Infiltrasi
Hasil Pengamatan
Tabel 3.21. Data Infiltrometer
t (menit) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
f (mm/menit) 16 12 10 10 10 10 10 8 8 8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
57
1. Dengan memplot hubungan antara waktu (t) dan log (f-fc) pada grafik di excel maka
diperoleh persamaan sebagai berikut
6
5
4
3
2
1
0
0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 0.900 1.000 1.100
Log (f-fc)
10
8
6
4
2
0
0 5 10 15 20 25
Waktu (menit)
58
4. Kemudian menghitung volume infiltrasi dengan persamaan :
( fo−fc
V ( t )=fc . t+
K )
(1−e
−kt
)
V ( t )=5 .20+ (
0,149 )
16−5 −0,149.20
(1−e )
V ( t )=170 , 07 mm
V ( t )=17,007 c m=0,17007 m
Dengan demikian volume infiltrasi selama 20 menit adalah dengan pengasumsian
perhitungan pada tanah dengan luas areal 1 ha adalah
4 3
V =0,17007 m x 10 =1700 ,7 m
Analisa :
Pada percobaan yang dilakukan terjadi penurunan pada laju infiltrasi setiap 1 menit.
Hal ini dipengaruhi oleh kandungan pada tanah dan jenis tanah tempat melakukan
percobaan infiltrasi yang bertempat di Laboratorium Hidrologi Teknik Pengairan
Brawijaya. Pada tanah tempat dilakukannya percobaan laju infiltrasi pada menit awal
sebesar 16 mm dan terus menurun sampai angka penurunan stabil sekitar 5 mm.
Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan metode kurva persamaan Horton yang
berguna sebagai langkah untuk dilakukannya pencarian volume infiltrasi pada luas area
tertentu. Dari pratikum yang kami lakukan, tinggi air yang diperoleh selama 20 menit
dengan luas lahan asumsi berupa 1 ha adalah 0,17007 m dan volume air infiltrasi pada
areal lahan 1 ha selama 20 menit adalah V = 1700,7 m3.
59