ABSTRAK
Salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan jalan adalah tersedianya bahan kontruksi
jalan yang memenuhi syarat spesifikasi teknis. Bahan konstruksi jalan yang dimaksud adalah
agregat. Selain itu, bahan yang dapat ditambahkan dalam campuran aspal bisa berupa filler yang
berfungsi sebagai bahan pengisi. Abu sekam padi sebagai limbah pembakaran batu bata mampu
memberikan peluang alternatif sebagai bahan campuran dalam aspal, karena abu sekam padi banyak
dijumpai di wilayah Kabupaten Banyumas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat permeabilitas campuran Hot Rolled Sheet
Wearing Course (HRS-WC). Permeabilitas merupakan salah satu parameter untuk mengukur
kemampuan struktur perkerasan aspal dalam menahan rembesan air yang bisa merusak lapisan
perkerasan aspal. Semakin kecil nilai permeabilitas struktur perkerasan beraspal, maka semakin
awet kekuatan lapisan perkerasan tersebut. Kedepan, selain mampu memberikan nilai pemanfaatan
lebih terhadap limbah abu sekam padi, penggunaan abu sekam padi juga diharapkan mampu
meningkatkan permeabilitas campuran HRS-WC.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa penggunaan abu sekam padi sebagai filler dalam
campuran HRS-WC memenuhi semua syarat sifat-sifat Marshall, yaitu Stabilitas Marshall, Flow,
VIM (Void In the Mix), VFB (Void Fill with Bitumen), VMA (Void Mix Aggregate), serta Marshall
Quotient. Demikian juga dengan pengujian permeabilitas campuran diperoleh bahwa nilai
permeabilitasnya dikategorikan sebagai practically impervious, yaitu tingkat kekedapan yang baik.
Sehingga dengan demikian penggunaan filler abu sekam padi pada campuran HRS-WC mampu
memberikan tingkat kekuatan dan kekedapan lapisan yang baik.
ABSTRACT
One of the success factors in the construction of the road is a road construction material
available qualified technical specifications. Road construction materials in question are
aggregated. In addition, the material can be added to the asphalt mixture can form filler that serves
as filler. Rice husk ash as waste burning brick able to provide alternative opportunities as an
ingredient in asphalt mixtures, as rice husk ash are often found in areas Banyumas.
This study aims to determine the permeability properties of a mixture of Hot Rolled Sheet
Wearing Course ( HRS - WC ). Permeability is one of the parameters to measure the ability of the
asphalt pavement structure that can withstand water seepage damage the asphalt pavement layers.
The smaller the value of the permeability of asphalt pavement structure, the more durable the
strength of the pavement layers. In the future, besides being able to deliver more value to the
utilization of waste rice husk ash, rice husk ash utilization is also expected to increase the
permeability of the mixture HRS - WC.
From the results of this research is that the use of rice husk ash as filler in the mix HRS -
WC meets all requirements Marshall properties, namely the Marshall Stability, Flow, VIM ( Void In
The Mix ), VFB ( Void Fill with Bitumen ), VMA ( Void Aggregate Mix ), and Marshall Quotient.
Likewise, the obtained mixture permeability testing that permeability values are categorized as
practically impervious, ie a good degree of watertightness. Thus the use of rice husk ash filler on
the HRS - WC mixture is able to provide the level of strength and good watertightness coating.
Tabel 3 Ukuran Nominal Agregat Kasar Penampung Dingin untuk Campuran Aspal
Ukuran Nominal Agregat Kasar Penampung Dingin
Jenis Campuran untuk Campuran Aspal
5-10 10-14 14-22 22-30
Lataston Lapis Aus Ya Ya - -
Lataston Lapis Pondasi Ya Ya - -
Laston Lapis Aus Ya Ya - -
Laston Lapis Pengikat Ya Ya Ya -
Laston Lapis Pondasi Ya Ya Ya Ya
sumber : Departemen Pekerjaan Umum, 2010
2.3.3 Filler
Tabel 5 Syarat Gradasi Filler
Pengujian Standar Nilai
(4) Untuk semua jenis campuran, rujuk Tabel 6.3.2.1(b) untuk ukuran agregat nominal
maksimum pada tumpukan bahan pemasok dingin.
