simulai
dan untuk klasifikasi intensitas hujan.
Tabel 5. Nilai intensitas untuk data keseragaman 10˚
waktu volume rata-rata intensitas (I)
No (t) (V) (mm/jam)
1. 5 33,33 95,61
2. 5 31,83 91,31
3. 5 33,67 96,58
4. 5 34,17 98,02
5. 5 31,83 91,31
6. 5 32,00 91,79
(Sumber: Hasil analisa data pengujian laboratorium)
Tabel 6. Nilai intensitas untuk data keseragaman 15˚
waktu volume rata-rata intensitas (I)
No (t) (V) (mm/jam)
1. 5 50,00 143,43

119 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Klasifikasi Distribusi Butiran Hujan Menggunakan Alat Rainfall Simulator
(Ratna Musa, Muhammad Fadli R., Paramitha Andi Kasim)

waktu volume rata-rata intensitas (I)


No (t) (V) (mm/jam)
2. 5 50,00 143,43
3. 5 52,00 149,16
4. 5 50,00 143,43
5. 5 51,50 147,73
6. 5 49,00 140,56

(Sumber: Hasil analisa data pengujian laboratorium)

Tebel 7. Nilai intensitas untuk data keseragaman 20˚

waktu volume rata-rata intensitas (I)


No (t) (V) (mm/jam)
1. 5 60,00 195,06

2. 5 64,17 238,09

3. 5 66,67 240,96

4. 5 62,00 229,48

5. 5 62,00 235,22

6. 5 61,83 235,22
(Sumber: Hasil analisa data pengujian laboratorium).

Berikut adalah hasil intensitas untuk


data klasifikasi intensitas curah hujan.
Tebel 8. Nilai intensitas untuk data klasifikasi 10˚
waktu volume rata-rata intensitas (I)
No
(t) (V) (mm/jam)
1. 5 32,67 93,71
2. 10 60,83 87,25
3. 15 95,67 91,47
4. 30 194,67 93,07
5. 45 283,83 90,47
6. 60 378,00 90,36
(Sumber: Hasil analisa data pengujian laboratorium)

Tebel 9. Nilai intensitas untuk data klasifikasi 15˚


waktu volume rata-rata intensitas (I)
No (t) (V) (mm/jam)

VOL.4 NO.2, JUNI 2019 120


Klasifikasi Distribusi Butiran Hujan Menggunakan Alat Rainfall Simulator
(Ratna Musa, Muhammad Fadli R., Paramitha Andi Kasim)

1. 5 51 146,30
2. 10 91,17 130,76
3. 15 149,17 142,63
4. 30 278,83 133,31
5. 45 383,67 122,28
6. 60 428,5 102,43
(Sumber: Hasil analisa data pengujian laboratorium)

Tabel 10. Nilai intensitas untuk data klasifikasi 20˚


waktu volume rata-rata intensitas (I)
No (t) (V) (mm/jam)
1. 5 59,83 171,63
2. 10 120,33 172,59
3. 15 179,17 171,32
4. 30 343,67 164,30
5. 45 425,83 135,72
6. 60 464,50 111,04
(Sumber: Hasil analisa data pengujian laboratorium).

Mengetahui Nilai Keseragaman (Cu) penelitian. Hasil dari percobaan


keseragaman dengan waktu 5 menit
Uji keseragaman dilakukan untuk disetiap bukaan sudut. Nilai
mengetahui kemampuan alat rainfall keseragaman untuk setiap bukaan sudut
simulator agar tetap pada kondisi yang dapat dilihat disajikan pada tabel
baik sehingga bisa dipergunakan ketika berikut.
Tabel 11. Nilai keseragaman untuk setiap bukaan sudut.

Keseragaman (Cu) Keterangan


No Sudut
(%) (Cu > 70%)
1. 10˚ 99,96 Baik/Aman

2. 15˚ 99,9 Baik/Aman

3 20˚ 99,9 Baik/Aman

Pada tabel
(Sumber: 11 hasil
Hasil analisa yang didapatkan
data pengujian laboratorium) Perbedaan besar kecilnya intensitas
nilai keseragaman untuk setiap bukaan curah hujan dapat dipengaruhi oleh
sudut mulai dari 10˚ = 99,96% ,15˚ = frekuensi terjadinya hujan. Intensitas
99,9% dan 20˚ = 99,9% adalah > 70% hujan dapat dinyatakan dalam satuan
sehingga dapat disimpulkan bahwa alat mm/jam ataupun cm/jam dimana
rainfall simulator berada di keadaan besaran curah hujan dalam waktu
yang baik sehingga bisa dipergunakan terbilang singkat yakni 5, 10, 15, serta
ketika penelitian. 30 menit. Untuk klasifikasi intensitas
hujan dari hasil pengujian dengan
Klasifikasi Intensitas Hujan menggunakan alat rainfal simulator
dengan nilai intensitas I = 93,71 dan

121 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Klasifikasi Distribusi Butiran Hujan Menggunakan Alat Rainfall Simulator
(Ratna Musa, Muhammad Fadli R., Paramitha Andi Kasim)

menggunakan tabel 1 diperoleh intensitas hujan untuk setiap sampel


klasifikasi intensitas hujan Sangat Lebat, diperlihatkan pada tabel 12.
dengan cara yang sama klasifikasi

Tabel 12. Hasil klasifikasi intensitas hujan.


Intensitas CH
Waktu (t) Intensitas Curah Hujan
No Bukaan Sudut Rata-Rata Klasifikasi
(menit) (mm/jam)
(mm/jam)
1. 10˚ 5 93,71 Sangat lebat
10˚
2. 10 87,25 Sangat lebat
10˚
3. 15 91,47 Sangat lebat
10˚ 91,05
4. 30 93,07 Sangat lebat
10˚
5. 45 90,47 Sangat lebat
10˚
6. 60 90,36 Sangat lebat
15˚
7. 5 146,30 Sangat lebat
15˚
8. 10 130,76 Sangat lebat
15˚
9. 15 142,63 Sangat lebat
129,62
15˚
10. 30 133,31 Sangat lebat
15˚
11. 45 122,28 Sangat lebat
15˚
12. 60 102,43 Sangat lebat
20˚
13. 5 171,63 Sangat lebat
20˚
14. 10 172,59 Sangat lebat
20˚
15. 15 171,32 Sangat lebat
154,43
20˚
16. 30 164,30 Sangat lebat
20˚
17. 45 135,72 Sangat lebat
20˚
18. 60 111,04 Sangat lebat

Pada tabel 12 dapat dilihat bahwa setiap pada gambar 2. Ini merupakan grafik
intensitas hujan dari setiap sampel intensitas hujan untuk setiap variasi
mencapai angka > 50 (mm/jam) yang bukaan sudut yang berbeda mulai dari
dimana intensitas ini masuk klasifikasi 10˚,15˚ dan 20˚ yang kemudian
sangat lebat. Dan dapat digambarkan disatukan dalam satu grafik berkut ini.
200
171,63 172,59 171,32
164,3
NILAI INTENSITAS

150 146,3 142,63 135,72


(mm/jam)

133,31 111,04
130,76 122,28
100 102,43
90,36 SUDUT 10°
93,71 87,25 91,47 93,07 90,47
50 SUDUT 15°
SUDUT 20°
0
5 10 15 30 45 60
WAKTU (menit)

Gambar 2. Hasil hubungan intensitas dan waktu untuk klasifikasi setiap sudut.

VOL.4 NO.2, JUNI 2019 122


Klasifikasi Distribusi Butiran Hujan Menggunakan Alat Rainfall Simulator
(Ratna Musa, Muhammad Fadli R., Paramitha Andi Kasim)

Dilihat pada gambar 2 perbandingan 15˚ hasil intensitasnya berada pada


dari tiap jumlah butiran hujan untuk kisaran 100s/d140 mm/jam dan 20˚ hasil
setiap variasi bukaan celah sudut yang intensitasnya berada pada kisaran
berbeda, dan didapatkan untuk nilai 100s/d170 mm/jam.
intenitas, yaitu 10˚ hasil intensitasnya
berada pada kisaran 80s/d100 mm/jam,
200
154,4
INTENSITAS

150
(mm/jam)

