Anda di halaman 1dari 42

Teknik Bahan Bangunan

(TKS 1266)

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Nusa Cendana
 Sebutkan contoh bahan non struktural (minimal
5)!
 Sebutkan contoh bahan struktural (minimal 5)!
Bahan Bangunan Non Struktural
 Bahan bangunan adalah unsur dasar pembentuk
bangunan dan struktur bangunan.
 Berdasarkan penggunaannya dalam konstruksi, bahan
bangunan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
› bahan bangunan struktural dan
› bahan bangunan non-struktural.
 bahan bangunan non-struktural hanya berfungsi
sebagai pengisi atau pelengkap dalam suatu struktur.
 Kayu sebagai bahan bangunan non struktural :
› Kayu : papan
› Vinir
› Kayu lapis : tripleks , multipleks, papan blok dan papan
lamin
› Papan partikel (chipboard, particle board)
› Papan serat kayu-semen (wood wool cement board)
› Kulit Kayu
 Merupakan lembaran kayu yang diperoleh dengan cara
mengupas atau mengiris kayu jenis tertentu.
 Proses Pembuatan Vinir ;
1. Dengan mengupas ; mengupas kayu untuk menghasilkan
vinir setebal 5 – 10 mm. Proses ini merupakan cara
termurah . Vinir yang dihasilkan dari proses ini biasa hanya
digunakan sebagai lapisan tripleks atau multipleks kualitas
biasa dan sebagai lapisan pengisi/inti pada
multipleks/tripleks kualitas tinggi
 Proses Pembuatan Vinir ;
2. Dengan menyayat . Kayu harus terlebih dahulu
disimpan dalam kamar uap. Tebal vinir yang
dihasilkan : 0.05 – 8 mm. Proses ini merupakan cara
termahal sehingga vinir ini biasa hanya digunakan
sebagai muka dan belakang pada multipleks/tripleks
kualitas tinggi, benda dekoratif dsb.
 Proses Pembuatan Vinir ;
3. Dengan gergaji . Digunakan untuk kayu yang tidak dapat
disimpan di kamar uap karena akan berubah warna. Tebal
vinir yang dihasilkan : 1-5 mm.
 Kayu yang digunakan sebagai vinir ; jenis kayu lunak,
ringan, kelas kuat dan awetnya II – IV dan jika dikupas
tidak mudah pecah/retak, misalnya : agathis (damar),
Kamfer (Dryoblanops spp), keruing (dipterocarpus spp),
mangir (canophylum), meranti (shorea spp), merawan
(hopea spp).
 Untuk pembuatan vinir indah (fancy veneer)
digunakan jenis kayu yang berkualitas tinggi dengan
nilai dekoratif yang indah dan menarik, seperti :
sonokeling (dalbergia laetifolia), sonokembang
(pterocarpus indicus), kayu hitam (diospyros indicus),
jati (tectona grandis), kuku (pericopsis mooniana) dan
renghas (Gluta renghas)
 Mutu Kelas vinir ;
› Kelas A
› Kelas B
› Kelas C
› Kelas D
 Syarat mutu kelas vinir (lihat tabel)
Syarat Mutu Kelas Vinir
Karakteristik
A B C D
Cacat Alami :
Warna menurut keadaan menurut keadaan menurut keadaan menurut keadaan
aslinya tidak aslinya tidak aslinya diperkenankan aslinya
diperkenankan terlalu diperkenankan terlalu kelainan warna diperkenankan
banyak kelainan warna banyak kelainan warna kelainan warna
Gembol diperkenankan asal diperkenankan asal diperkenankan asal -
diampelas rata diampelas rata diampelas rata
Mata Kayu Senat diameter maks. 20 mm diameter maks. 39 mm - -
tersebar dan diampelas tersebar dan diampelas
rata rata
Mata Kayu tidak diperkenankan diameter maks. 7 mm diameter maks. 20 mm tidak dibatasi asal
tersebar, didempul dgn asal didempul didempul atau
warna sama dgn kayu ditambal

