Anda di halaman 1dari 12

POLITEKNIK NEGERI MANADO JURUSAN TEKNIK SIPIL

TEKNOLOGI BETON
DISUSUN OLEH ::
RICKY B. BRANDO SUMOLANG (20012056)
CRISTIADY. G. LENDO (20012120)
STELA B.RAMPISELA (20012061)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………
1.1.Latar belakang…………………………………………………………………………………….
1.2.Contoh Gambar………………………………………………………………………………….
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………………………….
2.1.Beton Porous (Porous concrete)………………………………………………………..
2.2.Kelebihan dan Kekurangan Beton porous………………………………………….
2.2.1.Keuntungan beton porous……………………………………………………….
2.2.2.Kekurangan Beton Porous……………………………………………………….
2.3.Material Penyusun beton…………………………………………………………………
2.3.1.Agregat……………………………………………………………………………………
2.3.2.Semen…………………………………………………………………………………….
2.3.3.Air……………………………………………………………………………………….....
2.4.Pengaplikasian Beton Porous…………………………………………………………..
2.5.Proporsi Campuran Beton Porous……………………………………………………
BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………………………………………….
3.1.Kesimpulan……………………………………………………………………………………..
3.2.Saran……………………………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatnya pada
penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah teknologi beton yang
berjudul “Beton Porous” ini dengan baik.

Laporan ini disusun guna melengkapi syarat untuk mata kuliah teknologi beton pada
program studi D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Manado.

Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :


Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatnya kepada penyusun.

Mem Rilya Rumbayan selaku dosen mata kuliah teknologi beton yang telah memberikan
bimbingan sehigga makalah ini dapat tersusun.

Teman – teman anggota kelompok yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya
dalam menyusun makalah ini.

Penyusun sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan
kritik yang membangun diharapkan guna memperbaiki makalah ini di waktu yang akan
datang.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan pembangunan pada era globalisasi dan modernisasi sekarang ini,


baik di perkotaan maupun di daerah semakin pesat. Tekanan penduduk dan
transportasi yang mewadahi pergerakannya mengakibatkan semakin sempitnya
lahan-lahan yang produktif untuk pertanian dan perkebunan. Disamping juga
terbatasnya kemampuan untuk menyimpan air. Yang terasa ironis adalah bahwa
kekeringan silih berganti dengan banjir. Sedangkan yang dilakukan manusia,
dengan jalan dan saluran drainasenya yang serba lurus dan berlapis semen kedap
air, menyebabkan air mengalir cepat ke laut, mengingkari fungsinya sebagai
pemberi kehidupan (life giving role) .

Pembangunan jalan secara umum menggunakan perkerasan lentur atau kaku yang
kedap air, sehingga pada saat musim hujan akan timbul genangan air, dikarenakan
saluran drainase pada jalan saat ini kurang pemeliharaannya sehingga
banyak saluran yang tersumbat. Dengan demikian genangan air di atas lapisan
perkerasan yang terjadi setelah hujan akan mengganggu kelancaran lalu lintas dan
dapat menimbulkan terjadinya kerusakan jalan.

Untuk mencegah masalah kerusakan jalan yang disebabkan oleh genangan air,
saat ini banyak cara baru untuk mengendalikan aliran air pada permukaan
perkerasan. Salah satu alternatif dalam pengendalian air pada permukaan
perkerasan adalah dengan menggunakan beton berpori. Dalam hal ini
penggunakan beton berpori adalah sebagai bahu jalan yang berfungsi sebagai
drainase sehingga dapat meneruskan aliran air ke dalam tanah, diharapkan beton
berpori ini dapat mencegah berkurangnya kekuatan perkerasan utama yang
disebabkan oleh genangan air, serta dapat meningkatkan pembangunan
infrastruktur jalan yang ramah lingkungan.

Beton berpori (porous concrete) merupakan material konstruksi yang memiliki


sifat tersendiri. Sesuai dengan namanya, beton berpori adalah beton yang
memiliki pori-pori sehingga dapat ditembus oleh air. Penggunaan beton berpori
dapat menjadi bahan konstruksi alternatif untuk jalan yang ramah lingkungan.
Tujuan teknologi beton berpori adalah untuk menggantikan peresap alami yang
telah tertutup oleh pembangunan pemukiman atau berkurangnya lahan akibat
pembangunan jalan yang kedap air. Di harapkan dengan pemakaian beton berpori
diartikan karena dengan penggunaan beton berpori sebagai bahu jalan,pelataran
parkir,trotoar atau drainase maka akan dapat mengurangi limpasan permukaan
dan mengurangi debit air dari drainase jalan.

1.2. Contoh Gambar Beton Porous


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Beton porous (Porous Concrete)

Beton porus (Porous Concrete) adalah material beton spesial dengan porositas
tinggi yaitu antara 15-30% rongga udara sehingga mudah untuk dilalui air. Beton
berpori dibuat dari campuran air, semen, agregat kasar dengan sedikit atau tanpa
agregat halus agar didapatkan pori-pori yang cukup banyak dan berhubungan. (Antoni,
2008)

Beton berpori mempunyai angka pori sebesar 15% - 22% yang lebih tinggi dari beton
normal. Beton dapat digunakan untuk daerah lalu-lintas rendah yang ditinjau dari kuat
tekan dan porositasnya. (Ganpule,2011)
Porositas adalah ukuran dari proporsi total volume yang ditempati oleh pori-pori, dan
biasanya dinyatakan sebagai persentase dari volume sample. Porositas merupakan salah
satu parameter penting struktur beton, yang mempengaruhi kekuatan, permeabilitas,
dan daya tahan pasta semen, mortar, dan beton. (Kusno,2002)

Beton berpori yang menggunakan agregat satu ukuran atau agregat seragam
mempunyai kuat tekan rendah dan permeabilitas yang bagus. Beton berpori pada umur
28 hari mempunyai kuat tekan antara 5 sampai 21 MPa dengan porositas 14-31% dan
permeabilitas berkisar 0,25 sampai 6,1 mm/detik. (Schaefer et all, 2006)

beton berpori merupakan suatu material jalan yang unik dan efektif yang ramah
lingkungan. Dikatakan ramah lingkungan karena dengan menangkap air hujan dan
membiarkan air hujan meresap kedalam tanah, material beton berpori dapat menolong
mengisi cadangan air tanah, dan mengurangi limpasan permukaan. Dengan
diaplikasikan pada bahu jalan maka limpasan air dari jalan diharapkan akan terserap
kedalam tanah,dan dapat terkuranginya debit air pada saluran drainase.
Gambar 1.Perbedaan Tekstur Permukaan Beton Berpori Dengan Beton Normal

2.2. Kelebihan dan kekurangan beton porous


2.2.1. Keuntungan beton porous
1. Merupakan beton yang ringan dengan kerapatan sekitar 25 sampai 30% kurang
dari beton normal karena tidak ada agregat halus, sehingga berat struktur menjadi
ringan.
2. Karena tidak memiliki pasir atau agregat halus, ia memiliki susut pengeringan
yang lebih sedikit dibandingkan beton normal
3. Memiliki karakteristik isolasi termal yang lebih baik daripada beton normal dan
karenanya berguna untuk konstruksi dinding luar.
4. Karena tidak memiliki agregat halus, luas permukaan yang dibutuhkan untuk
pelapis semen berkurang. Jadi, jumlah semen yang dibutuhkan dikurangi per
meter kubik dibandingkan dengan beton normal. Sehingga menjadi lebih
ekonomis/
5. Sifat ringan dari beton tidak berpengaruh pada kualitas disebabkan pemisahan
agregat kasar sehingga tidak memiliki agregat halus. Dengan demikian, bisa
dijatuhkan dari ketinggian.
6. Dapat dipadatkan tanpa memerlukan jenis vibrator beton dan dapat dengan mudah
dilakukan dengan cara menekuk dengan batang.

2.2.2. Kekurangan beton porous

1. Karena tidak ada agregat halus untuk mengisi kekosongan beton ini, ia memiliki
permeabilitas tinggi dibandingkan beton biasa. Jadi, bukan ide bagus untuk
membangun beton bertulang dengan beton non pasir, karena penguatnya akan
mudah terkorosi.
2. Untuk membuat beton ini menjadi kedap air, tambahan lapisan plesteran batu
diperlukan, sehingga meningkatkan biaya.
3. . Beton non pasir tidak dapat diuji untuk kemampuan kerja dengan menggunakan
uji normal untuk beton seperti uji kemerosotan atau pemadatan. Nilai
kemampuan kerja dan metode pengujiannya tidak diketahui.

2.3. Material penyusun Beton porous

2.3.1. Agregat
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai campuran mortar atau
beton. Agregat ini kira-kira menempati sebanyak 70% dari volume mortar atau beton.
Walau hanya bahan pengisi, akan tetapi agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat
betonnya, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan
beton.

2.3.2. Semen
Semen yang biasa digunakan untuk beton porous (porous concrete)adalah semen Portland
yaitu semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium
silikat hidrolik dan bahan tambahan berbentuk kalsium sulfat. Fungsi semen adalah untuk
mempersatukan agregat kasar dan agregat halus menjadi satu kesatuan yang kuat setelah
semen bereaksi dengan air. Semen yang dibutuhkan dalam pembuatan beton berpori
sebaiknya dalam kondisi yang baik serta memenuhi standard SNI 15-2049-2004
mengenai semen Portland. Jenis semen yang digunakan adalah Portland Composite
Cement (terlampir hasil uji semen).

2.3.3. Air

Kualitas air yang digunakan dalam campuran beton berpori tidak berbeda dengan beton
normal, dimana air yang digunakan memiliki kualitas yang baik juga. Sesuai dengan
persyaratan SNI 03-6817-2002, air yang dapat digunakan dalam proses pencampuran
beton adalah sebagai berikut:
1. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan- bahan
yang merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik, atau bahan-
bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.
2. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang di
dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung dalam
agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan.
3. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali ketentuan
berikut terpenuhi: Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada
campuran beton yang menggunakan air dari sumber yang sama.

