REKAYASA
HIDROLOGI
POKOK BAHASAN :
PRESIPITATION/PRESIPITASI
03
Teknik Sipil Teknik Sipil 11024EL DR.IR.ROSMINA ZUCHRI,MT
Perencanaan
Abstract Kompetensi
.
Gambaran tentang definisi presipitasi Diharapkan dapat menjelaskan pengertian
(hujan air dan hujan salju), jenis-jenis alat presipitasi, pemanfaatan dan cara kerja
ukur hujan, metode pencatatan curah alat ukur hujan, perhitungan rata-rata
hujan, tinggi curah hujan, intensitas hujan hujan daerah dengan metode rata-rata
dan perhitungan tinggi hujan daerah; hitung, Thiessen dan metode Isohyet;
pengertian daerah tangkapan (catchment serta cara pemakaian perhitungan di
area) dan cara-cara perhitungan tinggi lapangan.
hujan daerah rata-rata serta pemanfaatan
hasil perhitungan.
Pembahasan
KULIAH KE 03 (TIGA) TANGGAL 21 MARET HARI KAMIS 19.30 – 22.00 WIB KAMPUS
D KRANGGAN GEDUNG BARU
DAFTAR ISI
3. PRESIPITATION/PRESIPITASI/CURAH HUJAN
3.1. UMUM.
3.8. SOAL-SOAL.
SELESAI
3. PRESIPITATION / PRESIPITASI
3.1. PENDAHULUAN
Presipitasi adalah turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi, yang bisa berupa:
• hujan,
• hujan salju,
• kabut,
2
• embun, dan
• hujan es.
Di daerah tropis, termasuk di Indonesia, yang memberikan sumbangan paling besar adalah
hujan, sehingga seringkali hujanlah yang dianggap sebagai presipitasi.
Hujan berasal dari dari uap air di atmosfer, sehingga bentuk dan jumlahnya dipengaruhi oleh
faktor klimatologi sepert : Angin, Temperatur, Tekanan atmosfer.
Uap air ini akan naik ke atmosfer sehingga mendingin dan terjadi kondensasi menjadi butir-
butir air dan kristal-kristal es yang akhirnya jatuh sebagai hujan.
Hujan terjadi karena udara basah yang naik ke atmosfer mengalami pendinginan sehingga
terjadi proses kondensasi. Naiknya udara ke atas dapat terjadi secara Siklonik, Orografik, dan
Konvektif. Tipe hujan dibedakan menurut cara naiknya udara ke atas.
1. Hujan Konvektif.
Adalah presipitation yang disebabkan oleh naiknya udara panas, lapisan uadara naik
ini kemudian bergerak ke daerah yang lebih dingin (terjadi perpadatan dan
kondensasi) dan terjadi hujan. Tipe Hujan Konvektif disajikan pada Gambar 3.1.
3
Gambar 3.1. Tipe Hujan Konvektif
2. Hujan Siklonik.
Adalah berasal dari naiknya uadara terpusatkan dalam daerah dengan tekanan rendah.
4
Gambar 3.2. Tipe Hujan Siklonik
3. Hujan Orografis
Adalah yang disebabkan oleh udara naik terkena rintangan-rintangan antara lain
gunung-gunung. Tipe Hujan Orografis disajikan pada Gambar 3.3.
5
Gambar 3.3. Tipe Hujan Orografis
Sulitlah menentukan batas-batas antara ketiga jenis hujan tersebut (Konvektif; Cyclonik; dan
Hujan Orogafic ) itu tidaklah mudah. Jenis-jenis hujan ini terjadi karena keadaan
meteorologis sesuatu daerah pada suatu waktu tertentu saja.
Pada suatu daerah, sesuai dengan keadaan meteorologisnya bias terjadi hujan convektif;
hujan cyclonic atau hujan orogafis.
Presipitasi termasuk factor pengontrol yang mudah diamati dalam sirkulasi hidrologi pada
suatu Daerah Aliran Sungai (DAS).
Seorang perencana /Hidrologist harus dapat menentukan variasi karakteristik hujan di suatu
DAS, dari hasil pengumpulan, perhitungan / analisa data, serta dapat menentukan bagaimana
pengukurannya maupun cara menganalisa data hasil pengukuran. Karena selain tergantung
pada data yang tersedia, maka kebutuhan akan data hujan tergantung pula pada kebutuhan
lebih lanjut, apakah akan seteliti data harian, bulanan atau data tahunan.
6
• Faktor-faktor meteorology ( Temperatur/suhu; kecepatan angin; kelembaban;
dan ………….).
Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan dalam satuan waktu, yang biasanya dinyatakan
dalam mm/jam, mm/minggu, mm/bulan, dan sebagainya, yang berturut-turut sering disebut
hujan jam-jam, harian, mingguan, bulanan, tahunan, dan sebagainya.
