Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknik Sipil ISSN 2302-0253

10 Pages pp. 1- 110**


Universitas Almuslim
Expression is faulty **

KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL PORUS


DENGAN SUBSTITUSI CRUMB RUBBER
PADA ASPAL PEN. 60/70

Muhammad Mirza1, Iskandar Azis2, Deni Iqbal3


1)
Universitas Almuslim, Matangglumpangdua, Bireuen
2,3)
Prodi Teknik Sipil Universitas Almuslim, Matangglumpangdua, Bireuen, Indonesia
Email Penulis :
Abstrak: Campuran beraspal masih merupakan lapis penutup perkerasan jalan yang dominan di Indonesia,
walaupun dibeberapa ruas jalan telah dilakukan dengan lapis perkerasan kaku dengan beton. Campuran beraspal
panas merupakan campuran antara agregat dengan aspal sebagai pengikat pada komposisi dan suhu tertentu.
Banyak jenisnya campuran beraspal dan umumnya ditentukan oleh tipe gradasi agregat yang digunakan, jenis
aspal dan suhu pencampuran/pemadatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik campuran
aspal porus dengan substitusi crumb rubber kedalam aspal penetrasi 60/70. Pembuatan benda uji untuk
penentuan kadar aspal optimum (KAO) digunakan metode Australian Asphalt pavement Association (AAPA)
dengan parameter nilai cantabro loss (CL), asphalt flow down (AFD), dan voids in mix (VIM). Gradasiagregat
yang digunakan adalah gradasi terbuka dengan kadar aspal 4,5 %; 5%; 5,5%; 6%; dan 6,5% tanpa variasi
penggunaan crumb rubber. Selanjutnya dilakukan pengujian dan perhitungan Marshall, CL, dan AFD untuk
mendapatkan KAO. Tahapan awal penelitian ini adalah dengan melakukan pemeriksaan terhadap gradasi
campuran yang digunakan dalam gradasi harus mengikuti spesifikasi teknis AAPA (2004) mengenai campuran
laston lapis aus (AC-BC). Dilanjutkan dengan perancangan dan pembuatan benda uji dengan variasi kadar aspal
untuk penentuan kadar aspal optimum (KAO). Berdasarkan hasil pengujian parameter Marshall, CL dan AFD
diperoleh kadar aspal optimum (KAO) 5,57%, dimana semakin besar persentase crumb rubber ke dalam aspal
pen. 60/70, maka semakin meningkatkan nilai stabilitas, VIM, CL dan AFD. Semakin besar persentase crumb
rubber nilai stabilitas campuran juga semakin meningkat. Pada kadar aspal optimum terbaik 5,57 % dengan
substitusi 4,5% crumb rubber, nilai stabilitas diperoleh sebesar 619,94 kg dimana sudah memenuhi spesifikasi
yang disyaratkan Australian Asphalt Pavement Association (2004) untuk lalu lintas sedang yaitu minimum 500
kg.

Kata kunci : Laston Lapis Aus, AspalPorus, Crumb Rubber, Karakteristik Marshall. AAPA.

Abstract: Asphalt mixture is still the dominant road pavement cover layer in Indonesia, although some road
sections have been done with a rigid pavement with concrete. Hot asphalt mixture is a mixture of aggregate with
asphalt as a binder at a certain composition and temperature. Many types of asphalt mixtures and are generally
determined by the type of aggregate gradation used, asphalt type and mixing / compaction temperature. The
purpose of this study was to study the characteristics of a mixture of porous asphalt with crumb rubber
substitution into asphalt penetration 60/70. The making of the test object for determining the optimum asphalt
content (KAO) was used the Australian Asphalt Pavement Association (AAPA) method with parameters
including cantabro loss (CL), asphalt flow down (AFD), and void in mix (VIM) methods. The gradation
aggregates used are open gradations with asphalt content of 4.5%; 5%; 5.5%; 6%; and 6.5% without variations in
the use of rubber crumbs. Furthermore, testing and calculation of Marshall, CL, and AFD to get KAO. The initial
stage of this research is that the examination of the mixture used in the grading must follow the technical
specifications of AAPA (2004) about the wear-resistant laston mixture (AC-BC). Followed by the design and
manufacture of test specimens with asphalt content variation to determine the optimum asphalt content (KAO).
Based on the results of testing parameters Marshall, CL and AFD obtain optimum asphalt content (KAO) 5.57%,
where the greater the percentage of crumb rubber into the asphalt pen. 60/70, the higher the value, VIM, CL and
AFD. The greater the percentage of crumb rubber the value added mixture also increased. At the best optimum
asphalt content of 5.57% with a substitution of 4.5% rubber crumbs, a feasible value is obtained at 619.94 kg
while it meets the specifications required by the Australian Asphalt Pavement Association (2004) for traffic at
least 500 kg.

Keywords: Laston Lapis Aus, Asphalt Corus, Crumb Rubber, Marshall Characteristics. AAPA
1- Volume X, No. X, Bulan Tahun
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Almuslim

penetrasi, kekentalan (viskositas), dan titik


lembek (Anonim, 2004).
PENDAHULUAN Salah satu alternatif penanggulangan
Campuran beraspal masih merupakan langkanya aspal modifikasi ini adalah dengan
lapis penutup perkerasan jalan yang dominan di pemanfaatan bahan–bahan lain yang dapat
Indonesia, walaupun dibeberapa ruas jalan telah dijadikan sebagai bahan tambah, diantaranya
dilakukan dengan lapis perkerasan kaku dengan adalah pemanfaatan bahan sisa/limbah bahan
beton. Campuran beraspal panas merupakan polimer. Pemanfaatan material limbah pada
campuran antara agregat dengan aspal sebagai campuran perkerasan jalan dapat menjadi solusi
pengikat pada komposisi dan suhutertentu. alternatif dalam menanggulangi besarnya
Banyak jenisnya campuran beraspal dan jumlah limbah yang ada,terutama limbah yang
umumnya ditentukan oleh tipe gradasi agregat sulit terurai di dalam tanah.Salah satu material
yang digunakan, jenis aspal dan suhu limbah tersebut adalah Crumb Rubber. Dengan
pencampuran/ pemadatan. (Aquina, 2014) demikian, Crumb Rubber yang merupakan
Salah satu jenis campuran beraspal bahan buangan limbah dapat dimanfaatkan
adalah aspal porusyang merupakan salah satu dengan lebih maksimal untuk konstruksi
jenis perkerasan jalan yang telah dikembangkan perkerasan jalan. Crumb Rubber merupakan
di beberapa negara maju dan diperuntukkan hasil dari parutan ban luar kendaraan roda
hanya pada lapisan aus atau penutup(wearing empat yang merupakan bahan padat dengan
course). Menurut Diana (1995) aspal porus kekentalan dan bersifat lentur yang merupakan
(porous asphalt) merupakan campuran beraspal bahan tidak digunakan lagi yang berasal dari
panas bergradasi terbuka dengan persentase parutan ban bekas. Penggunaan Crumb Rubber
agregat kasar yang besar, persentase agregat sangat cocok digunakan pada daerah beriklim
halus yang kecil, sehingga menyediakan rongga panas (Kennedy, 2000).
udara yang besar. Rongga udara ini diharapkan
dapat meloloskan air jika hujan, sehingga air TINJAUAN PUSTAKA
tidak tergenang dipermukaan jalan Campuran Material Aspal Porus
beraspal porus ini umumnya mempunyai a. Aspal
stabilitas yang rendah dan sangat tergantung Aspal adalah material yang pada
dari mutu aspal sebagai bahan pengikat agregat, temperature ruang bersifat termoplastis serta
sehingga diperlukan aspal mutu tinggi yang aspal akan mencair jika dipanaskan sampai
merupakan aspal hasil modifikasi. Aspal pada temperatur tertentu dan kembali membeku
modifikasi adalah aspal yang dibuat dengan jika temperatur turun. Bersama dengan agregat,
mencampur aspal keras dengan suatubahan aspal merupakan material pembentuk campuran
tambah, penambahan ini dimaksudkan untuk perkerasan jalan.
memperbaiki sifat-sifat fisis aspal antara lain
Volume X, No. X, Bulan Tahun -2
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Almuslim

menghasilkan lapisan perkerasan yang lebih


Campuran Aspal Porus tahan terhadap beban berat dan padat.
Affan (2006) menyebutkan campuran
aspal porus merupakan campuran beraspal Teknik Pencampuran Crumb Rubber pada
panas antara agregat bergradasi terbuka dengan Campuran Aspal Modifikasi

aspal modifikasi dengan perbandingan tertentu. Menurut Suroso (2009) ada dua cara

