Anda di halaman 1dari 5

4.

8 Curah Hujan

Hujan adalah sebuah peristiwa turunnya butir-butir air yang berasal dari langit ke
permukaan bumi. Hujan juga merupakan siklus air di planet bumi. Definisi hujan yang
lainnya adalah sebuah peristiwa Presipitasi (jatuhnya cairan yang berasal dari atmosfer
yang berwujud cair maupun beku ke permukaan bumi) berwujud cairan. Di bumi, hujan
adalah proses kondensasi (perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat) uap air di
atmosfer menjadi butiran-butiran air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di
daratan.

Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang
datar, tidakmenguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter
artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi
satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Intensitas hujan adalah banyaknya
curah hujan persatuan jangka waktu tertentu. Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti
hujan lebat dan kondisi ini sangat berbahaya karena berdampak dapat menimbulkan banjir,
longsordan efek negatif terhadap tanaman.

Air yang jatuh di atas permukaan tanah yang datar dianggap sama tinggi.
Volume air hujan pada luas permukaan tertentu dengan mudah dapat dihitung bila
tingginya dapat diketahui. Maka langkah penting dalam pengukuran hujan ditujukan
kearah pengukuran tinggi representative dari hujan yang jatuh selama jangka waktu
tertentu. WMO menganjurkan penggunaan satuan millimeter sampai ketelitian 0,2
mm.

4.8.1 Alat Pengukur Hujan

Alat untuk mengukur jumlah curah hujan yang turun ke permukaan tanah (per
satuan luas) disebut dengan penakar hujan. Jadi, curah hujan yang diukur sebenarnya
adalah tebalnya atau tingginya permukaan air hujan yang menutupi suatu daerah luasan di
permukaan bumi. Sebagai contoh: Di satu lokasi pengamatan curah hujannya 10 mm, itu
berarti lokasi tergenang oleh air hujan setinggi atau tebalnya sekitar 10 mm (millimeter).

Kerapatan penempatan penakar hujan disuatu daerah tidak sama, secara teori
tergantung pada tipe hujan dan topografi daerah itu sendiri. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam penempatan alat penakar hujan ialah:
a. Penakar hujan harus dipasang dengan posisi horizontal pada permukaan tanah
datar.
b. Penakar hujan harus diletakan pada tempat terbuka (bebas dari hambatan seperti
bangunan,pepohonan dan lain-lain).
c. Penakar hujan sebaiknya dikelilingi pelindung/penghalang dari angin dengan jarak
empat kali tinggi penghalang (penetapan jarak oleh WHO).
d. Kerapatan penakar hujan, suatu alat penakar hujan dapat dipakai untuk suatu luasan
tertentu tergantung tipe wilayahnya. Untuk wilayah datar dapat mewakili 600 km 2
sampai 900 km2. Sementara untuk daerah pegunungan satu penakar hanya dapat
mewakili 100 km2 luasan daerah.
e. Seluruh permukaan luar alat dicat warna putih warna metalik dan sambungan
dinding luar dibuat landai dengan sudut 1350, dengan tujuan untuk mengurangi
pengaruh pemanasan dari radiasi matahari.

Berdasarkan mekanismenya, alat pengukur curah hujan dibagi menjadi dua


golongan yaitu penakar hujan tipe manual dan penakar hujan tipe otomatis (perekam).

4.8.1.1 Penakar Hujan Manual

Alat penakar hujan manual pada dasarnya hanya berupa container atau ember yang
telah diketahui diameternya. Pengukuran hujan dengan menggunakan alat ukur manual
dilakukan dengan cara air hujan yang tertampung dalam tempat penampungan air hujan
tersebut diukur volumenya setiap interval waktu tertentu atau setiap satu kejadian hujan.
Dengan cara tersebut hanya diperoleh data curah hujan selama periode tertentu. Alat
penakar hujan manual ada dua jenis, yaitu:

1. Penakar Hujan Ombrometer Biasa


Penakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri (non recording),bentuknya
sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60cm di cat alumunium, ada juga yang
terbuat dari pipa paralon tingginya 100 cm.

Prinsip kerja Ombrometer menggunakan prinsip pembagian antara volume air


hujan yang ditampung dibagi luas mulut penakar. Ombrometer biasa diletakan pada
ketinggian 120-150 cm. Kemudian luas mulut penakar dihitung, volume air hujan yang
tertampung juga dihitung.
2. Penakar Hujan Ombrometer Observatorium
Penakar hujan tipe observatorium adalah penakar hujan manual yang menggunakan
gelas ukur untuk mengukur air hujan. Penakar hujan ini merupakan penakar hujan yang
banyak digunakan di Indonesia dan merupakan standar di Indonesia. Penakar ombrometer
observatorium memiliki kelebihan, yaitu mudah dipasang, mudah dioprasikan, dan
pemeliharaanya juga relatif mudah.

Kekurangannya adalah data yang didapat hanya untuk jumlah curah hujan selama
periode 24 jam, beresiko kekurasakan gelas ukur, dan resiko kesalahan pembacaan dapat
terjadi saat membaca permukaan dari tinggi air di gelas ukur sehingga hasilnya dapat
berbeda.

enakar Hujan Jenis Observatorium

Gambar 4.15 Penakar Hujan Ombrometer Observatorium


4.8.1.2 Penakar Hujan Tipe Otomatis

Alat ukur hujan otomatis adalah alat penakar hujan yang mekanisme pencatatan
hujannya bersifat otomatis (perekam). Dengan menggunakan alat ini dapat mengukur
curah hujan tinggi maupun rendah selang periode waktu tertentu juga dapat dicatat
lamanya waktu hujan. Dengan demikian besarnya intensitas curah hujan dapat ditentukan.
Pada dasarnya alat hujan otomatis ini sama dengan alat pengukur manual yang terdiri
dari tiga komponen yaitu corong, bejana pengumpul dan alat ukur. Perbedaanya terletak
pada komponen bejana dan alat ukurnya dibuat secara khusus. Alat Penakar hujan otomatis
diantaranya:

1. Penakar Hujan Jenis Hellman


Penakar hujan jenis hellman merupakan penakar hujan otomatis yang berbentuk
silinder, luas permukaan corongnya 200 cm 2, tingginya 100 sampai 120 cm. Pada umunya
pemasangan alat penakar hujan tipe ini sama dengan penakar hujan biasa (obs). Alat ini
dipasang dengan disekrup pada pondasi beton, sehingga tinggi permukaan naik menjadi
140cm. Letak permukaan corong penakar dan tabung berpelampung harus benar-benar
datar (waterpas).

Gambar 4.16 Penakar Hujan Jenis Hellman

Prinsip kerja alat ini adalah jika hujan turun. Air akan masuk kedalam tabung yang
berpelampung melalui corongnya, air yang masuk kedalam tabung mengakibatkan
pelampung beserta tangkainya terangkat. Pada tangkai pelampung terdapat tangkai pena
yang dapat bergerak mengikuti tangkai pelampung, gerakan pena akan menggores kertas
pias yang diletakan atau digulung pada silinder jam otomatis yang dapat berputar.
Penunjukan pena pada pias sesuai dengan jumlah volume air yang masuk ke dalam tabung,
apabila pena menunjukan angka10 mm, maka air dalam tabung akan keluar melalui gelas
siphon yang bentuknya melengkung. Seiring dengan keluarnya air maka pelampung akan
turun, dan dengan turunnya pelampung tangkai pena akan bergerak turun samba
menggores pias berupa garis lurus vertical. Setelah airnya keluar semua, pena akan
berhenti dan akan menunjuk angka 0, yang kemudian akan naik lagi apabila ada hujan
turun.
CURAH HUJAN
Data Curah Hujan
Pada tanggal : 23 Oktober 2018

Tabel 4.25 Data Curah Hujan

Tinggi Hujan (mm) Lama Hujan Intensitas Hujan


Ombrometer Ombrograf (jam) (mm/jam)

5 6,5 0,833 6,90

Sumber: Data, 2018

Perhitungan :
Ombrograf + Ombrometer
Tinggi Curah Hujan =
2
6 ,5+ 5
=
2
= 5,75 mm

TinggiCurah Hujan
Intensitas Hujan =
Lama Hujan
5 , 75
=
0,833
= 6,90 mm/jam

Pembahasan:

Pada tanggal 23 Oktober 2018 terjadi hujan selama 50 menit tepatnya pada pukul
14.00 sampai 14.50. Penakar hujan manual dan otomatis menunjukkan hasil yang hampir
sama, seperti yang telah ditunjukkan pada Tabel 4.25. Perbedaan nilai tersebut bisa
dikarenakan oleh beberapa faktor seperti, masuknya air ke dalam penakar hujan tidak
masuk secara sempurna, adanya penghalang ketika air akan masuk penakar hujan,
pembacaan pada penakar hujan manual yang kurang teliti.

Anda mungkin juga menyukai