Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL TUGAS AKHIR

STUDI EKSPERIMENTAL PEMANFATAN BETON BERPORI


PADA PEDESTRIAN PERKOTAAN

disusun oleh :

OLEH:

OVIANTI PARUBAK
(216 213 065)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVRSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA
2020
DRAFT PENULISAN

Halaman Judul

Kata Pengantar

Draft Penulisan

Bab I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Manfaat Penelitian

1.5 Batasan Masalah

1.6 Metodologi Penulisan

1.7 Sistematika Penulisan

Bab II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Beton

2.1.1 Pengertian Beton Berpori

2.2.2 Kelebihan dan Kelemahan Beton Berpori

2.2.3 Karakteristik Kekuatan Beton Berpori

2.2 Material Pembentukan Beton Berpori

2.2.1 Semen

2.2.2 Agregat

2.2.3 Air

2.3 Proporsi Campuran Beton Berpori


2.4 Komposisi Campuran Beton Berpori

2.5 Variasi Campuran Beton Berpori

2.6 Material Pembentuk Beton Berpori

2.7 kuat Tekan

2.8 Pemanfaatan Beton Berpori

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

3.2 Proses Pengujian Agregat

3.3.1 Analisa Saringan

a. Agregat Kasar

b. Agregat Halus

3.3 Bagan Alir


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jalan merupakan salah satu akses yang paling penting dalam

melakukan aktivitas sehari-hari. Di Indonesia kebanyakan jalan kini

berupa aspal atau beton, akan tetapi banyak jalan yang tidak sesuai

dengan perencanaan awal dan SNI sehingga tidak berfungsi dengan

baik, hal ini membuat air tergenang di jalan dan jika dibiarkan dalam

jangka waktu yang lama dengan intensitas curah hujan yang tinggi

yang berlangsung panjang, maka beresiko menimbulkan banjir.

Meskipun betonisasi sulit dihindari karena merupakan salah satu

aspek dalam perkembangan infrastruktur untuk kemajuan

pembangunan suatu daerah, kasus ini harus menjadi perhatian khusus

karena dapat menimbulkan bencana banjir yang semakin parah serta

merugikan masyarakat.

Beton berpori menjadi salah satu cara untuk menghindari air

tergenang akibat betonisasi. Jika air yang jatuh ke permukaan

langsung terserap tanah, maka tidak akan ada air yang tergenang,

sehingga mengurangi resiko terjadinya banjir. Tidak hanya mengurangi

ancaman banjir, beton berpori juga dapat memfilter air sehingga

mengurangi kontaminasi.
Beton berpori merupakan material konstruksi yang memiliki ciri

khas tersendiri. Beton berpori adalah beton yang memiliki pori-pori

sehingga dapat dilewati air atau mempercepat penyerapan air hujan

dan air dari sumber lain. Beton berpori dibuat dari campuran agregat

kasar, semen,air,dan sedikit agregat halus. Faktor air semen harus

dijaga sedemikian rupa agar setelah mengeras pori-pori yang

terbentuk tidak terbentuk oleh campuran pasta semen yang mengeras.

Faktor air semen bertujuan agar butir-butir agregat dapat terikat kuat

satu sama lain untuk mendapatkan kuat tekan, porositas, dan

permeabilitas yang sesuai dengan karakteristik beton berpori==

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana memanfaatkan beton berpori agar optimal menyerap air

hujan pada daerah perkotaan

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui pemanfaatan beton berpori agar optimal

menyerap air hujan pada daerah perkotaan

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan adanya beton berpori maka kandungan air tanah dapat

terjaga dengan baik.

1.5 Batasan Masalah


Pokok bahasan dalam penulisan iniagar lebih terarah sesuaidengan

tujuan penelitian, maka perlu di beri batasan sebagai berikut:


1. Membuat beton berpori dengan standar ACI 522R-10

2. Membandingkan nilai kuat tekan beton berpori umur 28 hari

dengan paving blok umur 28 hari

3. Penggunaan semen tonasa sebagai bahaan pengikat

4. Tidak memperhitungkan biaya

1.6 Metodologi Penulisan


Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Metode eksperimental yaitu metode yang dilakukan dengan

mengadakan suatu percobaan di laboratorium.

