2 Air Mortar
4 Agregat Kasar
Beton dibuat dari agregat (pasir & kerikil), semen
(perekat yang mengikat butir-butir agregat menjadi
satu) dan air (bereaksi dengan semen tadi). Dewasa ini
juga pada beton juga ditambahkan bahan kimia untuk
meningkatkan sifat beton.
Campuran ini diharapkan memiliki sifat : cukup kuat
(kokoh tekan, kokoh tarik, kekerasan, dsb), tahan lama
(ketahanan/durability, susut, rangkak, dsb), mudah
dibuat (kelecakan/workability, setting time)
berdasarkan pemilihan yang teliti dan ekonomis ttg
sifat & proporsi bahan2nya (mix design)
Berdasarkan komponen pembuatnya, beton dibedakan
atas :
1.Beton (concrete), yaitu campuran antara semen portland
atau sembaran semen hidraulik yang lain, agregat halus,
agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran
tambahan.
2.Beton bertulang (reinforcement concrete) yaitu
campuran dari bahan beton dengan besi beton hingga
terbentuk suatu bahan yang homogen yg dapat memikul
beban yang bekerja padanya.
3. Beton komposit (composite concrete), yaitu campuran
dari 2 bahan yang berbeda sifat, umumnya bahan
beton dan bahan baja, yang diharapkan bekerja
bersama-sama sehingga terbentuk suatu interaksi
yang sempurna dengan satu garis netral yang baru
yang dapat memikul beban yang bekerja padanya.
4. Beton pratekan (prestressed concrete) yaitu campuran
dari bahan beton dan kabel baja prategan dengan
memberikan suatu gaya pra penekanan terhadap
penampang beton melalui suatu sistem pra
penegangan kabel di dalam atau di luar elemen beton,
sedemikian rupa sehingga kiba bekerjnya beban luar
atau sebagian besar penampang beton akan
menderita tegangan saja.
5. Beton bertulang komposit (composite reinforcement
concrete), yaitu campuran dari bahan beton bertulang
dan profil baja yang dipasang pada daerah tarik
sedemikian rupa sehingga secara bersama-sama
merupakan suatu sistem yang dapat memikul beban
yang bekerja padanya.
6. Beton pracetak (precast concrete) yaitu elemen beton
yang dibuat atau dicetak di tempat di luar lokasi
definitifnya.
7. Beton pratekan pracetak (precast prestressed concrete)
yaitu beton pratekan yang dicetak di tempat di luar
lokasi definitifnya yang biasanya memakai metode
pretensioning.
Pada beton yang baik, setiap butir agregat dibungkus
seluruhnya mortar. Jadi, kualitas pasta menentukan
kualitas beton. Di lain pihak, secara volumetris beton
diisi oleh agregat 60-75% dan mortar 25-40% (semen 7-
15%, air 14-21%, volume absolut). Jadi, pemilihan agregat
juga sama pentingnya.
Concrete without entrained air yaitu campuran
dari semen , air dan agregat. Pada beton yang
baru dicor, air yang mempunyai specific gravity
yang lebih kecil cenderung berpindah ke atas,
sementara agregat yang yang lebih besar specific
gravitynya cenderung turun ke bawah dan
terjadilah segregasi (pemisahan air semen dengan
agregat). Water-cement ratio yang rendah (50%)
memungkinkan tidak terjadinya segregasi sebab
pasta semen yang terbentuk menjadi lunak, berat
dan agregat yang besar akan turun serta terjadi
gaya kapiler di antara partikel agregat.
Adanya gaya kapiler dan ruang kosong ini
memberikan efek yang kurang baik terhadap mutu
beton yang dihasilkan. Fine & weak materials (agregat
halus) cenderung naik ke atas permukaan beton yang
disebut dengan “laitance”.
Air entrained Concrete (AE concrete)
Gelembung-gelembung udara di dalam beton akan
memberikan pengaruh pada beton.
Keuntungan dari entrained air :
o Meningkatkan workability
o Meningkatkan durability
o Meningkatkan water-tightness
Keuntungan dari entrained air :
o Meningkatkan workability
o Meningkatkan durability
o Meningkatkan water-tightness
o Menurunkan unit water-content
o Keseragaman beton dapat dicapai
Struktur beton dari bangunan yang habis terbakar masih tetap berdiri sekalipun
struktur atap bajanya sudah runtuh.
1. Beton cenderung untuk retak shg pembesian bisa
berkarat, meski tidak separah konstruksi baja.
Masalah ini dpt diatasi dengan perawatan (curing),
beton pratekan atau bahan tambahan yang
mengembang (expansive admixtures).
2. Berat sendiri besar. Bisa diatasi dengan membuat
beton mutu tinggi, beton pratekan atau beton ringan
(light weight concrete) untuk elemen non-struktural
3. Kualitas sangat tergantung pada cara pelaksanaannya.
bisa diatas dgn membuat beton pracetak,
pengawasan & kontrol kualitas ybk.
Beton yang baik maupun yang jelek bisa dibuat dari bahan yang sama
4. Kekuatan tarik rendah. diatasi dengan baja
tulangan maupun pratekan
5. Pembongkaran kembali sulit dilakukan dan
pemakaian kembali tidak ekonomis. (bandingkan
dengan baja).
Pendahuluan
Beton tidak bertulang umumnya disebut beton saja adalah
suatu bahan yang hanya mampu menahan beban tekan
saja.
Jika padanya bekerja beban lainnya (beban tarik, beban
lentur, beban geser, beban puntir atau kombinasinya)
maka beton tersebut tidak mampu memikul beban
tadi.
Oleh karena itu beton tidak bertulang hanya dipakai
sebagai elemen non struktural dan tidak bisa dipakai
sebagai elemen struktural.
Contoh penggunaannya misalnya untuk lantai kerja, lantai
dengan beban ringan yg langsung terletak di atas
tanah.
1. SEMEN
2. AGREGAT
3. AIR
4. BAHAN TAMBAHAN (Admixture)
Untuk
mengecilkan
batu hingga
menjadi 15 cm
Ada perbedaan standar dalam membagi PC. Ada 2
standar utama yang umum digunakan, yaitu ASTM
C150 dan EN-197
ASTM C150 umum digunakan di AS sedangkan EN-
197 di Eropa
Pembagian berdasarkan kedua standar di atas sangat
berbeda. Klasifikasi pada ASTM C150 dilakukan
berdasarkan sifat PCnya sedangkan EN – 197
berdasarkan unsur pokoknya
Jenis-jenis PC menurut ASTM C150
Jenis I :
Semen portland untuk penggunaan umum yang tidak
memerlukan persyaratan khusus spt yang disyaratkan
pada jenis-jenis lain.
Jenis II :
Semen portland yg dalam penggunaanya memerlukan
ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
Jenis III :
Semen portland yg dalam penggunaanya memerlukan
kekuatan yag tinggi pada fase permulaan setelah
pengikatan terjadi
Jenis IV :
Semen portland yg dalam penggunaannya memerlukan
panas hidrasi rendah.
Jenis V :
Semen portland yg dalam penggunaanya memerlukan
ketahanan yg tinggi terhadap sulfat.
Selain jenis-jenis di atas, dikenal juga jenis-jenis IA, IIA
dan IIIA. Huruf A disini merupakan singkatan dari Air
entrained atau mengandung buih udara kecil-kecil,
terbagi rata dan saling terpisah. Jenisnya sama tetapi
mengandung material air entrain yang digiling bersama
klinker pada waktu diproduksi. Jenis ini dibuat untuk
meningkatkan ketahanan terhadap pembekuan pada
suhu rendah.
Jenis-jenis ini juga hanya tersedia di AS bagian timur dan
Canada dalam jumlah terbatas.
