Anda di halaman 1dari 11

Fondasi: Jurnal Teknik Sipil, Volume X No XX 201X

Pengaruh Pergantian Aspal Dengan 2% Getah Damar


Terhadap Sifat Marshall Campuran AC-BC
Kusmira Agustian1, Khairul Anwar2
1
Program Studi Konstruksi Pondasi, Beton dan Pengaspalan Jalan
Akademi Komunitas Negeri Aceh Barat
Jl. Iskandar Muda – Komplek STTU Alue Peunyareng, Meulaboh – Aceh Barat 23615
2
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Gunung Leuser
Jalan Iskandar Muda, Kutacane, Aceh Tenggara 24651
Email: kusmira@aknacehbarat.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pergantian 2% getah damar di


dalam aspal terhadap berat total aspal pada campuran asphalt concrete- binder course
(AC-BC). Tahapan awal yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan melakukan
pengujian sifat fisis material penyusun campuran aspal, dilanjutkan dengan pembuatan
sampel dengan beberapa persentase aspal berdasarkan kadar aspal ideal untuk
menghitung kadar aspal optimum (KAO) dari kedua jenis campuran tersebut. Setelah
KAO didapat selanjutnya dibuat kembali sampel pada KAO baik tanpa maupun
dengan pergantian 2% getah damar. KAO yang diperoleh untuk campuran aspal tanpa
pergantian getah damar ialah sebesar 4,75%, sedangkan KAO dengan pergantian 2%
getah damar didapat sebesar 4,65%. Nilai stabilitas campuran aspal dengan pergantian
2% getah damar yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan campuran aspal tanpa
getah damar yaitu 2.276,66 kg berbanding 2.143,92 kg. Nilai density, void in mineral
aggregate (VMA), void filled by asphalt (VFA), flow dan kuosien Marshall dari kedua
jenis campuran AC-BC telah memenuhi persyaratan yang ditentukan Direktorat
Jenderal Bina Marga (2018). Hasil perhitungan nilai durabilitas pada campuran AC-
BC tanpa pergantian getah damar diperoleh lebih besar daripada campuran AC-BC
dengan pergantian 2% getah damar, yaitu 93,16% berbanding 97,03%. Hal ini
memperlihatkan bahwa kedua jenis campuran tersebut mampu bertahan dan tidak
mengalami kerusakan ketika terjadi perubahan suhu dan cuaca, dimana persyaratan
nilai durabilitas ialah harus lebih besar dari 90%. Berdasarkan hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa pemakaian getah damar sebagai bahan pengganti aspal mampu
meningkatkan kualitas campuran aspal baik dalam menerima repetisi beban lalu lintas
maupun dalam mengahadapi perubahan temperatur.

Kata kunci: Aspal Modifikasi; AC-BC; Getah Damar

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of replacing 2% gum resin in asphalt on the
total weight of asphalt in asphalt concrete-binder course (AC-BC) mixtures. The
initial step in this research was to test the physical properties of the asphalt mixture
materials, followed by making samples with several percentages of asphalt based on
the ideal asphalt content to calculate the optimum asphalt content (OAC) of the two
types of mixtures. After the OAC was obtained, samples were made again on the OAC

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 1


Fondasi: Jurnal Teknik Sipil, Volume X No XX 201X

either without or with 2% gum resin replacement. The OAC obtained for the asphalt
mixture without gum resin replacement was 4.75%, while the OAC with 2% gum resin
replacement was 4.65%. The stability value of the asphalt mixture with 2% gum resin
replacement produced was higher than the asphalt mixture without gum resin,
2,276.66 kg compared to 2,143.92 kg. The values of density, void in mineral
aggregate (VMA), a void filled by asphalt (VFA), flow, and Marshall quotient of the
two types of AC-BC mixture have met the requirements specified by the Directorate
General of Highways (2018). The results of calculating the durability value of the AC-
BC mixture without gum resin replacement were obtained greater than the AC-BC
mixture with 2% gum resin replacement, namely 93.16% compared to 97.03%. This
shows that the two types of mixtures can survive and not be damaged when changes in
temperature and weather occur, where the durability value requirement is greater
than 90%. Based on the research results, it can be concluded that using gum resin as
a substitute for asphalt can improve the quality of the asphalt mixture both in
receiving repeated traffic loads and in dealing with temperature changes.