2.4.Pengaplikasian beton porous

Jenis stuktur yang dapat menggunakan beton berpori adalah lapangan parkir, lantai
rumahkaca, perkerasan lapisan atas untuk taman, lapangan tenis, tempat pejalan kaki, dan
jugasebagai perkerasan kaku untuk jalan lokal dengan intensitas lalulintas yang
rendah.Sehingga secara garis besar beton berpori dapat diaplikasikan untuk jenis struktur
yangtidak membutuhkan tulangan beton, karena dengan adanya tulangan pada beton
berporiakan memberikan resiko karat pada tulangan yang disebabkan oleh cairan yang
dapatmenembus rongga beton.
2.5. Proporsi Campuran Beton Porous

Beton porous umumnya dibuat dengan perbandingan agregat / semen dari 6: 1 sampai
10: 1. Agregat yang digunakan biasanya berukuran melewati 20 mm dan dipertahankan
pada 10 mm.
berbeda dengan beton konvensional, dimana kekuatan terutama dikendalikan oleh rasio
air / semen, kekuatan beton non pasir bergantung pada rasio air / semen, rasio semen
agregat dan berat satuan beton.
Rasio air / semen untuk konsistensi yang memuaskan akan bervariasi antara kisaran
sempit 0,38 dan 0,52. Rasio air / semen harus dipilih dengan hati-hati. Jika rasio air /
semen yang terlalu rendah diadopsi, pasta akan sangat kering sehingga agregat tidak
dioleskan dengan baik dengan pasta yang menghasilkan adhesi yang tidak mencukupi di
antara partikel.
Di sisi lain, jika rasio air / semen terlalu tinggi, pasta mengalir ke dasar beton, terutama
saat bergetar dan mengisi rongga antara agregat di bagian bawah dan membuat bagian itu
padat. Kondisi ini juga mengurangi adhesi antara agregat dan agregat karena pasta
menjadi sangat tipis.
Tidak ada metode standar yang tersedia, seperti uji kemerosotan atau uji faktor
pemadatan untuk mengukur konsistensi beton tanpa denda. Mungkin metode
pemeriksaan visual dan trial and error yang bagus, bisa menjadi panduan terbaik untuk
menentukan rasio air / semen optimum.
Beton non pasir, bila agregat konvensional digunakan, mungkin menghasilkan kepadatan
sekitar 1600 sampai 1900 kg / m3, namun bila beton non pasir dibuat dengan
menggunakan agregat ringan, kerapatannya bisa mencapai sekitar 360 kg / m3.
Beton non pasir tidak menimbulkan masalah serius untuk pemadatan. Penggunaan
pemadatan mekanis atau metode getaran tidak diperlukan. Pemukulan sederhana cukup
untuk pemadatan penuh.
Beton non pasir tidak memberikan banyak dorongan samping pada bekisting karena
partikel-partikel tersebut memiliki titik to point kontak dan beton tidak mengalir. Oleh
karena itu, sisi bekisting bisa dilepas dalam interval waktu lebih pendek dari pada beton
konvensional.
Namun, bekisting mungkin perlu disimpan lebih lama, bila digunakan sebagai bagian
struktur, karena kekuatan beton relatif berkurang. Kekuatan tekan beton tanpa campuran
bervariasi antara 1,4 MPa sampai sekitar 14 MPa.
Kekuatan ikatan beton non pasir sangat rendah dan karena itu penguatan tidak digunakan
bersamaan dengan beton non pasir. Namun, jika penguatan diperlukan untuk digunakan
pada beton non pasir, sebaiknya aplikasikan penguatan dengan pasta semen untuk
memperbaiki ikatan dan juga untuk melindunginya dari karat

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Beton porous bisa juga diartikan beton non pasir ialah bentuk inovasi dari jenis beton normal
yang diperoleh dengan cara menghilangkan bagian halus agregat pada pembuatan beton. Tidak
adanya agregat halus dalam campuran menghasilkan suatu sistem berupa keseragaman rongga
yang terdistribusi di dalam massa beton, serta berkurangnya berat jenis beton. Rongga di dalam
beton tersebut mencapai 20-25%
Agar berfungsi dengan baik, beton berpori ini harus diaplikasikan pada area datar / rendah.
Dibandingkan dengan perkerasan konvensional, beton berpori ini perlu penanganan khusus, pada
saat mempersiapkan sub grade (tanah dasar) untuk mencapai permeabilitas yang di perlukan.
Pengaplikasian beton berpori tidak di anjurkan pada aplikasi struktur tertentu, seperti jalan
berkecepatan tinggi atau jalan yang terpapar oleh lalu lintas beban berat.

3.2. Saran

kurangnya pemahaman terhadap beton porous dan hal penting lainya sehingga melakukan suatu
kesalahan salah satunya, penggunaan faktor air semen yang terlalu tinggi pada beton porous
mengakibatkan pasta semen terlalu cair dan mengalir meninggalkan agregat sehingga terjadi
endapan di bagian dasar. Oleh karena itu diharapkan untuk memahami proses,tahapan-tahapan,
dan syarat-syarat yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai