Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK

HIDROMETEOROLOGI

Disusun oleh:

1. Fahma Husnalawati (18/423617/GE/08666)


2. Fatma Kusuma Probodani (18/423619/GE/08668)
3. Ismanita Prahara (18/423625/GE/08672)
4. Revia Ardyaning Pramesti (18/426845/GE/08781)
5. Jane F. M. Baransano (18/431973/GE/08934)

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2019
Variabel Hidrometeorologi : “Hujan”

I. Definisi dan Proses Pembentukan Hujan

Hujan adalah titik-titik yang jatuh dari awan melalui lapisan atmosfer ke
permukaan bumi secara proses alam (Hadisusanto, 2011). Definisi lain dalam National
Geographic, hujan merupakan presipitasi cair, yaitu air yang jatuh dari langit. Hujan
jatuh dari ke bumi ketika awan menjadi jenuh, atau terisi dengan tetesan air.

Proses pembentukan hujan menurut teori “Bergaron” yang dikemukakan oleh


seorang ahli meteorologi tahun 1930. Teori ini menjelaskan bahwa pada kondisi udara di
bawah suhu 0° C, tekanan air di atas kristal akan menurun lebih cepat dibandingkan suhu
di atas air yang didinginkan antara suhu -5°C dan -25°C. Sehingga apabila kristal es dan
butir-butir uap air yang didinginkan secara bersamaan terjadi di awan, maka titik uap air
akan cenderung menyublim langsung di atas kristal. Kemudian kristal es akan terbentuk
menjadi lebih besar oleh adanya endapan uap air, dan pada akhirnya es jatuh dari awan
ke permukaan bumi berbentuk butiran es.

II. Tipe Hujan


1. Hujan Orografi
Hujan orografi terjadi karena adanya penghalang topografi. Curah hujan
tipe ini dapat dibedakan menurut ketinggian, biasanya curah hujan makin besar
pada tempat-tempat yang tinggi. Bagian lereng yang menghadap angin hujannya
akan lebih lebat dibandingkan dengan lereng di belakangnya.

Gambar Hujan Orografi


(Sumber: http://www.guruips.com/2017/08/jenis-jenis-hujan-hujan-
orografis.html)
2. Hujan Konvektif
Hujan konvektif juga dapat disebut sebagai hujan zenithal. Hujan ini
merupakan hujan yang paling umum yang terjadi di daerah tropis.

Gambar Hujan Konvektif


(Sumber: http://www.guruips.com/2017/08/jenis-jenis-hujan-hujan-
orografis.html)
3. Hujan Frontal
Hujan ini terjadi karena ada front panas, awan yang terbentuk biasanya
tipe stratus dan terjadi hujan rintik-rintik dengan intensitas kecil. Hujan ini tidak
terjadi di Indonesia.

