MACCA
Klasifikasi Distribusi Butiran Hujan Menggunakan
Alat Rainfall Simulator
Ratna Musa1, Muhammad Fadli R.2, Paramitha Andi Kasim3
1,2,3)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia
Jl. Urip Sumoharjo KM 05 Makassar, Sulawesi Selatan
1)
ratmus_tsipil@ymail.com, 2)muhammadfadli031@gmail.com, 3)paramithakasim@gmail.com
ABSTRAK
Indonesia beriklim tropis memiliki pola hujan tak menentu. Hujan adalah hasil dari sebuah
proses endapan di udara yang berbentuk cairan. Terbentuknya hujan terjadi saat titik-titik
air jatuh di bumi secara bersamaan. Intensitas curah hujan adalah faktor yang dapat
memberi pengaruh terhadap kondisi lingkungan wilayah tersebut. Intensitas curah hujan
dapat diartikan sebagai sejumlah curah hujan yang telah terkonsentrasi dan berlangsung di
periode waktu tertentu, dinyatakan dengan tinggi hujan atau volume hujan ditiap satuan
waktunya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja dan akurasi alat rainfall
simulator apakah baik digunakan dalam penelitian tersebut, mengetahui pengaruh kenaikan
sudut cakram dan tekan terhadap intensitas curah hujan, dan mengetahui klasifikasi
intensitas curah hujan dengan menggunakan alat Rainfall Simulator. Hasil penelitian
didapatkan nilai keseragaman untuk setiap bukaan sudut adalah > 70% sehingga dapat
disimpulkan bahwa kinerja alat Rainfall Simulator termasuk kedalam keadaan baik
sehingga bisa dipergunakan saat penelitian. Setiap kenaikan celah sudut didapatkan hasil
butiran hujan yang semakin sedikit karena besarnya celah sudut dapat mempengaruhi
diameter air hujan. Hasil klasifikasi yang didapatkan untuk setiap sudut 10˚, 15˚ dan 20˚
adalah sangat lebat. Jadi untuk setiap kenaikan sudut didapatkan hasil intensitas curah hujan
berurut yang semakin besar.
ABSTRACT
Tropical Indonesia has an erratic rain pattern. Rain is a tangible form of liquid
precipitation. Rain is formed when a separate water point falls to earth. The intensity of
rainfall in a region becomes one of the factors that affect the environmental conditions in
the area. The intensity of rainfall is the amount of rainfall expressed in the rainfall or
rainfall volume per unit time, occurring at one concentrated time of rainwater. The purpose
of this research is knowing the performance and accuracy of rainfall simulator tool is good
to use in the research, determine the effect of increment angle of disc and press to rainfall
intensity, and know the classification of rainfall intensity using Rainfall Simulator tool. The
result showed that the uniformity value for each angle openings is> 70% so it can be
concluded that the performance of Rainfall Simulator tool is in good condition and can be
used for research. For each angle gap increase the result of less rain grains due to the
magnitude of the corner gap can affect the diameter of the rainwater. The classification
results obtained for each angle of 10˚, 15˚ and 20˚ are very dense. So for every increase in
angle, the result of intensity of rainfall sequence is getting bigger.
n = jumlah pengamatan
Ʃ(x) = deviasi dari pengaman individual
(1)
kedalaman rata rata(mm/jam)
Dimana:
2.4 Klasifikasi Intensitas Curah
I = intensitas (mm/jam)
Hujan
A = luas kontainer (cm2)
Intentsitas curah hujan ialah
t = waktu (menit)
tingginya curahan air yang
V = volume air di tiap kontainer terkonsentrasi dan berlangsung
(ml) selama periode terbatas. Curah hujan
Keseragaman distribusi hujan memiliki intensitas yang tidak selalu
simulasi didalam areal uji merupakan sama karena pengaruh dari frekuensi
salah satu hal yang terpenting karena kejadian. Volume air yang telah
ketidakpastian hasil yang diperoleh dari terjatuh dapat dinyatakan dengan
keseragaman tersebut. Keseragaman
satuan mm. Besaran curah hujan
bersifat tidak tetap seperti pada tekanan
udaranya, kecepatan disk, serta buka dapat dinyatakan dalam satuan waktu
ukuran piringan. singkat berdasarkan intensitasnya
| | yakni sebesar 5, 10, 15, 30 menit dan
( ) (2)
dinyatakan dalam mm/jam dapat [ula
Dimana : menggunakan cm/jam. Lihat pada tabel
Cu = koefisien keseragaman curah hujan dibawah ini:
m = kedalaman pengamatan rata-rata
(ml)
Sumber : Kohnke dan Bertrand, 1959 longsor dan dampak yang kurang baik
ke tanaman.
Curah hujan dapat diartikan sebagai
kumpulan dari air hujan dengan
3. Metode Penelitian
ketinggian tertentu yang berada di
tempat datar, tanpa adanya penguapan, Lokasi Penelitian
peresapan dan aliran. Apabila pada suatu Lokasi penelitian merupakan sebuah
tempat datar seluas 1 m2 terdapat air wilayah yang akan dilakukan kajian oleh
yang tertampung dengan tinggi 1mm peneliti, memiliki 3 ciri yakni terdapat
atau sebanyak 1liter merupakan pelaku, tempat, dan aktifitas observasi
pengertian dari curah hujan 1mm. (Nasution, 2011). Sedangkan unsur
intensitas hujan ialah jummlah dari lokasi ialah tempat dimana penelitian
curah hujan yang berlangsung pada berlangsung.
durasi yang terbatas. Ketika terjadi Pada penelitian ini bertempat di
hujan dengan keterangan intensitas besar laboratorium. Guna melakukan uji
maka terjadi sebuah hujan yang lebat, pemodelan serta simulasi penggunaan
hal ini dapat memicu adanya banjir, Rainfall Simulator. Laboratorim ini
merupakan Laboratorium Hidrolika
JUMLAH BUTIRAN
200
HUJAN
100 SUDUT 10°
0 SUDUT 15°
1 2 2,5 3 4 5 6
SUDUT 20°
Diameter (mm)
2. 5 64,17 238,09
3. 5 66,67 240,96
4. 5 62,00 229,48
5. 5 62,00 235,22
6. 5 61,83 235,22
(Sumber: Hasil analisa data pengujian laboratorium).
1. 5 51 146,30
2. 10 91,17 130,76
3. 15 149,17 142,63
4. 30 278,83 133,31
5. 45 383,67 122,28
6. 60 428,5 102,43
(Sumber: Hasil analisa data pengujian laboratorium)
Pada tabel
(Sumber: 11 hasil
Hasil analisa yang didapatkan
data pengujian laboratorium) Perbedaan besar kecilnya intensitas
nilai keseragaman untuk setiap bukaan curah hujan dapat dipengaruhi oleh
sudut mulai dari 10˚ = 99,96% ,15˚ = frekuensi terjadinya hujan. Intensitas
99,9% dan 20˚ = 99,9% adalah > 70% hujan dapat dinyatakan dalam satuan
sehingga dapat disimpulkan bahwa alat mm/jam ataupun cm/jam dimana
rainfall simulator berada di keadaan besaran curah hujan dalam waktu
yang baik sehingga bisa dipergunakan terbilang singkat yakni 5, 10, 15, serta
ketika penelitian. 30 menit. Untuk klasifikasi intensitas
hujan dari hasil pengujian dengan
Klasifikasi Intensitas Hujan menggunakan alat rainfal simulator
dengan nilai intensitas I = 93,71 dan
Pada tabel 12 dapat dilihat bahwa setiap pada gambar 2. Ini merupakan grafik
intensitas hujan dari setiap sampel intensitas hujan untuk setiap variasi
mencapai angka > 50 (mm/jam) yang bukaan sudut yang berbeda mulai dari
dimana intensitas ini masuk klasifikasi 10˚,15˚ dan 20˚ yang kemudian
sangat lebat. Dan dapat digambarkan disatukan dalam satu grafik berkut ini.