Keywords: Modification Asphalt; AC-BC; Gum Resin

1. Pendahuluan seperti halnya aspal dengan tujuan untuk


Campuran aspal merupakan bahan yang meningkatkan kualitas dari aspal itu sendiri.
umum digunakan sebagai perkerasan jalan di Riset-riset terdahulu yang relevan dengan
Indonesia. Kelebihan dari campuran aspal penggunaan modifikasi aspal dalam campuran
diantaranya yaitu: pelaksanaan pekerjaannya aspal diantaranya: Sefrus (2013)[1] meneliti
tidak memakan waktu lama, biaya yang campuran aspal jenis asphalt concrete-binder
dibutuhkan tidak sebesar perkerasan kaku, course (AC-BC) menggunakan getah dari
proses perbaikan yang cepat, kebisingan yang pohon damar batu sebagai bahan tambah.
dihasilkan dari gesekan antara roda kendaraan Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa
dengan lapisan perkerasan aspal tergolong semakin besar persentase penggunaan getah
rendah dan dapat langsung digunakan jika damar batu dalam campuran aspal semakin
sudah mencapai kepadatan yang ditentukan. besar pula void filled by asphalt (VFA),
Selain kelebihan yang telah disebutkan di stabilitas dan kuosien Marshall.
atas, campuran aspal juga memiliki beberapa Agustian & Ridha (2018)[2] dalam
kelemahan seperti: rendahnya umur layanan penelitiannya dengan menggunakan 6% getah
jika dibandingkan dengan perkerasan kaku damar pada campuran AC-BC sebagai bahan
akibat daya tahan yang rendah dalam pengganti aspal menjelaskan bahwa
menghadapi perubahan suhu dan cuaca, pemakaian getah damar sebesar 6% pada
memerlukan perawatan yang cenderung lebih aspal telah dapat meningkatkan keawetan/
banyak serta membutuhkan sistem drainase durabilitas campuran aspal. Dapat
dengan kualitas yang baik agar terhindar dari disimpulkan bahwa keberadaan getah damar
genangan air pada permukaan perkerasan sebesar 6% dalam campuran AC-BC dapat
aspal, dimana genangan air yang berada pada menjadikan campuran aspal lebih baik dalam
aspal dapat dengan cepat merusak perkerasan menghadapi perubahan cuaca, temperatur dan
aspal tersebut. iklim.
Beberapa riset tentang campuran aspal Perceka & Ing (2019)[3] menganalisis
telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan tentang pemakaian getah pinus pada
tujuan untuk meningkatkan kemampuan aspal campuran beton aspal. Dari hasil analisisnya,
dalam mengatasi kelemahan-kelemahan yang diperoleh bahwa peningkatan kadar getah
telah disebutkan di atas, diantaranya dengan pinus dalam campuran aspal berbanding
melakukan modifikasi pada aspal. Modifikasi terbalik dengan nilai stabilitas Marshall, atau
aspal adalah kegiatan mencampur aspal dengan kata lain, semakin besar persentase
dengan bahan lain yang secara garis besar getah pinus yang ada pada campuran,
bahan tersebut memiliki kesamaan sifat menyebabkan semakin kecil nilai
stabilitasnya.
1 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Fondasi: Jurnal Teknik Sipil, Volume X No XX 201X

Agustian & Agusmaniza (2022)[4] dilakukan dengan tujuan untuk mencegah


menganalisis tentang pemakaian 4% getah kerusakan pada perkerasan aspal seperti
damar sebagai pengganti aspal pada campuran retak pada suhu udara rendah serta
AC-BC. Hasil analisis penelitiannya diperoleh mencegah deformasi plastis ketika beban
bahwa penggunaan 4% getah damar mampu berat melintas pada suhu udara yang tinggi
meningkatkan nilai stabilitas campuran aspal akibat penguapan dari panas matahari.
secara signifikan dibandingkan dengan
campuran yang menggunakan aspal murni. 2.4 Agregat
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Agregat adalah susunan butir-butir
beberapa peneliti di atas, penulis tertarik batu pecah, kerikil, pasir maupun mineral
untuk menganalisis pengaruh pergantian aspal lainnya berupa hasil alam atau buatan yang
dengan 2% getah damar terhadap sifat saling isi mengisi.
Marshall campuran AC-BC. Adapun jenis Agregat merupakan komponen
aspal yang dipakai adalah aspal penetrasi terpenting dari beberapa material penyusun
60/70 yang diproduksi oleh PT. Pertamina. campuran aspal dengan proporsi yang
Penggunaan 2% getah damar dalam paling banyak. Komposisinya berada pada
penelitian ini diharapkan dapat memberi rentang 90,00%-95,00% dari berat
informasi yang lebih lengkap tentang keseluruhan campuran aspal atau 75,00%-
penggunaan getah damar dalam campuran 85,00% proporsi agregat dihitung dari
aspal, serta yang paling utama adalah dapat volume campuran aspal (Sukirman, 2016)
mengatasi kelemahan-kelemahan yang [5]
.
terdapat pada campuran aspal agar Kualitas perkerasan aspal, daya
menghasilkan kualitas yang lebih baik. dukung serta keawetannya sangat
ditentukan dari mutu agregat yang dipakai
2. Tinjauan Pustaka dalam campuran aspal.
2.1 Aspal
Aspal merupakan material yang 2.5 Gradasi agregat
secara visual berwarna coklat tua agak Gradasi agregat adalah susunan
kehitaman yang pada suhu rendah akan butiran agregat sesuai ukuran yang saling
cenderung mengeras dan pada suhu tinggi mengunci dan saling mengikat sehingga
akan menjadi lunak/ mencair [Sukirman, berperan penting pada nilai atau kualitas
2016]. campuran aspal (Bukhari, dkk, 2007)[7].
Pemilihan gradasi agregat harus
2.2 Getah damar sesuai dengan kondisi pelayanan jalan
Getah damar merupakan salah satu yang direncanakan. Beberapa jenis gradasi
bahan resin alami yang dihasilkan dari yang umum digunakan di Indonesia yaitu
tanaman famili dipterocarpaceae dan gradasi rapat dan gradasi terbuka.
burseraceae melalui proses sadap (Jamal, Amplop gradasi campuran AC-BC
2015) [6]. Getah damar memiliki senyawa umumnya menggunakan gradasi rapat
hidrokarbon dan mudah bereaksi ketika seperti yang terlihat pada Tabel 1.
dipanaskan sehingga memiliki potensi
sebagai bahan tambah dalam campuran Tabel 1. Amplop Gradasi Agregat Campuran
aspal. (AC-BC)
Ukuran Ayakan
% Lolos
ASTM (mm)
2.3 Aspal modifikasi 1" 25 mm 100%
Aspal modifikasi ialah aspal keras 3/4" 19 mm 90% - 100%
yang dicampurkan dengan suatu bahan lain 1/2" 12,5 mm 75% - 90%
untuk meningkatkan kualitas aspal (Saleh. 3/8" 9,5 mm 66% - 82%
Dkk, 2016). Penggunaan aspal modifikasi No. 4 4,75 mm 46% - 64%

