Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH FAKTOR AIR SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN

AGREGAT KASAR BATA RINGAN (Variasi Faktor Air Semen 0,4, 0,5 dan 0,6)
Rony Wahyu Widyanto, As’at Pujianto, Restu Faizah
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhamadiyah Yogyakarta

ABSTRAK . Beton merupakan salah satu bahan gabungan dari suatu material-material
diantaranya semen Portland, agregat (agregat kasar dan agregat halus), air dan terkadang
ditambah dengan menggunakan bahan tambah yang bervariasi mulai dari bahan tambah kimia,
serat sampai dengan bahan buangan non kimia pada perbandingan tertentu (Tjokrodimuljo,
2007). Pada penelitian ini agregat kasar digantikan menggunakan bata ringan, penelitian
bertujuan untuk mengetahui kekuatan beton dengan campuran bata ringan sebagai agregat
kasar, mengetahui nilai faktor air semen yang baik untuk campuran beton dengan variasi 0.4,
0.5, dan 0.6. Benda uji yang dibuat adalah silinder yang berukuran 30x15 cm dengan variasi
Faktor Air Semen (FAS) 0.4,0,5, dan 0,6. Komposisi campuran beton fas 0,4 terdiri dari 1,09
liter/m3 air, 2,71 kg/m3 semen, 3,32 kg/m3 agregat halus, 5,65 kg/m3 agregat kasar. Komposisi
campuran beton fas 0,5 terdiri dari 1,09 liter/m3 air, 2,17 kg/m3 semen, 3,71 kg/m3 agregat
halus, 5,805779266 kg/m3 agregat kasar. Komposisi campuran beton fas 0,6 terdiri dari 1,09
liter/m3 air, 1,81 kg/m3 semen, 4,15 kg/m3 agregat halus, 5,73 kg/m3 agregat kasar. Benda uji
silinder diuji kuat tekan pada saat berumur 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor
Air Semen (FAS) optimum berada pada FAS 0,4 yaitu sebesar 7,3183 MPa. Pengaruh faktor
air semen terhadap kuat tekan beton dengan agregat kasar bata ringan yang menjelaskan bahwa
bahwa semakin besar nilai faktor air semen maka kuat tekan beton semakin menurun, hal
tersebut sesuai dengan teori dalam ilmu beton.

Kata kunci: beton, bata ringan, kuat tekan, faktor air semen

PENDAHULUAN semakin besar. Tapi terlalu kecilnya fas


Beton adalah suatu bahan struktur juga dapat mempengaruhi kekuatan beton,
yang diperoleh dari campuran air, pasir, sebab fas terlalu kecil pengadukannya
krikil, dan semen yang dapat mengeras susah jadi pencampuran tidak bisa
menyerupai batu. Beton merupakan merata.(Tjokrodimuljo, 2007).
struktur bangunan yang paling banyak di Dalam dunia arsitektur teknologi bahan
gunakan selain struktur baja dan kayu. material semakin banyak dikembangkan,
Penggunaan beton yang banyak dipakai salah satunya penggunaan bata ringan hal
sebagai salah satu bahan struktur ini biasanya menghasilkan limbah dari
dikarenakan mudahnya pembuatan dan pemakaian bata ringan semakin banyak.
biaya relatif murah. Keunggulan lain dari Pemanfaatan limbah bata ringan dengan
penggunaan bahan struktur beton adalah mengganti agregat kasar (kerikil) dengan
dapat dikerjakan di pabrik ataupun dibuat menggunakan pecahan bata ringan, sebagai
ditempat yang disesuaikan dengan memanfaatkan limbah untuk menjadi beton
ketersediaan material setempat. Beton yang dapat digunakan dalam konstruksi
sendiri dapat digolongkan menjadi berbagai beton nonstructural (bata estetika, dinding
jenis, seperti beton mutu rendah (low skat, dinding pagar, dll).
strength concrete), beton mutu sedang Keunggulan beton adalah dapat
(medium strength concrete), beton mutu menyesuaikan ketersediaan material
tinggi (hight strenght concrete). Mutu setempat sebagai bahan susun beton,
beton biasanya ditentukan oleh kekuatan sehingga diharapkan bata ringan dapat
beton. Kekuatan beton sangat dipengaruhi digunakan sebagai bahan agregat kasar.
faktor air semen, semakin kecil nilai faktor Umumnya beton dibuat dengan agregat
air semen maka kuat tekan beton akan kasar batu split, dan pada beton normal kuat

