Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PENGARUH TERHADAP KUALITAS

DURABILITAS BETON ASPAL, STUDI KASUS : PADA


INFRASTRUKTUR JALAN RAYA DI WILAYAH TROPIS

Disusun Oleh:

Nama : M.Alpajri Trinaldi

Npm : 2021250017

Dosen Pengampu :

Dr.Eng.Utari Sriwijaya Minaka, S.T.,M.Eng

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

2024
BAB I

PENDAHUUAN

A. Latar Belakang
Perkerasan jalan di Indonesia umumnya mengalami kerusakan sebelum
mencapai umur rencana. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kerusakan
jalan lebih awal (kerusakan dini) antara lain akibat pengaruh beban lalu lintas
kendaraan yang berlebihan (over loading), temperatur (cuaca), air, dan
konstruksi perkerasan yang kurang memenuhi persyaratan teknis.
Pada saat musim hujan tiba, tidak sedikit jalan-jalan yang ada di
Indonesia terendam oleh air akibat banjir. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja
perkerasan aspal khususnya masalah ketahanan atau keawetan jalan
(durability). Indikasi awal yang dapat dijadikan sebagai hipotesis bahwa
semakin lama perkerasan aspal terendam oleh air, maka sifat durabilitas suatu
campuran aspal tersebut juga akan berkurang sehingga lambat laun perkerasan
jalan akan lebih cepat getas (rapuh).
Berkaitan sifat durabilitas campuran beton aspal, selain pengaruh air,
faktor pemadatan juga mempunyai peran yang sangat penting terhadap kinerja
beton aspal. Pada saat dilakukan suatu pemadatan, maka rongga antar butiran
atau campuran menjadi kecil dan rapat sehingga diperoleh suatu lapisan kedap
air. Hasil pemadatan yang optimal dapat tercapai jika pemadatan tersebut
dilakukan pada suhu tertentu dan sesuai dengan spesifikasi. Terkadang proses
yang terjadi di lapangan bahwa pada waktu pemadatan, kontrol terhadap suhu
campuran kurang diperhatikan atau sengaja diabaikan oleh pihak kontraktor
mengingat kerugian yang akan ditimbulkan. Pemadatan biasanya masih tetap
dilakukan walaupun suhu campuran tersebut sudah tidak memenuhi spesifikasi
sehingga tidak diperoleh kepadatan yang optimal. Hal ini disebabkan karena
rongga antar butir atau campuran kurang padat dan rapat serta masih terdapat
rongga (poripori). Bila rongga antara butiran dan rongga antar campuran
tersebut kurang padat, maka pori-pori yang ada dalam campuran dapat dengan
mudah dimasuki oleh air sehingga lapisan menjadi cepat getas (sifat
durabilitasnya berkurang).

2
Salah satu parameter kinerja campuran beton aspal adalah ketahanan
(durability) perkerasan akibat pengaruh cuaca dan air. Untuk mendapatkan
durabilitas yang baik biasanya dibutuhkan kadar aspal yang tinggi. Walaupun
dengan menggunakan kadar aspal yang tinggi tetapi bila jalan tersebut selalu
terendam oleh air maka lambat laun jalan akan cepat mengalami kerusakan
(getas) sebelum mencapai batas umur rencana.
Kondisi jalan yang selalu terendam oleh air akan menurunkan sifat
durabilitas lapisan perkerasan aspal. Hal ini menjadi lebih buruk lagi jika pada
saat pemadatan tidak dilakukan pada suhu pemadatan yang standar. Akibatnya
dapat menurunkan kinerja beton aspal seperti nilai stabilitas rendah, rongga
antar butir atau campuran kurang padat dan sifat durabilitas jelek (buruk).
Oleh karena itu, sangat penting ketahanan atau keawetan jalan
(durability). Sehingga berdasarkan uraian permasalahan diatas maka peneliti
ingin mengkaji di dalam penelitian ini yang berjudul ”Analisis pengaruh
terhadap kualitas durabilitas Beton Aspal terhadap infrastruktur jalan raya di
wilayah Tropis.”
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengaruh faktor lingkungan, seperti cuaca ekstrem dan kelembaban
tinggi, terhadap kualitas dan durabilitas beton aspal dalam infrastruktur
jalan raya di wilayah tropis?
2. Bagaimana faktor-faktor tersebut memengaruhi kinerja jalan raya di
lingkungan tropis, dan apa dampaknya terhadap keberlangsungan
infrastruktur?
3. Apa strategi perawatan dan perbaikan yang efektif dapat diterapkan
untuk meminimalkan dampak negatif faktor lingkungan terhadap
kualitas dan durabilitas beton aspal dalam infrastruktur jalan raya di
wilayah tropis?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk dapat menganalisis secara mendalam pengaruh faktor
lingkungan, seperti cuaca ekstrem dan kelembaban tinggi, terhadap
kualitas dan durabilitas beton aspal dalam infrastruktur jalan raya di
wilayah tropis.