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 1


Fondasi: Jurnal Teknik Sipil, Volume X No XX 201X

No. 8 2,36 mm 30% - 49% pergantian getah damar, kemudian


No. 16 1,18 mm 18% - 38% dilakukan pengujian aspal dengan
No. 30 0,6 mm 12% - 28%
pergantian 2% getah damar terhadap berat
No. 50 0,3 mm 7% - 20%
No. 150 0,15 mm 5% - 13% aspal untuk mengetahui apakah aspal
No. 200 0,075 mm 4% - 8% modifikasi ini dapat digunakan dan masih
Sumber: Bina Marga, 2018 dalam batas syarat yang ditentukan.
2.6 Bahan pengisi (filler)
Bahan pengisi (filler) merupakan 3.2 Pemilihan getah damar
material yang digunakan dengan tujuan Getah damar yang digunakan berasal
untuk memperkecil rongga-ronga yang ada dari perkebunan warga di daerah
pada campuran aspal agar menghasilkan Kabupaten Aceh Tenggara. Getah damar
nilai stabilitas campuran yang baik. tersebut awalnya berbentuk bongkahan
Bahan pengisi (filler) yang umum berwarna agak kekuningan. Bongkahan
digunakan adalah debu batu kapur, abu tersebut selanjutnya ditumbuk hingga
tanur semen, semen portland, abu terbang berbentuk bubuk agar menjadi halus.
atau material non plastis lainnya yang lolos Getah damar yang berbentuk bubuk
ayakan no. 200 (75 micron) tidak kurang tersebut disaring dengan menggunakan
dari 75% (Hamzah. dkk, 2016)[8]. saringan no. 200. Material yang
digunakan sebagai bahan pengganti aspal
2.7 Lapis aspal beton sebesar 2% dari berat aspal dalam
Lapis aspal beton ialah lapisan yang campuran merupakan material yang lolos
terletak pada bagian atas struktur saringan. Proses pencampuran getah damar
perkerasan jalan yang memiliki nilai dan aspal dilakukan dengan metode
struktural. Menurut Direktorat Jenderal pencampuran panas, dimana aspal
Bina Marga (2018)[9], lapisan ini terdiri dipanaskan dahulu, ketika aspal sudah
dari agregat bergradasi padat/ rapat yang mencair dan mencapai suhu yang
dicampur dengan aspal keras, dihampar direncanakan, selanjutnya bubuk getah
dan dipadatkan pada temperatur tertentu. damar dimasukkan sembari diaduk secara
Salah satu jenis campuran aspal yang saat merata sehingga terjadi pencampuran yang
ini sering diaplikasikan oleh Direktorat homogen.
Jenderal Bina Marga adalah asphalt
concrete-binder course (AC-BC). 3.3 Pengujian sifat fisis agregat
Persyaratan sifat campuran AC-BC Pengujian sifat fisis agregat meliputi
dapat dilihat seperti pada Tabel 2. uji berat jenis dan daya serap agregat, berat
isi agregat, uji kekerasan agregat
Tabel 2. Persyaratan Sifat Laston (AC-BC) menggunakan impact test, keausan agregat
Sifat Campuran AC-BC
AC-BC menggunakan alat los angeles serta daya
Mod rekat agregat pada aspal.
Density 2 gr/cm3 2 gr/cm3
Void in Mix 3% - 5% 3% - 5%
Void in Mineral Aggregate 14% 14% 3.4 Pengujian gradasi agregat
Void Filled by Asphalt 65% 65% Pengujian gradasi agregat dilakukan
Stabilitas Marshall 800 kg 1000 kg
dengan analisa saringan. Agregat diayak
Flow/ Kelelehan 2 – 4 mm 2 – 4 mm menggunakan satu set saringan sesuai
Kuosien Marshall 250 kg/mm 250 kg/mm dengan ukuran yang direncanakan.
Stabilitas Marshall sisa 90% 90% Penyaringan dilakukan dengan meletakkan
Sumber: Bina Marga, 2018 saringan ukuran diameter terbesar pada
posisi paling atas dan yang terkecil di
3. Metode Penelitian bawah dengan urutan diameter saringan
3.1 Pengujian sifat fisis aspal sebagai berikut: 19,0 mm; 12,5 mm; 9,5
Pengujian sifat fisis aspal yang diuji mm; 4,75 mm; 2,36 mm; 1,18 mm; 0,6
dalam penelitian ini adalah titik lembek, mm; 0,3 mm; 0,15 mm dan 0,075 mm.
berat jenis aspal, penetrasi dan daktilitas
aspal. Uji aspal dilakukan mulanya tanpa
1 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Fondasi: Jurnal Teknik Sipil, Volume X No XX 201X