2. Metode penulisan keperpustakaan (library research methode) yaitu

dengan mengumpulkan teori-teori pendukung dengan membaca

den mempelajari buku-buku ilmiah dan serta browsing internet.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN


Hasil penelitian proposal tugas akhir ini terdiri dari lima bab.

Gambaran umum mengenai isi setiap bab diuraikan secara sistematis

sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian dan manfaat penelitian, batasan masalah,

metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan teori-teori tentang defenisi beton berpori

dan pemanfaatannya
BAB III :METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum penelitian,

metodologi penelitian, bagan alir penelitian dan prosedur

penelitian.

BAB IV : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Beton

Beton merupakan hal yang paling utama dalam suatu konstruksi.

Hampir pada setiap aspek pembangunan tidak dapat terlepas daripada

suatu beton. Sebagai contoh pada suatu pekerjaan pembangunan jalan,

gedung, jembatan serta pekerjaan pembangunan yang lain, hampir dari

semua pekerjaan tersebut pekerjaan struktur ataupun yang lain tentunya

terbuat dari beton, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pekerjaan

struktur atau pekerjaan pembangunan lainnya tak lepas dari adanya suatu

beton. Penggunaan beton sudah memasyarakat dalam pembuatan

struktur bangunan, maka kebutuhan bahan-bahan dasar penyusun beton

juga meningkat, terutama agregat kasar, dalam hal ini kerikil dan atau

batu pecah. Faktor yang diperlukan dalam penggunaan jenis agregat

kasar adalah kekerasan. Semakin tinggi kekerasan agregat maka semakin

tinggi pula kuat tekan beton yang dihasilkan. Beton adalah campuran

antara semen portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus,

agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang

membentuk massa padat (SNI-03-2847-2002). Seiring dengan

penambahan umur, beton akan semakin mengeras dan akan mencapai

kekuatan rencana (f’c) pada usia 28 hari.


2.2.1Pengertian Beton Berpori

Beton berpori adalah bentuk sederhana dari beton ringan


yang dibuat dengan cara mengurangi penggunaan butiran agregat
halus. Beton berpori adalah beton berongga sehingga dapat
meloloskan air, beton ini juga biasa disebut beton non-pasir. Beton
berpori dibuat dari campuran agregat kasar, semen, air,dan sedikit
agregat halus dengan atau tanpa agregat halus. Dengan tidak
digunakannya pasir dalam campuran beton porous dapat
menyebabkan terjadinya rongga antar agregat kasar, distribusi
rongga dalam campuran merata Dan salin terkoneksi (kadar rongga
berkisar antara 12% - 25%) menyebabkan berkurangnya
kepadatan beton dan permukaan efektif butiran yang harus
diselimuti oleh pasta semen.