Gambar Hujan Frontal


(Sumber: http://www.guruips.com/2017/08/jenis-jenis-hujan-hujan-
orografis.html)
4. Hujan Siklon Tropis
Hujan tipe ini hanya terjadi di daerah tropis antara lintang 0°-10° Lintang
Utara dan Selatan, karena siklon ini berkaitan dengan sistem tekanan rendah.
Siklon tropis dapat mengakibatkan cuaca yang buruk dan hujan lebat pada daerah
yang dilaluinya.
III. Alat Ukur Hujan
1. Alat Ukur Hujan Tipe Manual
a) Penakar Hujan Ombrometer Observatorium (OBS)
(Sumber: https://teknologisurvey.wordpress.com/2012/04/28/cara-
menggunakan-alat-pengukur-curah-hujan-obs/)
Penakar hujan OBS berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan
yang jatuh pada permukaan tanah dalam periode waktu 24 jam. Jumlah curah
hujan yang terukur dinyatakan dalam satuan mm. Cara kerja alat ukur ini
yaitu saat terjadi hujan, air hujan yang tercurah masuk dalam corong penakar.
Air yang masuk dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam tabung
penampung. Pada jam-jam pengamatan air hujan yang tertampung diukur
dengan menggunakan gelas ukur. Apabila jumlah curah hujan yang
tertampung jumlahnya melebihi kapasitas ukur gelas ukur, maka pengukuran
dilakukan beberapa kali hingga air hujan yang tertampung dapat terukur
semua.
2. Alat Ukur Hujan Tipe Otomatis
Alat ukur tipe otomatis memiliki berbagai tipe, namun pada prinsipnya
adalah sama yaitu mencatat hubungan jumlah dengan waktu secara otomatis pada
kertas grafik. Kertas grafik dapat diganti setiap hari, minggu bahkan setiap bulan
sekali. Hal ini tergantung pada tipe alat ukur hujan otomatis yang digunakan.
Data hasil pencatatan hujan otomatis, biasanya digunakan untuk berbagai
keperluan, antara lain yaitu:
 Penentuan besarnya intensitas hujan.
 Penentuan distribusi hujan jam-jaman.
a) Penakar Hujan Tipe Hellman
(Sumber: https://teknologisurvey.wordpress.com/2012/04/28/cara-
menggunakan-alat-pengukur-curah-hujan-obs/)
Pada umumnya penakar hujan tipe Hellman yang dipakai oelh BMKG
yaitu Rain Fuesyang diimpor dari Jerman, walaupun ada penakar tipe ini
yang buatan dalam negeri.
b) Penakar Hujan Tipe Bendix

(Sumber: https://teknologisurvey.wordpress.com/2012/04/28/cara-
menggunakan-alat-pengukur-curah-hujan-obs/)
Penakar hujan otomatis yang lainnya yaitu tipe bendix yang sekilas
terlihat seperti tiang bendera namun ini merupakan salah satu penakar hujan
otomatis yang cara kerjanya cukup simple.
c) Penakar Hujan Tipe Tilting Siphon

(Sumber: https://teknologisurvey.wordpress.com/2012/04/28/cara-
menggunakan-alat-pengukur-curah-hujan-obs/)
Penakar hujan otomatis tipe tilting siphon. Alar ini mengukur curah
hujan dari intensitas hujan secara kontinyu.
d) Penakar Hujan Tipping Bucket

(Sumber: https://teknologisurvey.wordpress.com/2012/04/28/cara-
menggunakan-alat-pengukur-curah-hujan-obs/)
Pengukuran yang dilakukan dengan tipping bucket cocok untuk
akumulasi hujan yang berjumlah di atas 200 mm/jam atau lebih.
e) Penakar Hujan Tipe Floating Bucket

(Sumber: https://teknologisurvey.wordpress.com/2012/04/28/cara-
menggunakan-alat-pengukur-curah-hujan-obs/)
Penakar hujan tipe ini digunakan untuk memfasilitasi perekaman
hujan jarak jauh.
f) Penakar Hujan Tipe Weighing Bucket

(Sumber: https://teknologisurvey.wordpress.com/2012/04/28/cara-
menggunakan-alat-pengukur-curah-hujan-obs/)
Jenis alat penakar hujan ini terdiri dari corong penangkap air hujan
yang ditempatkan dia atas ember penampung air yang terletak di atas
timbangan yang dilengkapi dengan alat pencatat otomatis.
g) Penakar Hujan Tipe Optical

(Sumber: https://teknologisurvey.wordpress.com/2012/04/28/cara-
menggunakan-alat-pengukur-curah-hujan-obs/)

Penakar hujan tipe optical memiliki sensor untuk menangkap curah


hujan sehigga disebut juga sebagai optical sensor. Penakar hujan ini bekerja
dengan sensor lokal karena baru terekam ketika hujan mengenai sensor yang
terpasang
Daftar Pustaka

Hadisusanto, Nugroho. 2011. Aplikasi Hidrologi. Yogyakarta: Anggota IKAPI.

National Geographic. Tanpa tahun. Tersedia :


https://www.nationalgeographic.org/encyclopedia/rain/ (14 Agustus 2019)

Anda mungkin juga menyukai