Agregat yang tertahan di atas masing-


masing saringan ditimbang beratnya untuk 3.7 Pembuatan sampel
dilakukan perhitungan persentase Bila semua material penyusun
komposisi, apakah sebaran butiran pada campuran aspal telah memenuhi spesifikasi
agregat tersebut sudah sesuai dengan yang ditentukan, maka proses pembuatan
gradasi yang direncanakan atau tidak. sampel dapat dilaksanakan.
Pembuatan sampel pada penelitian ini
3.5 Pemilihan bahan pengisi (filler) dikelompokkan menjadi 4 (empat) jenis,
Bahan pengisi (filler) yang yaitu:
dimasukkan dalam campuran aspal ialah 1. Sampel tanpa pergantian getah damar
semen portland yang diproduksi oleh PT. dengan beberapa persentase aspal untuk
Solusi Bangun Indonesia. Sebelum menghitung kadar aspal optimum
digunakan, semen diayak dulu dengan (KAO);
ayakan no. 200, selanjutnya material 2. Sampel dengan pergantian 2% getah
semen yang lolos saringan tersebut yang damar dengan beberapa persentase
dipakai pada campuran AC-BC sebagai aspal untuk mendapatkan KAO;
bahan pengisi sesuai komposisi semen 3. Sampel pada KAO tanpa pergantian
yang ada di dalam campuran aspal. getah damar; dan
4. Sampel pada KAO dengan pergantian
3.6 Penentuan variasi persentase aspal 2% getah damar.
Variasi persentase aspal ditentukan Bila pembuatan sampel penentuan
dengan menggunakan metode empiris KAO baik dengan pergantian maupun
berdasarkan rumus yang sudah ditetapkan tidak dengan pergantian getah damar
dalam perhitungan persentase aspal ideal selesai, maka langkah selanjutnya adalah
sebuah campuran aspal. Bila persentase melakukan pengujian dan perhitungan sifat
aspal ideal adalah Pb%, maka persentase Marshall sehingga didapat data Marshall
aspal yang digunakan ialah (Pb - 1)%, (Pb campuran AC-BC memakai aspal penetrasi
- 0,5)%, Pb%, (Pb + 0,5)% dan (Pb + 1)%. 60/70 dan aspal modifikasi dengan
Pada penelitian ini, berdasarkan pergantian 2% getah damar. Dengan
perhitungan dalam perencanaan gradasi, metode overlapping dapat dihitung KAO
nilai persentase untuk setiap komposisi untuk setiap jenis campuran aspal
jenis agregat didapat sebesar: CA (agregat berdasarkan hubungan atau korelasi dari
kasar) = 60,5%, FA (agregat halus) = setiap sifat Marshall dengan persentase
33,5%, bahan pengisi (filler) = 6%. Untuk aspal.
nilai konstanta yang dipilih adalah 0,75. Jumlah sampel yang diperlukan untuk
Sehingga persentase aspal ideal campuran perhitungan KAO berdasarkan sifat
AC-BC pada penelitian ini dapat dihitung Marshall campuran AC-BC dapat dilihat
dengan menggunakan persamaan berikut: pada Tabel 3.
Pb = 0,035 (%CA) + 0,045 (%FA) +
0,18 (%Filler) + konstanta…….(1) Tabel 3. Sampel Tanpa dan Dengan Pergantian
Pb = 0,035 (60,5%) + 0,045 (33,5%) + 2% Getah Damar untuk Perhitungan KAO
0,18 (6%) + 0,75 Persentas Sampel Tanpa Sampel Dengan
e Pergantian Pergantian 2%
Pb = 5,46% Aspal Getah Damar Getah Damar
Persentase aspal ideal tersebut 4,5% 3 Sampel 3 Sampel
kemudian dibulatkan ke atas menjadi 5,0% 3 Sampel 3 Sampel
5,5%. Maka variasi kadar aspal pada 5,5% 3 Sampel 3 Sampel
sampel adalah 4,5%; 5,0%; 5,5%; 6,0% 6,0% 3 Sampel 3 Sampel
6,5% 3 Sampel 3 Sampel
dan 6,5% terhadap berat total campuran
Total 15 Sampel 15 Sampel
(agregat, aspal dan bahan pengisi/ filler).