200
171,63 172,59 171,32
164,3
NILAI INTENSITAS
133,31 111,04
130,76 122,28
100 102,43
90,36 SUDUT 10°
93,71 87,25 91,47 93,07 90,47
50 SUDUT 15°
SUDUT 20°
0
5 10 15 30 45 60
WAKTU (menit)
Gambar 2. Hasil hubungan intensitas dan waktu untuk klasifikasi setiap sudut.
150
(mm/jam)
50
3
91,05 2
0 SUDUT 15˚
SUDUT 10˚ SUDUT 15˚ SUDUT 20˚ SUDUT 20˚
SUDUT
Gambar 3. Hasil nilai intensitas curah hujan rata-rata untuk setiap sudut.
20˚ nilai dominan yang didapatkan
Pada gambar 3 dapat disimpulkan adalah diameter 3mm dengan
bahwa semakin besar bukaan celah jumlah butiran hujan sebanyak 145
sudut yang digunakan maka semakin butir dan disebut hujan. Nilai
besar pula hasil intensitas curah hujan distribusi yang didapatkan untuk
yang didapatkan setiap celah sudut 10˚, 15˚ dan 20˚
adalah sama yaitu diameter 3mm.
5. Penutup Dapat disimpulkan untuk setiap
Kesimpulan kenaikan celah sudut didapatkan
Dari hasil penelitian di laboratorium dan hasil butiran hujan yang semakin
hasil analisa dari perhitungan, sedikit karena besarnya celah sudut
didapatkan kesimpulan berupa: dapat mempengaruhi diameter air
1. Dari hasil penelitian didapat nilai hujan.
keseragaman untuk setiap bukaan 3. Hasil klasifikasi hujan terhadap
sudut mulai dari 10˚ = 99,96%, 15˚ variasi sudut celah cakram dari
= 99,9% dan 20˚ = 99,9% adalah > variasi 10˚ dengan tekanan 0,1 bar
70% sehingga dapat disimpulkan didapatkan hasil intensitas rata-rata
bahwa kinerja alat Rainfall 91.05 mm/jam dan diklasifikasikan
Simulator tersebut dalam keadaan sebagai hujan sangat lebat, untuk
baik dan dapat digunakan untuk variasi 15˚ dengan tekanan 0,1 bar
penelitian. didapatkan hasil intensitas rata-rata
2. Hasil dari distribusi butiran hujan sebesar 129,62 mm/jam dan
didapatkan bahwa untuk sudut 10˚ diklasifikasikan sebagai hujan
nilai dominan yang didapatkan sangat lebat. Dan untuk bukaan
adalah diameter 3mm dengan sudut 20˚ dengan tekanan 0,1 bar
jumlah butiran hujan sebanyak 172 didapatkan hasil intensitas rata-rata
butir dan disebut hujan, untuk 15˚ sebesar 154,43 mm/jam dan
nilai dominan yang didapatkan diklasifikasikan sebagai hujan
adalah diameter 3mm dengan sangat lebat. Dalam pengujian ini
jumlah butiran hujan sebanyak 150 hasil klasifikasi yang didapatkan
butir dan disebut hujan, dan untuk untuk setiap sudut 10˚, 15˚ dan 20˚
Daftar Pustaka
Asdak Chay, 1995, .Hidrologi dan
Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai, Gajah Mada University
Press, Kalimantan Selatan.
Das, Braja M. 1995. Mekanika Teknik.
Surabaya. Erlangga.
Fadillah, Addin, 2014, Elemen-Elemen
Hidrologi, [Online],
(https://addinfadillah.wordpress.
com/2014/01/26/15/)
Mauludiyanto ahmad, .(tanpa tahun).
Analisa Tentang Distribusi