Anda di halaman 1dari 8

ISSN 1978-3787 (Cetak) 1949

ISSN 2615-3505 (Online)


………………………………………………………………………………………………………
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK ECENG GONDOK TERHADAP KUAT TEKAN
BETON

Oleh
Surya Hadi
Unizar Mataram
Email: Hdsurya11@mail.com

Abstrak
Beton merupakan bahan bangunan yang terbuat dari campuran agregat dan pengikat semen. Bentuk
paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya
kerikil dan pasir), semen dan air. Dengan penambahan serbuk eceng gondok pada campuran beton
diharapkan bisa menghasilkan beton dengan nilai kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
beton normal. Pada penelitian ini dilakukan pengujian dengan metode destruktif. Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui kuat tekan yang ditambahkan dengan serbuk enceng gondok pada beton
yang selanjutnya akan dibandingkan dengan beton normal. Pada penelitian dengan tambahan serbuk
eceng gondok dipadatkan dengan alat penumbuk. Benda uji berbentuk silinder dengan ukuran diameter
150 mm dan tinggi 300 mm sebanyak 24 buah dengan kuat tekan rencana 25 Mpa. Kadar serbuk eceng
gondok yang ditambahkan pada beton sebesar 0%, 2 %, 4%, dan 6%. Pengujian ini dilakukan setelah
beton berumur 28 hari. Prosedur penelitian dilakukan dengan metode destruktif menggunakan alat
Compression Testing Machine (CTM). Dari hasil penelitian diperoleh kuat tekan beton normal sebesar
30,38 MPa. Pada penambahan serbuk eceng gondok dengan kadar 2%, 4%, dan 6% diperoleh kuat
tekan masing – masing sebesar 21,99 MPa, 18,16 MPa, dan 14,44 MPa. Penambahan serbuk eceng
gondok ternyata mengurangi kuat tekan beton. Semakin tinggi persentase penambahan serbuk eceng
gondok, kuat tekan beton semakin kecil. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah dibawah kuat
tekan beton normal.
Kata Kunci : Eceng Gondok & Kuat Tekan

PENDAHUALUAN Kandungan kimia tumbuhan eceng gondok


Beton merupakan bahan bangunan yang mempunyai kesamaan dengan unsur pembentuk
terbuat dari campuran agregat dan pengikat semen. Hal tersebut memungkinkan pemanfaatan
semen. Bentuk paling umum dari beton adalah eceng gondok sebagai bahan tambahan
beton semen Portland, yang terdiri dari agregat pencampuran beton dapat menjadi solusi yang
mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan tepat. Dalam hal ini eceng gondok akan dijadikan
air. Pada umumnya beton yang paling banyak sebagai bahan pengganti sebagian semen.
digunakan dalam konstruksi adalah beton Penelitian perencanaan beton dengan
normal. Namun pembuatan beton terus menggunakan campuran berbahan tumbuhan
mengalami perubahan dengan penambahan juga pernah dilakukan. Salah satunya yaitu
berbagai macam bahan campuran yang pencampuran beton menggunakan abu sekam
diharapkan bisa menghasilkan beton sesuai padi. Ternyata hasil yang dihasilkan selama
dengan mutu dan kekuatan yang direncanakan. percobaan tersebut membuat beton memiliki kuat
Salah satunya pembuatan beton dengan tekan lebih tinggi dan mempunyai penyerapan air
campuran bahan eceng gondok. yang lebih kecil serta lebih tahan terhadap korosi.
Pencampuran eceng gondok sebagai zat Oleh karna itu peneliti mencoba untuk meneliti
adiktif beton juga diharapkan salah satu upaya dengan objek tumbuhan yang berbeda yaitu
yang cukup espektif untuk menanggulangi eceng gondok. Penelitian ini dilakukan untuk
populas eceng gondok di kawasan perairan.
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.1 Agustus 2019
Open Journal Systems
1950 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
mengetahui bagaimana pengaruh penambahan Chlorida (Cl), Cupper (Cu), Mangan (Mg), dan
serbuk eceng gondok terhadap kuat tekan beton. Ferum (Fe) Trikalsium Silikat (C3S),
Dari beberapa peneliti terdahulu rata-rata Tetrakalsium Aluminoferit (C4AF) , Dikalsium
mengambil campuran dengan persentase ganjil Silikat (C2S).
seperti, 0.25%, 0.50%, 0.75%, 3%, 5%, 7% dan Berdasarkan berat jenis beton dan
7.5%, sehingga pada penelitian ini menggunakan pemakainnya, beton dapat digolongkan menjadi
campuran dengan persentase genap yaitu 2%, 4% empat kelompok seperti Tabel 2.1.
dan 6%. Tabel 2.1 Penggolongan Beton Berdasarkan
Berat Jenis
LANDASAN TEORI
Pengertian Beton
Beton merupakan sebuah bahan
bangunan yang terbuat dari kombinasi agregat
dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari
beton adalah beton semen Portland, yang terdiri Sumber : Tjokrodimuljo (2003)
dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), Kekuatan Beton
semen dan air. Beton yang sudah mengeras dapat Kekuatan tekan adalah kemampuan beton
juga dikatakan sebagai batuan tiruan, dengan untuk dapat menerima gaya per satuan luas (Tri
rongga-rongga antara butiran yang besar (agregat Mulyono, 2004). nilai kekuatan beton diketahui
kasar atau batu pecah), dan diisi oleh batuan kecil dengan melakukan pengujian kuat tekan terhadap
(agregat halus atau pasir), dan pori-pori antara benda uji silinder ataupun kubus pada umur 28
agregat halus diisi oleh semen dan air (pasta hari yang dibebani dengan gaya tekan sampai
semen). Pasta semen juga berfungsi sebagai mencapai beban maksimum. Beben maksimum
perekat atau pengikat pada proses pengerasan, didapat dari pengujian dengan menggunakan alat
sehingga butiran-butiran agregat saling terekat Compression Testing Machine (CTM).
dengan kuat sehingga dapat terbentuklah suatu Kuat tekan maksimum (f’c) diberikan
kesatuan yang padat dan tahan lama. oleh persamaan (2.1) berikut :
Beton segar yang baik ialah beton segar P
f’c =
yang dapat diaduk, dapat diangkut, dapat dituang, A
dapat dipadatkan, tidak ada kecendrungan untuk Keterangan :
terjadi pemisahan kerikil dari adukan maupun f’c = Kuat tekan maksimum
2
pemisahan air dan semen dari adukan. Beton (N/mm atau MPa)
keras yang baik ialah beton yang kuat, tahan P = Beban maksimum (N)
lama, kedap air, tahan aus dan kembang susutnya A = Luas bidang tekan (mm2)
kecil. Menurut Kardiyono Tjokrodimuljo (2012),
Bahan penyusun beton meliputi air, bahwa kuat tekan beton dipengaruhi faktor-
semen portland, agregat kasar dan halus serta faktor antara lain :
bahan tambah, di mana setiap bahan penyusun 1. Umur beton
mempunyai fungsi dan pengaruh yang berbeda- Kuat tekan beton bertambah tinggi
beda. dengan bertambahnya umur. Yang dimaksudkan
Pencampuran eceng gondok sebagai zat umur di sini dihitung sejak beton dicetak. Laju
adiktif beton juga merupakan salah satu upaya kenaikan kuat tekan beton mula-mula cepat,
yang cukup prospektif untuk menanggulangi lama-lama laju kenaikan itu semakin lambat, dan
gulma eceng gondok di kawasan perairan. laju kenaikan tersebut menjadi relatif sangat kecil
Kandungan kimia tumbuhan eceng gondok setelah berumur 28 hari, sehingga secara umum
mengandung unsur SiO2, kalsium (Ca), dianggap tidak naik lagi setelah berumur 28 hari.
Magnesium (Mg), Kalium (K), Natrium (Na), Oleh karena itu, sebagai standar kuat tekan beton
Vol.14 No.1 Agustus 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 1951
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
(jika tidak disebutkan umur secara khusus) ialah dari
kuat tekan beton pada umur 28 hari. perubahan
2. Faktor Air Semen (FAS) udara
Faktor air semen (FAS) yaitu Sumber : Mulyono (2003)
Berat Air
perbandingan berat air dan berat semen yang FAS =
Berat Semen
digunakan dalam adukan beton. Faktor air semen
yang tinggi dapat menyebabkan beton yang
3. Kepadatan beton
dihasilkan mempunyai kuat tekan yang rendah
Kekuatan beton berkurang jika kepadatan
dan semakin rendah faktor air semen yang
beton berkurang. Beton yang kurang padat berarti
semakin rendah tidak selalu berarti bahwa
kekuatan beton semakin tinggi. Nilai faktor air berisi rongga sehingga kuat tekannya berkurang.
4. Jumlah pasta semen
semen yang rendah akan menyebabkan kesulitan
Pasta semen dalam beton berfungsi untuk
dalam pengerjaan, yaitu kesulitan dalam
merekatkan butir-butir agregat. Pasta semen akan
pelaksanaan pemadatan yang akhirnya akan
berfungsi secara maksimal jika seluruh pori antar
menyebabkan mutu beton menurun. Oleh sebab
butir – butir agregat terisi penuh dengan pasta
itu ada suatu nilai faktor air semen minimum
semen, serta seluruh permukaan butir agregat
untuk beton normal sekitar 0,4 dan maksimum
terselimuti pasta semen. Jika pasta semen sedikit
0,65.
Perbandingan faktor air semen dengan maka tidak cukup untuk mengisi pori-pori antar
kondisi lingkungan dapat dilihat pada Tabel 2.2. butir agregat dan tidak seluruh butir agregat
Tabel 2. Perbandingan faktor air semen terselimuti oleh pasta semen, sehingga rekatan
Basah, Dibawah
antar butir kurang kuat, dan berakibat kuat tekan
Kondisi Kondisi Kering Pengaruh beton rendah. Akan tetapi, jika jumlah pasta
Lingkungan Normal (Berganti- Sulfat/Air semen terlalu banyak maka kuat tekan beton
Ganti) Laut lebih didominasi oleh pasta semen, bukan
koreksi 0,53 agregat. Karena umumnya kuat tekan pasta
langsing atau semen lebih rendah daripada agregat, maka jika
yang hanya terlalu banyak pasta semen kuat tekan beton
mempunyai menjadi lebih rendah. Pada nilai FAS sama,
0,49 0,40
penutup variasi jumlah semen juga menggambarkan
tulangan variasi jumlah pasta semen.
kurang dari 5. Jenis semen
25 mm
Masing-masing jenis semen Portland
struktur
dinding
(termasuk Semen Portland Pozolan) mempunyai
penahan sifat tertentu, misalnya cepat mengeras dan
- 0,53 0,44 sebagainya, sehingga mempengaruhi pula
tanah, pilar,
balok, terhadap kuat tekan betonnya.
abutman 6. Sifat agregat
beton yang Agregat terdiri atas agregat halus (pasir)
tertanam dan agregat kasar (kerikil atau batu pecah).
dalam pilar, - 0,44 0,44 Beberapa sifat agregat yang mempengaruhi
balok, kekuatan beton antara lain :
kolom. 1. Kekasaran permukaan, karena permukaan
struktur agregat yang kasar dan tidak licin membuat
lantai balok - - -
rekatan antara permukaan agregat dan pasta
diatas tanah
beton yang
semen lebih kuat daripada permukaan
- - - agregat yang halus dan licin.
terlindung
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.1 Agustus 2019
Open Journal Systems
1952 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
2. Bentuk agregat, karena bentuk agregat yang 2. Agregat Kasar
bersudut misalnya pada batu pecah, Menurut SNI 03-2834-1993, agregat
membuat butir-butir agregat itu sendiri kasar adalah kerikil sebagai butiran yang tertahan
saling mengunci dan sulit digeserkan, ayakan 4,75 mm dan lolos saringan 40 mm.
berbeda dengan batu kerikil yang bulat. PBI (1971) menyatakan ketentuan mengenai
3. Kuat tekan agregat, karena sekitar 70% penggunaan agregat kasar untuk beton harus
volume beton terisi oleh agregat, sehingga memenuhi syarat, antara lain :
kuat tekan beton didominasi oleh kuat tekan a. Agregat kasar untuk beton dapat berupa
agregat. Jika agregat yang dipakai kerikil sebagai hasil desintegrasi alami
mempunyai kuat tekan rendah akan dari batuan-batuan atau berupa batu
diperoleh beton yang kuat tekannya rendah pecah yang diperoleh dari pemecahan
pula. batu. Pada umumnya yang dimaksudkan
Material Penyusun Beton dengan agregat kasar adalah agregat
1. Agregat dengan besar butir lebih dari 5mm.
Agregat merupakan butiran mineral alami b. Harus terdiri dari butir-butir yang keras
yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam dan tidak berpori. Agregat kasar yang
campuran mortar atau beton. Agregat ini mengandung butir-butir pipih hanya
menempati sebanyak 70%-75% dari volume dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir
mortar atau beton. Walaupun namanya hanya pipih tersebut tidak melampaui 20% dari