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 1


Fondasi: Jurnal Teknik Sipil, Volume X No XX 201X

Setelah KAO diperoleh dari masing-


masing jenis campuran aspal, tahap 4. Analisis dan Pembahasan
berikutnya adalah melakukan pembuatan 4.1 Hasil pengujian aspal penetrasi
sampel pada KAO tanpa dan dengan 60/70
pergantian 2% getah damar agar diketahui Hasil pengujian aspal penetrasi 60/70
perbandingan sifat Marshall kedua jenis berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
campuran aspal tersebut. bahwa aspal tersebut dapat dipakai karena
Jumlah sampel untuk mendapatkan telah terpenuhinya setiap syarat yang
sifat campuran AC-BC pada KAO ditetapkan. Hasil pengujian sifat fisis aspal
ditunjukkan pada Tabel 4. dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 4. Sampel Tanpa dan Dengan Pergantian Tabel 5. Hasil Pengujian Sifat Fisis Aspal
2% Getah Damar Pada KAO Penetrasi 60/70
Sampel Sampel
Pengujian Hasil Syarat
KAO Direndam 30 Direndam 24
Menit, 60°C Jam, 60°C Penetrasi 62 60 - 70
Tanpa Getah 3 Sampel 3 Sampel Berat Jenis 1,031 gr/cm3 Min. 1 gr/cm3
Dengan 2% Getah 3 Sampel 3 Sampel Ttitk Lembek 50,1 oC Min. 48 oC
Jumlah 6 Sampel 6 Sampel Daktilitas 140 cm Min. 100 cm
Sumber: Hasil Analisa, 2023
Berdasarkan table di atas, maka
jumlah keseluruhan sampel yang dibuat 4.2 Hasil pengujian aspal modifikasi
pada penelitian ini yaitu sebanyak 42 Pengujian aspal modifikasi yang
sampel. merupakan gabungan antara aspal
penetrasi 60/70 dengan 2% getah damar
3.8 Metode analisis data sebagai pengganti hanya dititikberatkan
Metode analisis data hasil perhitungan pada uji berat jenis. Nilai berat jenis yang
sifat Marshall yang dipakai pada penelitian didapat berdasarkan hasil pengujian yaitu
ini adalah analisis.regresi nonlinear orde 1,032 gr/cm³. Dari sini dapat disimpulkan
dua untuk mengetahui hubungan antara bahwa berat jenis aspal modifikasi tersebut
sifat Marshall dengan persentase aspal. telah memenuhi syarat yang ditetapkan
Sifat-sifat Marshall yang diperoleh oleh Direktorat Jenderal Bina Marga
dari perhitungan dan pengujian, kemudian (2018)[9] yaitu lebih besar dari 1 gr/cm³.
diplot pada diagram dengan sumbu x dan y Data berat jenis aspal ini menjadi
sehingga menghasilkan grafik berbentuk penting karena data tersebut dibutuhkan
garis lengkung yang menunjukkan dalam perhitungan beberapa sifat Marshall
hubungan antara variasi persentase aspal dengan menggunakan rumus-rumus
(variabel bebas) dengan masing-masing empiris pada perencanaan campuran aspal.
sifat Marshall (variabel terikat)
(Triadmodjo, 2002)[10]. Sumbu y pada 4.3 Hasil pengujian agregat
grafik mewakili nilai setiap sifat Marshall, Hasil pengujian agregat berdasar pada
sedangkan sumbu x mewakili variasi ketentuan yang disyaratkan disajikan
persentase aspal. dalam Tabel 6.
Hubungan antara persentase kadar
aspal dengan sifat Marshall tersebut Tabel 6. Hasil Pengujian Sifat Fisis Agregat
selanjutnya dihitung dan dianalisis Pengujian Hasil Syarat
menggunakan metode overlapping agar
diperoleh nilai KAO baik dengan Berat Jenis 2,668 Min. 2,5
Penyerapan 0,31% Mak. 3%
pergantian 2% getah damar maupun tidak.
Berat Isi 1,5 kg/dm3 Min. 1 kg/dm3
KAO merupakan persentase kadar aspal Impact Test 8,9% Mak. 30%
rata-rata/ nilai tengah yang memenuhi dan Keausan 15,0% Mak. 40
sesuai dengan semua ketentuan sifat Sumber: Hasil Analisa, 2023
Marshall yang berlaku.

1 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Fondasi: Jurnal Teknik Sipil, Volume X No XX 201X

Dari hasil pengujian, agregat yang masing ukuran agregat untuk satu buah
diuji tersebut telah sesuai dengan sampel berdasarkan hasil perhitungan
ketentuan yang berlaku, sehingga komposisi agregat dalam satu sampel.
memenuhi syarat untuk digunakan pada Adapun gradasi yang digunakan
campuran aspal. Apabila terdapat salah dalam penelitian ini adalah nilai tengah
satu sifat fisis agregat yang tidak dari rentang gradasi untuk campuran AC-
terpenuhi/ tidak sesuai dengan ketentuan, BC berdasarkan spesifikasi teknis yang
maka hal tersebut dapat dikesampingkan diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina
jika agregat telah memenuhi hasil Marga (2018)[9].
pengujian keausan/ abrasi dengan mesin
los angeles dan hasil pengujian kekerasan 4.5 Hasil uji Marshall untuk penentuan
agregat dengan impact test. KAO
Hasil uji Marshall dari beberapa
4.4 Hasil pengujian gradasi agregat persentase aspal untuk perhitungan KAO
Hasil pengujian gradasi agregat dengan pergantian dan tanpa pergantian
menunjukkan bahwa sebaran butiran 2% getah damar diperlihatkan pada Tabel
agregat yang di analisis dengan 7 dan Tabel 8.
menggunakan satu set ayakan, belum
memenuhi rentang gradasi yang
direncanakan dalam penelitian ini. Oleh
karena itu perlu dilakukan penyesuaian
gradasi terlebih dahulu agar sesuai dengan
gradasi yang direncanakan baru kemudian
dilakukan penimbangan untuk masing-