(sumber : Departemen Pekerjaan Umum, 2010)
1
Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik Unseod, Purwokerto; heryas7480@gmail.com Page 23
2
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik Unsoed, Purwokerto; e_wahyuindriyati@yahoo.co.id
3
Teknik Sipil UPP Pasir Pengaraian; Bambang.Edison@gmail.Com
Tabel 10 Karakteristik sifat campuran aspal pada kondisi kering (dry) atau standar
a. Pengaruh Filler dan Kadar Aspal kadar aspal yang lebih banyak pada campuran
terhadap Density Lapisan Tipis Aspal Beton Permukaan (HRS-
Nilai density (kerapatan) menunjukan WC) yang menggunakan filler abu sekam.
besarnya derajat kepadatan suatu campuran Dengan penggunaan kadar aspal yang semakin
yang telah dipadatkan. Kepadatan suatu banyak akan mengakibatkan jumlah aspal
campuran dipengaruhi oleh jenis dan kualitas yang mengisi rongga-rongga antar butiran
bahan penyusunya, kadar aspal, gradasi semakin banyak sehingga campuran menjadi
agregat, temperatur pemadatan, dan energi semakin padat. Dengan meningkatkan kadar
pemadatan. Campuran dengan nilai density aspal juga mempermudah agregat yang
yang tinggi akan mampu menahan beban yang berukuran lebih kecil untuk mengisi rongga-
lebih tinggi apabila dibandingkan dengan rongga butiran antar agregat yang lebih besar.
campuran yang memiliki density lebih rendah, b. Pengaruh Filler dan Kadar Aspal
karena semakin tinggi nilai kerapatanya maka terhadap VMA
semakin tinggi pula kekedapan campuran VMA atau Void in Mineral Aggregate
tersebut terhadap air dan udara. Dengan adalah besarnya rongga udara yang ada
menggunakan agregat yang tidak beraturan diantara partikel aspal yang telah dipadatkan
(tidak pipih dan bulat), pemadatan dilakukan termasuk ruang yang terisi aspal. Nilai VMA
pada temperatur yang tinggi (140 oC), serta yang kecil akan mengakibatkan suatu
cara pemadatan yang benar akan mengasilkan campuran memiliki nilai durabilitas yang
kerapatan yang tinggi pada campuran Lataston rendah, sedangkan apabila memiliki nilai
Lapis Permukaan. VMA yang besar akan menyebabkan
Terjadinya peningkatan nilai density campuran memiliki stabilitas yang rendah.
(kerapatan) sesuai dengan peningkatan Dari hasil pengujian menunjukan bahwa
penggunaan kadar aspal dalam campuran. penambahan kadar aspal yang digunakan
Pada kondisi dry, nilai kerapatan maksimum dalam campuran, mengakibatkan terjadinya
terus meningkat dan mencapai puncaknya penurunan nilai VMA. Hal ini disebabkan oleh
pada kadar aspal 9,6% dengan nilai maksimum semakin banyaknya kadar aspal yang
2,139. Sedangkan pada kondisi soaked nilai digunakan dapat menutup rongga yang terjadi
kerapatan maksimum terdapat pada kadar antar agregat dalam campuran. Pada kondisi
aspal 9,1% dengan nilai 2,115. Hal ini soaked nilai VMA manimal terjadi pada kadar
disebabkan karena 9,1% merupakan batas aspal 9,1% sebesar 22,56% namun pada kadar
dimana kadar aspal sudah mengalami jenuh. aspal 9,6% terjadi kenaikan kembali nilai
Sehingga penambahan kadar aspal selanjutnya VMA menjadi 23,02%. Hal ini dikarenakan
akan mengakibatkan kestabilan nilai density penambahan filler pada campuran dengan
atau bahkan penurunan nilai pada penggunaan kadar aspal yang tinggi akan memperbesar
filler abu sekam padi. Selain itu yang rongga antar agregat. Dimana filler yang
menyebabkan besarnya kadar aspal yang berfungsi mengisi rongga antar agregat
dibutuhkan dalam campuran ini adalah melebihi ruang rongga antar agregat yang
pengaruh dari filler abu sekam padi. Abu terjadi, sehingga terjadi penambahan ruang
sekam padi memiliki kandungan silika yang rongga antar agregat yang ada.