sebagai bahan pengisi, akan tetapi agregat sangat berat agregat seluruhnya. Butir-butir
berpengaruh terhadap sifat-sifat agregat kasar harus bersifat kekal, artinya
mortar/betonnya, sehingga pemilihan agregat tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-
merupakan suatu bagian penting dalam pengaruh cuaca, seperti terik matahari
pembuatan mortar/beton (Tjokrodimuljo, dan hujan.
Kardiyono, 2012). c. Tidak boleh mengandung lumpur lebih
Cara membedakan jenis agregat yang dari 1% (ditentukan terhadap berat
paling banyak dilakukan yaitu dengan didasarkan kering). Yang diartikan dengan lumpur
pada ukuran butiran-butirannya, agregat yang adalah bagian-bagian yang dapat melalui
mempunyai ukuran butiran-butiran besar disebut ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur
agregat kasar, sedangkan agregat yang ukuran melampaui 1% maka agregat kasar harus
butiran-butiran kecil disebut agregat halus. dicuci.
Secara umum, agregat kasar sering d. Tidak boleh mengandung zat-zat yang
disebut sebagai kerikil, kericik, batu pecah, atau dapat merusak beton, seperti zat-zat yang
split. Sedangkan agregat halus disebut pasir, baik relatif alkali.
berupa pasir alami yang diperoleh langsung dari e. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar
sungai atau tanah galian, atau dari hasil pemecah diperiksa dengan bejana penguji dari
batu (Kardiyono, 1996). Rudeloff dengan beban penguji 20 t,
Maksud penggunaan agregat dalam campuran dengan mana harus dipenuhi syarat-
beton adalah: syarat berikut :
a. Menghemat penggunaan semen. 1. Tidak terjadi pembubukan sampai
b. Dengan agregat yang baik dapat fraksi 9,5 – 19 mm lebih dari 24%
tercapainya beton yang baik. berat.
c. Menghasilkan kekuatan beton dengan 2. Tidak terjadi pembubukan sampai
kekuatan besar. fraksi 19 – 30 mm lebih dari 22%
d. Mengurangi penyusutan pada pengerasan berat. Atau dengan mesin pengaus los
beton. angelest dimana tidak boleh terjadi
e. Mudah dikerjakan. kehilangan berat lebih dari 50%.
Vol.14 No.1 Agustus 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 1953
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
f. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir kering). Yang diartikan dengan lumpur
yang beraneka ragam besarnya dan adalah bagian-bagian yang dapat melalui
apabila diayak dengan susunan ayakan ayakan 0,063 mm. apabila kadar lumpur
ditentukan harus memenuhi syarat-syarat melampaui 5%, ,maka agregat halus
berikut : harus dicuci.
1. Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0% d. Tidak boleh mengandung bahan-bahan
berat. organis terlalu banyak yang harus
2. Sisa diatas ayakan 4 mm, harus dibuktikan dengan percobaan warna dari
berkisar antara 90% dan 98% berat. Abrams-Harder (dengan larutan NaOH).
3. Selisih antara sisa-sisa komulatif e. Tidak boleh menggunakan pasir laut.
diatas dua ayakan berurutan, adalah Semen Portland
maksimum 60% dan minimum 10% Semen Portland adalah jenis semen yang
berat. paling umum digunakan di seluruh dunia sebagai
g. Besar butir agregat maksimum tidak bahan dasar beton, mortar, plester, dan adukan
boleh lebih daripada seperlima jarak non-spesialisasi. Semen ini dikembangkan dari
terkecil antara bidang-bidang samping jenis lain kapur hidrolik di Britania Raya pada
dari cetakan, sepertiga dari tebal pelat pertengahan abad ke-19, dan biasanya berasal
atau tiga perempat dari jarak bersih dari batu kapur. Semen ini adalah serbuk halus
minimum diantara batang-batang atau yang diproduksi dengan memanaskan batu
berkas-berkas tulangan. Penyimpangan gamping dan mineral tanah liat dalam tanur untuk
dari pembatasan ini diijinkan, apabila membentuk klinker, penggilingan klinker, dan
menurut penilaian pengawas ahli, cara- menambahkan sejumlah kecil bahan lainnya.
cara pengecoran beton adalah sedemikian Fungsi utama semen ini sendiri adalah
rupa hingga menjamin tidak terjadinya sebagai pengikat butiran-butiran agregat hingga
sarang-sarang kerikil. membentuk suatu masa padat dan mengisi
3. Agregat Halus rongga-rongga udara diantara butiran agregat.
Menurut SNI 03-2834-1993 agregat halus Walaupun komposit semen dalam beton hanya
didefinisikan sebagai butiran ayakan lolos sekitar 10% namun karena fungsinya sebagai
ayakan 4,75 mm dan tertahan 0,15 mm. bahan pengikat maka peren semen menjadi
Kekasaran pasir dibagi menjadi empat kelompok penting (Mulyono T, 2003).
menurut gradasinya pasir halus, agregat halus, Menurut SNI 03-2834-1993 semen
pasir agregat kasar, pasir kasar. Portland adalah campuran semen portal dengan
Adapun syarat-syarat dari agregat halus (pasir) pozolan antara 15%-40% berat total campuran
yang digunakan menurut PBI (1971), antara lain dan kandungan SiO2+AII-O3 dalam pozolan
: minimum 70%.
a. Agregat halus untuk beton dapat berupa Air
pasir alam sebagai hasil desintegrasi Dalam pemakaian air untuk beton itu sebaiknya
alami dari batuan-batuan atau berupa air memenuhi syarat - syarat sebagai berikut
pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat (Kardiyono, 1996).
pemecah batu. a. Tidak mengandung lumpur (benda
b. Terdiri dari butir-butir yang tajam dan melayang lainnya) lebih dari 2 gram/liter.
keras. Butir-butir agregat halus harus b. Tidak mengandung garam-garam yang
bersifat kekal artinya tidak pecah atau dapat merusak beton (asam, zat organik, dan
hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik sebagainya) lebih dari 15 gram/liter.
matahari dan hujan. c. Tidak mengandung Chlorida (CI) lebih dari
c. Tidak boleh mengandung lumpur lebih 0,5 gram/liter.
dari 5% (ditentukan terhadap berat
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.1 Agustus 2019
Open Journal Systems
1954 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
d. Tidak mengandung senyawa sulfat dari 1 Teknik Universitas Islam Al – Azhar Mataram
gram/liter. dan Universitas Mataram. Penelitian dilakukan
Eceng Gondok dari bulan mei ssampai dengan bulan juli 2019.
Eceng gondok mengandung kadar air Lokasi Pengambilan Sampel Limbah Eceng
sebesar 90% berat dengan tingkat reduksi berat Gondok yang digunakan berasal dari Embung
dari 10 kg basah menjadi 1 kg kering. Dalam Batu Jai Lombok Tengah.
keadaan kering eceng gondok mengandung Pelaksanaan Penelitian
protein kasar 13,03%, serat kasar 20,6% lemak Persiapan
1,1%, abu 23,8%, dan sisanya berupa vortex yang Pada tahap persiapan ini meliputi
mengandung polisakarida dan mineral-mineral kegiatan mengumpulkan alat dan bahan yang
(Soewardi dan Utomo 1975). diperlukan, yaitu semen, agregat halus, agregat
Adapun bagian-bagian tanaman yang berperan kasar, serbuk eceng gondok dan air. Air yang
dalam penguraian air limbah adalah sebagai dipakai adalah air bersih dari PDAM.
berikut : Pengujian eceng gondok
a. Daun Pengujian eceng gondok dilakukan
Daun eceng gondok tergolong dalam dengan cara :
hidrophyta yang terletak diatas permukaan air, a. Mencuci bahan eceng gondok untuk
yang didalamnya terdapat lapisan rongga udara memisahkan kandungan lumpur pada
yang berfungsi sebagai alat pengapung tanaman. akar, batang, dan daunnya.
Zat hijau (klorofil) eceng gondok terdapat dalam b. Eceng gondok di jemur selama ± 1
kloroplas. Dipermukaan atas daun dipenuhi oleh minggu sampai benar - benar
mulut daun (stomata) dan bulu daun. Rongga mengering.
udara yang terdapat diakar, batang, dan daun c. Setelah mongering kemudian di
selain sebagai alat penampungan juga berfungsi potong - potong hingga menjadi
sebagai tempat penyimpanan O2 dari proses beberapa bagian, hal ini di
fotosentesis. Oksigen dari fotosentesis ini maksudkan agar bahan eceng gondok
digunakan untuk respirasi tumbuhan dimalam benar - benar kering dan agar lebih
hari dengan menghasilkan O2 yang akan terlepas mudah dalam proses
kedalam air (Pandey, 1980). penumbukan/dihancurkan.
Dengan kandungan serat yang cukup d. Eceng gondok di hancurkan dan
besar, eceng gondok berpotensi untuk dihaluskan menggunakan mesin
dikembangkan dalam bidang komposit berbasis penggiling kopi sampai benar - benar
serat alam. Salah satu aplikasinya adalah untuk halus hingga menyerupai semen.
pembuatan beton dengan campuran eceng e. Eceng gondok diayak menggunakan
gondok. Hal ini dikarenakan tanaman ini dinilai saringan 250 mm.
memiliki kualitas serat yang ulat, kandungan Perencanaan Campuran Beton (Mix Design)
serat cukup tinggi, bahan baku yang melimpah, Perencanaan campuran beton bertujuan
murah dan mudah didapatkan, serta tidak untuk mengetahui komposisi atau proporsi
beracun. Selain itu peningkatan kebutuhan eceng bahan-bahan penyusun beton agar memenuhi
gondok tidak akan mempengaruhi stabilitas persyaratan teknis sehingga dapat menghasilkan
pangan, sandang, dan arena tidak berkedudukan campuran yang optimal dengan kekuatan
sebagai komoditas primer masyarakat. maksimum. Kriteria utama dalam Mix Design
adalah kekuatan beton (hubungannya dengan
METODE PENELITIAN faktor air semen) dan kemudahan pekerjaan
Lokasi dan waktu Penelitian (workability). Dalam penelitian ini metode yang
Penelitian ini dilaksanakan di digunakan metode trial and error untuk
Laboratorium Struktur dan Bahan Fakultas mendapatkan mix design yang akan digunakan
Vol.14 No.1 Agustus 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 1955
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
untuk adukan beton. Proposi campuran beton per yang digunakan dalam menentukan kuat tekan
1 𝑚3 dapat dilihat pada Tabel 3.1. benda uji adalah beban maksimum yang
3
Tabel 1 Proporsi Campuran Beton Per 1 𝑚 mengakibatkan benda uji tidak mampu lagi
menerima beban dan benda uji mengalami retak.
Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton

Catatan : Masing masing uji sebanyak 6 benda uji

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton
Dari hasil pemeriksaan bahan penyusun
beton yang dilaksanakan di Laboratorium
Struktur dan Bahan Fakultas Teknik Universitas
Islam Al-Azhar Mataram diperoleh hasil pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Uji Agregat

Dari pemeriksaan pada agregat halus


(pasir) dan kerikil semuanya memenuhi
persaratan beton (Tjokrodimuljo, 2010).
Hasil Pengujian Beton
Nilai Slump Beton
Pemeriksaan slump pada penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
tingkat kelecekan (workability) adukan beton.
Nilai slump rata-rata yang didapatkan pada beton
normal adalah 8,75 cm. Sedangkan nilai slump
rata - rata untuk beton dengan campuran serbuk
eceng gondok dengan kadar 2% (BT 1), 4% (BT
2), dan 6% (BT 3) berturut – turut adalah 7,5 cm,
6,9 cm, dan 6,1 cm. Nilai slump tersebut masuk
ke dalam slump rencana yakni 6 -18 cm untuk Gambar 4.1 Grafik hasil pengujian kuat tekan
beton struktural. Pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa
Uji Kuat Tekan hasil kuat tekan maksimum yaitu pada beton
Pengujian kuat tekan dilakukan dengan normal sebesar 30,38 Mpa, hal ini dikarenakan
menggunakan alat Compression Testing beton normal tanpa penambahan bahan tambah,
Machine (CTM) di Laboratorium Struktur dan sehingga menghasilkan beton yang homogen, dan
Bahan Fakultas Teknik Universitas Mataram. berpengaruh terhadap kuat tekan yang dihasilkan.
Pengujian dilakukan setelah beton mengalami Sedangkan untuk beton dengan penambahan
perawatan dan mencapai umur 28 hari. Hasil serbuk eceng gondok dengan kadar 2%, 4% dan

http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.1 Agustus 2019


Open Journal Systems
1956 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
6% diperoleh kuat tekan rata-rata berturut-turut 6% memiliki kuat tekan yang paling kecil atau
sebesar 21,99 Mpa, 18,16 Mpa, dan 14,44 terendah, hal ini disebabkan karena kadar serbuk
Mpa..Pada beton dengan penambahan serbuk eceng gondok yang di tambahkan semakin
eceng gondok dengan kadar 2%, 4%, dan 6% banyak sehingga mempengaruhi nilai kuat tekan
berturut-turut terus mengalami penurunan hal ini pada beton tersebut.
dikarenakan bahan tambah serbuk eceng gondok
menyerap air dengan cepat dan menyebabkan Saran
nilai kuat tekan beton semakin menurun. Untuk penelitian selanjutnya disarankan
Dari hasil kuat tekan tersebut diketahui untuk memakai faktor air semen yang lebih tinggi
bahwa kuat tekan beton normal lebih besar dan kisaran prosentase yang tidak terlalu besar.
dibandingkan dengan beton dengan penambahan
serbuk eceng gondok. Perbedaan kuat tekan DAFTAR PUSTAKA
antara beton normal dan beton dengan [1] Ir. Kardiyono, 1996, Syarat-syarat
penambahan serbuk eceng gondok tersebut Pemakaian Air untuk Beton.
disebabkan karena pada beton normal tanpa [2] Ir. Kardiyono Tjokrodimuljo, 2004,
penambahan bahan tambah, sehingga Teknologi Beton.
menghasilkan beton yang homogen, dan [3] Ir. Kardiyono Tjokrodimuljo, 2012, Faktor-
berpengaruh terhadap kuat tekan yang dihasilkan. Faktor yang mempengaruhi Kuat Tekan
Pada beton dengan penambahan serbuk eceng Beton.
gondok dengan kadar 2%, 4%, dan 6% berturut- [4] Moenandir, (1990), Manfaat Tumbuhan
turut terus mengalami penurunan hal ini Eceng Gondok.
dikarenakan bahan tambah serbuk eceng gondok [5] Mulyono, (2003), Perbandingan Faktor Air
menyerap air dengan cepat sehingga proses Semen.
hidrasi semen belum sempurna yang [6] Mulyono, T., (2005), Teknologi Beton, C.V
menyebabkan nilai kuat tekan beton semakin Andi Offset, Yogyakarta.
menurun. [7] Mulyono (2015), Bahan Pembuatan Beton.
Kuat tekan beton dengan penambahan [8] Pandey, 1980, Bagian-bagian Tumbuhan
serbuk eceng gondok dengan kadar 6% memiliki Eceng Gondok yang Berperan dalam
kuat tekan terkecil, hal ini disebabkan karena Penguraian Air Limbah.
kadar serbuk eceng gondok yang ditambahkan [9] Paul Nugraha dan Antoni (2007), Syarat-
semakin banyak. syarat pemakaian air untuk beton.
. [10] SNI-S-04-1989-F, Kategori Semen Portland
PENUTUP Sesuai dengan Tujuan Pemakaiannya.
Kesimpulan [11] SNI 03-2834-1993, Definisi semen Portland
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dan Agregat Kasar.
dapat disimpulkan bahwa kuat tekan beton [12] SNI 15-7064-2004, Definisi Semen Portland
normal (BN) sebesar 30,38 Mpa. Pada Komposit.
penambahan serbuk eceng gondok dengan kadar [13] Soewardi dan Utomo (1975), Kandungan
2% (BT1), 4% (BT2), dan 6% (BT3) diperoleh Bahan Eceng Gondok.
kuat tekan masing-masing sebesar 21,99 Mpa, [14] Tjokrodimuljo (2003), Penggolongan Beton
18,16 Mpa, dan 14,44 Mpa. Kuat tekan beton Berdasarkan Berat Jenis.
normal lebih tinggi dibandingkan dengan beton [15] Tri Mulyono, 2004, Definisi Kuat Tekan
dengan penambahan serbuk eceng gondok. Kuat Beton.
tekan beton dengan penambahan serbuk eceng [16] Tjokrodimuljo, (2010), Pemeriksaan Berat
gondok dengan kadar 2%, 4%, dan 6% terus Jenis Agregat.
mengalami penurunan. Kuat tekan beton dengan [17] Tjokrodimuljo, Kardiyono,( 2012), Definisi
penambahan serbuk eceng gondok dengan kadar Agregat.
Vol.14 No.1 Agustus 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems

Anda mungkin juga menyukai