Hujan normal 5 - 10 20 - 50
Tabel diatas menunjukkan bahwa curah hujan tidak bertambah sebanding waktu. Jika durasi
waktu lebih lama, penambahan curah hujan adalah lebih kecil dibanding dengan penambahan
waktu, karena hujan tersebut bisa berkurang atau berhenti.
Durasi hujan adalah waktu yang dihitung dari saat hujan mulai turun sampai hujan berhenti,
yang biasanya dinyatakan dalam jam.
7
Intensitas hujan rerata adalah perbandingan antara kedalaman hujan dan durasi hujan.
Alat penakar hujan manual adalah alat penakar hujan standar dimana pencatatan data curah
hujan berlangsung secara manual (tidak otomatis). Alat ini dibuat berupa tabung dalam
bentuk bulat memanjang arah vertikal dengan diamater tertentu.
Diameter dan ketinggian bidang penangkap air hujan dari permukaan tanah bervariasi, tapi
ukuran standar yang digunakan adalah diameter 20 cm dan ketinggian 79 cm dari permukaan
tanah. Hujan yang tertampung dalam tabung selanjutnya diukur volumenya, tetapi jika curah
hujan melebihi kapasitas tabung, maka data curah hujan tidak akan tercatat.
Gambar Penakar Hujan Biasa disajikan pada Gambar 3.4.
8
Gambar 3.4. Penakar Hujan Biasa
9
Jenis-Jenis Alat Ukur Penakar Hujan Otomatis dan Cara Bekerjanya adalah :
Jenis-jenis alat ukur penakar hujan Otomatis terbagi 3 (tiga) yaitu :
(1). Penakar Hujan Tipe Hellman.
Pada umumnya penakar hujan tipe ini yang dipakai oleh BMKG yaitu Rain Fues yang
diimport dari German, Walaupun ada penakar tipe ini yang buatan dalam negeri.
(Sumber.........., Tahun...........).
Sumber :.www.google.com.
.
Gambar 3.5. Penakar Hujan Tipe Hellman.
10
7). Bersamaan dengan keluarnya air tangki pelmpung dan pena turun dan
menggoreskan garis vertikal.
8). Jika hujan masih turun, maka pelampung akan naik kembali.
9) Curah hujan dihitung dengan menghitung garis-garis vertikal.
Cara kerja alat sebaiknya di praktekkan di Laboratorium di Campus, atau melihat alat
ini ini di laboratorium kantor Pekerjaan Umum contoh di Bekasi yang terdekat.
2). Penakar Hujan Tipe Floating Bucket.
Sumber :www.google.com.
Gambar 3.6. Penakar Hujan Tipe Floating Bucket
Penakar hujan otomatis lainnya adalah penakar hujan tipe floating bucket. Penakar
hujan ini diguankan untuk memfasilitasi perekaman hujan jarak jauh.
11
3). Penakar hujan Tipping Bucket.
Sumber :www.google.com.
Gambar 3.7. Penakar Hujan Tipe Tipping Bucket
Pengukuran yang dilakukan dengan Tipping bucket cocok untuk akumulasi hujan
yang berjumlah di atas 200 mm/jam atau lebih. Prinsip kerjanya sederhana yaitu :
(1). Air hujan akan masuk melalui corong penakar, dan kemudian mengalir untuk
mengisi bucket.
(2. Setiap jumlah air hujan yang masuk sebanyak 0,5 m atau sejumlah 20 ml maka
bucket akan berjungkit dimana bucket yang satunya akan dan siap untuk menerima air
hujan yang masuk berikutnya.
(3). Pada saat bucket berjungkit inilah pena akan menggores pias 0,5 skala (0,5 mm).
(4). Pena akan menggores pias dengan gerakan naik dan turun.
(5). Dari goresan pena pada skala pias dapat diketahui jumlah curah hujannya.
2) Sebanding dengan alat-alt pengukur hujan yang sudah ada di daerah yang sama.
3) Biaya pemasangan.
12
3.6. KRITERIA PENENTUAN JUMLAH/KERAPATAN JARINGAN POS-POS
HUJAN/KLIMATOLOGINYA.
1). Tujuan dari studi, misal untuk distribusi hujan, mencari data hujan rata-rata
(Mean/average); surface run off (aliran permukaan / debit).
3). Keadaan daerah yang bersangkutan (missal : keadaan tanahnya yang memungkinkan
pengembagan pertanian dan sebagainya).
Perencanaan Jaringan stasiun pengukuran hujan adalah sangat penting di dalam hidrologi
karena : Jaringan tersebut akan memberikan besarnya (takaran/jumlah dari masukan) hujan
yang jatuh di DAS.
• Analisis Banjir.
Untuk maksud tersebut diperlukan jaringan stasiun pencatatan hujan di dalam suatu DAS.
Untuk mendapatkan hasil yang dapat dipercaya, stasiun pencatat hujan harus terdistribusi
secara merata. Selain itu jmlah stasiun hujan yang dipasang di dalam DAS jangan terlalu
sedikit yang menyebabkan hasil pencatatan hujan tidak dapat dipercaya, dan juga jangan
terlalu banyak yang berakibat mahalnya biaya.