Campuran aspal porus dihampar dan dipadatkan untuk melakukan pencampuran dengan tujuan

pada permukaan perkerasan kedap air. Air yang menaikkan kinerja campuran beraspal yaitu

jatuh pada permukaan aspal porus meresap dengan cara basah dan cara kering.

bebas ke permukaan lapisan dibawahnya, 1. Cara basah (Wet Process)

selanjutnya mengalir ke samping. Spesifikasi Suatu cara pencampuran dimana plastik

Aspal Porus yang dikutip dari Australian dimasukan ke dalam aspal panas dan

Asphalt pavement Association (AAPA) pada diaduk dengan kecepatan tinggi sampai

tahun 1997 dan 2004 disajikanpada Tabel 2.1 homogen. Cara ini membutuhkan

tentang spesifikasi aspal porus. tambahan dana cukup besar antara lain
bahan bakar, mixer kecepatan tinggi
sehingga aspal modifikasi yang
dihasilkan harganya cukup besar
dibandingkan dengan aspal
konvensional.
2. Cara kering (Dry Process)
Suatu cara dimana plastik dimasukkan
ke dalam agregat yang dipanaskan pada
Aspal Modifikasi Polimer Plastomer temperatur campuran, kemudian aspal
Penggunaan material polimer dapat panas ditambahkan. Cara ini bisa lebih
meningkatkan daya tahan perkerasan terhadap murah ketimbang cara basah, lebih
kerusakan, seperti retak akibat perubahan suhu, mudah hanya dengan memasukan
deformasi permanen,fatigue damage, serta plastik ke dalam agregat panas, tanpa
pelepasan butir material (Yildirim 2007). membutuhkan peralatan lain untuk
Suroso dan Yamin (2003)menyebutkan mencampur (mixer).
aspal modifikasi polimer dapat menaikkan titik
lembek aspal sehinggan indek penetrasi aspal Penentuan KAO
naik, dengan demikian aspal tidak mudah Penentuan KAO campuran apal
terpengaruh oleh perbedaan temperatur. Dengan porusdalam penelitian ini menggunakan
naiknya indekpenetrasi maka shifness modulus metodeAustralian Asphalt Pavement
akan naik yang pada akhirnya akan Association(AAPA). Aquina (2014)

3- Volume X, No. X, Bulan Tahun


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Almuslim

menyatakanpenentuan KAO dengan metode Diana (2004) menyebutkan


AAPA hanyamensyaratkan tiga parameter yaitu karakteristik yang diisyaratkan untuk campuran
VIM,cantabro loss (ketahanan terhadap aspal porus adalah: density, stabilitas, flow,
pelepasanbutir), dan asphalt flow down (aliran rongga didalam campuran (voids in mixture),
aspal kebawah). Adapun cara penentuan KAO Marshall Quotient (MQ), dan keawetan
masihmenggunakan metode AAPA (1997) (durability).
danspesifikasinya berdasarkan metode
AAPA(2004).Nilai spesifikasi penentuan KAO Uji Marshall
metodeAAPA tahun 1997 dan tahun2004 Menurut Sukirman (2003) metode
disajikanpada Tabel 2.6 berikut: campuran yang paling banyak dipergunakan di
Indonesia saat ini adalah metode rancangan
campuran berdasarkan pengujian empiris, yaitu
dengan mempergunakan alat Marshall. Uji
Marshall merupakan tahapan penting dalam
penentuan karakteristik campuran beraspal.
Adapun parameter Marshall untuk menentukan
karakteristik campuran beraspal adalah
Cantabro loss stabilitas, durabilitas, kelelehan plastis (flow),
Pengujian ini dimaksud untuk melihat kepadatan, Marshall Quotient, rongga dalam
ketahanan campuran terhadap pelepasan butir, campuran, rongga dalam mineral agregat, dan
dimana benda uji hasil pemadatan dengan alat rongga terisi aspal.
Marshall dimasukkan ke dalam alat pengujian
abrasi “Los Angeles” dan diputar sebanyak 300 METODE PENELITIAN
putaran tanpa menggunakan bola baja. Metode penelitian membahas tahapan-
tahapan yang dilaksanakan dimana secara garis
Asphalt flow down (AFD) besar metode penelitian ini tergambar dalam
Pengujian asphalt flow down ini bagan alir. Penelitian ini dilakukan di
dimaksudkan untuk mengetahui kadar aspal Laboratorium aspal mekanika tanah Fakultas
maksimum yang dapat tercampur homogen Teknik Universitas Almuslim
dengan agregat tanpa terjadinya pemisahan Matangglumpangdua. Bahan material yang
aspal. Hal ini penting dilakukan agar selama digunakan berupa agregat yang berasal dari
pengangkutan dari AMP (asphalt mixing plant) pabrik pemecah batu (stone crusser), PT.
ke lokasi penghamparan tidak terjadi pemisahan Krueng Meuh Kecamatan Peusangan
aspal. Kabupaten Bireuen. Aspal yang digunakan
berupa aspal keras penetrasi 60/70 produksi PT.
Karakteristik Campuran Aspal Porus Pertamina dengan tambahan gondorukem.

Volume X, No. X, Bulan Tahun -4


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Almuslim

Adapun beberapa batasan dalam penelitian ini pemadat beserta pelat dasarnya, flow meter,
adalah: hammer pemadat, dan bak perendam dengan
1. Pengujian selanjutnya dilakukan pengatur suhu untuk pengujian durabilitas.
pembuatan benda uji aspal beton
dengan aspal pen.60/70 yang di Proses Penelitian
tambahkan variasi kadar Crumb Rubber Langkah-langkah yang dilakukan pada
sebagai pensubstitusi pada campuran penelitian ini berupa pengumpulan data yang
laston lapis aus (AC-WC). Adapun berguna bagi bagi proses penelitian. Data yang
jenis; diperoleh dari hasil penyelidikan hasil
2. Gradasi yang digunakan mengacu pada pengujian Marshall benda uji campuran AC-
spesifikasi AAPA (2004). WC disebut dengan data primer,sedangkan data
sekunder merupakan data pendukung yang
Data Primer diperoleh dari brosur-brosur produksi material
Data primer adalah data yang dan literatur lainnya. Metode pengujian
diperlukan sebagai pendukung utama dalam mengikuti prosedur Marshall, AAPA, AASHTO
suatu penulisan tugas akhir. Data ini diperoleh dan Bina Marga.
dari pengamatan atau pemeriksaan Secara garis besar, prosedur penelitian
dilaboratorium yang akan dijadikan suatu ini terbagi atas beberapa tahap, yaitu pengujian
pembahasan dan kesimpulan. Pemeriksaan pengujian sifat-sifat fisis aspal subtitusi Crumb
tersebut meliputi pemeriksaan, sifat - sifat fisis Rubber, perencanaan campuran beton aspal
aspal, agregat dan pengujian marshall. metode Marshall, pembuatan benda uji,
penentuan berat jenis bulk benda uji,pengujian
Data Sekunder stabilitasdan flow dengan alat Marshall,
Data sekunder merupakan data pengujian durabilitas, dan perhitungan
pendukung data primer yang diperlukan dalam parameter Marshall lainnya dari benda uji.
penelitian yang dapat berupa daftar spesifikasi
campuran, angka koreksi benda uji, peta lokasi Pemeriksaan Sifat-Sifat Fisis Agregat
pengambilan sampel dan sebagainya. Kegiatan pemeriksaan sifat-sifat fisis
agregat meliputi beberapa pengujian,
Peralatan yang Digunakan diantaranya pengujian berat jenis agregat,
Peralatan yang digunakan berupa pengujian penyerapan agregat, pelapukan,
peralatan untuk pemeriksaan sifat-sifat fisis pengujian abrasi agregat menggunakan mesin
aspal, pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat, dan Los Angeles, kelekatan agregat terhadap aspal,
pengujian Marshall. Untuk pengujian Marshall, serta indeks kepipihan agregat dan
peralatan yang digunakan adalah peralatan kelonjongannya.
Marshall yang terdiri dari Marshall, mold

5- Volume X, No. X, Bulan Tahun


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Almuslim

Persiapan Bahan Pengisi (Filler) pada Tabel 4.