3
2. Untuk dapat memahami bagaimana faktor-faktor lingkungan tersebut
memengaruhi kinerja jalan raya di lingkungan tropis, serta
mengidentifikasi dampaknya terhadap keberlangsungan dan keandalan
infrastruktur tersebut.
3. Untuk dapat mengidentifikasi strategi perawatan dan perbaikan yang
efektif untuk mengurangi dampak negatif faktor lingkungan terhadap
kualitas dan durabilitas beton aspal dalam infrastruktur jalan raya di
wilayah tropis, dengan tujuan meningkatkan umur pakai dan kinerja
infrastruktur tersebut secara keseluruhan.
D. Batasan Masalah
Agar fokus dari tinjauan maka dilakukan pembatasan masalah yang akan
dikaji pada penelitian ini. Batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini dilakukan pada jalan raya di wilayah tropis dan pengujian
skala laboratorium. Pengujian benda uji dilakukan di Laboratorium
Transportasi dan Jalan Raya secara langsung.
b. Jenis campuran yang diuji adalah kekuatan atau keawetan beton aspal
infrastruktur jalan raya di wilayah tropis.
c. Tanpa mempertimbangkan biaya.
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini memiliki manfaat untuk mengetahui suhu
pemadatan yang optimal dan lama rendaman yang dapat menghasilkan kinerja
durabilitas campuran yang masih memenuhi standar. Serta untuk mengetahui
hubungan antara variasi suhu pemadatan dan lama rendaman terhadap kinerja
durabilitas campuran beton aspal Hasil yang diharapkan dari penelitian ini
adalah sebagai bahan referensi atau pertimbangan bagi pihak terkait dalam
masalah penanganan jalan pada kondisi jalan raya di wilayah tropis.
F. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang dilakukan oleh I Made Udiana Prodi Teknik Sipil FST
Udana Kupang (2014) Dengan Judul “Analisa Faktor Penyebab Kerusakan
Jalan (Studi Kasus Ruas Jalan W. J. Lalamentik Dan Ruas Jalan Gor
Flobamora)” Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting
dalam memperlancar kegiatan hubungan ekonomi dan kegiatan sosial lainnya.

4
Namun jika terjadi kerusakan jalan akan berakibat bukan hanya terhalangnya
kegiatan ekonomi dan sosial lainnya namun dapat terjadi kecelakaan bagi
pemakai jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan
jalan, faktor penyebabnya serta solusi untuk mengatasi kerusakan yang terjadi.
Metode yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan data primer berupa
hasil survei kerusakan jalan pada ruas Jalan W. J. Lalamentik dan ruas Jalan
GOR Flobamora. Hasil survei jenis kerusakan jalan pada ruas jalan W. J.
Lalamentik dan ruas Jalan GOR Flobamora adalah retak memanjang, retak
melintang, retak kulit buaya, retak pinggir, retak berkelok-kelok, retak blok,
bergelombang, kegemukan, pengeluasan, lubang, tambalan, pelepasan butiran,
dan sungkur. Faktor-faktor penyebab kerusakan secara umum adalah
peningkatan beban volume lalu lintas, sistem drainase yang tidak baik, sifat
material konstruksi perkerasan yang kurang baik, iklim, kondisi tanah yang
tidak stabil, perencanaan lapis perkerasan yang sangat tipis, proses pelaksanaan
pekerjaan yang kurang sesuai dengan spesifikasi. Tindakan perbaikan yang
dapat dilakukan yaitu tindakan perbaikan per segmen.
G. Sistematika Penulisan
Secara sistematis, pembahasan yang diuraikan pada penelitian ini dibagi
kedalam lima bab, antara lain sebagai berikut:
a. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
b. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan teori-teori dan rumus-
rumus yang digunakan sebagai referensi landasan atau acuan dari
penelitian dari berbagai sumber.
c. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai
metode yang digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan data-
data yang dibutuhkan dalam proses pengolahan data.

