TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Beton Ringan
Beton biasa merupakan bahan yang cukup berat, dengan berat 2400 kg/m3
dan menghantarkan panas. Untuk mengurangi bahan mati suatu struktur beton
atau mengurangi sifat penghantar panasnya maka telah banyak dipakai beton
ringan.
Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis (density) lebih ringan dari
pada beton pada umumnya. Beton ringan bisa disebut sebagai beton ringan aerasi
(Aerated Lightweight Concrete / ALC) atau sering disebut juga (Autoclaved
Aerated Concrete / AAC) yang memiliki bahan baku utama terdiri dari pasir
silika, kapur, semen, air ditambah dengan suatu bahan pengambang yang
kemudian dirawat dengan tekanan uap air. Beton ringan memiliki berat kurang
dari 1800 kg/m3. Penambahan bahan tambah atau pengganti materi penyususn
beton terutama agregat halus dan kasar dapat mengurangi berat massa beton.
Semakin kecil berat jenis material penyususn beton maka semakin kecil pula berat
massa beton sehinnga menjadi lebih ringan. Ada beberapa metode yang dapat
digunakan untuk mengurangi berat jenis beton atau membuat beton menjadi lebih
ringan (menurut Kardiyono, 1996), antara lain adalah sebagai berikut :
1. Dengan membuat gelombang-gelombang gas / udara dalam adukan semen
sehingga terjadi banyak pori-pori udara didalam betonnya. Salah satu cara
2. Dengan menggunakan agregat ringan, misalnya tanah liat bakar, batu apung,
Faktor kuat tekan beton dan berat jenis beton juga menjadi standar
penentuan bagaimana suatu beton dikategorikan. Beton ringan pada penggunaan
dilapangan haruslah memenuhi persyaratan tentang beton ringan yang harus
dipenuhi (menurut Sataryo, I,2004). Secara garis besar pembagian beton ringan
dapat dibagi tiga yaitu :
21
Pengaruh Penggunaan Semen PPC..., Fiki Hanifatun, Fakultas Teknik UMP, 2016
1. Untuk Nonstruktur dengan berat jenis antara 240 kg/m3 sampai 800 kg/m3
dan kuat tekan antara 0,35 Mpa – 7 Mpa yang umumnya digunakan untuk
2. Untuk struktur ringan dengan berat jenis antara 800 kg/m3 sampai 1400
kg/m3 dan kuat tekan antara 7 Mpa – 17 Mpa yang umumnya digunakan
3. Untuk struktur, dengan berat jenis antara 1400 kg/m3 sampai 1800 kg/m3
dan kuat tekan dari 17 Mpa yang digunakan sebagai beton normal.
Agregat
baik, diperlukan gradasi agregat yang baik pula. Penggunaan bahan batuan dalam
adukan beton berfungsi :
22
Pengaruh Penggunaan Semen PPC..., Fiki Hanifatun, Fakultas Teknik UMP, 2016
mm. Sedangkan butir agregat yang kecil disebut agregat halus yang
memilikiukuran lebih kecil dari 4,8 mm. Menurut SK-SNI-T-15-1990-03
kekasaran pasir dibagi menjadi empatkelompok menurut gradasinya, yaitu pasir
halus, agakhalus, agak kasar dan kasar.
Semen merupakan serbuk yang halus yang digunakan sebagai perekat antara
agregat kasar dan agregat halus. Apabila bubuk halus ini dicampur dengan air
selang beberapa waktu akan menjadi keras dan dapat digunakan menjadi pengikat
hidrolis. Semen yang dicampur dengan air akan membentuk adukan yang disebut
pasta semen. Jika dicampur dengan agregat halus (pasir) dan air, maka akan
terbentuk adukan yang disebut mortar.
4. Semen Mosonry
23
Pengaruh Penggunaan Semen PPC..., Fiki Hanifatun, Fakultas Teknik UMP, 2016
Tabel 2.1. Jumlah semen minimum dan nilai faktor air semen maksimum
Air
Faktor air sangat mempengaruhi dalam pembuatan beton, karena air dapat
bereaksi dengan semen yang akan menjadi pasta pengikat agregat. Air juga
berpengaruh terhadap kuat desak beton, karena kelebihan air akan menyebabkan
penurunan kekuatan beton itu sendiri. Air pada campuran beton akan berpengaruh
pada ;
Faktor air semen adalah perbandingan antara berat air dan berat semen
dalam campuran adukan. Kekuatan dan kemudahan pengerjaan (workability)
24
Pengaruh Penggunaan Semen PPC..., Fiki Hanifatun, Fakultas Teknik UMP, 2016
campuran adukan batako sangat dipengaruhi oleh jumlah air campuran yang
dipakai. Untuk suatu perbandingan campuran batako tertentu diperlukan jumlah
air yang tertentu pula.
Pada dasarnya semen memerlukan jumlah air sebesar 32% berat semen
untuk bereaksi secara sempurna, akan tetapi apabila kurang dari 40 % berat semen
maka reaksi kimia tidak selesai dengan sempurna (A. Manap, 1987: 25). Apabila
kondisi seperti ini dipaksakan akan mengakibatkan kekuatan batako berkurang.
Jadi air yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan semen dan untuk memudahkan
pembuatan batako, maka nilai f.a.s. pada pembuatan dibuat pada batas kondisi
adukan lengas tanah, karena dalam kondisi ini adukan dapat dipadatkan secara
optimal. Disini tidak dipakai patokan angka sebab nilai f.a.s. sangat tergantung
dengan campuran penyusunnya. Nilai f.a.s. diasumsikan berkisar antara 0,3
sampai 0,6 atau disesuaikan dengan kondisi adukan agar mudah dikerjakan.
N. Balaguru, P. Shah, (1992), serbuk kayu merupakan salah satu serat alami
(cellulose fibers) yang dapat digunakan sebagai zat tambah dalam campuran
beton. Kayu terdiri dari selulosa (cellulose), hemiselulosa, dan lignin. Lignin
merupakan unsur dari sel kayu yang mempunyai pengaruh yang buruk terhadap
kekuatan serat (fibers). Kuat tarik selulosa (cellulose) setelah diteliti sebesar 2000
Mpa, sedangkan unsur lignin dalam kayu dapat menurunkan kuat tarik sebesar
500 Mpa.
Serbuk gergaji kayu adalah butiran-butiran halus yang terbuang saat kayu
dipotong dengan gergaji. Jumlah serbuk gergaji yang dihasilkan dari
penggergajian kayu seperti produksi perabotan rumah tangga maupun pada pabrik
pemotong / penggergajian kayu glondongan. Balai Penelitian Hasil Hutan
(BPHH) pada kilang penggergajian di Sumatera dan Kalimantan serta Perum
Perhutani di Jawa menunjukan bahwa rendemen rata-rata penggergajian adalah
45%, sisanya 55% berupa limbah. Sebanyak 10% dari limbah penggergajian
tersebut merupakan serbuk gergaji.
25
Pengaruh Penggunaan Semen PPC..., Fiki Hanifatun, Fakultas Teknik UMP, 2016
Meminimalisir pemanfaatan kayu seoptimal mungkin yang dapat
memproduksi limbah kayu merupakan salah satu kebijakan Departemen
Kehutanan. Namun demikian kenyataan di lapangan umumnya rendemen industri
penggergajian kayu masih berkisar dari 50-60%, sebanyak 15-20% terdiri dari
serbuk kayu gergajian. Diperkirakan jumlah limbah serbuk kayu gergajian di
indonesia sebanyak 0,78 juta m³/th. Untuk industri besar dan terpadu, limbah
serbuk kayu gergajian sudah dimanfaatkan menjadi bentuk briket arang dan dijual
secara komersial. Namun untuk industri penggergajian kayu dalam skala kecil
yang jumlahnya mencapai ribuan unit dan tersebar di pedesaan, limbah tersebut
belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah serbuk gergaji kayu yang dihasilkan
dari industri penggergajian masih dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,
diantaranya sebagai media tanam, bahan baku furnitur dan bahan baku briket
arang. Salah satu usaha meningkatkan nilai tambah dari serbuk gergaji kayu ini
adalah dengan cara memanfaatkan sebagai bahan tambah dalam campuran beton
ringan.
Menurut Felix Yap (1964) pada pembebaan tekan biasanya kayu bersifat
elastis sampai batas proporsional. Terhadap tarikan, sifat-sifat elastisitas untuk
kayu tergantung dari keadaan lengas. Kayu yang berkadar lengas rendah
memperlihatkan batas elastisitas yang agak rendah, sedangkan kayu yang
berkadar lengas tinggi terdapat perubahan bentuk yang permanen pada
pembebanan. Berikut terdapat kadar lengas kayu yaitu :
26
Pengaruh Penggunaan Semen PPC..., Fiki Hanifatun, Fakultas Teknik UMP, 2016
menambah kepadatan dan kekuatan beton. Reaksi ini berlangsung antara 2 – 5
jam, disebut juga sebagai periode induksi atau tak aktif (Kardiyono . 1996).
Kuat tekan beton rata-rata diukur pada umumnya setelah beton berumur 28
hari setelah pencampuran, sebab dianggap memberi keuntungan cukup dalam
karakteristik akan kekuatan minimum untuk memenuhi persyaratan
perencanaanya.
Tabel 2.2. Persyaratan kuat tekan batako pejal sebagai bahan bangunan dinding
menurut SNI
I 9,7
II 6,7
III 3,7
IV 2
Sumber : SNI 03 – 0349 - 1989
27
Pengaruh Penggunaan Semen PPC..., Fiki Hanifatun, Fakultas Teknik UMP, 2016
Menurut SNI-03-0349-1989 mutu bata beton pejal dibedakan menjadi
empat tingkatan mutu, yaitu mulai dari tingkat mutu I hingga mutu IV. Berikut ini
merupakan penjelasan dari mutu I sampai mutu IV pada bata beton pejal :
1. Bata beton mutu I adalah bata beton yang digunakan untuk konstruksi yang
memikul beban dan bias digunakan pula untuk konstruksi yang tida
2. Bata beton mutu II adalah bata beton yang digunakan untuk konstruksi yang
3. Bata beton mutu III adalah bata beton yang digunakan untuk konstruksi
yang tidak memikul beban, dinding penyekat dan konstruksi lainnya yang
selalu terlindung dari hujan dan terik matahari, tetapi permukaan dinding
4. Bata beton mutu IV adalah bata beton yang digunakan untuk konstruksi
yang tidak memikul beban, dinding penyekat serta konstruksi lainnya yang
selalu terlindung dari hujan dan terik matahari (harus diplester dan di
bawah atap).
28
Pengaruh Penggunaan Semen PPC..., Fiki Hanifatun, Fakultas Teknik UMP, 2016