13
Tabel 3.2. Kerapatan Jaringan Stasiun Hujan.
Cv
2
N =
E
100
Cv =
P
p=
p
n
1/ 2
n
= P2 − ( p)
2
n −1
Dimana :
Contoh Soal 1.
Hujan Rerata tahunan di ketiga stasiun yaitu, 3600, 4400 dan 2600 mm. Ke tiga stasiun itu
ada di Dalam DAS.
Ditanya : Tentukan jumlah optimum stasiun hujan di DAS tersebut, jika 15 % adalah
kesalahan yang diijinkan.
14
Penyelesaian :
P=
P = 3600 + 4400 + 2600
n 3
10600
P= = 3533mm
3
P 2
=
P
(3600) 2 + (4400) 2 + (2600) 2
2
=
n 3
2 390080000
P = = 13.026.667 mm
3
1/ 2
n 2
= P2 − ( p)
n −1
1/ 2
3
=
13026667 − (3533) 2
3 −1
3 13026667 1
2 12482089 2
1,5 544578 0,5 903,8069
Tentu = 903,81
100
Cv =
P
100 * (903,81)
Cv =
3533
Cv = 50,8
Cv
2
N =
E
50,8
2
N =
15
15
50,8
15,0
3,4
2
11,5
N = 11,5 = 12 buah.
Tentu jumlah stasiun hujan yang diperlukan adalah 12 buah, maka diperlukan 9 buah stasiun
hujan lagi.
3.8. SOAL-SOAL.
SOAL 1. Hujan Rerata tahunan di ketiga stasiun yaitu, 3600, 4400 dan 2600 mm. Ke tiga
stasiun itu ada di Dalam DAS.
NB. Tambahkan 2 angka dari belakang NIM anda pada setiap angka-angka pada soal ini.
Ditanya : Tentukan jumlah optimum stasiun hujan di DAS tersebut, jika 10 % adalah
kesalahan yang diijinkan.
Penyelesaian :
SOAL 2. Buka GS Map Rainfall di Internet. ; sunset data Enter. pilih Box' masukkan data
geografis daerah penelitian. enter, akan terlihat grafik curah hujan di daerah tersebut.
1. Cari dan Tentukan daerah yang akan anda teliti kemudian ambil data hujan ( ada
berapa stasiun hujannya bisa satu, dua atau 3 atau 4, tergantung ketersediaan stasiun /
pos hujan di daerah tersebut) .dan peta hujan di daerah tersebut.
2. OLah Data tersebut untuk menentukan hujan harian nya. Gunakan program excel.
16
(Setiap mahasiswa setiap daerah misal no urut 1. Pulau Sumatera Utara, Medan. Mhs urut 2.
Sumatera Barat, Padang. Mhs urut 3. Bengkulu. Mhs urut 4. Jambi. Mhs urut 5. Sumatera
Selatan, Palembang. Mhs urut 6. Lampung. Mhs urut 7. Riau. Mhs urut 8. Babel. Mhs urut 9.
Dst. Untuk mhs urut selanjutnya.
(Setiap mahasiswa setiap daerah misal no urut 1. Pulau Kalimantan Selatan, …………….
Mhs urut 2. Kalimantan Timur, Balikpapan. Mhs urut 3. Kalimantan Tengah,……….. Mhs
urut 4. Kalimantan Barat, Pontianak. Mhs urut 5.Kalimantan……………. Mhs urut 6.
Kalimantan……………... Dst. Untuk mhs urut selanjutnya.
(Setiap mahasiswa setiap daerah misal no urut 1. Pulau Sulawesi Selatan, ……………. Mhs
urut 2. Sulawesi Timur, ………….. Mhs urut 3. Sulawesi Tengah,……….. Mhs urut 4.
Sulawesi Barat, ………... Mhs urut 5.Sulawesi Utara,………. Mhs urut 6.
Sulawesi……………... Dst. Untuk mhs urut selanjutnya.
(Setiap mahasiswa setiap daerah misal no urut 1. Pulau Irian Barat, ……………. Mhs urut 2.
Kabupaten Boven Digoel, ………….. Mhs urut 3. …………..,……….. Mhs urut 4.,
………... Mhs urut 5.,………. Mhs urut 6. ……………... Dst. Untuk mhs urut selanjutnya.
Nama Urut 41-50 Kelompok lima Pulau Maluku. Dan Nusa Tenggara Barat. Dan Nusa
Tenggara Timur.
17
Gambar 3.8. Peta Indonesia
NB.
CONTOH :
18
Gambar 1. Peta Stasiun Hujan A. Kalimantan Barat.
19
Gambar 2. Peta Stasiun Hujan B. Kalimantan Barat.
20
Gambar 3. Peta Stasiun Hujan C. Kalimantan Barat.
21
Gambar 4. Peta Stasiun Hujan D. Kalimantan Barat.
SELESAI
22
3.9. DAFTAR PUSTAKA
23