100 129,6 SUDUT 10˚


NILAI

50
3
91,05 2
0 SUDUT 15˚
SUDUT 10˚ SUDUT 15˚ SUDUT 20˚ SUDUT 20˚
SUDUT

Gambar 3. Hasil nilai intensitas curah hujan rata-rata untuk setiap sudut.
20˚ nilai dominan yang didapatkan
Pada gambar 3 dapat disimpulkan adalah diameter 3mm dengan
bahwa semakin besar bukaan celah jumlah butiran hujan sebanyak 145
sudut yang digunakan maka semakin butir dan disebut hujan. Nilai
besar pula hasil intensitas curah hujan distribusi yang didapatkan untuk
yang didapatkan setiap celah sudut 10˚, 15˚ dan 20˚
adalah sama yaitu diameter 3mm.
5. Penutup Dapat disimpulkan untuk setiap
Kesimpulan kenaikan celah sudut didapatkan
Dari hasil penelitian di laboratorium dan hasil butiran hujan yang semakin
hasil analisa dari perhitungan, sedikit karena besarnya celah sudut
didapatkan kesimpulan berupa: dapat mempengaruhi diameter air
1. Dari hasil penelitian didapat nilai hujan.
keseragaman untuk setiap bukaan 3. Hasil klasifikasi hujan terhadap
sudut mulai dari 10˚ = 99,96%, 15˚ variasi sudut celah cakram dari
= 99,9% dan 20˚ = 99,9% adalah > variasi 10˚ dengan tekanan 0,1 bar
70% sehingga dapat disimpulkan didapatkan hasil intensitas rata-rata
bahwa kinerja alat Rainfall 91.05 mm/jam dan diklasifikasikan
Simulator tersebut dalam keadaan sebagai hujan sangat lebat, untuk
baik dan dapat digunakan untuk variasi 15˚ dengan tekanan 0,1 bar
penelitian. didapatkan hasil intensitas rata-rata
2. Hasil dari distribusi butiran hujan sebesar 129,62 mm/jam dan
didapatkan bahwa untuk sudut 10˚ diklasifikasikan sebagai hujan
nilai dominan yang didapatkan sangat lebat. Dan untuk bukaan
adalah diameter 3mm dengan sudut 20˚ dengan tekanan 0,1 bar
jumlah butiran hujan sebanyak 172 didapatkan hasil intensitas rata-rata
butir dan disebut hujan, untuk 15˚ sebesar 154,43 mm/jam dan
nilai dominan yang didapatkan diklasifikasikan sebagai hujan
adalah diameter 3mm dengan sangat lebat. Dalam pengujian ini
jumlah butiran hujan sebanyak 150 hasil klasifikasi yang didapatkan
butir dan disebut hujan, dan untuk untuk setiap sudut 10˚, 15˚ dan 20˚

123 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Klasifikasi Distribusi Butiran Hujan Menggunakan Alat Rainfall Simulator
(Ratna Musa, Muhammad Fadli R., Paramitha Andi Kasim)

adalah sangat lebat. Jadi dapat Diameter Titik Hujan dan


disimpulkan bahwa untuk setiap Pengaruh Redaman Hujan pada
kenaikan variasi celah sudut mulai Gelombang Radio.(online).
dari 10˚, 15˚ dan 20˚ didapatkan (digilib.its.ac.id/public/ITS-
hasil intensitas curah hujan berurut Research-11286-131843384-
yang semakin besar. paper.pdf).diakses tanggal 10
februari 2018.
Mawardi, M. (2012). Rekayasa
Saran Konservasi Tanah dan Air.
Penelitian yang telah dilakukan masih Yogyakarta: Bursa Ilmu.
memerlukan pengkajian lanjutan,
sehingga guna pendalaman terhadap
Klasifikasi Intensitas Hujan dengan
menggunakan alat Rainfall Simulator,
disarankan:
 Perlu penelitian lebih lanjut
setelah mendapatkan intensitas
curah hujan dengan variasi Uji
Intensitas hujan seperti kecepatan
aliran air, tekanan air, bukaan
celah sudut, media-media lain
yang ditambahkan pada pengujian
dan waktu.

Daftar Pustaka
Asdak Chay, 1995, .Hidrologi dan
Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai, Gajah Mada University
Press, Kalimantan Selatan.
Das, Braja M. 1995. Mekanika Teknik.
Surabaya. Erlangga.
Fadillah, Addin, 2014, Elemen-Elemen
Hidrologi, [Online],
(https://addinfadillah.wordpress.
com/2014/01/26/15/)
Mauludiyanto ahmad, .(tanpa tahun).
Analisa Tentang Distribusi

VOL.4 NO.2, JUNI 2019 124

Anda mungkin juga menyukai