tinggi menyebabkan abu sekam cepat Berdasarkan Departemen Pekerjaan
menyerap aspal yang mengakibatkan Umum 2010, standar nilai VMA yang
berkurangnya daya lekat aspal terhadap ditetapkan sebesar minimal 18%, sehingga
agregat. Oleh karena itu, diperlukan jumlah seluruh campuran Lataston Lapis Permukaan
1
Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik Unseod, Purwokerto; heryas7480@gmail.com Page 25
2
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik Unsoed, Purwokerto; e_wahyuindriyati@yahoo.co.id
3
Teknik Sipil UPP Pasir Pengaraian; Bambang.Edison@gmail.Com
(HRS-WC) yang menggunakan filler abu campuran yang disyaratkan, selain itu semua
sekam dengan berbagai kadar aspal yang campuran dapat memenuhi persyarat
digunakan memenuhi persyaratan campuran campuran yang disyaratkan.
yang disyaratkan. d. Pengaruh Filler dan Kadar Aspal
c. Pengaruh Filler dan Kadar Aspal terhadap VIM
terhadap VFB VIM atau Void in Mix merupakan
VFB atau Void Fill with Bitumen prosentasi rongga udara yang terdapat dalam
adalah nilai yang menunjukan banyaknya total campuran, rongga udara berfungsi agar
rongga yang terisi aspal, tidak termasuk aspal terdapat ruang untuk aspal mengalir karena
yang terserap ke dalam agregat. Nilai VFB pembebanan lalu lintas, sehingga tidak terjadi
berpengaruh terhadap kekedapan campuran bleeding. Nilai VIM berpengaruh terhadap
terhadap air dan udara, serta elastisitas. keawetan lapis perkerasan, semakin tinggi
Semakin tinggi VFB berarti semakin tinggi nilai VIM semakin tinggi pula rongga dalam
rongga yang terisi oleh aspal, sehingga campuran yang dapat mengakibatkan
campuran memiliki nilai kekedapan yang campuran bersifat pourus. Hal ini
besar dan elastisitas tinggi. Namun, nilai VFB mengakibatkan air menjadi mudah masuk dan
yang terlalu tinggi juga dapat mengakibatkan mengurangi kelekatan antara agregat dengan
bleeding akibat beban lalu lintas yang tinggi, aspal. Namun, nilai VIM yang terlalu rendah
sehingga aspal naik ke permukaan. juga tidak terlalu baik, karena akan
Dari hasil pengujian dapat dilihat menyebabkan campuran akan memiliki nilai
bahwa nilai VFB akan naik seiring dengan kekakuan yang tinggi karena memiliki rongga
banyaknya kadar aspal yang digunakan dalam dalam campuran yang terlalu sedikit.
