Kata kunci : Laston Lapis Aus, AspalPorus, Crumb Rubber, Karakteristik Marshall. AAPA.
Abstract: Asphalt mixture is still the dominant road pavement cover layer in Indonesia, although some road
sections have been done with a rigid pavement with concrete. Hot asphalt mixture is a mixture of aggregate with
asphalt as a binder at a certain composition and temperature. Many types of asphalt mixtures and are generally
determined by the type of aggregate gradation used, asphalt type and mixing / compaction temperature. The
purpose of this study was to study the characteristics of a mixture of porous asphalt with crumb rubber
substitution into asphalt penetration 60/70. The making of the test object for determining the optimum asphalt
content (KAO) was used the Australian Asphalt Pavement Association (AAPA) method with parameters
including cantabro loss (CL), asphalt flow down (AFD), and void in mix (VIM) methods. The gradation
aggregates used are open gradations with asphalt content of 4.5%; 5%; 5.5%; 6%; and 6.5% without variations in
the use of rubber crumbs. Furthermore, testing and calculation of Marshall, CL, and AFD to get KAO. The initial
stage of this research is that the examination of the mixture used in the grading must follow the technical
specifications of AAPA (2004) about the wear-resistant laston mixture (AC-BC). Followed by the design and
manufacture of test specimens with asphalt content variation to determine the optimum asphalt content (KAO).
Based on the results of testing parameters Marshall, CL and AFD obtain optimum asphalt content (KAO) 5.57%,
where the greater the percentage of crumb rubber into the asphalt pen. 60/70, the higher the value, VIM, CL and
AFD. The greater the percentage of crumb rubber the value added mixture also increased. At the best optimum
asphalt content of 5.57% with a substitution of 4.5% rubber crumbs, a feasible value is obtained at 619.94 kg
while it meets the specifications required by the Australian Asphalt Pavement Association (2004) for traffic at
least 500 kg.
Keywords: Laston Lapis Aus, Asphalt Corus, Crumb Rubber, Marshall Characteristics. AAPA
1- Volume X, No. X, Bulan Tahun
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Almuslim
aspal modifikasi dengan perbandingan tertentu. Menurut Suroso (2009) ada dua cara
Campuran aspal porus dihampar dan dipadatkan untuk melakukan pencampuran dengan tujuan
pada permukaan perkerasan kedap air. Air yang menaikkan kinerja campuran beraspal yaitu
jatuh pada permukaan aspal porus meresap dengan cara basah dan cara kering.
Aspal Porus yang dikutip dari Australian dimasukan ke dalam aspal panas dan
Asphalt pavement Association (AAPA) pada diaduk dengan kecepatan tinggi sampai
tahun 1997 dan 2004 disajikanpada Tabel 2.1 homogen. Cara ini membutuhkan
tentang spesifikasi aspal porus. tambahan dana cukup besar antara lain
bahan bakar, mixer kecepatan tinggi
sehingga aspal modifikasi yang
dihasilkan harganya cukup besar
dibandingkan dengan aspal
konvensional.
2. Cara kering (Dry Process)
Suatu cara dimana plastik dimasukkan
ke dalam agregat yang dipanaskan pada
Aspal Modifikasi Polimer Plastomer temperatur campuran, kemudian aspal
Penggunaan material polimer dapat panas ditambahkan. Cara ini bisa lebih
meningkatkan daya tahan perkerasan terhadap murah ketimbang cara basah, lebih
kerusakan, seperti retak akibat perubahan suhu, mudah hanya dengan memasukan
deformasi permanen,fatigue damage, serta plastik ke dalam agregat panas, tanpa
pelepasan butir material (Yildirim 2007). membutuhkan peralatan lain untuk
Suroso dan Yamin (2003)menyebutkan mencampur (mixer).
aspal modifikasi polimer dapat menaikkan titik
lembek aspal sehinggan indek penetrasi aspal Penentuan KAO
naik, dengan demikian aspal tidak mudah Penentuan KAO campuran apal
terpengaruh oleh perbedaan temperatur. Dengan porusdalam penelitian ini menggunakan
naiknya indekpenetrasi maka shifness modulus metodeAustralian Asphalt Pavement
akan naik yang pada akhirnya akan Association(AAPA). Aquina (2014)
Adapun beberapa batasan dalam penelitian ini pemadat beserta pelat dasarnya, flow meter,
adalah: hammer pemadat, dan bak perendam dengan
1. Pengujian selanjutnya dilakukan pengatur suhu untuk pengujian durabilitas.
pembuatan benda uji aspal beton
dengan aspal pen.60/70 yang di Proses Penelitian
tambahkan variasi kadar Crumb Rubber Langkah-langkah yang dilakukan pada
sebagai pensubstitusi pada campuran penelitian ini berupa pengumpulan data yang
laston lapis aus (AC-WC). Adapun berguna bagi bagi proses penelitian. Data yang
jenis; diperoleh dari hasil penyelidikan hasil
2. Gradasi yang digunakan mengacu pada pengujian Marshall benda uji campuran AC-
spesifikasi AAPA (2004). WC disebut dengan data primer,sedangkan data
sekunder merupakan data pendukung yang
Data Primer diperoleh dari brosur-brosur produksi material
Data primer adalah data yang dan literatur lainnya. Metode pengujian
diperlukan sebagai pendukung utama dalam mengikuti prosedur Marshall, AAPA, AASHTO
suatu penulisan tugas akhir. Data ini diperoleh dan Bina Marga.
dari pengamatan atau pemeriksaan Secara garis besar, prosedur penelitian
dilaboratorium yang akan dijadikan suatu ini terbagi atas beberapa tahap, yaitu pengujian
pembahasan dan kesimpulan. Pemeriksaan pengujian sifat-sifat fisis aspal subtitusi Crumb
tersebut meliputi pemeriksaan, sifat - sifat fisis Rubber, perencanaan campuran beton aspal
aspal, agregat dan pengujian marshall. metode Marshall, pembuatan benda uji,
penentuan berat jenis bulk benda uji,pengujian
Data Sekunder stabilitasdan flow dengan alat Marshall,
Data sekunder merupakan data pengujian durabilitas, dan perhitungan
pendukung data primer yang diperlukan dalam parameter Marshall lainnya dari benda uji.
penelitian yang dapat berupa daftar spesifikasi
campuran, angka koreksi benda uji, peta lokasi Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisis Agregat
pengambilan sampel dan sebagainya. Kegiatan pemeriksaan sifat-sifat fisis
agregat meliputi beberapa pengujian,
Peralatan yang Digunakan diantaranya pengujian berat jenis agregat,
Peralatan yang digunakan berupa pengujian penyerapan agregat, pelapukan,
peralatan untuk pemeriksaan sifat-sifat fisis pengujian abrasi agregat menggunakan mesin
aspal, pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat, dan Los Angeles, kelekatan agregat terhadap aspal,
pengujian Marshall. Untuk pengujian Marshall, serta indeks kepipihan agregat dan
peralatan yang digunakan adalah peralatan kelonjongannya.
Marshall yang terdiri dari Marshall, mold