Bahan pengisi yang digunakan pada
Tabel 4. Hasil pemeriksaan sifat fisis aspal
penelitian ini adalah semen yang lolos saringan
Sifat- Sifat Fisis Aspal
No.200 (0.075 mm). Persentase
Titik Berat
substitusi Penetrasi Daktilitas
Lembek Jenis
Rekapitulasi rancangan jumlah benda uji
0,0 % 70 51,25 1,020 101,3
keseluruhan berdasarkan persentase substitusi
Crumb Rubber. Pembahasan

Hal-hal yang dibahas pada sub bab ini


sesuai dengan hasil yang diperoleh dari
penelitian dan hasil pengolahan data berupa
tinjauan pengaruh substitusi crumb rubber
terhadap karakteristik campuran aspal porus
pada KAO dan ± KAO. Berdasarkan hasil
HASIL PEMBAHASAN
penelitian diperoleh kadar aspal optimum
Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Agregat
terbaik pada 5,57% dengan substitusi crumb
Hasil pengujian sifat-sifat fisis agregat
rubber 4,5% dimana semua parameternya telah
sebagian besar telah memenuhi persyaratan
memenuhi spesifikasi yang disyaratkan AAPA
spesifikasi yang ditentukan, kecuali indeks
(2004).
kelonjongan yang tidak dapat memenuhi spesifikasi
dengan syarat maksimal 10%, diperoleh sebesar
Pembahasan sifat-sifat fisis agregat
15,80%, serta indeks kepipihan diperoleh sebesar
Hasil pemeriksaan sifat-sifat fisis
17,18%, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 3
agregat yang digunakan telah memenuhi
berikut ini.
Tabel 3. Hasil pemeriksaan sifat fisis agregat
persyaratan spesifikasi yang ditentukan, kecuali

No Sifat-sifat Fisis Agregat Hasil Syarat


indeks kelonjongan dan kepipihan tidak dapat
1. Berat jenis (gr/cm3) 2,775 > 2.5 memenuhi spesifikasi, karena lebih besar dari
2. Penyerapan terhadap air (%) 1,119 <3
syarat maksimal 10%. Berdasarkan Anonim
3. Keausan (%) 15,00 < 40
4. Kelekatan Agregat Terhadap Aspal (%) 98 > 95 (2006), untuk partikel kelonjongan dan
5. Indeks Kepipihan (%) 17.18 < 10 kepipihan dapat dinaikkan oleh direksi
6. Indeks Kelonjongan (%) 15,80 < 10
pekerjaan bilamana agregat tersebut memenuhi
7. Tumbukan (impact) (%) 8.94 < 30
8. Berat isi (kg/dm3) 1,656 >1 semua ketentuan lainnya dan semua upaya yang
dapat dipertanggungjawabkan telah dilakukan
Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Aspal untuk memperoleh bentuk partikel agregat yang
Hasil pemeriksaan sifat-sifat fisis aspal baik.
diperoleh bahwa terdapat pengaruh terhadap sifat-
sifat fisis aspal setelah disubstitusi dengan variasi
Tinjauan terhadap nilai stabilitas
persentase limbah EVA, seperti yang diperlihatkan
Volume X, No. X, Bulan Tahun -6
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Almuslim

Nilai stabilitas campuran (flow)


menggunakan aspal penetrasi 60/70 dari Nilai flow merupakan indikator
berbagai variasi persentase crumb rubber kelenturan campuran dalam menahan beban
menunjukkan semakin besar persentase crumb lalu lintas. Nilai flow campuran aspal porus
rubber nilai stabilitas campuran semakin tinggi. menggunakan aspal penetrasi 60/70 pada
Hal ini disebabkan karena crumb rubber variasi crumb rubber menunjukkan bahwa pada
bercampur dengan aspal penetrasi 60/70 di keempat variasi penggunaan crumb rubber,
dalam campuran, dimana pencampuran ini nilai flow menurun apabila kadar aspal semakin
menyebabkan daya lekat aspal menjadi lebih meningkat. Hal ini terjadi karena pengaruh
baik sehingga mengakibatkan nilai stabilitas penggunaan crumb rubber ke dalam aspal
campuran semakin meningkat. Nilai stabilitas penetrasi 60/70 yang menyebabkan aspal
tertinggi diperoleh kadar aspal optimum menjadi lebih keras, karena pencampuran antara
terbaik pada 5,57 % dengan substitusi crumb aspal penetrasi 60/70 dengan crumb rubber
rubber 4,5% yaitu sebesar 619,94 kg sudah diketahui bahwa sifat aspal menjadi lebih keras
memenuhi spesifikasi yang disyaratkan AAPA dengan nilai penetrasi menjadi lebih kecil dan
(2004) untuk lalu lintas sedang yaitu minimum titik lembek meningkat. Nilai flow pada semua
500 kg. variasi crumb rubber dan kadar aspal masih
memenuhi spesifikasi campuran aspal porus
yang disyaratkan AAPA (2004) yaitu berkisar
Tinjauan terhadap nilai density
antara 2 mm – 6 mm.
Nilai density menunjukkan besarnya
kerapatan suatu campuran yang sudah
dipadatkan. Nilai density campuran aspal porus Tinjauan terhadap nilai void in mix (VIM)
menggunakan aspal penetrasi 60/70 pada VIM menunjukkan banyaknya
masing-masing kadar aspal dan variasi crumb persentase rongga dalam campuran. Nilai VIM
rubber menunjukkan bahwa pada keempat campuran aspal porus dengan variasi substitusi
variasi penggunaan crumb rubber, penurunan crumb rubber pada setiap kadar aspal Nilai
kadar aspal mengakibatkan nilai density ikut VIM secara umum mengalami penurunan
menurun yang artinya persentase pori dalam sejalan dengan penambahan kadar aspal.
campuran menjadi kecil sehingga kepadatan Semakin besar kadar aspal maka semakin kecil
benda uji menjadi baik. Dari hasil perhitungan nilai pori-pori udara dalam campuran. Kondisi
menunjukkan nilai density pada semua kadar ini disebabkan karena pori-pori udara yang
aspal dan variasi crumb rubber lebih besar dari telah diisi oleh aspal dan mineral halus lainnya.
2 gr/cm3. VIM ini merupakan salah satu properties
penting dalam desain campuran aspal porus,
jenis konstruksi ini direncanakan khusus supaya
Tinjauan terhadap nilai kelelahan plastis
7- Volume X, No. X, Bulan Tahun
Jurnal Teknik Sipil
Universitas Almuslim

sesudah penghamparan dan pemadatan di menyebabkan tingkat pemisahan aspal dalam


lapangan masih mempunyai rongga yang besar, campuran semakin besar. Nilai AFD pada kadar
sehingga jenis konstruksi ini memiliki sifat aspal optimum terbaik diperoleh sebesar 0,37%
permeabilitas yang baik. Nilai VIM yang dan sudah memenuhi batas yang disyaratkan
memenuhi persyaratan AAPA (2004). AAPA (2004) yaitu ≤ 0,3%.

Tinjauan terhadap nilai Cantabro Loss (CL)


Tinjauan terhadap nilai Marshall Quotient
Berdasarkan Gambar 4.7 di atas dapat
(MQ)
dilihat bahwa semakin bertambahnya nilai
Nilai MQ merupakan hasil bagi antara
kadar aspal maka nilai CL semakin kecil atau
stabilitas dengan flow yang
dengan kata lain ketahanan campuran terhadap
mengindentifikasikan terhadap kekakuan dan
kehancuran (pelepasan butiran) semakin besar.
fleksibelitas terhadap suatu campuran.
Meningkatnya ketahanan campuran terhadap
Campuran yang memiliki nilai MQ tinggi,
pelepasan butir ini disebabkan karena semakin
menunjukkan bahwa lapisan tersebut bersifat
banyak jumlah crumb rubber yang tercampur
kaku dan kurang lentur. Sedangkan apabila
ke dalam aspal, sehingga pada bagian inti benda
nilainya lebih rendah maka campuran tesebut
uji atau campuran dapat terikat oleh aspal
semakin lentur dan fleksibel sehingga mudah
secara sempurna. Nilai CL pada kadar aspal
mengalami perubahan bentuk pada saat
optimum terbaik diperoleh sebesar 24,04% dan
menerima beban lalu lintas. Nilai MQ
sudah memenuhi batas yang disyaratkan AAPA
campuran aspal porus menggunakan aspal
(2004) yaitu ≤ 35%.
penetrasi 60/70 dengan variasi penggunaan
crumb rubber pada setiap kadar aspal. Nilai
Kesimpulan
Marshall Quotient campuran aspal porus pada
1. Berdasarkan hasil pengujian parameter
semua variasi kadar crumb rubber masih
Marshall, CL dan AFD diperoleh kadar
memenuhi batas yang disyaratkan AAPA
aspal optimum (KAO) 5,57%, dimana
(2004) yaitu maksimum 400 kg.
semakin besar persentase crumb rubber
ke dalam aspal pen. 60/70, maka
Tinjauan terhadap nilai Asphalt Flow Down
semakin meningkatkan nilai stabilitas,
(AFD)
VIM, CL dan AFD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
2. Nilai kadar aspal optimum terbaik
nilai asphalt flow down (AFD) dengan
diperoleh pada 5,57% dengan substitusi
substitusi crumb rubber semakin meningkatnya
4,5% crumb rubber, dimana sudah
seiring dengan meningkatnya kadar aspal. Hal
memenuhi semua spesifikasi yang
ini disebabkan karena bertambahnya kadar
disyaratkan Australian Asphalt
crumb rubber dalam campuran yang
Pavement Association (2004).

Volume X, No. X, Bulan Tahun -8


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Almuslim

3. Semakin besar persentase crumb 1. Hasil penelitian ini menunjukkan


rubber nilai stabilitas campuran juga semakin besar persentase crumb rubber
semakin meningkat. Pada kadar aspal ke dalam aspal pen. 60/70 maka
optimum terbaik 5,57 % dengan semakin meningkatkan nilai stabilitas,
substitusi 4,5% crumb rubber, nilai VIM, CL dan AFD, disarankan pada
stabilitas diperoleh sebesar 619,94 kg penelitian selanjutnya dapat dilakukan
dimana sudah memenuhi spesifikasi dengan variasi crumb rubber di atas
yang disyaratkan Australian Asphalt 4,5%.
Pavement Association (2004) untuk lalu
2. Penentuan KAO dalam penelitian ini
lintas sedang yaitu minimum 500 kg.
masih menggunakan spesifikasi AAPA
4. Nilai kadar rongga dalam campuran
(1997), diharapkan pada penelitian
semakin besar seiring dengan semakin
selanjutnya dapat menggunakan
besar kadar crumb rubber, sebaliknya
spesifikasi AAPA yang terbaru.
semakin besar kadar aspal semakin
3. Pada penelitian ini menggunakan
kecil nilai kadar rongga. Nilai VIM
ukuran gradasi rencana maksimum 14
pada kadar aspal optimum terbaik
mm, disarankan pada penelitian
diperoleh sebesar 18,07 %.
selanjutnya dapat dilakukan dengan
5. Peningkatan kadar aspal menyebabkan
menggunakan ukuran gradasi
nilai cantabro loss semakin menurun
maksimum 10 mm.
dengan kata lain ketahanan campuran
terhadap pelepasan butiran semakin
besar. Nilai cantabro loss pada kadar DAFTAR PUSTAKA
aspal optimum terbaik diperoleh
AASTHO1990, Standard Specification for
sebesar 24,04 %.
Transportation Materials and Methods
6. Semakin besar kadar aspal
of Sampling and Testing, 15thed,
menyebabkan nilai asphalt flow down
AASHTO, Washington, DC.
campuran juga ikut meningkat sehingga
AASTHO 1993, Guide for Design of Pavement
tingkat pemisahan aspal dengan agregat
Structures, AASHTO, Washington, DC.
dalam campuran semakin besar. Nilai
Asphalt Institute 1997, Mix Design Methods
asphalt flow down pada kadar aspal
For Asphalt Concrete And Other Hot-
optimum terbaik diperoleh sebesar 0,37
Mix Types (MS-2), vol. 6, pp.141.
%.
Affan.M, 2006, Studi Peranan RonggaTerhadap
stabilitas dan DurabilitasCampuran

Saran Aspal Porus AkibatPenambahan


Mortar, Tesis, MagisterTeknik Sipil,

9- Volume X, No. X, Bulan Tahun


Jurnal Teknik Sipil
Universitas Almuslim

Program Sarjana,Universitas Syiah Pei-Hung, Y, 2000, A Study of PotentialUse of


Kuala, BandaAceh. Asphalt Containing SyntheticPolymers
Anonim, 2004, Pedoman Pekerjaan for Asphalt Paving Mixes,Hal. 2-10.
CampuranBeraspal Panas, Jakarta: USA: UMI.
Direktorat JenderalBina Marga, Rianung, S, 2007, Kajian
Departemen PU. LaboratoriumPengaruh Bahan Tambah
Anonim, 2004, Open Graded asphaltDesign Gondorukem pada Asphalt Concrete-
Guide, Australian Binder Course (AC-BC) Tehadap Nilai
AsphaltPavementAssociation, Propertis Marshall dan Durabilitas,
Australia. Magister TeknikSipil, UNDIP
Bukhari, dkk, 2007, Rekayasa Bahan dan Tebal Semarang.
Perkerasan, Fakultas Teknik, Saleh, M.S, Anggraini, R, Aquina, H, 2014,
Universitas Syia Kuala. Karakteristik Campuran Aspal
Diana, I.W, 1995, Aspal Porus, FakultasTeknik, Porusdengan Substitusi Styrofoam
UNILA, Bandar Lampung. padaAspal Penetrasi 60/70, Jurnal
Diana, I.W, 2004, Studi Rongga Menerusdan Teknik Sipil, ITB.
Kinerja Permeabilitas Perkerasan Aspal Suroso, Tjitjik. 2009, “Pengaruh Penambahan
Porus Lapisan Ganda, Jurnal Plastik LDPE (Low Density
Transportasi, FSTPT,Vol 4, No. 2 Polyethilen) dengan Cara Basah dan
Bandung. Cara Kering Terhadap Kinerja
Direktorat Jendral Bina Marga 2014, Campuran Beraspal”,Jurnal Jalan dan
Spesifikasi Umum Direktorat Jenderal Jembatan, Pusat Litbang Jalan dan
Bina Marga Edisi 2010 Revisi 3 Divisi Jembatan, Juli 2009, Bandung.
6. Kementrian Pekerjaan Umum Suroso dan Yamin 2003, “Pengaruh
Indonesia. Penambahan Polimer Polyethilen pada
Harmadhana, S (2016), Kajian Karakteristik Sifat Rheologi Aspal dan Sifat Mekanik
Laboratorium Aspal Porus Dengan Campuran Beraspal”, Jurnal ITENAS
Menggunakan Crumb Rubber Sebagai No. 4 Vol. 6, Bandung, Lembaga
Bahan Tambahan (Kajian Penelitian dan Pemberdayaan
Eksperimental). Fakultas Teknik, Masyarakat ITENAS.
Universitas Sumatera Utara. Sukirman, S, 1999, Perkerasan Lentur Jalan
Idral, M, 2016, Kinerja Perkerasan AspalPorus Raya, Penerbit Nova, Bandung.
Dengan Penambahan KaretGondrukem, Sukirman, S, 2003, Beton Aspal Campuran
Fakutas Teknik,Universitas Andalas, Panas, Penerbit Granit, Bandung.
Padang.

Volume X, No. X, Bulan Tahun - 10

Anda mungkin juga menyukai