Anda di halaman 1dari 11

Analisis Karakteristik Intensitas Curah Hujan

di Kota Bengkulu
Arif Ismul Hadi, Suwarsono dan Herliana

Abstrak: Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran siklus bulanan dan


tahunan curah hujan maksimum dan mengetahui bentuk karakteristik intensitas
curah hujan di Kota Bengkulu selama 30 tahun (1977-2006). Pengolahan data
pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan program Software Microsoft Excel.
Hasil analisis menunjukkan bahwa curah hujan normal Kota Bengkulu yaitu
3413,5 mm/tahun. Intensitas curah hujan tertinggi paling banyak terjadi pada
bulan November dan Desember sedangkan intensitas curah hujan terendah
paling banyak terjadi pada bulan Juli dan Agustus. Selama 30 tahun (1977-2006)
rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada Musim Barat, sedangkan rata-rata
curah hujan terendah terjadi pada Musim Timur. Tipe curah hujan di Kota
Bengkulu termasuk tipe curah hujan jenis A dengan sifat sangat basah.

Kata Kunci: intensitas curah hujan, Musim Barat, Musim Timur, dan tipe curah
hujan jenis A

PENDAHULUAN cuaca/iklim (siklus hydrometeorologi)


Pulau Sumatera merupakan yang dapat menimbulkan bencana
salah satu wilayah pertemuan antara banjir, longsor, cuaca buruk, angin
tiupan angin dari Asia dengan angin puting beliung, kekeringan, dan lain-
dari Australia yang dikenal dengan lain.
ITCZ (Inter Tropical Convergence Iklim Kota Bengkulu sangat
Zone), dan merupakan daerah dipengaruhi oleh Samudera Hindia,
dengan kejadian curah hujan tinggi jika terjadi tekanan rendah di
atau lebat bahkan sepanjang tahun Samudera Hindia, maka Kota
seperti halnya Provinsi Bengkulu Bengkulu akan mengalami hujan
(Sudradjat, 2007). Provinsi Bengkulu yang lebat, bahkan bisa disertai
di bagian barat berbatasan langsung dengan petir dan badai (Akbar,
dengan Samudera Indonesia 2005). Curah hujan tinggi seperti
dengan garis pantai sepanjang yang terjadi pada tanggal 21
 525 km dengan dataran yang Agustus 2005 yang lalu mencapai
relatif sempit. Kondisi tersebut 143 mm, dan berdasarkan catatan
menjadikan wilayah Provinsi stasiun Klimatologi Pulau Baai
Bengkulu merupakan daerah rawan Bengkulu sepuluh tahun yang lalu,
bencana alam yang diakibatkan oleh tepatnya tanggal 28 Agustus 1996,

Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Bengkulu


Jl. Raya Kandang Limun, Bengkulu Telp. (0736)-20919
Email: ismulhadi@yahoo.com

119
120 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.2, Agustus 2010 (119 – 129)

juga terjadi curah hujan tinggi, rata-rata dalam t jam (It) dinyatakan
bahkan mencapai 151 mm. (Suyono & Takeda, 1980):
Banyaknya hujan sebagai hasil Rt
It  ....................... (1)
pengukuran dengan alat penakar t
hujan selama beberapa waktu dengan Rt = curah hujan selama t
(tahun) dapat digunakan untuk jam.
menentukan sifat (karakteristik) Besarnya intensitas curah
curah hujan di suatu tempat. Apabila hujan itu berbeda-beda yang
diambil nilai rata-rata curah hujan disebabkan oleh lamanya curah
selama 30 tahun, maka nilai rata- hujan atau frekuensi kejadiannya.
rata curah hujan itu disebut curah Beberapa rumus intensitas curah
hujan normal. Angka ini digunakan hujan yang dihubungkan dengan hal
sebagai patokan untuk ini, telah disusun sebagai per-
mengevaluasi apakah curah hujan samaan-persamaan eksperimental.
suatu waktu berada di atas normal Salah satu diantaranya yang sering
(AN) atau di bawah normal (BN) digunakan di Jepang adalah sebagai
(Hanafi, 1988). berikut:
Intensitas hujan adalah a'
I .................... (2)
banyaknya curah hujan yang jatuh t b
per satuan waktu, dinyatakan dalam Persamaan (2) dikemukakan
mm/jam. Intensitas hujan menunjuk- oleh Talbot, disebut jenis Talbot dan
kan lebat tidaknya hujan. Intensitas banyak digunakan karena mudah
hujan yang besar, berarti air yang diterapkan dimana tetapan-tetapan a
dicurahkan jumlahnya banyak dalam dan b ditentukan dengan nilai-nilai
waktu singkat, butiran airnya besar, yang diukur.
dan akan menyebabkan erosi lebih a
I .......................... (3)
besar lagi, karena limpasan tn
permukaan yang besar, sementara Persamaan (3) dikemukakan
resapan air akan terhambat (Hanafi, oleh Sherman, disebut jenis
1988). Curah hujan jangka pendek Sherman. Persamaan (3) cocok
dinyatakan dalam intensitas per jam untuk jangka waktu curah hujan
yang disebut intensitas curah hujan yang lamanya lebih dari dua jam.
(mm/jam). Intensitas curah hujan a
I ................... (4)
t b
Hadi, A.I, Suwarsono dan Herliana, Analisis Karakteristik Intensitas .............. 121