5
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Beton Aspal (Asphalt Concrete)
Bina Marga memberikan definisi Beton Aspal (Asphalt Concrete) adalah
campuran antar agregat bergradasi menerus dengan aspal yang dicampur,
dihampar, dipadatkan secara panas pada suhu tertentu. Agregat yang digunakan
adalah agregat kasar, agregat halus, dan filler yang bergradasi baik. Aspal yang
digunakan umumnya adalah aspal keras dengan penetrasi 60/70 atau 80/100.
Lapis aspal beton dimaksudkan untuk mendapatkan lapis permukaan atau lapis
antara (binder) pada perkerasan jalan raya yang mampu memberikan
sumbangan daya dukung yang terukur serta berfungsi sebagai lapis kedap air
sehingga dapat melindungi lapisan konstruksi yang ada di bawahnya. Sifat
campuran yang harus dimiliki dan merupakan persyaratan campuran lapis
beton aspal dapat dilihat dari Gradasi agregat yang dipersyaratkan untuk jenis
campuran beton aspal.
Beton Aspal (Asphalt Institute) menyatakan beton aspal banyak
digunakan sebagai lapis permukaan untuk jalan yang menerima beban lalu
lintas yang tinggi yang tersusun dari agregat dengan gradasi menerus dan
bahan ikat aspal yang diolah dan dicampur secara panas. Wibowo beton aspal
merupakan jenis campuran bahan jalan yang terdiri dari campuran aspal keras
dan agregat yang mempunyai gradasi menerus, dicampur dihamparkan dan
dipadatkan pada suhu tertentu. Agregatnya terdiri dari agregat kasar, agregat
halus, filler yang bergradasi baik. Sedangkan gradasi menerus adalah suatu
komposisi yang menunjukkan pembagian butiran agregat merata mulai dari
ukuran yang terbesar sampai yang terkecil.
2. Durabilitas Campuran Aspal Beton
Salah satu karakteristik dari campuran beton aspal adalah durabilitas
(durability). Sifat ini berhubungan dengan ketahanan suatu campuran dari
penghancuran (disintegrasi) akibat pengaruh cuaca, air atau beban lalu lintas.
Sifat durabilitas (keawetan atau daya tahan) pada lapis permukaan diperlukan
untuk dapat menahan keausan yang terjadi akibat pengaruh cuaca, air dan
perubahan suhu ataupun keausan yang diakibatkan oleh gesekan roda

6
kendaraan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi menurunnya sifat
durabilitas suatu campuran (lapisan aspal) adalah air. Jika suatu lapisan aspal
selalu terendam oleh air, maka sifat durabilitas campuran tersebut akan
berkurang. Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi sifat durabilitas
campuran (aspal) adalah pemadatan. Untuk melihat potensi durabilitas yang
diakibatkan oleh kedua faktor tersebut dapat diukur melalui suatu indeks
durabilitas. Craus menyatakan bahwa durabilitas adalah kemampuan campuran
bitumen untuk terus menerus melawan pengaruh air dan suhu. Tingkat
durabilitas suatu campuran digunakan parameter Indeks Kekuatan Sisa (IKS),
Indeks Durabilitas Pertama (IDP) dan Indeks Durabilitas Kedua (IDK).
Suparma mengatakan bahwa durabilitas (awet) yaitu ketahanan terhadap
cuaca/iklim , pelapukan dan perusakan dari beban roda kendaraan yang masuk
dalam "Durabel" (tahan dan awet). Tahan terhadap pengaruh oksidasi dan suhu
udara tahan terhadap aksi perusakan air, tidak mudah pecah / kokoh akibat
tumbukan roda (“resistance to brittle cracking”). Aspalt Institute durabilitas
adalah kemampuan atau daya tahan suatu perkerasan terhadap beberapa faktor
seperti perubahan – perubahan dalam bitumen yang di sebabkan oleh oksidasi,
disintegrasi agregat, dan pelepasan lapisan – lapisan bitumen dari agregat
akibat kondisi basah dan beban lalu lintas. Durabilitas berkaitan dengan
keawetan campuran terhadap pengaruh air dan temperatur dalam waktu lama.
Campuran harus tahan terhadap air dan perubahan sifat aspal karena penguapan
dan oksidasi. Durabilitas campuran perkerasan di tentukan: a) Pemilihan bahan
susun yang baik dan sesuai dengan persyaratan; b) Komposisi bahan susun
sesuai dengan persyaratan; c) Kekuatan sesuai dengan perencanaan; d)
Pelaksanaan pekerjaan yang baik; e) Perawatan.
Miller et al mendefinisikan bahwa durabilitas adalah ketahanan
campuran terhadap faktor penyebab kerusakan, diantaranya adalah proses
penuaan aspal, terjadi pemisahan antar agregat, dan pelepasan lapis tipis aspal
dari agregat. Pada umumnya durabilitas campuran dapat di tingkatkan dengan
cara: menggunakan jenis campuran dengan gradasi rapat (dense gradation)
ketebalan lapis tipis aspal yang cukup pada agregat dan pemadatan campuran
di lapangan hingga rongga dalam campuran kurang dari 8%.