campuran. Meningkatnya nilai VFB Dari hasil penelitian yang terlihat
disebabkan karena dengan semakin banyaknya bahwa dengan bertambahnya kadar aspal nilai
filler abu sekam yang digunakan maka butir VIM menjadi semakin menurun. Hal ini
yang terselimuti aspal yang akan menyelimuti dikarenakan oleh semakin bertambahnya kadar
rongga menjadi lebih banyak. Dengan semakin aspal, maka aspal tersebut akan mengisi
banyaknya butir pengisi, ditambah kenaikan rongga-rongga yang tersisa sehingga jumlah
kadar aspal yang digunakan menyebabkan rongga semakin berkurang seiring dengan
prosentase rongga yang terisi menjadi semakin bertambahnya kadar aspal. Nilai VIM juga
meningkat. Dengan demikian, penggunaan menurun seiring dengan bertambahnya filler
banyaknya filler abu sekam dan peningkatan abu sekam yang dipakai karena filler abu
kadar aspal yang digunakan dapat mengurangi sekam dapat menyusup dan mengisi rongga-
prosentase rongga yang terjadi dalam rongga yang terjadi antar agregat.
campuran. Nilai VFB maksimum tercapai pada Berdasarkan Departemen Pekerjaan
kadar aspal 9,6% dengan nilai VFB sebesar Umum 2010, standar nilai VIM yang
90,68 untuk kondisi dry dan 86,06 untuk ditetapkan sebesar minimal 4% - 6% sehingga,
kondisi soaked. ada beberapa campuran Lapisan Tipis Aspal
Berdasarkan Departemen Pekerjaan Beton Permukaan yang menggunakan filler
Umum 2010, standar nilai VFB yang abu sekam yang tidak memenuhi persyaratan
ditetapkan sebesar minimal 68% sehingga ada campuran yang disyaratkan, sedangkan
beberapa campuran Lapisan Tipis Aspal Beton campuran yang dapat memenuhi persyaratan
Permukaan (HRS-WC) yang menggunakan campuran yang disyaratkan antara lain :
filler abu sekam dengan kadar aspal 7,6% Lapisan Tipis Aspal Beton Permukaan
(kondisi dry dan soaked) dan kadar aspal 8,1% (HRS-WC) yang menggunakan filler abu
(kondisi soaked) tidak memenuhi persyaratan
Page 26 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 1 Januari 2014
Permeability Campuran Hot Rolled Sheet Wearing Course (Hrs-Wc) Dengan Filler Abu Sekam Padi Untuk Jalan
sekam dengan kadar aspal 8,55% - 9,12% pelicin antar agregat, sehingga interlocking
pada kondisi dry, dan antar agregat menjadi berkurang.
Lapisan Tipis Aspal Beton Permukaan Berdasarkan Departemen Pekerjaan
(HRS-WC) yang menggunakan filler abu Umum 2010, standar nilai stabilitas yang
sekam dengan kadar aspal 8,55% - 9,2% ditetapkan sebesar minimal 800 kg, sehingga
pada kondisi soaked. seluruh campuran Lapisan Tipis Aspal Beton
e. Pengaruh Filler dan Kadar Aspal Permukaan (HRS-WC) yang menggunakan
terhadap Stabilitas filler abu sekam dengan berbagai kadar aspal
Stabilitas merupakan kemampuan yang digunakan, baik dalam kondisi dry
lapisan perkerasan untuk menahan deformasi maupun kondisi soaked memenuhi persyaratan
akibat beban lalu lintas tanpa mengalami campuran yang disyaratkan.
perubahan bentuk tetap. Suatu campuran f. Pengaruh Filler dan Kadar Aspal
dikatakan memiliki stabilitas yang tinggi terhadap Flow
apabila campuran tersebut dapat menahan Flow (kelelehan) adalah nilai dari
suatu beban lalu lintas dengan kapasitas marshall test yang menyatakan besarnya
tertentu tanpa mengalami kerusakan apapun. deformasi yang dialami oleh perkerasan akibat
Sebaliknya, suatu campuran dikatakan beban lalu lintas yang diterimanya. Nilai flow
memiliki stabilitas yang rendah apabila yang terlalu rendah dapat menyebabkan
campuran tersebut telah rusak selama beban lapisan perkerasan menjadi mudah retak
masih bekerja di atasnya. karena lapis perkerasan terlalu kaku, tetapi
Nilai stabilitas dipengaruhi oleh nilai flow yang terlalu tinggi pun tidak baik
gesekan antar butiran dan kohesi yang karena membuat mudah terjadi bleeding pada
ditentukan oleh bentuk, kualitas tekstur perkerasan akibat beban lalu lintas yang
permukaan, penetrasi aspal, dan gradasi bekerja. Tingkat kelelehan dari suatu
agregat. Bahan filler memiliki peran penting campuran dipengaruhi oleh kandungan aspal
dalam memperbaiki gradasi campuran hingga residu dan kepadatannya. Peran bahan filler
ukuran yang sangat kecil yang dibutuhkan sebagai campuran terutama berfungsi
untuk menembus rongga antar agregat kasar. meningkatkan kepadatan campuran sehingga
Karenanya penambahan filler yang tepat dapat mengurangi kelelehan plastis.
diyakini dapat meningkatkan stabilitas. Dari hasil penelitian yang terlihat
Dari hasil penelitian yang terlihat bahwa nilai flow terus naik seiring dengan
bahwa dengan bertambahnya kadar aspal, nilai bertambahnya kadar aspal, dan mencapai
stabilitas pun ikut meningkat. Penggunaan maksimum pada kadar aspal 9,6% sebesar 7,87
filler abu sekam juga meningkatkan kerapatan mm. Penambahan kadar aspal mengakibatkan
campuran sehingga meningkatkan bidang campuran memiliki sifat yang semakin plastis
kontak antar agregat (mengurangi rongga yang sehingga terus meningkatkan nilai flownya.
ada dalam campuran) dan meningkatkan Berdasarkan Departemen Pekerjaan Umum
interlocking antar agregat sehingga dapat 2010, standar nilai flow yang ditetapkan
meningkatkan nilai stabilitas. Nilai stabilitas sebesar minimal 3 mm, sehingga seluruh
mencapai nilai maksimum pada kadar aspal campuran Lapisan Tipis Aspal Beton
8,6% sebesar 2355,7 kg. Penambahan kadar Permukaan (HRS-WC) yang menggunakan
aspal diatas 8,6% mengakibatkan turunnya filler abu sekam dengan berbagai kadar aspal
nilai stabilitas, hal ini disebabkan oleh aspal yang digunakan, baik dalam kondisi dry
yang terlalu banyak malah akan menjadi
1
Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik Unseod, Purwokerto; heryas7480@gmail.com Page 27
2
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik Unsoed, Purwokerto; e_wahyuindriyati@yahoo.co.id
3
Teknik Sipil UPP Pasir Pengaraian; Bambang.Edison@gmail.Com
maupun kondisi soaked memenuhi persyaratan digunakan pada penelitian ini, seperti
campuran yang disyaratkan. AASHTO dalam batas karakteristik Marshall
g. Pengaruh Filler dan Kadar Aspal yang meliputi VIM, VFB, VMA, stabilitas,
terhadap MQ flow, Marshall Quotient (MQ) dan kepadatan
Marshall Qoutient adalah nilai campuran atau density.
Marshall Test dari hasil bagi antara stabilitas Pengaruh pengunaan abu sekam padi
dengan kelelehan. Manfaat dari Marshall sebagai filler pada campuran aspal sudah
Qoutient ini adalah untuk pendekatan terhadap memenuhi persyaratan atau karateristik untuk
nilai kekakuan dan fleksibilitas campuran. lapisan perkerasan jalan, khususnya Lapis
Nilai Marshall Qoutient yang terlalu tinggi Tipis Aspal Beton Permukaan (HRS-WC).
dapat menyebabkan campuran menjadi kaku Kedua bahan filler tersebut dapat digunakan
dan memiliki fleksibilitas yang rendah, untuk lapis perkerasan jalan raya, khususnya
sehingga perkerasan menjadi mudah retak abu sekam padi, keberadaannya cukup
akibat beban lalu lintas dan apabila terlalu melimpah di daerah Pliken Kabupaten
rendah akan menyebabkan mudah terjadi Banyumas dan sangat potensial untuk
bleeding. dimanfaatkan. Tentunya akan lebih baik lagi
Dari hasil penelitian yang terlihat jika campuran aspal dengan abu sekam padi
bahwa bertambahnya nilai kadar aspal maka dapat dikombinasikan dengan bahan material
nilai Marshall Qoutient semakin meningkat, lain untuk dapat mengisi kesenjangan yang ada
dan mencapai puncaknya pada kadar aspal pada gradasi campuran agregat tersebut.
8,6% pada sebesar 330,10 kg/mm. Hal ini 3.2 Hasil Analisis Tebal Selimut
disebabkan oleh kenaikan pada nilai stabilitas atau Film Aspal
pada setiap penambahan kadar aspal, namun Tebal Film Aspal adalah ketebalan
nilai flow juga mengalami peningkatan. Selisih lapisan aspal yang menyelimuti agregat dalam
kenaikan flow cenderung lebih besar apabila suatu campuran yang erat hubunganya dengan
dibandingkan dengan kenaikan stabilitas berat jenis aspal, faktor luas permukaan
sehingga nilai Marshall Qoutient yang didapat agregat dan kadar aspal. Semakin tinggi kadar
menjadi semakin kecil apabila telah mencapai aspal efektif semakin tebal selimut atau film
maksimum. aspal pada masing-masing butir agregat. Film
Berdasarkan Departemen Pekerjaan aspal yang tipis mengakibatkan ikatan aspal
Umum 2010, standar nilai Marshall Qoutient mudah lepas, tidak kedap air, oksidasi mudah
yang ditetapkan sebesar minimal 250 kg/mm, terjadi, lapis perkerasan menjadi lebih mudah
sehingga seluruh campuran Lapisan Tipis rusak dan durabilitas rendah.
Aspal Beton Permukaan (HRS-WC) yang
menggunakan filler abu sekam dengan Tabel 12 Hasil perhitungan berat jenis dan BJ
berbagai kadar aspal yang digunakan, baik aspal
dalam kondisi dry maupun kondisi soaked BJ Aspal BJ Bulk BJ
BJ
memenuhi persyaratan campuran yang Efektif
(Gb) (Gsb) Apparent
(Gse)
disyaratkan.
1.026 2.4436 2.522 2.483
Dari seluruh pengujian yang
dilakukan pada campuran Lapis Tipis Aspal
Beton Permukaan (HRS-WC) dengan (Gse Gsb)
Pab 100 * * Ga 0.67 %
penggunaan filler abu sekam padi Gsb * Gse
menunjukkan kondisi campuran memenuhi Pab
kriteria yang disyaratkan oleh SNI, British Pae Pa * Ps 7.97 %
100
Standart maupun lembaga standar lain yang
Page 28 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 1 Januari 2014
Permeability Campuran Hot Rolled Sheet Wearing Course (Hrs-Wc) Dengan Filler Abu Sekam Padi Untuk Jalan
1
Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik Unseod, Purwokerto; heryas7480@gmail.com Page 29
2
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik Unsoed, Purwokerto; e_wahyuindriyati@yahoo.co.id
3
Teknik Sipil UPP Pasir Pengaraian; Bambang.Edison@gmail.Com
menjadikan penggunaan kadar aspal fungsinya sebagai filler pada campuran
yang cenderung lebih tinggi karena aspal lain.
sifat abu sekam padi yang mudah 2. Perlu adanya penelitian terhadap
menyerap aspal. variasi jumlah prosentase kadar filler
3. Nilai density, flow, dan VFB terus abu sekam untuk menentukan
meningkat seiring dengan peningkatan prosentase kadar filler abu sekam yang
penggunaan kadar aspal, dan mencapai optimum dalam campuran HRS-WC.
nilai maksimum pada kadar aspal 3. Perlu adanya penelitian terhadap
9,6%, dengan nilai density maksimum durability pada campuran HRS-WC
sebesar 2,139 gr/cc, nilai flow yang menggunakan filler abu sekam.
maksimum sebesar 7,87 mm, dan nilai
VFB maksimum sebesar 90,68%. 5. DAFTAR PUSTAKA
4. Nilai stabilitas tertinggi terdapat pada AASHTO, (1975), Standard Specification for
campuran HRS-WC dengan kadar Transportation Materials and Methods
aspal 8,6% sebesar 2355,7 kg dengan of Sampling and Testing, Washington
nilai Marshall Quotient (MQ) sebesar DC
330,10 kg/ mm dan flow 7,23 mm. AASHTO, (1993), Guide for Design of
5. Dilakukan ekstrapolasi terhadap kadar Pavement Structure; Washington DC.
aspal sebesar +1,5% dan 2% pada uji Departemen Pekerjaan Umum, (1999),
pendahuluan untuk mendapatkan nilai Pedoman Perencanaan Campuran
VIM yang disyaratkan untuk Lapis Beraspal Panas dengan Pendekatan
Tipis Aspal Beton Permukaan (HRS- Kepadatan Mutlak, Pedoman Teknis,
WC) sebesar 4% - 6%. Sehingga Badan Penerbit PU, Jakarta
diperoleh nilai kadar aspal 8,55% - Departemen Pekerjaan Umum (2004),
9,2% yang dapat memenuhi standar Perencanaan Material Campuran
nilai VIM. Aspal, Direktorat Jenderal Prasarana
6. Berdasarkan hasil pengujian terhadap Wilayah, Jakarta
parameter Marshall, seperti density, Departemen Pekerjaan Umum (2006),
VMA, sabilitas, flow dan MQ, filler Spesifikasi Umum Divisi-6 Perkerasan
abu sekam dapat digunakan sebagai Aspal, Balai Pengelolaan Jalan
filler dalam campuran lapisan Wilayah Pelayanan II, Bandung
perkerasan jalan, khususnya Lapis Departemen Pekerjaan Umum (2010),
Tipis Aspal Beton Permukaan (HRS- Spesifikasi Umum Divisi-6 Perkerasan
WC) sesuai dengan persyaratan Aspal, Balai Pengelolaan Jalan
Departemen Pekerjaan Umum tahun Wilayah Pelayanan II, Bandung
2010. Darunifah, Nurkhayati. (2007), Pengaruh
7. Berdasarkan hasil pengujian Bahan Tambah Karet Padat terhadap
permeabilitas, maka penggunaan filler Karakteristik Campuran Hot Rolled
abu sekam padi pada campuran HRS- Sheet Wearing Course (HRS-WC),
WC memberikan nilai kekedapan yang Skripsi Sarjana Jurusan Teknik,
baik (practically impervious), sehingga Program Studi Teknik Sipil Universitas
lebih tahan terhadap pengaruh air Diponegoro Semarang
hujan. Hadi, Ridwan. (2007), Pengaruh Abu Sekam
4.2 Saran sebagai Bahan Filler terhadap
1. Perlu adanya penelitian terhadap Karakteristik Campuran Aspal Emulsi
penggunaan abu sekam padi terhadap Bergradasi Rapat (CEBR), Skripsi
Page 30 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 1 Januari 2014
Permeability Campuran Hot Rolled Sheet Wearing Course (Hrs-Wc) Dengan Filler Abu Sekam Padi Untuk Jalan
1
Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik Unseod, Purwokerto; heryas7480@gmail.com Page 31
2
Prodi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik Unsoed, Purwokerto; e_wahyuindriyati@yahoo.co.id
3
Teknik Sipil UPP Pasir Pengaraian; Bambang.Edison@gmail.Com
Page 32 JURNAL APTEK Vol. 6 No. 1 Januari 2014