Beton porous didistribusikan gradasi agregatnya bervariasi


sehingga dapat dibedakan menjadi tiga yaitu gradasi seragam
(uniform grade), gradasi menerus (continous grade), dan gradasi
sela (gap grade). Gradasi seragam (uniform grade) adalah gradasi
yang terdiri dari ukuran agregat yang hampir sama sehingga akan
membentuk grafik gradasi seragam dengan ciri garis vertikal yang
mendominasi porsi gradasi agregat pada satu ukuran atau
range/batas fraksi tertentu. Gradasi menerus (continous grade)
adalah gradasi yang semua ukuran agregatnya ada dan
terdistribusi dengan baik. Gradasi sela (gap grade) adalah salah
satu atau lebih dari ukuran butir atau fraksi pada satu set ayakan
tidak ada.
Beton porous adalah suatu material bergradasi seragam yang
terdiri dari semen, agregat kasar, sedikit atau tanpa agregat halus
dan air. Faktor air semen harus dijaga agar beton pori-pori yang
terbentuk tidak tertutup oleh campuran pasta semen yang
mengeras dan brtujuan agar butir-butir agregat dapat terikat satu
sam yang lain untuk mendapat kuat tekan, porositas, dan
permeabilitas yang sesuai dengan karakteristik beton berpori.
Beton porous juga dikenal sebagai beton permeable yang
menjadi salah satu cara untuk menghindari air tergenang akibat
betonisasi sehingga mengurangi terjadinya ancaman banjir beton
porous juga dapat memfilter air sehingga mengurangi kontaminasi.
Beton porous umumnya digunakan sebagai area parkir, jalur
jalan dengan lalu lintas rigan, trotoar serta permukiman yang
berwawasan lingkungan karena sifatnya yang permeable
(meneruskan air). Kepadatan beton non-pasir tergantung pada
gradasi agregat kasar yang digunakan, pada umumnya
kepadatannya berkisar antara 60% - 75% dari beton normal, kuat
tekan beton porous lebih rendah dari beton normal.
Namun kuat tekan beton porous lebih rendah dari beton normal,
beton porous umunya digunakan pada lalulintas dengan kepadatan
rendah seperti tempat parkir, trotoar,perkerasan jalan
lingkungan,batako ringan.
2.1.2 Beton berpori memiliki kelebihan dan kelemahan yaitu:
a. Kelebihan beton porous:
1. Meredam panas atau mengurangi efek panas bum
2. Proses pembuatannya yang cepat
3. Mengurangi suara ribut akibat interaksi antara ban dan jalan
4. Kepadatan yang rendah
5. Porositasnya yang tinggi dan sifat penyusutan yang rendah.
6. Mengisi kembali persediaan air tanah
7. Mengurangi kontaminasi di aliran air
b. Kekurangan beton porous:
1. Pemakaian terbatas untuk kendaraan berat dilalu lintas padat
2. Praktek konstruksi khusus,
3. Sensitif terhadap konten air dan kontrol dalam beton segar,
4. Kekurangan metode percobaan yang distandarisasi,
5. Perhatian khusus dan pemeliharaan dalam desain untuk tipe
tanah tertentu,
6. Perhatian khusus mungkin diperlukan untuk tanah dengan
kandungan air tanah yang tinggi.
2.1.3 karakteristik kekuatan beton porous

Kekutan beton non-pasir tergantung pada


kepadatannya.kuat tekannya bervariasi antara 70 kg/cm2 jika
kepadatan beton sebesar 1900 kg/m3 hingga mencapai kuat tekan
140 kg/cm2 untuk besar kepadatan beton 2100kg/m3 pada umur
28 hari. Kuat tekan beton tetap bertambah setelah umur 28 hari
hingga dapat sebesar kuat tekan beton normal. Dalam hal desain
campuran beton non-pasir, perbandingan air dan semen (rasio)
bukan merupakan faktor kontrol utama melainkan perbandingan
campuran agregat dan semen pada posisi optimum yang
menghasilkan kekuatan tekan tinggi.

2.2 . material pembentuk beton porous

beton terdiri dari beberapa material yang tercampur jadi satu ada
pun material penyusun dari pada beton porous adalah:

2.2.1 semen

semen berasal dari bahasa latin “cementum” dimana kata ini


mula-mula dipakai oleh bangsa roma yang berarti bahan atau
ramuan pengikat dengan kata lain semen dapat didefenisikan
adalah suatu bahan perekat yang berbentuk halus, bila ditambah
air akan terjadi reaksi hidrasi sehingga dapt mengeras dan
digunakan sebagai pengikat.

pada campuran beton berfungsi sebagai bahan pengikat


yang mengikat agregat yangsatu dengan agregat yang lain,
sehingga agregatyang lain dapat saling merekat atau sling
mengunci (tidak dapat terpisah) semakin banyak semen yang
digunakan maka daya lekatnya akan semakin baik pula.

2.2.2 agregat

agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil,


pasir atau mineral lainnya baik itu berupa hasil alam maupun hasil
buatan (sukriman,2003).agregat merupakan material utama
penyusun campuran beton. agregat merupakan material yang
memiliki porsi paling besar yang digunakan dalam campuran beton.
Dengan kata lain agregat merupakan material utama penyusun
campuran beton.

A. Agregat kasar memiliki sifat – sifat sebagai berikut:

a. kekuatan dan kekasaran

b. bentuk butir

c. porositas

d. susunan (tekstur) permukaan

e. selaput permukaan

f. berat jenis

Gradasi agregat kasar yang digunakan pada beton porous


1-2. Namun untuk ukuran maksimal yang digunakan pada beton
bertulang dapat diatur berdasarkan kebutuhan akan agregat
tersebut agar sedapat mungkin mudah mengisi cetakan dan lolos
dari cela-cela tulangan.

B. Agregat halus

Pada beton porous agregat halus yang digunakan 30% dari


penggunaan agregat halus pada beton normal. Dan lebih baik jika
pada pencampuran atau pembuatan beton porous lebih baik jika
tidak menggunakan agregat halus agar rongga-rongga dari sela-
sela agrgat kasar tidak tertutupi oleh pasta semen yang sudah
mengeras mengeras agar mudah menyerap air.

2.2.2 air

Air merupakan salah satu bahan yang sangat dibutuhkan dalam


pembuatan beton. kualitas air sangat mempengaruhi kekuatan beton.
kualitas air erat kaitannya dengan bahan-bahan yang terkandung
dalam air tersebut. Air pada beton berfungsi sebagai pengaduk dan
juga sebagai hidrasi dari semen. Air untuk campuran beton adalah air
memenuhi syarat yang mana tidak boleh mengandung minyak,dan
garam.air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi
semua bentuk kehidupan di bumi. Salah satunya adalah dalam hala
pembuatan beton.

2.3 proporsi campuran beton porous

campuran beton porous selalu terkait dengan kebutuhan akan


kekuatan yang diinginkan pada umur tertentu. Yang menentukan porsi
campuran yang optimum, yang artinya bahwa beton tersebut dapat
memenuhi syarat-syarat seperti berbobot ringan, memiliki kadar rongga
yang cukup dan saling terhubung agar agar bersifat porous/permeable.
pada beton non-pasir pasta semen hanya dibutuhkan untuk menyelimuti
setiap butir agregat, oleh sebab itu kebutuhan semen lebih sedikit jika
dibandingkan dengan beton normal.

Agar sifat campuran dapat diaplikasikan dengan mudah dan


memenuhi syarat kekakuan dan permeabilitas maka prosedur trial mixes
harus dilakukan. Jika workability terlalu rendah (campuran terlampau
kental/kaku) maka dapat dilakukan peyesuaian proporsi campuran, seperti
penambahan takaran semen dan atau perbandingan air terhadap semen
atau faktor air semen (w/c ratio), sedangkan bila workability terlalu tinggi
(campuran terlampau encer) dan kwatirkan akan menyebabkan bleeding,
maka perlu dilakukan pengurangan w/c ratio dan atau perbandingan
agregat terhadap semen (a/c ratio).

Umumnya jenis agregat yang digunakan adalah kerikil alami atau


batu pecah dengan daya serap rendah terhadap air (agregat dengan
angka pori minimum). Sedangkan jika digunkan agregat ringan alami atau
buatan, maka akan sulit untuk memprediksi/menentukan kebutuhan air
optimum dalam campuran (w/c ratio) karena agregat jenis ini memiliki
angka pori yang tinggi(prnyerapan 10-20% air dalam kurun waktu 24 jam)
sehingga dapat menyebabkan campuran kekurangan air (raju, 1983).

Sebelum melakukan penelitian dilaboratorium maka peneliti


melakukan studi pustaka tentang beton berpori dan menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan. Melakukan uji pendahuluan pada bahan
yang akan digunakan pada penelitian beton berpori. Pembuatan beton
berpori dengan gradasi agregat seragam, agregat yang digunakan adalah
agregat 1-2 dan agregat 2-3. Aditif yang dipakai untuk menambah
kekuatan beton adalah LEMKRA TG300. Membuat campuran beton yang
mengacu pada mix design dari penelitian (Rochim, 2014) dan FAS yang
dipakai sebesar 0,45. Membuat benda uji berupa silender dengan
diameter 10,16 cm dan tinggi 6,5 untuk pengujian porositas dan
permeabilitas. Pengujian kuat tekan dengan benda uji berupa silinder
dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Perawatan benda uji dengan
merendam dalam bak air. Melakukan pengujian porositas, permeabilitas,
dan kuat tekan.

2.4 Komposisi Campuran Beton Porous

Perencanaan campuran beton porous menggunakan cara coba-coba


di laboratorium (Trial and Error), yaitu dengan membuat campuran beton
dengan perbandinganperbandingan bahan penyusun yang berbeda-beda
sehingga diperoleh komposisi dengan workability tertentu. Setelah
melakukan beberapa kali trial and error, akhirnya diambil mix design cara
perbandingan antara semen, agregat, dan air. Perbandingan mix design
yang diambil adalah 1 (semen) : 6 (agregat) : 0,6 (air).

Tabel 1. Mix Design Beton Porous


Perbandingan mix design :
C: A: W
1 6 0,6
komposisi dalam 1m3 :
Semen : 0,14m3
Agregat : 0,80m3
Air : 0,01m3

2.5 Variasi Campuran Beton Porous

Variasi campuran beton porous terbagi menjadi 4 variasi yang


memiliki perbedaan komposisi dan ukurang agregat kasar, namun jumlah
air dan semen yang konstan.

2.6 Material Pembentuk Beton Porous

Berdasarkan ACI 522R-10 mix design untuk beton porous terdiri dari:
semen (270 - 415 kg), agregat (1190 - 1480 kg), faktor air semen (0,27 –
0,34), perbandingan berat pasir dan kerikil (0 sampai 1 : 1). Penambahan
pasir akan menurunkan kadar pori dan meningkatkan kuat tekan.

2.7 Kuat Tekan


kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas,
yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani gaya
tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. Kuat tekan beton
merupakan sifat terpenting dalam kualitas beton dibanding dengan
sifat-sifat lain. Kekuatan tekan beton ditentukan oleh pengaturan
dari perbandingan semen, agregat kasar dan halus, air.
Perbandingan dari air semen, semakin tinggi kekuatan tekannya.
Suatu jumlah air tertentu diperlukan untuk memberikan aksi
kimiawi dalam pengerasan beton, kelebihan air meningkatkan
kemampuan pekerjaan akan tetapi menurunkan kekuatan (Wang
dan Salmon, 1990).
f’c = 𝑃/𝐴

dimana :

f’c = Kuat tekan beton (MPa)

P = Gaya tekan aksial (N)

A = Luas penampang melintang benda uji (mm2)


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan buku/literatur dan


mempelajari tahap-tahap dan standar dalam design campuran beton serta
metode campuran beton. lokasi penelitian dilaksanakan dilaboratorium
kampus II Uki Toraja dimana memiliki laboratorium yang bisa digunakan
dalam penelitian untuk campuran beton.
3.3 Proses Pengujian Agregat

A. Analisa Saringan

Maksud dan tujuan pengujian:

- Untuk mengetahui ukuran butir dan gradasi agregat kasar


dan agregat halus untuk keperluan mix design/ rancangan
campuran beton.
1. Agregat Kasar
a. Bahan
Agregat kasar (kerikil) 2000gram
b. Alat
1. Satu set saringan No.3/4” (19,1mm), No.3/8”
(9,52mm), No.4 (4,76mm), No.8 (2,38mm), No.30
(0,59mm), No. 50 (0,279mm), No.100 (0,15mm), No.
200 (0,074mm); PAN.
2. Timbangan
3. Oven yang dilengkapi pengaturan suhu
4. Mesin pengguncang saringan
5. Talam, sendok, dan alat-alat lainnya.
c. Prosedur pengujian
1. Keringkan agregat kasar atau kerikil dengan suhu
yang telah di tetapkan selama 24 jam kemudian
timbang
2. Timbang pula saringan dan susun saringan pada
mesin pengguncang
3. Masukkan kerikil pada saringan teratas dan saringan
digoncang dengan cara manual atau dengan mesin
pengguncang selama 10-15 menit.
4. Timbang berat masing-masing saringan serta agregat
kasar (kerikil).
5. Hitung berat agregat kasar yang tertahan pada
masing-masing saringan.
d. Rumus perhitungan
Persentase lolos dan tertahan dihitung dengan rumus :

∑ Berat Tertahan (gr)

Berat total sampel (gr)


2. Agregat halus

Pasir pada beton berpori sebaiknya tidak


digunakan untuk mendapatkan pori-pori atau rongga yang
maksimal pada beton porous.

3.3 Bagan Alir

Anda mungkin juga menyukai