7
3. Aspal yang digunakan
Aspal yang di gunakan yaitu Aspal keras yang digunakan sebagai bahan
pengikat pada penelitian ini, berupa aspal keras AC Pen. 60/70 yang
mempunyai spesifikasi teknis yang telah disesuaikan dengan kondisi alam
Indonesia. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk penggunaan jenis aspal keras
(asphalt cement) yaitu berdasarkan pada spesifikasi 2010 ( Revisi.2 )
Departemen Pekerjaan Umum.
4. Lapis Permukaan Perkerasan
Lapisan perkerasan lentur adalah perkerasan yang menggunakan aspal
sebagai bahan ikatanya. Lapisan permukaan pada perkerasan ini berfungsi
untuk mendukung beban dan menyebarkan kedalam tanah dasar. Campuran
panas aspal dan agregat yang digunakan untuk bahan lapis permukaan
perkerasan lentur, harus mampu mendukung fungsi dari lapis permukaan itu.
Metode perencanaan tebal perkerasan lentur jalan baru umunnya dapat
dibedakan atas 2 metode yaitu:
a. Metode empiris, metode ini dikembangkan berdasarkan pengalaman dan
penelitian dari jalan - jalan yang dibuat khusus untuk penelitian atau dari
jalan yang sudah ada,
b. Metode Teoritis, metode ini dikembangkan berdasarkan teori matematis
dari sifat tegangan dan regangan pada lapisan perkerasan akibat beban
berulang dari lalu lintas.
5. Gradasi Agregat Gabungan
Departemen PU (2005) manyatakan gradasi agregat gabungan
untukcampuran aspal harus memenuhi batas - batas dan harus berada di luar
daerah larangan (Restriction Zone). Gradasi atau juga disebut partikel-partikel
berdasarkan ukuran agregat merupakan hal yang penting dalam menentukan
sifat karakteristik perkerasan. Gradasi agregat menentukan besarnya rongga
atau pori yang mungkin terjadi dalam campuran. Agregat campuran yang
terdiri dari agregat berukuran sama akan berongga atau berpori banyak, karena
tak terdapat agregat berukuran lebih kecil yang dapat mengisi rongga yang
terjadi. Sebaliknya jika campuran agregat terdistribusi dari agregat berukuran
besar sampai kecil merata, maka rongga atau pori yang terjadi sedikit. Hal ini

8
disebabkan karena rongga yang terbentuk oleh susunan agregat berukuran
besar, akan diisi oleh agregat berukuran lebih kecil.

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian

Metodologi penelitian merupakan strategi umum yang dianut


dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, serta observasi
ke jalan raya. Guna menjawab persoalan yang di hadapi.
1) Jenis dan Pendekatan Penelitian
a. Jenis penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (fieldresearch)
adalah penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di
lapangan Penelitian lapangan (fieldresearch) bersifat kualitatif,
disebut sebagai penelitian kualitatif karena data yang terkumpul
dan analisisnya lebih bersifat kualitatif dan data kualitatif tidak
memakai angka akan tetapi berupa penjabaran.

Penelitian bertujuan mengungkapkan suatu masalah,


keadaan dan peristiwa. Hal ini sesuai dengan penelitian kualitatif,
ialah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan
yang bertujuan untuk mengetahui informasi tentang Analisis
Pengaruh terhadap Kualitas Durabilitas Beton Aspal pada
Infrastruktur Jalan Raya di Wilayah Tropis

Yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif ialah


pendekatan yang dilakukan secara utuh kepada subjek penelitian
dimana terdapat sebuah permasalahan ataupun peristiwa dimana
peneliti menjadi instrument kunci dalam penelitian, kemudian hasil
pendekatan tersebut diuraikan dalam bentuk kata-kata.

2) Jenis dan Sumber Data


a. Jenis Data
Jenis data kualitatif adalah data yang berupa pendapat

10
sehingga tidak berupa angka tetapi berupa kata-kata atau kalimat.
Data diperoleh dari narasumber nya secara langsung, yang diamati
dan dicatat melalui hasil observasi dan dokumentasi dengan pihak
terkait dengan penelitian
b. Sumber data
Data merupakan bahan yang masih mentah namun dengan
pengelolahannya yang baik dengan berbagai analisis yang bisa
memberikan macam-macam informasiyang diperlukan.
Adapun sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini
meliputi: Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat
memberikan informasi mengenai data berdasarkan sumbernya.
Data dibedakan menjadi dua,yaitu data primer dan data sekunder.

Yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif ialah


pendekatan yang dilakukan secara utuh kepada subjek penelitian
dimana terdapat sebuah permasalahan ataupun peristiwa dimana
peneliti menjadi instrument kunci dalam penelitian, kemudian
hasilpendekatan tersebut diuraikan dalam bentuk kata-kata.

3) Jenis dan Sumber Data


a. Jenis Data

Jenis data kualitatif adalah data yang berupa pendapat


sehingga tidak berupa angka tetapi berupa kata-kata atau kalimat.
Data diperoleh dengan cara penelitian langsung, yang diamati dan
dicatat melalui hasil observasi, dan dokumentasi dengan pihak
terkait dengan penelitian Analisis Pengaruh terhadap Kualitas
Durabilitas Beton Aspal pada Infrastruktur Jalan Raya di Wilayah
Tropis.
b. Sumber data
Data merupakan bahan yang masih mentah namun dengan
pengelolahannya yang baik dengan berbagai analisis yang bisa
memberikan macam-macam informasiyang diperlukan.

11
Adapun sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini
meliputi: Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat
memberikan informasi mengenai data berdasarkan sumbernya.
Data dibedakan menjadi dua,yaitu data primer dan data sekunder.
4) Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi

Populasi yaitu semua gejala yang ingin diteliti. Populasi


penelitian ini adalah Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive Sampling
adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu.
5) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
beberapa teknik sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak
langsung tentang hal-hal yang diamati dan mencatat pada saat
observasi. Hal-hal yang diamati itu bisa gejala-gejala tingkahlaku,
benda-benda hidup, ataupun benda mati. Metode ini digunakan
peneliti untuk memperoleh data melalui pengamatan langsung
mengenai Analisis Pengaruh terhadap Kualitas Durabilitas Beton
Aspal pada Infrastruktur Jalan Raya di Wilayah Tropis.

Sugiyono menyatakan observasi digunakan sebagai teknik


pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal- hal dari responden
yang lebih mendalam.

12
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah lampau atau
berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan,gambar,atau karya-
karya dari seorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan pada penelitian kualitatif Hasil
dari penelitian ini adalah data-data yang diperoleh dari lapangan
yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber
dokumen formal,buku-buku,dan lain sebagainya.
6) Teknik Analisis Data
Analisa data yang digunakan peneliti adalah teknik analisis
data dengan pendekatan kualitatif yang terdiri dari reduksi data,
penyajian data, dan kesimpulan.
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-
hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Penyajian Data

b. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan tinjauan ulang catatan-


catatan lapangan atau peninjauan kembali data yang ada. Setelah
melakukan observasi. Peneliti melakukan observasi dan
dokumentasi mengenai Analisis Pengaruh terhadap Kualitas
Durabilitas Beton Aspal pada Infrastruktur Jalan Raya di Wilayah
Tropis.

13
DAFTAR PUSTAKA
Anas Tahir dan Arief Setiawan, Jurnal SMARTek, Februari 2009, KINERJA
DURABILITAS CAMPURAN BETON ASPAL DITINJAU DARI FAKTOR
VARIASI SUHU PEMADATAN DAN LAMA PERENDAMAN, Vol. 7,
No.1.
Haris, Jurnal LINEARS, Maret 2019, Analisis Pengujian Stabilitas dan
Durabilitas Campuran Aspal, Vol.2, No. 01. ISSN: 2614-3976
(Online), Indonesia.
GM Lawalata, Zainal Arifin, dkk, Maret 1999, Penelitian berbagai campuran
Aspal untuk Iklim Tropis Indonesia, PUPR Sigap Membangun Negeri.

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kaulitatif,


dan R&D, Bandung:Alfabeta.
Siregar Syofian, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Sanjaya Wina, 2013, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
http://scholar.unand.ac.id/18176/2/8-BAB%20I.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai