Anda di halaman 1dari 15

Pengolahan Data

Curah Hujan
HIDOROLOGY LINGKUNGAN

RIDWAN, M.T.
ALQADRI ASRI PUTRA, M. ENG.
Apa itu Curah Hujan
Curah hujan adalah banyak air yang jatuh ke permukaan bumi
 permukaan bumi dianggap datar dan kedap;
 tidak terjadi penguapan dan tersebar merata

(Soewarno, 2000)

Satuan curah hujan dinyatakan dalam 1 mm


 menunjukan tebal air hujan menutupi di atas permukaan bumi seluas 1 Ha;
Latihan 1: Carilah defenisi
istilah berikut
Durasi hujan
Intensitas hujan
Frekwensi intensitas hujan
Luas daerah hujan
Hitograf
Curah hujan effektif
Tahap-tahap Pengukuran Curah
Hujan
1. Pemilihan lokasi pengukuran
a. Tahap presiapan
b. Tahap pelaksanaan
c. Tahap pemasangan

2. Jenis-jenis alat ukur hujan


a. Alat ukur hujan biasa (AUHB)
b. Alat ukur hujan otomatis (AUHO)

3. Cara/metode pengukuran
Pemilihan Lokasi Pengukuran
1. Tahap Persiapan, hal-hal yang perlu diperhatikan:
◦ Siapkan peta peta jaringan hidrologi yang telah ada;
◦ Koordinasikan dengan instanasi terkait;
◦ Gunakan peta topografi (skala 1 : 25.000);
◦ Usahakan pos hujan yang direncanakan relatif dekat dengan pemukiman;
◦ Hindari rencanan lokasi yang memiliki kemiringan yang besar;
◦ Hindari rencanan lokasi yang memiliki angin kencang;
◦ Siapkan peralatan pendukung: kompas, altimeter, meteran, formulir isian (datasheet), dsb;
◦ Rencanakan anggaran biaya dan rute perjalanan.
Pemilihan Lokasi Pengukuran
2. Tahap pelaksanaan, hal-hal yang perlu dipertimbangkan:
◦ Relatif dekat dengan pengamat;
◦ Lokasi penempatan pada tanah yang cukup luas
 6 x 10 m  jika dipasang dengan alat-alat klimatologi lain;
 2 x 4 m  jika hanya ada alat pengukur
 4 x tinggi rintangan terdekat, seperti pohon, pagar, gedung, dsb
◦ Aman dari bencana alam;
◦ Hindari lokasi dengan kecepatan angin yang besar.
Pemilihan Lokasi Pengukuran
3. Tahap pemasang, hal-hal yang perlu dipertimbangkan:
◦ Dipasang tegak lurus di atas tiang kayu atau pipa yang dicat, dengan pondasi yang kuat. Tinggi corong
tidak lebih dari 120 cm, datar, dan dipagar dengan tinggi 1 meter;
◦ Harus dicat putig mengkilat (warna aluminium) untuk menghindari penguapan;
◦ Untuk menghindari cipratan, harus ditanam rumput yang tidak tinggi atau dilapisi dengan kerikil. Didak
boleh dibeton;
◦ Bisa dilengkapi dengan perisai angin untuk menghindari bias akibat percikan yang disebabkan oleh
angin.
Latihan 2: Jelaskan secara detail
alat-alat berikut dan cara
penggunaannya
1. Alat ukur hujan biasa (AUHB)

2. Alat ukur hujan otomatis (AUHO)


Cara/Metode Pengukuran
Contoh soal
Dari satu pos hujan tercatat tebal hujan sebagi berikut:

Waktu (jam): 0-3 3-6 6-9 9-12


Hujan (mm) 6 12 30 12
Hitunglah intensitas hujan rata-rata (mm/jam) selama 6 jam sejak hujan mulai dan intensitas hujan
(mm/jam) selama terjadi hujan.
Solusi
Intensitas hujan rata-rata selam 6 jam:
I = (6 + 12) mm/6 jam = 3 mm/jam

Intensitas hujan rata-rata selama terjadi hujan:

I = (6 + 12 + 30 + 12) mm/12 jam = 5 mm/jam


Latihan 3
Dari satu pos hujan tercatat tebal hujan sebagi berikut:

Waktu (jam): 0-4 4-8 8-12 12-6


Hujan (mm) 8 10 24 6
Hitunglah intensitas hujan rata-rata (mm/jam) selama 6 jam sejak hujan mulai, 12 jam sejak hujan
mulai, dan intensitas hujan (mm/jam) selama terjadi hujan.
Analisis Data Curah Hujan
Tujuan membangun pos hujan:
1. Mendapatkan sampel data hujan dari suatu jaringan hidrologi

2. Menentukan karakteristik hujan suatu daerah pengaliran sungai (DPS), termasuk tebal hujan,
intensitas hujan, frekwensi atau periode ulang hujan.
Analisis Data Curah Hujan
Untuk mendapatkan karakteristik hujan, dibutuhkan analisis sebagai berikut:

Pemeriksaan kualitas data;

Pengisian data kosong;

Penentuan rata-rata hujan DPS;

Analisis tebal dan intensitas terhadap durasi;

Analisis kurva massa ganda;

Menentukan hujan berpeluang maksimum;

Hubungan intensitas dan debit maksimum;

Uji kesamaan jenis.


Latihan 4: Jelaskan jenis-jenis
hujan berikut
1. Hujan konveksi;

2. Hujan orografi;

3. Hujan siklonik;

4. Hujan zenithal;

5. Hujan frontal;

6. Hujan muson.

Anda mungkin juga menyukai