Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan jumlah kendaraan berdasarkan data Badan Pusat Satistik (BPS)

semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012, jumlah kendaraan yang

tercatat BPS sejumlah 94.373.324 kendaraan dan pada tahun 2013 jumlah kendaraan

yang tercatat sejumlah 104.118.969 kendaraan. Dalam kurun satu tahun pertumbuhan

kendaraan naik 10 % atau sekitar 10 juta kendaraan dari tahun sebelumnya. (BPS,

2014). Pertumbuhan jumlah kendaraan merupakan faktor utama kerusakan pada jalan.

Hal ini disebabkan karena perkerasan jalan raya yang didesain dengan beban tertentu

menerima beban yang lebih besar dari yang direncanakan. Akibatnya, banyak ditemui

kerusakan pada jalan sebelum umur rencananya tercapai, Salah satu usaha

mengurangi kerusakan jalan akibat beban yang berlebih adalah menaikan mutu

campuran beraspal dengan cara memperbaiki atau meningkatkan mutu aspal

(bitumen). Untuk meningkatkan mutu aspal dapat dilakukan dengan menambahkan

polimer, tetapi harga polimer di Indonesia masih relatif mahal.

Sejalan dengan makin pesatnya pembangunan di Indonesia, maka bahan-

bahan bangunan yang digunakan dalam pembuatan beton aspal seperti aspal, krikil,

dan lain sebagainya juga semakin banyak di butuhkan, Sedangkan bahan-bahan

tersebut merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yang akan habis

1
2

jika diambil secara terus menerus. Maka dari itu, dibutuhkan alternatif sebagai bahan

tambah pada pembuatan aspal.

Seiring berkembangnya ilmu dan teknologi kita dapat menciptakan inovasi

dan mengurangi dampak kerusakan lingkungan dengan memanfaatkan limbah di

sekitar kita untuk terciptanya bahan bangunan. Dalam kasus ini limbah yang

dimaksud adalah limbah ban dalam bekas belum dimaksimalkan dengan optimal dan

di harapkan dapat meningkatkan kinerja dari aspal.

Pemanfaatan limbah ban dalam bekas memiliki potensi untuk digunakan

sebagai substitusi pada campuran beton aspal. Gagasan awal berpedoman pada

pemikiran bahwa pada ban modern terdiri dari seutas gabungan cord/rubber. Ban roda

dihasilkan dari beberapa komponen-komponen yang terpisah, seperti innerliner,

dawai, sabuk-sabuk, dll., dan komponenkomponen yang berbeda mempunyai

komposisi-komposisi karet yang berbeda. . ( Lan Liang, Texas A&M University,

2004)

Campuran itu terdiri dari elastomer-elastomer dan berbagai bahan tambahan.

Bahan tambahan ini dapat digolongkan sebagai bahan vulkanisasi, penggerak-

penggerak vulkanisasi dan retarders/accelerators, pengisi, atau pencampur,

antidegradants,, bahan pelunak, warna pigmen-pigmen dan organic.( Lan Liang,

Texas A&M University, 2004)


3

Pemanfaatan limbah ban dalam bekas sebagai substitusi bahan aditif pada

campuran beton aspal diharapkan sebagai solusi masalah lingkungan dan dapat

meningkatkan kinerja aspal. Untuk campuran beton aspal menggunakan ban dalam

bekas yang di peroleh dari bengkel-bengkel sekitaran depok.

Aspal yang di gunakan pada penelitian ini adalah aspal dengan pentrasi 60/70

yang di perloleh dari pertamina. Di gunakannya aspal penetrasi 60/70 karena sangat

cocok sekali di gunakan di iklim Indonesia ini terutama di Jakarta yang memiliki

Jalan dengan volume lalu lintas sedang atau tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim

panas.