I Umum 50 24 11 8
II Modifikasi 42 33 5 13
III Kekuatan awal tinggi 60 13 9 8
IV Panas Hidrasi rendah 26 50 5 12
V Tahan sulfat 40 40 9 9
Antara satu merk dg yang lain dapat berbeda
dalam hal :
Kehalusan makin halus maka reaksi hidrasi
makin cepat
Komposisi kimia
Perkembangan kekuatan uji kuat tekan
Jumlah gipsum yang ditambahkan
Dibandingkan dg Semen Portland jenis I, semen
portland pozzolan mempunyai sifat-sifat :
Panas hidrasi lebih rendah
Penembangan kekuatan lebih lambat
Lebih tahan terhadap garam-garam sulfat dalam
air
Spesifikasi SII 0132-75
Penggolongan & tujuan penggunaan :
Semen portland pozzolan jenis SPP 400 adalah SPP yang dpt
dipergunakan untuk semua tujuan dlm pembuatan aduk &
beton.
Semen portland pozzolan jenis SPP 200 adalah SPP yang
pengembangan kekuatannya lebih lambat dari pada jenis SPP
400 & hanya dipergunakan untuk tujuan tertentu di dalam
adukan & konstruksi beton dengan mutu yang setinggi-
tingginya 31 sesuai ketentuan PBI 1971.
Standart ASTM C595-82
o Type IP : Semen portland pozzolan utk dlm konstruksi
beton.
o Type P : Semen portland pozzoln utk dipergunakan dlm
konstruksi beton yg tidak memerlukan kekuatan tinggi pada
umur muda
Pengikatan/set adalah perubahan bentuk dari bentuk
cair menjadi bentuk padat, tetapi belum mempunyai
kekuatan. Pengikatan ini terjadi akibat reaksi hidrasi
yang terjadi pada permukaan butir semen, terutama
pada butir trikalsium aluminat (C3A).
Penambahan gypsum memodifikasi hidrasi awal ini
sehingga mengatur waktu pengikatan.
Pengerasan/hardening adalah proses pengkakuan
pasta hingga diperoleh kepadatan yang utuh dimana
pasta telah memiliki kekuatan
Semen bila dicampur air akan menghasilkan pasta
yang plastis & lecak (workable). Setelah beberapa
pasta akan mulai kaku & mulai sulit dikerjakan. Inilah
yang disebut pengikatan awal (initial set)
Setelah itu pasta akan menjadi lebih kaku sehingga
dicapai kepadatan utuh. Inilah yang disebut final set
(pengikatan akhir).
Pada umumnya initial set minimum adalah 45 menit dan
final set 6 – 10 jam.
Pengikatan semu/false set adalah reaksi hidrasi yang
terjadi belum waktunya yaitu beberapa menit saja. Jika
dicampurkan kembali dengan menambah air &
mengaduknya kembali maka daya plastisnya akan kembali
lagi dan tidak kehilangan kekuatannya
Flash set/quick set adalah pengerasan karena pengaruh
panas oleh reaksi C3A dengan air yang cepat karena adanya
kandungan C3A yang tinggi atau sulfat dalam semen yang
kurang.
1 Semen
Pasta
2 Air Mortar
4 Agregat Kasar
Air yang digunakan untuk membuat beton harus bersih,
tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-
garam, zat rganik atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton dan atau baja tulangan
Air yang digunakan untuk membuat beton pratekan &
beton yang di dalamnya tertanam logam aluminium,
serta beton bertulang tidak boleh mengandung sejumlah
ion khlorida (maksimum 500 mg per liter air)
Di dalam beton, ion khlorida dapat berasal dari air,
agregat dan bahan tambahan dan biasanya total khlorida
dinyatakan dalam persen terhadap berat semen di dalam
beton
Beton pratekan max
0,06%
Beton bertulang yang selamanya ber-
hubungan dengan klorida max 0,15%
Beton bertulang yang selamanya kering
atau terlindung dari basah max 1 %
Konstruksi beton bertulang lainnya max 3 %
Air tawar yang tidak dapat diminum tidak boleh dipakai untuk
pembuat beton, kecuali memenuhi ketentuan berikut:
Pemilihan campuran beton yang akan dipakai didasarkan pada
campuran beton yang mempergunakan air dari sumber yang sama
yang telah menunjukkan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat
dipenuhi
Dilakukan percobaan perbandingan antara mortar yang memakai air
tersebut dan mortar yang memakai air tawar yang dpt diminum atau
disuling. Lalu dibuat kubus uji mortar berukuran 50 mm dan air
tersebut dapat dipakai jika kuat tekan mortar yang menggunakan air
tersebut pada 7 hari dan 28 hari paling sedikit 90% dari kuat tekan
mortar yang menggunakan air suling.