1
tekan beton semakin bertambah faktor air 2. Digunakan semen Portland (Tipe I)
semen semakin menurun, mengacu pada merek Tiga Roda kemasan 40 kg.
keunggulan dan sifat beton diatas 3. Bata ringan berasal dari limbah Pesona
mendorong penulis melakukan penelitian Hotel Yogyakarta digunakan sebagai
tentang penggunaan bata ringan sebagai bahan pengganti agregat kasar
pengganti agregat dengan anggapan beton 4. Faktor air semen yang digunakan 0,4,
normal, yang diuji beton dengan faktor air 0,5, 0,6
semen 0,4, 0,5, dan 0,6. 5. Benda uji berbentuk slinder dengan
Rumusan Masalah diameter 15 cm dan tinggi 30 cm
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebanyak 3 buah sampel per variasi
adalah sebagai berikut: 6. Air yang digunakan berasal dari
1. Bagaimana kekuatan beton dengan laboratorium teknik sipil Universitas
campuran bata ringan sebagai agregat Muhammadiyah Yogyakarta
kasar 7. Metode perancangan beton (mix design)
2. Bagaimana nilai faktor air semen yang menggunakan metode SK.SNI 03-2834-
baik untuk campuran beton dengan 2002 ( Tjokodimuljo, 2007)
variasi 0,4, 0,5, 0,6 8. Pengujian kuat tekan beton dilakukan
Tujuan Penelitian pada umur 7 hari.
Tujuan dalam penelitian ini adalah LANDASAN TEORI
sebagai berikut: Pengertian Beton
1. Mengetahui kekuatan beton dengan Beton merupakan salah satu bahan
campuran bata ringan sebagai agregat gabungan dari suatu material-material
kasar diantaranya semen Portland, agregat
2. Mengetahui nilai faktor air semen yang (agregat kasar dan agregat halus), air dan
baik untuk campuran beton dengan terkadang ditambah dengan menggunakan
variasi 0,4, 0,5, 0,6 bahan tambah yang bervariasi mulai dari
Manfaat penelitian bahan tambah kimia, serat sampai dengan
Hasil kajian dan analisis dari penelitian bahan buangan non kimia pada
ini diharapkan : perbandingan tertentu (Tjokrodimuljo,
1. Dapat memberikan informasi tentang 2007). Nilai kuat tekan beton relatif tinggi.
pengaruh-pengaruh yang terjadi akibat Beton merupakan material yang bersifat
pemakaian bata ringan sebagai getas. Menurut Mulyono (2005), beton
pengganti agregat kasar pada campuran didefinisikan sebagai sekumpulan interaksi
beton. mekanis dan kimiawi dari material
2. Menambah pengetahuan dan wawasan pembentuknya.
tentang pengaruh penambahan bata Bata Ringan
ringan pada pembuatan beton untuk Bata ringan adalah beton seluler
mendukung kebutuhan masyarakat dimana gelembung udara yang ada
dengan memanfaatkan limbah. disebabkan oleh reaksi kimia, adonan bata
3. Memberikan informasi tentang ringan umumnya terdiri dari pasir kwarsa,
pengaruh variasi faktor air semen semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan
terhadap kuat tekan beton pada umur 7 alimunium pasta sebagai bahan
hari. pengembang (pengisi udara secara
Batasan Masalah kimiawi). struktur bata ringan dapat dilihat
Agar penelitian ini menjadi lebih pada Gambar 1
sederhana, tetapi memenuhi persyaratan Setelah adonan tercampur sempurna,
teknis maka perlu diambil beberapa batasan nantinya akan mengembang selama 7-8
masalah sebagai berikut: jam. Alumunium pasta yang akan
1. Pasir yang digunakan berupa agregat digunakan dalam adonan tadi, selain
halus pasir Merapi berfungsi sebagai pengembang ia berperan

2
dalam mempengaruhi kekerasan beton. Fungsi FAS, yaitu:
Volume alumunium pasta ini berkisar 5-8 1. Untuk memungkinkan reaksi kimia yang
persen dari adonan yang dibuat, tergantung menyebabkan pengikatan dan
kepadatan yang diinginkan. berlangsungnya pengerasan.
2. Memberikan kemudahan dalam
pengerjaan beton.
Peningkatan jumlah air akan
meningkatkan kemudahan pengerjaan dan
pemadatan, tetapi akan mereduksi kekuatan
beton, menimbulkan segregasi dan
bleeding. Pada umumnya tiap partikel
membutuhkan air supaya plastis sehingga
dapat dengan mudah dikerjakan. Harus ada
Gambar 1 Struktur Bata ringan cukup air terserap pada permukaan partikel,
yang kemudian air tersebut akan mengisi
Adonan beton aerasi ini lantas ruang antar partikel. Partikel halus
dipotong sesuai ukuran. Adonan beton memiliki luas permukaan yang besar
aerasi yang masih mentah ini, kemudian sehingga butuh air yang banyak. Dilain
dimasukan ke autoclave chamber atau pihak tanpa partikel halus beton tidak akan
diberi uap panas dan diberi tekanan tinggi. mencapai plastisitas. Jadi faktor air semen
Suhu didalam autoclave sekitar 183 derajat (FAS) tidak dapat dipisahkan dengan
celsius. Hal ini dilakukan sebagai proses grading agregat.
pengeringan atau pematangan. Faktor Air Semen juga sangat
Saat pencampuran pasir kwarsa, berhubungan dengan kuat tekan beton
semen, kapur, gypsum, air, dan alumunium seperti yang dijelaskan oleh L. J. Murdock
pasta, pasti reaksi kimia. Bubuk alumunium dan K. M. Brook (1986, Hal. 97), bahwa
bereaksi dengan kalsium hidroksida yang pada bahan beton dalam pengujian tertentu,
ada didalam pasir kwarsa dan air sehingga jumlah air semen yang dipakai akan
membentuk hidrogen. Gas hidrogen ini menentukan kuat tekan beton, asalkan
membentuk gelembung-gelembung udara campuran beton tersebut cukup plastis dan
didalam campuran beton tadi gelembung- mudah untuk dikerjakan.
gelembung udara ini menjadikan Semakin tinggi nilai FAS,
volumenya menjadi dua kali lebih besar mengakibatkan penurunan mutu kekuatan
dari volume semula. Diakhir proses beton. Namun nilai FAS yang semakin
pengembangan atau pembusaan, hidrogen rendah tidak selalu berarti bahwa kekuatan
akan terlepas dari atmosfir dan akan beton semakin tinggi. Jika FAS semakin
langsung digantikan oleh udara. Rongga- rendah, maka beton akan semakin sulit
rongga udara yang terbentuk ini yang akan untuk dipadatkan. Dengan demikian, ada
membuat beton ini menjadi ringan.(Sumber suatu nilai FAS yang optimal yang dapat
:http://id.m.wikipedia.org/wiki/Bata_ringa menghasilkan kuat tekan beton yang
n). maksimal. Menurut Tjokrodimulyo (2007)
umumnya nilai FAS yang diberikan dalam
Faktor Air Semen praktek pembuatan beton min. 0,4 dan max.
Faktor air semen (FAS) atau water 0,65.
cement ratio (wcr) adalah indikator yang Talbot dan Richard mengatakan bahwa
penting dalam perancangan campuran pada rasio air semen 0.2 sampai dengan 0.5,
beton karena FAS merupakan kekuatan beton akan meng-alami kenaikan.
perbandingan jumlah air terhadap jumlah Akan tetapi hasil penelitian yang dilakukan
semen dalam suatu campuran beton. Jadi oleh Duff Abrams menunjukkan semakin
dapat dikatakan, bertambahnya nilai FAS hingga lebih dari