Pengujian dilakukan pada campuran aspal dengan variasi penambahan karet

ban-dalam bekas 0%, 4%, 6% dan 8% terhadap berat aspal kedalam agregat dengan

kadar aspal 5.5%, 6%, dan 6.5%.

Di ambilnya kadar aspal tersebut di karenakan pada penelitian sebelumnya

Charly Laos, Gedy Goestiawan, Paravita Sri Wulandari, Harry Patmadjaja,

Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra dan Dosen Program

Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra yang membahas tentang ”Pengaruh

Penambahan Serbuk Ban Karet Pada Campuran Laston Untuk Perkerasan Jalan

Raya” yang menggunakan campuran ban dalam bekas sebanyak 1%,2%, dan 3%

yang menggunakan variasi kadar aspal 5%, 5,5%, 6%, dan 6,5% dari hasil penelitian
4

tersebut di dapatkan bertambahnya nilai stabilitas dari kadar aspal 5,0% – 5,5%

dengan tambahan serbuk ban karet 2% dan 3% dibandingkan tanpa serbuk ban.

1.2. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka dapat disusun

rumusan masalah sebagai berikut yaitu: bagaimana pengaruh penambahan ban

dalam bekas sebagai bahan tambah (additive) terhadap test Marshall pada

campuran aspal panas jenis pertamina dengan penetrasi 60/70 ?

1.2.2 Batasan Masalah

Penelitian ini mempunyai batasan masalah, antara lain:

1. Aspal yang di gunakan adalah aspal dengan penetrasi 60/70 yaitu aspal

pertamina.

2. Pengujian yang dilakukan terbatas pada pengujian laboratorium dan

tidak melakukan pengujian lapangan.

3. Tidak membahas sifat kimiawi dari ban-dalam bekas.

4. Pengujian hanya sampai pada suhu optimum yaitu 148.9º.

5. Matrial aditif hanya menggunakan ban dalam bekas dengan persentase

4%, 6%, dan 8%.


5

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud penelitian.

Maksud dari penelitian ini adalah:

 Untuk mengurangi menumpuknya limbah ban dalam bekas yang

sangat sulit sekali terurai jika di biarkan.

 Meningkatkan kinerja jalan aspal di Indonesia, terutama di daerah

rawan banjir.

 Mengetahui seberapa besar pengaruh ban dalam terhadap kinerja

aspal.

1.3.2.Tujuan Penelitian.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

 Mengetahu apakah karakteristik bahan tambah ban dalam bekas pada

aspal dapat memenuhi spesifikasi umum perkerasan aspal bina marga

untuk hasil pengujian marshall, yaitu VMA (Void in Mineral

Aggregate), VIM (Void in Mixture), stabilitas, kelelehan (flow), dan

MQ (Marshall Quotient) .
6

Tabel 1.1. Spesifikasi Umum Perkerasan Jalan Direktorat Jenderal Bina

Marga

Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Revisi III

No. Jenis Pemeriksaan Satuan Syarat

VIM (Hubungan Kadar Aspal dan Rongga


1 Terhadap Campuran) % 3 – 5.5

VMA (Hubungan Kadar Aspal dan Rongga


2 Terhadap Agregat ) % > 14

3 Stabilitas Kg > 800

4 Kelelehan (flow) mm 2-4

MQ (Hubungan Kadar Aspal dan Stabilitas /


5 Kelelehan) Kg/mm 200 - 350

1.4. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup,

hipotesis, metodologi penulisan serta sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Membahas dasar teori dari Tugas Akhir ini. Isi dari bab ini adalah penjelasan

tentang bahan campuran beton aspal dan tambahan bahan campuran beton

berupa ban dalam bekas.


7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menyusun skripsi

serta data-data untuk perhitungan mix design beton aspal menggunakan ban

dalam bekas sebagai subsitusi bahan aditif.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi hasil analisis model pada bab sebelumnya dan kesimpulan yang diambil

serta rekomendasi terhadap penelitian yang serupa di kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai