Anda di halaman 1dari 11

PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH BOTOL

PLASTIK PADA HOT ROLLED SHEET – WEARING COURSE (HRS-WC)

Draft Proposal Thesis

Oleh :
Wahdiah Zunda Utari
171158020

JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM MAGISTER TERAPAN


PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah plastik merupakan permasalahan lingkungan hidup yang dihadapi


oleh masyarakat Indonesia dan Dunia. Penggunaan produk plastik secara tidak
ramah lingkungan menyebabkan berbagai masalah lingkungan hidup yang
serius. Sampah plastik tidak hanya menjadi masalah di perkotaan, namun juga
dilautan. Dampak negatif sampah berbahan plastik dapat merusak lingkungan
secara sistematis. Jika tidak dikelola secara serius, pencemaran sampah jenis
ini akan sangat berbahaya bagi kelanjutan planet bumi. Menurut Indonesia
Solid Waste Association (InSWA), produksi sampah Indonesia sekitar 5,4 juta
ton per tahun. Menurut peneliti dari Universitas Georgia Dr. Jenna Jambeck
yang dimuat dalam Jurnal Science (2015), Indonesia membuang limbah plastik
dan berada di urutan kedua negara penyumbang sampah plastik ke laut yang
mencapai sebesar 187,2 juta ton setelah Cina. Untuk mengurangi limbah
plastik yang semakin menumpuk perlu dilakukan pemanfaatan sebaik mungkin
terhadap limbah plastik agar bisa mengurangi dampak buruk yang akan terjadi.
Di lain sisi jumlah kendaraan bermotor di Indonesia pada 2015 mencapai
121,39 juta unit. Data badan pusat statistik menunjukkan, dari angka tersebut
yang paling banyak adalah sepeda motor dengan jumlah 98,88 juta unit (81,5
persen). Diikuti mobil penumpang dengan jumlah 13,48 juta unit (11,11
persen), kemudian mobil barang 6,6 juta unit (5,45 persen), serta mobil bis
dengan jumlah 2,4 juta unit (1,99 persen) dari total kendaraan. Seharusnya
semakin banyak kendaraan yang melintasi jalan, pelayanan jalan harus semakin
ditingkatkan.
Jenis – jenis perkerasan jalan yang digunakan di Indonesia antara lain,
Lapis Aspal Beton (LASTON), Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR), Lapis
Tipis Aspal Beton (LATASTON/HRS), dan masih banyak lagi dengan sifat
dan karakteristik yang berbeda untuk masing – masing jenis perkerasan. Hot
Rolled Sheet (HRS/LATASTON) telah banyak digunakan sebagai lapisan
permukaan pada perkerasan jalan di Indonesia, dikarenakan memiliki sifat
yang kedap terhadap air. Dibandingkan dengan aspal beton lainnya, HRS
memiliki ketahanan terhadap kelelehan yang cukup tinggi. Campuran agregat
HRS terdiri dari agregat yang bergradasi senjang, sehingga campuran tersebut
memiliki lapisan aspal yang tebal, maka lapisan ini dapat menghasilkan lapis
aspal beton yang memiliki keawetan yang tinggi. Tetapi walaupun demikian
masih saja banyak terdapat ruas jalan aspal yang mengalami kerusakan dini
berupa retak.
Dengan demikian salah satu cara untuk meningkatkan kinerja perkerasan
jalan adalah dengan cara melakukan penanganan menggunakan suatu bahan
tambah yang dapat menunda kerusakan dini pada lapis aspal tersebut. Oleh
karena itu penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi kinerja
HRS-WC dengan penambahan limbah plastik, yang diharapkan dapat
meningkatkan kinerja dari lapis HRS-WC tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah, untuk mengetahui besar nilai
stabilitas marshall dan kekakuan lapisan HRS-WC akibat penambahan limbah
plastik, serta untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan limbah botol plastik
terhadap karakteristik marshall.

1.3 Tujuan Penelitian


1) Mengetahui pengaruh penambahan plastik terhadap peningkatan
karakteristik aspal.
2) Mengevaluasi sifat aspal dengan penambahan limbah botol plastik dan
membandingkan dengan sifat aspal tanpa penambahan limbah botol plastik.
3) Mengevaluasi sifat fisik limbah botol plastik yang digunakan sebagai
campuran lapis perkerasan aspal.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini, diharapkan dapat mengurangi sampah
plastik dengan memanfaatkannya sebagai campuran aspal. Dan juga
diharapkan dapat meningkatkan kinerja lapis perkerasan lentur ketahanan
terhadap air, stabilitas keawetannya lebih tinggi.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Polyethylene Terephthalate (PET)


Polyethylene Terephthalate (PET) merupakan resin polyester yang tahan
lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk ketika panas. Kepekatannya adalah
sekitar 1,35 – 1,38 gram/cc, ini membuatnya kokoh, rumus molekulnya
adalah (-CO-C6H5-CO-O-CH2-O-)n. PET dapat berwujud padatan amorf
(transparan) atau sebagai bahan semi-kristal yang putih dan tidak
transparan, tergantung kepada proses dan riwayat termalnya. PET mudah
larut dalam asam sulfat, asam nitrat, trifluoro asetat, fenol, meta kresol,
dan tetrakloroetan. PET unggul karena titik leleh yang relatif tinggi,
kestabilan dimensi stabil, elektrikal yang baik, tahan bahan kimia dan
panas.

2.2 Hot Rolled Sheet (HRS)


Hot Rolled Sheet atau disebut juga Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON)
merupakan lapis permukaan yang terdiri dari campuran antara aspal dan
agregat yang bergradasi senjang dengan perbandingan tertentu, dicampur,
dihampar, dan dipadatkan secara panas (Bina Marga, 1983). Laston terdiri
dari dua macam campuran, HRS-Base dan HRS-WC. Hot Rolled Sheet –
Wearing Course (HRS-WC) merupakan lapisan permukaan yang
berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air serta langsung menerima
beban lalu lintas. HRS-WC memiliki 2 jenis campuran yaitu HRS-WC
gradasi senjang dan HRS-WC gradasi semi senjang. Kedua gradasi agregat
dalam campuran HRS-WC ini hampir sama yaitu gradasi agregat dimana
ukuran agregat yang ada tidak lengkap atau ada fraksi agregat yang tidak
ada atau jumlahnya sedikit sekali. Lataston bergradasi semi senjang
sebagai pengganti Lataston bergradasi senjang dapat digunakan pada
daerah dimana pasir halus yang diperlukan untuk membuat gradasi yang
benar – benar senjang tidak dapat diperoleh.
Tabel 2.1 Gradasi Laston

2.3 Karakteristik Campuran


a. Stabilitas
Stabilitas lapisan pekerjaan jalan adalah kemampuan lapisan
perkerasan menerima beban lalu lintas tanpa terjadi perubahan bentuk
tetap seperti gelombang, alur ataupun bleeding. Kebutuhan akan
stabilitas setingkat dengan jumlah lalu lintas dan beban kendaraan
yang akan memakai jalan tersebut. Kestabilan yang terlalu tinggi
menyebabikan lapisa itu menjadi kaku dan cepat mengalami retak,
disamping itu karena volume antar agregat kurang, mengakibatkan
kadar aspal yang dibutuhkan rendah. Stabilitas yang tinggi dapat
diperoleh dengan mengusahakan penggunaan :
 Agregat dengan gradasi yang rapat
 Agregat dengan permukaan kasar
 Agregat berbentuk kubus
 Aspal dengan penetrasi rendah
 Aspal dengan jumlah yang mencukupi untuk ikatan antar butir

b. Durabilitas
Durabilitas diperlukan pada lapisan permukaan sehingga lapisan dapat
mampu menahan keausan akibat pengaruh cuaca, air dan perubahan
suhu ataupun keausan akibat gesekan kendaraan. Faktor yang
mempengaruhi durabilitas lapis aspal beton adalah :
 Film aspal atau selimut aspal, film aspal yang tebal dapat
menghasilkan lapis aspal beton yang berdurabilitas tinggi, tetapi
kemungkinan terjadinya bleeding menjadi tinggi.
 VIM kecil sehingga lapis kedap air dan udara tidak masuk ke
dalam campuran yang menyebabkan terjadinya oksidasi dan aspal
menjadi rapuh/getas.
 VMA besar, sehingga film aspal dapat dibuat tebal. Jika VMA
dan VIM kecil serta kadar aspal tinggi kemungkinan terjadinya
bleeding besar. Untuk mencapai VMA yang besar ini
dipergunakan agregat bergradasi senjang.

c. Fleksibilitas
Fleksibilitas pada lapisan perkerasan adalah kemampuan lapisan untuk
dapat mengikuti deformasi yang terjadi akibat beban lalu lintas
berulang tanpa timbulnya retak dan perubahan volume. Fleksibilitas
yang tinggi dapat diperoleh dengan :
 Penggunaan agregat bergradasi senjang sehingga diperoleh VMA
yang besar.
 Penggunaan aspal lunak (aspal dengan penetrisi yang tinggi)
 Penggunaan aspal yang cukup banyak sehingga diperoleh VIM
yang kecil.

d. Tahanan Geser (Skid Resistance)


Tahanan geser adalah kekesatan yang diberikan oleh perkerasan
sehingga kendaraan tidak mengalami slip baik di waktu hujan atau
basah maupun diwaktu kering. Kekesatan dinyatakan dengan koefisien
geser antar permukaan jalan dan ban kendaraan. Tahanan geser jika :
 Penggunaan kadar aspal yang tepat sehingga tak terjadi bleeding
 Penggunaan agregat dengan permukaan kasar
 Penggunaan agregat berbentuk kubus
 Penggunaan agregat kasar yang cukup
e. Ketahanan Kelelehan (Fatigue Resistance)
Ketahanan kelelehan adalah ketahanan dari lapis aspal beton dalam
menerima beban berulang tanpa terjadinya kelelehan yang berupa alur
(ruting) dan retak.
 VIM yang tinggi dan kadar aspal yang rendah akan
mengakibatkan kelelehan yang lebih cepat.
 VMA yang tinggi dan kadar aspal yang tinggi dapat
mengakibatkan lapis perkerasan menjadi fleksibel.

f. Kemudahan Pelaksanaan (Workability)


Kemudahan pelaksanaan adalah mudahnya satu campuran untuk
dihampar dan dipadatkan sehingga diperoleh hasil yang memenuhi
kepadatan yang diharapkan.
 Gradasi agregat, agregat bergradasi baik lebih mudah
dilaksanakan daripada agregat bergradasi lain.
 Temperature campuran yang ikut mempengaruhi kekerasan bahan
pengikat yang bersifat termoplastis.
 Kandungan bahan pengisi (filler) yang tinggi menyebabkan
pelaksanaan lebih sukar.
(Tenriajeng, 2002).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Input
Process
Output

Gambar 3.1 Diagram alir


5 PENELITIAN SEJENIS SEBELUMNYA
Tabel 1. Penelitian Sejenis Sebelumnya
No Tahun Judul Penelitian dan Peneliti Objek Metode Variabel
1 2016 Asphalt Design Using Recycled Plastic and Sustainable Pavement Laboratory Dry and clean LDPE, HDPE
Crumb-rubber Waste For Sustainable Pavement Construction Testing and Crumb Rubber 2%, 4%,
Construction (Imran M. Khan, Shahid Kabir, 8% and 10%
Majed A. Alhussain, Feras F. Almansoor)
2 2016 Studi Karakteristik Marshall Pada Campuran Karakteristik Marshall Pengujian PET 0%, 1,5%, 2,5%, 3,5%,
Aspal Dengan Penambahan Limbah Botol Laboratorium 4,5%, 5,5%, dan 6,5%
Plastik (Suhardi, Priyo Pratomo, Hadi Ali)
3 2015 Pengaruh Penggunaan Plastik Polyethylene Campuran Pengujian Kadar plastik 0%, 2%, 4%, dan
(PE) dan High Density Polyethylene (HDPE) LATASTON-WC Laboratorium 6%
Pada Campuran LATASTON-WC Terhadap Terhadap
Karakteristik Marshall (Anita Rahmawati) Karakteristik Marshall
4 2014 Pemanfaatan Limbah Plastik HDPE Sebagai Campuran Asphalt Pengujian Variasi biji limbah plastik 0%,
Agregat Pengganti Pada Campuran Asphalt Concrete – Binder Laboratorium 25%, dan 50%
Concrete – Binder Course (AC-BC) (Anissa Course (AC-BC)
Noor Tajudin, Latif Budi Suparma)
5 2013 Pengaruh Penggunaan Limbah Plastik Pengganti Agregat Pengujian Limbah Plastik Polipropilena
Polipropilena Sebagai Pengganti Agregat Pada Pada Campuran Laboratorium dengan persentase 0%, 2%,
Campuran Laston Terhadap Karakteristik Laston Terhadap 5%, dan 10%,
Marshall (Anita Rahmawati dan Rama Rizana) Karakteristik Marshall Variasi aspal 5%, 6%, dan 7%
6 2010 Pengaruh Penggunaan Limbah Botol Plastik Karakteristik Lapis Pengujian Botol Plastik dengan kadar
Sebagai Bahan Tambah Terhadap Karakteristik Aspal Beton Laboratorium bervariasi dari 0,15% - 0,60%,
Lapis Aspal Beton (LASTON) (P. Eliza (LASTON) dengan cara Kadar aspal dari 5% - 7%
Purnamasari, Fransiskus Suryaman) kering (dry
process)

Anda mungkin juga menyukai