Tabel 7. Hasil Uji Marshall dengan Variasi Persentase Aspal Penetrasi 60/70 tanpa
Pergantian Getah Damar
Kadar Aspal Spesifikasi
No Sifat Campuran Bina Marga
4,50% 5,00% 5,50% 6,00% 6,50%
(2018)
1 Density 2,40 2,43 2,42 2,44 2,41 Min. 2 gr/cm3
2 Void in Mix 4,57 2,66 2,53 0,78 1,35 3% - 5%
3 Void in Mineral Aggregate 9,43 18,87 19,82 19,44 20,93 Min. 15%
4 Void Filled by Asphalt 76,45 85,96 87,27 95,99 93,60 Min. 65%
5 Stabilitas 1631,48 1846,54 1278,99 1357,09 1118,22 Min. 800 kg
6 Flow/ Kelelehan 3,50 3,90 4,05 4,10 5,30 2 mm – 4 mm
7 Kuosien Marshall 473,98 468,49 314,11 330,82 211,52 Min. 250 kg/mm
Sumber: Hasil Analisa, 2023

Tabel 8. Hasil Uji Marshall dengan Variasi Persentase Aspal Penetrasi 60/70 dengan
Pergantian 2% Getah Damar
Kadar Aspal Spesifikasi
No Sifat Campuran Bina Marga
4,50% 5,00% 5,50% 6,00% 6,50%
(2018)
1 Density 2,42 2,44 2,43 2,44 2,42 Min. 2 gr/cm3
2 Void in Mix 3,70 2,30 2,03 0,83 0,84 3% - 5%
3 Void in Mineral Aggregate 18,68 18,57 19,40 19,47 20,51 Min. 15%
4 Void Filled by Asphalt 80,18 87,79 89,53 95,73 95,93 Min. 65%
5 Stabilitas 2150,59 2120,92 1957,78 1632,16 1475,75 Min. 1000 kg
6 Flow/ Kelelehan 3,80 4,00 3,45 3,75 5,20 2 mm – 4 mm
7 Kuosien Marshall 565,92 546,20 572,05 436,82 289,85 Min. 250 kg/mm
Sumber: Hasil Analisa, 2023

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 1


Fondasi: Jurnal Teknik Sipil, Volume X No XX 201X

Berdasarkan hasil perhitungan dan pergantian dan tanpa pergantian getah


pengujian, diperoleh tujuh nilai sifat damar, dimana KAO campuran aspal tanpa
Marshall yaitu density, void in mix (VIM), memakai getah damar sedikit lebih besar
void in mineral aggregate (VMA), void filled dibandingkan dengan KAO campuran
by asphalt (VFA), stabilitas, flow dan aspal dengan pergantian getah damar.
kuosien Marshall. Nilai sifat Marshall dari Perbedaan ini dapat dipastikan akibat
beberapa persentase aspal tersebut penggunaan jenis aspal yang berbeda di
kemudian dianalisis untuk menghitung dalam campuran. Hasil tersebut
KAO dengan menggunakan analisa regresi memperlihatkan bahwa penggunaan getah
nonlinear yang menyatakan hubungan damar sebagai bahan pengganti aspal di
antara persentase aspal (sumbu x) dengan dalam campuran dapat menghemat
masing-masing sifat Marshall (sumbu y). kebutuhan aspal. Meskipun lebih sedikit,
Hasil analisis regresi untuk campuran namun aspal di dalam campuran dapat
AC-BC memakai aspal penetrasi 60/70 mengikat material penyusun yang terdapat
tanpa pergantian getah damar dengan di dalam campuran dengan baik.
menggunakan metode overlapping didapat
KAO sebesar 4,75%, sedangkan pada 4.6 Hasil uji Marshall pada KAO
campuran AC-BC menggunakan aspal Hasil uji Marshall campuran AC-BC
penetrasi 60/70 dengan pergantian 2% tanpa pergantian dan dengan pergantian
getah damar dihasilkan KAO sebesar 2% getah damar pada KAO ditunjukkan
4,65% yang telah sesuai ketentuan semua pada Tabel 9.
sifat Marshall.
Terdapat selisih besaran KAO yang
dihasilkan antara campuran aspal dengan