Dalam konsep PBI 1988 dikenal agregat normal & agregat
ringan
Agregat normal
Yaitu agregat beton yang bisa berasal dari alam atau hasil
pemecahan batu alam atau dari bahan buatan, semuanya
mempunyai berat isi padat (unit weight) tidak kurang
dari 1,2 kg/dm3.
Berdasarkan ukuran besar butir, agregat dibedakan menjadi
: agregat kasar dan agregat halus
Agregat halus adalah agregat yg berukuran < 5 mm.
Secara komersial ada 2 macam yaitu pasir & pasir pecah
(crushed sand) atau abu. Pasir dihasilkan dari disintegrasi
batuan alamiah, sedangkan pasir pecah diproduksi
dengan menghancurkan batu atau kerikil
Agregat kasar adalah agregat yg berukuran > 5 mm.
Secara komersial ada 2 macam yaitu kerikil (dihasilkan
dari disintegrasi batuan alamiah) & batu pecah atau split
(dihasilkan dari batuan atau kerikil yang dipecahkan).
Kualitas agregat amat mempengaruhi kualitas beton
karena 70-75% dari total volume beton ditempati oleh
agregat.
Agregat halus adalah agregat yg berukuran < 5 mm.
Secara komersial ada 2 macam yaitu pasir & pasir pecah
(crushed sand) atau abu. Pasir dihasilkan dari disintegrasi
batuan alamiah, sedangkan pasir pecah diproduksi
dengan menghancurkan batu atau kerikil
Agregat kasar adalah agregat yg berukuran > 5 mm.
Secara komersial ada 2 macam yaitu kerikil (dihasilkan
dari disintegrasi batuan alamiah) & batu pecah atau split
(dihasilkan dari batuan atau kerikil yang dipecahkan).
Kualitas agregat amat mempengaruhi kualitas beton
karena 70-75% dari total volume beton ditempati oleh
agregat.
Mengisi ruang antara butir agregat kasar
Memberikan kelecakan, berfungsi sebagai “ball
bearing”. Kelecakan dalam arti menambah mobilitas
sehingga mengurangi friksi antar butir agregat
kasar. Makin banyak makin baik namun
menyebabkan kebutuhan semen makin banyak.
Jika agregat halus terlalu banyak maka :
Total luas permukaan melonjak, menyebabkan
kurangnya pasta semen
Kebutuhan air bertambah untuk slump (kelecakan)
yang diisyaratkan
Klasifikasi bentuk agregat : angular – subrounded – rounded
– well rounded
Angular berarti tidak ada keausan, well rounded berarti
bulat, flaky berarti pipih.
Batu pecah berbentuk angular sedangkan kerikil dari sungai
berbentuk bulat dan kadang pipih
Bentuk agregat akan mempengaruhi kelecakan dan
kekuatan beton. Bentuk bulat merupakan bentuk yang
terbaik untuk kelecakan sedangkan untuk kekuatan tinggi
adalah bentuk angular karena memiliki luas permukaan
yang besar.
Bentuk pipih & memanjang kurang baik karena sulit
dipadatkan
Klasifikasi tekstur agregat : mengkilat – rata- granular –
kasar – sarang tawon.
Kerikil alam permukaannya rata sedangkan batu pecah
lebih kasar. Kualitas banyak tergantung jenis batuannya.
Permukaan yang mengkilat lebih workable daripada yang
kasar.
Permukaan yang kasar, lekatannya lebih baik
Gradasi ialah distribusi ukuran butir agregat.
Gradasi suatu agregat dapat dites dengan
menggunakan analisa ayakan.
Sumber agregat cenderung memiliki gradasi
tertentu karenanya jika gradasi yang didapat
kurang memuaskan perlu untuk memilih
proporsi campuran sesuai dengan material
yang ada