3
0.6 akan menurunkan kekuatan beton Ada beberapa faktor yang
sampai nol pada nilai FAS 4,0 untuk beton mempengaruhi kekuatan beton, yaitu :
yang berumur 28 hari. 1. Faktor air semen (FAS) dan kepadatan
Hubungan antara faktor air semen dan Beton yang mempunyai faktor air semen
kuat tekan beton secara umum dapat ditulis minimal dan cukup untuk memberikan
menurut Duff Abrams (1919,dalam Shetty, workabilitas tertentu yang dibutuhkan
1997) sebagai berikut (lihat pula gambar 2) untuk pemadatan yang sempurna tanpa
𝐴 pekerjaan pemadatan yang berlebihan,
𝑓𝑐 = 𝑥 merupakan beton yang terbaik.
𝐵
Dengan : 2. Umur beton Kuat tekan beton akan
𝑓𝑐 = kuat tekan beton bertambah sesuai dengan bertambahnya
X = perbandingan volume antara air umur beton tersebut. Perbandingan kuat
dan semen (faktor air semen) tekan beton pada berbagai umur dibahas
A,B = konstansta dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia
1971. Kecepatan bertambahnya kuat tekan
beton tersebut sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain: FAS dan suhu
perawatan. Semakin tinggi nilai FAS
semakin lambat kenaikan kekuatan
betonnya, dan semakin tinggi suhu
perawatan semakin cepat kenaikan
Gambar 2 hubungan antara faktor air kekuatan betonnya (Tjokrodimuljo 1996).
semen terhadap kuat tekan beton 3. Jenis semen Jenis semen berpengaruh
Menurut S. Mindess, Young dan D. terhadap kuat tekan beton, sesuai dengan
Darwin, (2003), bila faktor air semen tujuan penggunaannya.
terlalu rendah, maka adukan beton sulit 4. Jumlah Semen Menurut Tjokrodimuljo
untuk dipadatkan. Dengan demikian ada (1996) jumlah kandungan semen
suatu nilai faktor air semen optimum yang berpengaruh terhadap kuat tekan beton.
menghasilkan kuat tekan beton maksimum. Jika nilai FAS sama (nilai slump berubah),
Kepadatan adukan beton sangat Beton dengan jumlah kandungan semen
mempengaruhi kuat tekan beton setelah yang lebih sedikit akan mempunyai kuat
mengeras. Adanya udara sebanyak 5% tekan tertinggi.
dapat mengurangi kuat tekan beton sampai 5. Sifat agregat Sifat agregat yang paling
35% dan pori-pori sebanyak 10% dapat berpengaruh terhadap kekuatan beton
mengurangi kuat tekan beton sampai 60%. adalah :
Kuat Tekan  Kekasaran permukaan
Kuat tekan beton yang diisyaratkan fc‟ Pada agregat dengan permukaan kasar akan
adalah kuat tekan beton yang ditetapkan terjadi ikatan yang baik antara pasta semen
oleh perencana struktur (benda uji dengan agregat tersebut
berbentuk silinder ukuran (15x30 cm),  Kekerasan agregat kasar
dipakai dalam perencanaan struktur beton,  Gradasi agregat
dan dinyatakan dalam Mega Pascal atau METODE PENELITIAN
MPa (SK SNI-T-15-1991-03). Penelitian ini dilakukan dengan
Nilai kuat tekan beton didapatkan beberapa tahapan pekerjaan. Dimulai dari
melalui tata cara pengujian standar, persiapan material, pemeriksaan bahan,
menggunakan mesin uji tekan dengan cara rencana campuran dilanjutkan dengan
memberikan beban tekan bertingkat dengan pembuatan benda uji dan pengujian benda
kecepatan peningkatan beban tertentu atas uji. Semua pekerjaan dilakukan
benda uji berbentuk silinder ukuran 30x15 berpedoman pada peraturan/standar yang
cm sampai hancur. berlaku dengan penyesuaian terhadap

4
kondisi dan fasilitas laboratorium yang ada. Sebelum dilakukan pembuatan benda
Pemeriksaan material dibatasi hanya pada uji yaitu mempersiapkan bahan-bahan
material tertentu yang penting dalam sesuai takaran yang ditentukan di dalam
perhitungan campuran. mix design concrete. Metode pembuatan
Bagan alir penelitian disajikan untuk beton yaitu sebagai berikut:
mempermudah dalam proses pelaksanaan. a. Agregat kasar bata ringan dan agregat
Adapun bagan alir tersebut dapat dilihat pada halus dicampur ke dalam Conrete
gambar 3 Mixer,
b. Setelah agregat kasar bata ringan dan
agregat halus sudah tercampur rata
masukan semen berserta air ke dalam
Conrete Mixer,
c. Kemudian campuran beton segar,
keluarkan dari Conrete Mixer lalu di
lakukan pemeriksaan slump,
d. Kemudian campuran beton segar dicetak
kedalam cetakan silinder dengan tinggi
30 cm, diameter 15 cm.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton
Dari hasil pemeriksaan kuat tekan
beton, diperoleh kuat tekan rata-rata untuk
setiap jenis campuran. Berikut ini adalah
tabel nilai kuat tekan serta grafik hubungan
antara nilai kuat tekan beton dan nilai fas.
hasil pengujian kuat tekan beton dapat
dilihat pada Tabel 1 hubungan faktor air
semen dengan kuat tekan beton pada umur
Gambar 3 Bagan Alir Penelitian 7 hari dan 28 hari dapat dilihat pada
Persiapan Alat dan Bahan gambar4
Persiapan alat dan bahan dalam Tabel 1 Hasil uji kuat tekan beton
penelitianmerupakan langkah awal dalam dengan agregat kasar bata ringan
memulai suatu percobaan yang akan
dilakukan. Pemilihan dan pengambilan
material sebagai bahan pembuat beton
dipertimbangkan berdasarkan sifat fisik
yang baik dan memenuhi standar.
Pengujian Karakteristik Bahan
Dalam Penelitian ini pengujian dan
pemeriksaan sifat fisik agregat mengacu
pada Standar Nasional Indonesia (SNI).
Perencanaan Campuran Beton
Rancangan campuran beton yang akan
dibuat adalah sebagai berikut :
a. Menggunakan cetakan silinder
berukuran 15x30cm.
b. Ukuran agregat kasar 16 mm,
c. Faktor air semen 0.40,0.50,0.6.
Pembuatan benda uji Sumber : Hasil penelitian, 2016