Persamaan (4) dikemukakan dalam Hanafi (1988) didasarkan


oleh Ishiguro. Persamaan (2), (3), kepada perbandingan antara Bulan
dan (4) adalah persamaan- Kering (BK) dan Bulan Basah (BB).
persamaan intensitas curah hujan BK: bulan dengan curah hujan lebih
untuk curah hujan jangka pendek. kecil dari 60 mm, BB: bulan dengan

R  24 
m curah hujan lebih besar dari 100
I  24   ............ (5)
mm, dan Bulan Lembab: bulan
24  t 
dengan dengan curah hujan antara 60-100

I = Intensitas curah hujan (mm/jam). mm. Adapun persamaan penentuan

t = lamanya curah hujan (menit), tipe curah hujan (rainfall type) yang
dinyatakan dalam nilai Q (quatient
untuk pers (5) dalam (jam).
a, b, n, m = tetapan Q) adalah sebagai berikut:

R24 = curah hujan maksimum dalam


rata  rata jumlah Bulan Kering
24 jam (mm). Q  100%
rata  rata jumlah Bulan Basah

.... ..... .. .. (6)


Persamaan (5) disebut rumus
Mononobe dan merupakan sebuah Besarnya nilai Q dapat
variasi dari persamaan (3) dan ditentukan tipe curah hujan suatu
digunakan untuk menghitung tempat atau daerah. Kisaran nilai Q
intensitas curah hujan setiap waktu untuk menentukan tipe curah hujan
berdasarkan data curah hujan dapat dilihat dalam tabel Schmidt-
harian. Ferguson seperti ditunjukkan pada
Klasifikasi iklim di Indonesia Tabel 1.
menurut Schmidt-Ferguson (1951)

Tabel 1. Tipe curah hujan menurut Schmidt-Ferguson.

Nilai Q (%) Tipe curah hujan Sifat


0 ≤ Q < 14,3 A Sangat basah
14,3 ≤ Q < 33,3 B Basah
33,3 ≤ Q < 60 C Agak basah
60 ≤ Q < 100 D Sedang
100 ≤ Q <1 67 E Agak kering
167 ≤ Q < 300 F Kering
300 ≤ Q < 700 G Sangat kering
700 ≤ Q H Luar biasa kering
Sumber: Hanafi, 1988.
122 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.2, Agustus 2010 (119 – 129)

METODE PENELITIAN Grafik hasil pengolahan data


Dalam penelitian ini data curah hujan, kemudian dianalisis
curah hujan yang digunakan berasal secara deskriptif. Grafik hubungan
dari data curah hujan Stasiun antara waktu (tahun) dengan jumlah
Meteorologi Padang Kemiling, curah hujan tiap tahun dianalisis
Bengkulu. Data curah hujan ini dengan teknik overlay dengan grafik
merupakan data curah hujan curah hujan normal selama 30
bulanan selama kurun waktu 30 tahun. Berdasarkan overlay kedua
tahun (1977 s.d. 2006). Data curah grafik tersebut, dapat diketahui
hujan kemudian diolah dengan tahun-tahun yang memiliki jumlah
menggunakan Software Microsoft curah hujan di atas normal atau di
Excel, sehingga diperoleh nilai rata- bawah normal, dan juga diperoleh
rata curah hujan selama 30 tahun pola curah hujan dalam periode
yang kemudian disebut curah hujan tahun, sehingga dapat diprediksi
normal daerah Kota Bengkulu dan tahun-tahun mendatang yang
juga diperoleh intensitas curah hujan mengalami curah hujan di atas
rata-rata bulanan tiap tahun. Per- normal atau di bawah normal.
samaan intensitas curah hujan yang Selanjutnya membandingkan grafik
digunakan adalah menggunakan hubungan antara bulan terhadap
persamaan (1). Setelah diperoleh intensitas curah hujan rata-rata
besarnya intensitas curah hujan bulanan tiap tahun, sehingga
rata-rata bulanan tiap tahun, diketahui karakteristik intensitas
kemudian diplot ke dalam grafik curah hujan bulanan. Berdasarkan
berupa: (a) hubungan jumlah curah data siklus bulanan yang di peroleh,
hujan tiap tahun (mm) fungsi waktu dibuat grafik siklus tahunan dengan
(tahun), (b) hubungan intensitas mengambil nilai intensitas tertinggi
curah hujan rata-rata bulanan setiap dari tiap-tiap tahun, sehingga
tahun selama 30 tahun (1977-2006) diperoleh karakteristik intensitas
(mm/jam) fungsi periode waktu curah hujan di Kota Bengkulu.
(bulan), (c) hubungan intensitas
curah hujan rata-rata tahunan HASIL DAN PEMBAHASAN
(mm/jam) fungsi periode waktu Berdasarkan hasil penelitian,
(tahun), dan (d) hubungan jumlah nilai rata-rata curah hujan tertinggi
curah hujan (mm) fungsi musim. terjadi pada Musim Barat,
Hadi, A.I, Suwarsono dan Herliana, Analisis Karakteristik Intensitas .............. 123

sedangkan rata-rata curah hujan besar dari 115 % berarti berada di


terendah terjadi pada Musim Timur. atas normal sedangkan jika lebih
Hal ini disebabkan karena pada kecil dari 85 % termasuk kategori
Musim Barat bertiup angin barat berada di bawah normal
(West Monsoon) yang banyak (www.rimbawan.com). Sifat hujan
membawa uap air, sebaliknya pada normal artinya bahwa akumulasi
Musim Timur (kemarau) bertiup curah hujan yang terjadi di suatu
angin timur (East Monsoon) yang daerah prakiraan musim hujan
tidak cukup membawa uap air berada di sekitar nilai rata-ratanya
karena berasal dari tengah-tengah selama 30 tahun. Menurut Hanafi
kontinen Australia yang sifat (1988), apabila curah hujan suatu
daerahnya kering. Jumlah rata-rata periode tertentu jauh lebih kecil dari
Bulan Basah selama 30 tahun di curah hujan normal periode yang
Kota Bengkulu yaitu 10,867 mm sama, maka periode tersebut
sedangkan jumlah rata-rata Bulan dikategorikan sebagai di bawah
Kering di Kota Bengkulu selama 30 nomal berarti lebih kering. Kalau
tahun yaitu 0,5 mm. Nilai Q yang curah hujannya jauh melewati curah
diperoleh berdasarkan persamaan hujan normal maka disebut di atas
(6) yaitu 4,6% sehingga tipe curah normal berarti lebih basah.
hujan di Kota Bengkulu dapat Gambar 1 menunjukkan
diketahui. Berdasarkan tabel bahwa nilai curah hujan Normal di
Schmidt-Ferguson Kota Bengkulu Kota Bengkulu selama 30 tahun
termasuk tipe curah hujan jenis A (1977-2006) yaitu 3413,5 mm/tahun.
dengan sifat sangat basah karena Pada tahun 1978, 1979, 1986, 1993,
curah hujan tahunannya tinggi, rata- 1995, dan 1998 curah hujan Kota
rata lebih besar dari 70 cm/tahun Bengkulu termasuk di atas normal
(www.dikmenum.go.id) dan intensi- karena nilai rata-rata curah hujannya
tas curah hujan rata-rata kota di atas 3925,5 mm atau di atas
Bengkulu cenderung meningkat 115% terhadap rata-ratanya, berarti
setiap tahun. lebih basah sehingga berpotensi
Rata-rata curah hujan di Kota terjadinya banjir sedangkan pada
Bengkulu berada di sekitar 85%- tahun 1982, 1991, 1994, dan 1997
115% disebut dalam batas normal curah hujan Kota Bengkulu termasuk
(Gambar 1), sedangkan bila lebih di bawah normal karena curah
124 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.2, Agustus 2010 (119 – 129)

hujannya kurang dari 2901,475 mm 1981, 1983, 1984, 1985, 1987,


atau rata-rata curah hujannya 1988, 1989, 1990, 1992, 1996,
kurang dari 85% terhadap rata- 1999, 2000, 2001, 2002, 2003,
ratanya, curah hujan di bawah 2004, 2005, dan 2006 curah hujan di
normal menyebabkan ancaman Kota Bengkulu termasuk normal
banjir berkurang karena sifatnya dengan jumlah curah hujan antara
lebih kering. Pada tahun 1977, 1980, 2901,475 mm – 3925,5 mm.

Grafik Curah Hujan Normal (1977-2006)

5000
Jumlah Curah Hujan Per

4500
4000
Tahun (mm)

3500
3000
Jumlah curah
2500
hujan (mm)
2000 Curah hujan
1500 rata-rata (mm)
1000
500
0
83
77

79

81

85

87

89

91

93

95

97

99

01

03

05
19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

20

20

20

Tahun

Gambar 1. Grafik curah hujan normal (1977-2006) di Kota Bengkulu.

Jatuhnya hujan terjadi hujan yang tersedia umumnya tidak


menurut suatu pola dan suatu siklus cukup panjang untuk menyatakan
tertentu (Subarkah 1980). Hanya fluktuasi-fluktuasi jangka panjang
kadang-kadang terjadi penyimpang- sedang variasi-variasi jangka
an-penyimpangan pada pola itu pendek tidak begitu teratur sehingga
tetapi biasanya kembali lagi kepada bisa didapatkan banyak sekali siklus.
pola yang teratur. Di dalam suatu Nilai intensitas curah hujan
seri data curah hujan, terdapat tertinggi rata-rata selama 30 tahun
fluktuasi-fluktuasi yang fase dan paling banyak terjadi pada bulan
amplitudonya tidak teratur. November dan Desember, karena
Walaupun demikian, data curah pada saat mulainya turun hujan
Hadi, A.I, Suwarsono dan Herliana, Analisis Karakteristik Intensitas .............. 125

terjadi pergeseran dari pantai barat termasuk ke dalam musim barat dan
ke pantai timur. Umumnya pantai peralihan 2 yang sifatnya basah,
barat memperoleh jumlah curah sehingga menyebabkan terjadinya
hujan selalu lebih banyak dari pantai musim hujan. Adapun intensitas
timur yang mengakibatkan pantai terendah rata-rata paling banyak
barat Pulau Sumatera sampai terjadi pada bulan Juli dan Agustus,
Bengkulu mendapat hujan terbanyak karena termasuk ke dalam musim
pada bulan-bulan tersebut. Hal ini Timur yang sifatnya kering meng-
disebabkan juga karena pada bulan akibatkan pada bulan-bulan tersebut
November dan Desember juga terjadi musim kemarau (Tabel 2).

Tabel 2. Frekuensi intensitas curah hujan (1977-2006) di Kota Bengkulu.


Frekuensi intensitas curah hujan selama 30 tahun (1977-
2006)
No Bulan
Tertinggi (kali) Terendah (kali)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6
1. Januari X X
2. Februari X X
3. Maret X X
4. April X X
5. Mei X X
6. Juni - - - - - X
7. Juli X X
8. Agustus X X
9. September X X
10. Oktober X X
11. November X - - - - - -
12. Desember X X

Berdasarkan Tabel 2 terlihat hujan rata-rata ini tidak menunjukkan


bahwa bulan Januari dan Februari bahwa jumlah curah hujan yang
yang termasuk ke dalam musim terjadi pada tiap musim itu adalah
barat serta bulan Oktober yang sama, karena menurut Hanafi (1988)
termasuk ke dalam musim peralihan intensitas curah hujan menunjukkan
2, memiliki frekuensi intensitas curah lebat tidaknya hujan. Intensitas
hujan tertinggi sebanyak 3 kali hujan yang besar, berarti air yang
selama 30 tahun, begitu juga bulan dicurahkan jumlahnya banyak dalam
Mei (musim peralihan 1) dan bulan waktu yang singkat. Oleh karena itu,
Juli (musim timur). Persamaan pada saat terjadinya bulan kering
frekuensi tingginya intensitas curah (musim timur dan peralihan 1) yang
126 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.2, Agustus 2010 (119 – 129)

memiliki jumlah curah hujan rendah tahun berikutnya. Dari nilai intensitas
juga pernah mengalami intensitas curah hujan ini, kemudian diambil
curah hujan tertinggi dalam satu nilai intensitas curah hujan tertinggi
tahun. untuk setiap tahun seperti disajikan
Pola intensitas curah hujan pada Gambar 3. Berdasarkan
rata-rata Kota Bengkulu selama 30 Gambar 3, intensitas curah hujan
tahun disajikan dalam Gambar 2. tertinggi Kota Bengkulu dari tahun ke
Berdasarkan Gambar 2, intensitas tahun cenderung naik. Hal ini
curah hujan rata-rata Kota Bengkulu disebabkan oleh perubahan kondisi
mengalami peningkatan secara lingkungan yang telah banyak
polinomial dengan persamaan y = mengalami degradasi daerah
0,0069x + 0,5095 dengan nilai serapan air yaitu hutan dan semakin
koefisien determinasi R2 = 0,2236. luasnya sumber air akibat
Persamaan ini dapat digunakan pemanasan global yang mencairkan
untuk memperkirakan nilai intensitas lapisan-lapisan es di kutub, sehingga
curah hujan rata-rata pada tahun- menaikkan permukaan laut.

Grafik Intensitas Curah Hujan Rata-Rata


y = 0,0069x + 0,5095
2
R = 0,2236
I n t e n s it a s c u r a h h u j a n r a t a -

0,8
r a t a ( m m /j a m )

0,6

0,4

0,2

0
7
8

0
1

3
4

6
7

9
0
1
2

4
5

7
8
9
0
1

3
4
5
6
9

2
197
197

198
198

198
198
198
198
198

198
199
199
199
199
199
199

199
199
199
200
200

200
200
200
200
1 97

19 8

1 98

1 99

2 00

Intensitas curah hujan rata-


rata
Linear (Intensitas curah
Tahun hujan rata-rata)

Gambar 2. Intensitas curah hujan rata-rata (1977-2006) di Kota Bengkulu.


Hadi, A.I, Suwarsono dan Herliana, Analisis Karakteristik Intensitas .............. 127

Grafik Intensitas Curah Hujan Tertinggi (1977-2006)

Intensitas curah hujan tertinggi 2,5

2
(m m /jam )

1,5

0,5

0
83

97
77

79

81

85

87

89

91

93

95

99

01

03

05
19

19

19

19

19

19

19

19

19

20

20
19

19

19

20
Tahun
Intensitas curah hujan
tertinggi (mm/jam)

Gambar 3. Intensitas curah hujan tertinggi untuk setiap tahun


di Kota Bengkulu.

Hujan-hujan singkat yang Data curah hujan selama 30


berintensitas tinggi dapat dihasilkan tahun dikelompokkan juga
bila udara yang hangat cukup berdasarkan musim (Gambar 4).
lembab. Menurut Benyamin (1994), Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa
curah hujan bervariasi dengan rata-rata curah hujan tertinggi yang
ketinggian tempat (sebagai akibat terjadi selama 30 tahun terjadi pada
dari pengaruh torografi), dengan Musim Barat di tahun 2002 dengan
dekatnya sumber-sumber kelembab- jumlah curah hujan sebesar 523,33
an pada arah angin (terutama arus- mm, sedangkan rata-rata curah
arus samudera yang hangat), hujan terendah selama 30 tahun
dengan posisi relatif terhadap terjadi pada Musim Timur di tahun
pegunungan, dan dengan suhu-suhu 1997 dengan curah hujan 18,30 mm.
relatif pada daratan dan samudera Jumlah curah hujan pada musim
yang berbatasan. Intensitas curah Peralihan 2 lebih tinggi daripada
hujan lebih besar untuk kawasan- musim Peralihan 1, pada musim
kawasan yang lebih kecil dan Peralihan 2 curah hujan tertinggi
periode-periode waktu yang lebih terjadi pada tahun 1986 dengan
singkat. jumlah curah hujan sebesar 510,33
128 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 7 No.2, Agustus 2010 (119 – 129)

mm sedangkan pada musim peralihan antara musim Barat ke


Peralihan 1 curah hujan tertinggi musim Timur, dengan kondisi angin
terjadi pada tahun 1993 dengan sangat berubah-ubah. Sedangkan
jumlah curah hujan sebesar 451,67 pada musim Barat jumlah curahnya
mm. Pada musim Peralihan 1 jumlah tidak jauh berbeda dengan musim
curah hujannya tidak jauh berbeda Peralihan 2 (September-November),
dengan musim Timur hal ini karena sebelum kembali ke musim
dikarenakan pada bulan Maret-Mei Barat terjadi musim peralihan dari
(peralihan 1) merupakan musim Timur ke Barat.
600 200 Hujan (mm)
Jumlah Curah
0 400

Musim Barat Peralihan 1 Musim timur Peralihan 2


1977 1978 1979 1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986
1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

Gambar 4. Grafik curah hujan berdasarkan musim untuk setiap tahun


di Kota Bengkulu.

KESIMPULAN 3413,5 mm/tahun, (2) intensitas


Berdasarkan hasil analisis curah hujan rata-rata Kota Bengkulu
data yang telah disajikan dapat selama 30 tahun mengalami
disimpulkan bahwa: (1) nilai curah peningkatan secara polinomial
hujan normal di Kota Bengkulu dengan persamaan y = 0,0069x +
selama 30 tahun (1977-2006) yaitu 0,5095 dengan nilai koefisien
Hadi, A.I, Suwarsono dan Herliana, Analisis Karakteristik Intensitas .............. 129

determinasi R2 = 0,2236, (3) rata- Benyamin, L. 1994. Dasar-Dasar


Klimatologi. PT. Raja
rata curah hujan tertinggi yang
Grafindo Persada, Jakarta.
terjadi selama 30 tahun terjadi pada
Hanafi. 1988. Klimatologi. Fakultas
Musim Barat (Desember, Januari Pertanian Universitas
Padjadjaran, Bandung.
dan Februari) di tahun 2002 dengan
Subarkah, I. 1980. Hidrologi untuk
jumlah curah hujan sebesar 523,33
Perencanaan Bangunan Air.
mm, sedangkan rata-rata curah Idea Dharma, Bandung.
hujan terendah terjadi pada Musim Sudrajat, A. 2007. Bengkulu
Timur (Juni, Juli dan Agustus) di Sebagai Daerah Rawan
Bencana. Badan Meteorologi
tahun 1977 dengan curah hujan dan Geofisika, Bengkulu.
18,30 mm dan (4) tipe curah hujan di Suyono, S dan Takeda. 1980.
Kota Bengkulu termasuk tipe curah Hidrologi untuk Pengairan.
PT. Pradnya Paramita,
hujan jenis A dengan sifat sangat Jakarta.
basah. www.dikmenum.go.id. Diakses
tanggal 15 Maret 2007.

DAFTAR PUSTAKA www.rimbawan.com. Diakses


tanggal 15 Maret 2007.
Akbar, A. 2005. Banjir di Bengkulu
Akibat Kerusakan
Lingkungan. www.walhi.or.id.
Diakses tanggal 15 Maret
2007.

Anda mungkin juga menyukai