Tabel 9. Hasil Uji Marshall Pada Persentase KAO


KAO Tanpa Getah KAO 2% Getah Spesifikasi Bina
No Sifat Campuran
Damar (4,75%) Damar (4,65%) Marga (2018)
1 Density 2,40 2,40 Min. 2 gr/cm3
2 Void in Mix 4,16 4,53 3% - 5%
3 Void in Mineral Aggregate 19,60 19,70 Min. 15%
4 Void Filled by Asphalt 78,85 77,00 Min. 65%
5 Stabilitas 2143,92 2276,66 Min. 1000 kg
6 Flow/ Kelelehan 3,15 3,30 2 mm – 4 mm
7 Kuosien Marshall 681,17 689,90 Min. 250 kg/mm

Sumber: Hasil Analisa, 2023

4.7 Hasil uji Marshall untuk nilai 2% Getah


durabilitas Damar
Perhitungan nilai durabilitas kedua
jenis campuran AC-BC disajikan pada Durabilitas merupakan nilai keawetan
Tabel 10. dari suatu campuran aspal, dimana
perhitungannya dilakukan dengan cara
Tabel 10. Nilai Durabilitas dengan dan tanpa membandingkan nilai stabilitas sampel
Pergantian Getah Damar yang direndam selama 24 jam dengan nilai
Jenis Stabilitas Stabilitas Nilai stabilitas sampel yang direndam selama 30
Campuran Rendaman Rendaman Durabilitas menit pada temperatur 60˚C baik dengan
AC-BC 30 Menit 24 Jam (%) ataupun tanpa pergantian 2% getah damar
(4) = 3/2 x
(1) (2) (3)
100 pada KAO.
Tanpa
Getah 2143,92 2080,24 97,03 4.8 Pembahasan hasil uji Marshall
Damar Dari hasil perhitungan dan pengujian,
Pergantian 2276,66 2120,92 93,16
nilai density campuran AC-BC tanpa
1 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Fondasi: Jurnal Teknik Sipil, Volume X No XX 201X

pergantian dan dengan pergantian 2% besar akan menghasilkan selimut aspal


getah damar telah sesuai dengan ketentuan yang tebal pada agregat, sehingga
yang berlaku yaitu lebih besar dari 2 berakibat pada semakin besarnya rongga
gr/cm3. yang terdapat diantara agregat (Agustian &
Nilai void in mix yang didapat pada Agusmaniza, 2021)[11].
campuran AC-BC tanpa pergantian dan Nilai stabilitas untuk kedua jenis
dengan pergantian getah damar pada campuran AC-BC berdasarkan hasil uji
persentase KAO yaitu senilai 4,16% dan Marshall telah memenuhi ketentuan yang
4,53%. ditetapkan, dimana untuk campuran aspal
Lebih tingginya persentase void in menggunakan aspal keras harus lebih besar
mix pada campuran AC-BC dengan dari 800 kg, sedangkan untuk campuran
pergantian 2% getah damar tersebut aspal dengan menggunakan aspal
dikarenakan kadar aspal yang terdapat di modifikasi harus lebih besar dari 1000 kg.
dalam campuran lebih kecil dibandingkan Nilai stabilitas yang dihasilkan pada
kadar aspal pada campuran AC-BC tanpa campuran aspal dengan pergantian getah
getah damar. Kadar aspal yang damar lebih besar dibandingan campuran
lebih besar tentunya menyebakan rongga- tanpa getah damar. Hal ini memperlihatkan
rongga yang terdapat didalam campuran bahwa penggunaan getah damar sebagai
terisi oleh aspal sehingga mengakibatkan material pengganti aspal mampu
rongga yang tersisa dalam campuran meningkatkan kekuatan campuran aspal
semakin sedikit. Meskipun demikian, dalam menerima repetisi beban kendaraan
persentase void in mix kedua jenis yang melintas di atasnya.
campuran tersebut dapat dikatakan telah Nilai flow untuk kedua jenis
sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan campuran AC-BC telah memenuhi
oleh Direktorat Jenderal Bina Marga ketentuan yang disyaratkan oleh Direktorat
(2018)[9] yaitu berada pada rentang 3% s.d. Jenderal Bina Marga (2018)[9] yaitu berada
5%. pada rentang 2 mm s.d. 4 mm. Dapat
Persentase void in mineral aggregate dikatakan bahwa, kedua jenis campuran
dan void filled by asphalt dari kedua jenis tersebut memiliki tingkat elastisitas yang
campuran AC-BC baik dengan pergantian dibutuhkan campuran aspal ketika terjadi
getah damar maupun tidak, tidak memiliki pembebanan pada saat kendaraan melintas
perbedaan yang mencolok. di atasnya tanpa mengalami keretakan,
Void in mineral aggregate adalah sehingga penurunan pondasi/ tanah dasar
rongga yang terdapat diantara butir (konsolidasi/ settlement) dapat dihindari.
agregat, tidak termasuk selimut aspal yang Nilai kuosien Marshall pada kedua
melekat pada agregat dan bukan pula jenis campuran AC-BC yang dihasilkan
rongga yang terdapat di dalam agregat itu tidak memiliki perbedaan yang mencolok,
sendiri, sedangkan void filled by asphalt dimana nilai kuosien Marshall campuran
adalah rongga di dalam campuran yang aspal dengan getah damar sedikit lebih
terisi atau terselimuti oleh aspal. Dapat besar dibandingkan dengan campuran AC-
diartikan bahwa, void filled by asphalt BC tanpa pergantian getah damar, yaitu
merupakan bagian dari void in mineral 689,90 kg/mm berbanding 681,17 kg/mm.
aggregate. Nilai kuosien Marshall yang tinggi
Besar kecilnya persentase void in pada campuran aspal menunjukkan bahwa
mineral aggregate dan void filled by campuran aspal tersebut cenderung agak
asphalt dalam campuran aspal dipengaruhi kaku dan menurunkan kelenturan serta
oleh persentase aspal yang menyelimuti fleksibelitas aspal beton.
butir agregat dan yang mengisi rongga di
dalam campuran. Persentase aspal yang 5. Kesimpulan dan Saran

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 1


Fondasi: Jurnal Teknik Sipil, Volume X No XX 201X

5.1 Kesimpulan Unaya, vol. 4, no. 1, p. 1, 2018.


Pergantian 2% getah damar di dalam [3] D. P. Perceka and T. L. Ing, “Pengaruh
aspal pada campuran AC-BC dapat Getah Pinus pada Stabilitas, Pelelehan,
menghasilkan KAO yang lebih rendah dan Durabilitas Lapos Pengikat Beton
dibanding dengan tanpa pergantian getah Aspal,” J. Tek. Sipil, vol. 12, no. 1, pp.
damar. Dengan kata lain, penggunaan 64–83, 2019.
getah damar dapat mengurangi dan [4] K. Agustian and R. Agusmaniza,
mengoptimalkan kebutuhan aspal dalam “Evaluasi Karakteristik Campuran AC-
campuran aspal. BC menggunakan Abu Cangkang Kemiri
Selain itu, penggunaan 2% getah sebagai Bahan Substiusi Filler terhadap
damar juga mampu meningkatkan kualitas Parameter Marshall,” vol. 13, no. 2, pp.
campuran aspal dalam menerima repetisi 86–93, 2021.
beban kendaraan yang melintas di atasnya, [5] S. Sukirman, Beton Aspal Campuran
terlihat dari peningkatan nilai stabilitas Panas, 3rd ed., Bandung: Institut
pada jenis campuran AC-BC dengan Teknologi Nasional, Bandung, 2016.
memakai getah damar sebagai pengganti [6] Jamal, “Karakteristik bahan bakar dan
aspal dibanding dengan nilai stabilitas pembakaran resin damar
campuran tanpa getah damar. (Dipterocarpaceae),” Universitas
Dari segi ketahanan campuran aspal Brawijaya, 2015.
terhadap perubahan temperatur dan cuaca, [7] Bukhari dkk., Rekayasa Bahan dan
kedua jenis campuran telah dapat Tebal Perkerasan. Banda Aceh: Fakultas
memenuhi persyaratan yang ditetapkan Teknik Universitas Syiah Kuala, 2007.
melalui perhitungan nilai durabilitas, [8] R. A. Hamzah, O. H. Kaseke, and M. M.
dimana nilai durabilitas kedua jenis Manopo, “‘Pengaruh Variasi Kandungan
campuran tersebut telah lebih besar dari Bahan Pengisi Terhadap Kriteria
90%. Marshall Pada Campuran Beraspal Panas
5.2 Saran Jenis Lapis Tipis Aspal Beton – Lapis
Pencampuran getah damar pada aspal Aus Gradasi Senjang,’” J. Sipil Statik,
dalam campuran AC-BC ini merupakan vol. 4, no. 7, pp. 447–452, 2016.
cara basah dimana getah damar [9] Kementerian Pekerjaan Umum dan
dimasukkan ke dalam aspal panas, serta Perumahan Rakyat; Direktorat Jenderal
menggunakan gradasi rapat/ menerus, Bina Marga, Spesifikasi Umum Bina
disarankan untuk mengetahui lebih lanjut Marga 2018 untuk Pekerjaan Jalan dan
tentang penggunaan getah damar dalam Jembatan. Jakarta: 2018.
campuran aspal agar menggunakan jenis [10] B. Triadmodjo, Metode Numerik, 8th ed.
campuran aspal yang berbeda dan Yogyakarta: Beta Offset, 2010.
persentase pergantian yang berbeda pula [11] K. Agustian and R. Agusmaniza,
dengan metode pencampuran “Karakteristik Marshall Campuran AC-
menggunakan cara kering dimana getah BC Menggunakan 4% Getah Damar
damar dimasukkan ke dalam agregat yang Sebagai Pengganti Aspal,” Siklus J. Tek.
dipanaskan. Sipil, vol. 8, no. 2, pp. 161–173, 2022.

6. Daftar Pustaka
[1] T. Sefrus, “Analisa Penambahaan Getah
Damar Batu (Agathis Alba) Pada
Campuran Asphalt Concrete Binder
Course (AC-BC),” Maj. Tek. Simes, vol.
7, no. 1, p. 5, 2013.
[2] K. Agustian and M. Ridha, “Karakteristik
Marshall Campuran AC-BC Dengan
Menggunakan 6% Getah Damar Sebagai
Bahan Substitusi Aspal,” J. Tek. Sipil

1 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Fondasi: Jurnal Teknik Sipil, Volume X No XX 201X

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 1

Anda mungkin juga menyukai