5
Dari grafik hubungan faktor air semen
dengan kuat tekan beton di dapat rumus :
Umur 7 hari
y = -8,6492x + 10,745
R² = 0,9367
Hitungan :
Fas 0,4
y = -8,6492 (0,4) + 10,745 = 7,2853
Fas 0,5
y = -8,6492 (0,5) + 10,745 = 6,4204
Dapat dihitung dengan rumus :
𝑓𝑐 7 ℎ𝑎𝑟𝑖 Fas 0,6
Fc 28 hari = 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 y = -8,6492 (0,6) + 10,745 = 5,5555
Tabel konveri dapat dilihat pada Tabel2 Umur 28 hari
Tabel 2 tabel konversi umur beton y = -13,951x + 17,33
R² = 0,9367
Hitungan :
Fas 0,4
y = -13,951 (0,4) + 17,33 = 11,7496
Fas 0,5
y = -13,951 (0,5) + 17,33 = 10,3545
Fas 0,6
y = -13,951 (0,6) + 17,33 = 8,9594
Hal ini sesuai karateristik sifat beton
Sumber : Hasil penelitian yaitu semakin kecil nilai faktor air semen
Contoh hitungan : maka semakin besar kuat tekannya. Tapi
Fas 0,4 terlalu kecilnya fas juga dapat
7,1907/0,62 = 11,5979 mempengaruhi kekuatan beton, sebab fas
7,3183/0,62 = 11,8037 terlalu kecil pengadukannya susah jadi
7,1417/0.62 = 11,5189 pencampuran tidak bisa
Fas 0,5 merata.(Tjokrodimuljo, 2007).
6,6316/0,62 = 10,6961 Dari hasil pengujian tidak sesuai
6,5825/0,62 = 10,6169 dengan kuat tekan rencana 27 Mpa pada
6,4549/0,62 = 10,4111 mix design, disebabkan oleh butir agregat
Fas 0,6 kasar yang bersifat kurang kuat.
5,1993/0,62 = 8,3859
5,8075/0,62 = 9,3669 Kesimpulan
5,4544/0,62 = 8,7974 Dari hasil penelitian yang sudah
Berdasarkan Gambar 4 nilai kuat dilaksanakan dapat diambil kesimpulan :
tekan beton mengalami kenaikan seiring 1. Hasil kuat tekan beton dengan agregat bata
dengan kecilnya nilai faktor air semen, hal ringan dengan variasi nilai faktor air semen
ini hal ini disebabkan karena semakin kecil 0.4,0.5,0.6 pada umur 28 hari, didapat hasil
nilai faktor air semen maka pori semakin optimum sebesar 11,8037 Mpa.
kecil, sedangkan semakin besar nilai faktor 2. Dapat sisimpulkan bahwa semakin besar
air semen maka pori semakin besar. Jadi nilai faktor air semen maka kuat tekan
semakin besar faktor air semen maka daya beton semakin menurun, hal tersebut sesuai
ikatnya semakin kecil. Hasil kuat tekan dengan teori dalam ilmu beton.
beton dengan agregat kasar bata ringan Saran
dengan variasi nilai faktor air semen Dari uraian di atas dengan merujuk
0.4,0.5,0.6 pada umur 28 hari, didapat hasil pada pembahasan dan hasil penelitian
optimum sebesar 11,8037 Mpa. ternyata masih banyak kekurangan dari

6
penelitian ini, maka untuk mendapatkan mutu campuran beton sesuai dengan target
hasil penelitian yang lebih baik lagi mix design.
diperlukan saran-saran yang bersifat 2. Perlu melakukan pengujian kadar air, berat
membangun seperti yang disebutkan jenis, keausan, berat satuan terlebih dahulu
sebagai berikut: sebelum digunakan dalam campuran beton
1. Dalam pengerjaan sebuah campuran beton sehingga dapat mengetahui karateristik dan
sebaiknya memperhatikan keadaan kandungan pada bata ringan.
material campuran beton, agar diperoleh

DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, 2013. pengaruh perbedaan faktor air semen terhadap kuat tekan beton ringan
agregat breksi batu apung, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta.
Suparjo, 2005. pengaruh faktor air semen terhadap komposisi campuran beton ringan
tanpa pasir dengan agregat limbah batu apung, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.
Saputra, 2011. pengaruh variasi nilai faktor air semen terhadap kuat tekan beton dengan
campuran fly ash 10% sebagai pengganti sebagian semen dengan agregat kasar maksimum
10 mm, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, Yogyakarta
Sari, 2015. pengaruh jumlah semen dan fas terhadap kuat tekan beton dengan agregat yang
berasal dari sungai, Tugas Akhir, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta.
Panjaitan, 2015. pengaruh faktor air semen (FAS) terhadap kuat tekan beton dengan
penambahan serat tebu, Tugas Akhir, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta.
Tjokrodimuljo, K. 2007, Teknologi Beton, KMTS FT UGM, Yogyakarta.
Mulyono, T. 2005, Teknologi Beton, Andi, Yogyakarta
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Bata_ringan
Murdock, L. J., Brook, K. M., 1986. Bahan dan Praktek Beton, Terjemahan Ir. Stephanus
Hindarko, Erlangga, Jakarta.
SK SNI : 03-1970-2008:”Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus”.
SK SNI 03-1968-1990:” Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Halus dan
Kasar”.
SK SNI 03-1974-1990 :”Metode Pengujian Kuat Tekan Beton”.
SNI 03-1970-1990 : “Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus”.
SNI 03-1971-1990 : “Metode Pengujian Kadar Air Agregat”.

Anda mungkin juga menyukai