PENDAHULUAN
Lapis perkerasan jalan adalah suatu pelapis pada permukaan tanah yang
dipadatkan dan diberi perkeras tambahan yang lebih kuat untuk dapat menahan
beban lalu-lintas di atasnya. Untuk menjaga fungsi perkerasan jalan lebih lama,
maka lapis perkerasan tersebut dirancang sedemikian rupa agar tidak cepat rusak
atau lepas. Penemuan aspal yang berfungsi sebagai pelekat antar batuan/agregat
menjadi salah satu solusi permasalahan tersebut. Dengan kombinasi agregat dan
proses pencampuran aspal yang optimal akan mengasilkan suatu lapis perkerasan
jalan yang kuat dan memiliki waktu layan yang panjang.
1
2
minyak dunia dan kelangkaan agregat yang memenuhi spesifikasi. Hingga saat ini
pertimbangan ekonomi dan isu lingkungan yang semakin mendasari dilakukan
daur ulang untuk menjaga kelestarian serta mengurangi limbah aspal dari
penggarukan. Selain itu, perbaikan jalan dengan pelapisan ulang pada perkerasan
lama (overlay) akan menambah elevasi jalan dan apabila dilakukan terus menerus
akan membentuk ketebalan lapisan perkerasan yang tinggi dan akan berakibat
terganggunya drainase, ketinggian bahu dan kerb jalan.
Aspal merupakan salah satu komponen penting yang dipergunakan dalam sebuah
pekerjaan pembuatan konstruksi jalan yang baik dan layak yang dapat dilalui lalu-
lintas kendaraan berat. Akan tetapi di satu sisi, fluktuasi harga-harga material
bahan pembangunan jalan semakin menambah berat program perbaikan jalan di
Indonesia. Salah satu material komponen utama pembangunan jalan di Indonesia
adalah aspal minyak. Sebagai produk turunan dari minyak bumi, harga aspal
tergantung dari fluktuasi produk tersebut di pasaran internasional. Sebagaimana
yang pernah terjadi di tahun 2008 lalu, di mana harga minyak dunia naik hingga
mencapai US$ 160, harga aspal minyak pun turut terdongkrak menyesuaikan
kenaikan harga minyak di pasaran internasional.
Jenis aspal yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspal modifikasi antara
aspal minyak dengan Buton Natural Asphalt (BNA). Bahan material aspal
tersebut didapatkan dari penambangan di wilayah Lawele di Pulau Buton.
Penggunaan asphalt blend ini didasari oleh sifat dari properties BNA yang
memperbaiki kualitas aspal minyak Pertamina baik secara viskositas maupun
stabilitas dinamis dibandingkan dengan kualitas properties aspal impor.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh PT. Pertamina dan PT Aston Adhi
Jaya didapatkan nilai viskositas sebesar 1800 Cst, jauh lebih tinggi dibandingkan
kualitas aspal impor seperti Shell (385 Cst) maupun Esso (400 Cst). Untuk hasil
pengujian stabilitas dinamis, BNA Blend mencetak nilai sebesar 4500
lintasan/mm, lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata aspal impor sebesar 1700
lintasan/mm.
Di samping hal-hal tersebut di atas, BNA Blend mempunyai dua kelebihan lain
yang sangat penting bagi pembangunan konstruksi perkerasan khusus, seperti
bandara dan jalan tol. Pertama, mempunyai mempunyai ketahanan terhadap air
dan kerosin (jet fuel) yang lebih tinggi. Kedua, BNA Blend dapat diaplikasikan
dengan gradasi terbuka sehingga mampu menghasilkan permukaan dengan tekstur
makro yang lebih baik. Hal demikian akan menaikkan kekesatan permukaan dan
meminimalkan “bahaya aqua planning”, sehingga meningkatkan tingkat
keamanan pada saat take off maupun landing pesawat udara.
digunakan yaitu sebesar 25% yang dicampur aspal pen 60/70 sebesar 75% dari
berat total campuran aspal. Campuran ini diharapkan mampu memperbaiki sifat
dari aspal minyak tersebut dan dapat bersinergi dengan baik pada campuran aspal
bergradasi menerus yaitu Lapis Beton Aspal (Laston) atau lebih dikenal dengan
Asphaltic Concrete (AC) terutama pada Lapis Antara (Binder Course) sehingga
terjadinya alur yang rentan terjadi pada campuran beraspal dan peningkatan nilai
stabilitas dinamis diharapkan mampu diatasi oleh campuran beton aspal yang
dimodifikasi dengan menggunakan BNA tersebut.
Contents
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
I.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
I.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
I.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
I.4 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 5