Lubang gerek tidak diperkenankan diperkenankan, asal diperkenankan tanpa diperkenankan


tersebar, diameter batas asal didempul asal didempul dgn
maks 6 mm dgn warna yg sesuai warna yg sesuai

kantong kulit/damar besarnya tidak besarnya tidak besarnya tidak -


melebihi 7x51 mm2 melebihi 13x51 mm2 melebihi 13x102 mm2
dgn panjang sejajar dgn panjang sejajar dgn panjang sejajar
serat serat serat

perubahan warna tidak diperkenankan maks. 5% dari luas maks. 10% dari muka -
muka panel luar panel
A B C D
Cacat Teknis :
Retak 2 buah retak dgn 2 buah retak dgn 2 buah retak dgn -
ukuran maks. 1x16 ukuran maks. 2x26 ukuran maks. 4x31
mm2 didempul dgn mm2 didempul dgn mm2 didempul dgn
warna yang sama & warna yang sama & warna yang sama &
diampelas rata diampelas rata diampelas rata

Tambahan tidak diperkenankan asal tidak dibatasi, asal -


diperkenankan warnanya sama & warnanya sama
ukurann > 10x250
mm2
Permukaan kasar maks. 5% dari luas menurut keadaan menurut keadaan menurut
muka panel & aslinya tidak aslinya keadaan aslinya
diampelas rata diperkenankan terlalu diperkenankan diperkenankan
banyak kelainan kelainan warna kelainan warna
warna
Sambungan diperkenankan diperkenankan 2 diperkenakan tanpa
sebuah sambungan, buah sambungan, batas, warna sama
warna sama & arah warna sama dan arah
serat sejajar sisi serat sejajar sisi kayu
kayu lapis lapis

Determinasi tidak tidak diperkenankan tidak diperkenankan tidak


diperkenankan diperkenankan
Biasa digunakan sebagai bekisting, daun pintu, dinding
penyekat. plafon, lapisan dasar lantai parket.
Kayu lapis yang tersedia di pasaran :
1. Tripleks : kayu lapis yang terdiri dari 3 lapis vinir yang
dilekatkan dengan lem, serat-serat kayunya bersilangan,
lapis atas dan bawah seratnya harus searah
2. Multipleks : kayu lapis yang terdiri dari 5 atau lebih
lapisan vinir. Arah serat bawah dan atas harus searah.
lapisan tebal ukuran ukuran
vinir (mm) (ft2) (mm2)
tripleks biasa 3 lapisan 4 8x4 2440 x 1220
3 lapisan 4 7x3 2130 x 915
3 lapisan 6 8x4 2440 x 1220
tripleks jati 3 lapisan 4 7x3 2130 x 915
Multipleks 5 lapisan 9 8x4 2440 x 1220
5 lapisan 12 8x4 2440 x 1220
5 lapisan 14 8x4 2440 x 1220
5 lapisan 15 8x4 2440 x 1220
7 lapisan 18 8x4 2440 x 1220
7 lapisan 24 8x4 2440 x 1220
 Merupakan kayu lapis yang intinya terdiri dari kayu
gergajian (blockboard) atau vinir tebal yang berdiri
tegak lurus dengan lapisan vinir muka dan belakang

Papan blok Papan lamin


 a : vinir muka & belakang, tebal 1 mm
 b : vinir silang, tebal + 1.5 mm
 c : isian inti dg kayu gergajian atau vinir, tebal 8 – 35 mm
 Dibuat dari partikel kayu yang kasar dan yang
dicampur dengan perekat shg dapat dipres
menjadi papan
 Keuntungannya : ukuran penyusutan yang kecil

pada lebar panjangnya, walau tebal sangat peka


terhadap kelembapan.
 Untuk menghindari terjadi kelembapan maka

ditambah bagian perekat berupa fenol


formaldehid atau semen (sulit dikerjakan &
bobot papan bertambah berat).
 Ukuran : 1830 mm x 3100 mm x 10-40 mm
 Terdiri dari kayu yang diurai menjadi bubur
kayu.
 Karena kayu terdiri dari selulosa maka proses
pembuatan papan dilakukan pada suhu cukup
tinggi sehingga lignin akan berfungsi sebagai
perekat serat kayu yang alami
 Jenis-jenisnya : softboard, hardboard, medium
density fibreboard.
 Untuk meningkatkan ketahanan papan serat
kayu terhadap cuaca/kelembapan maka dapat
ditambahkan bitumen (softboard) atau
lilin/stearin (pada hardboard).
 Terdiri dari kayu yang diurai menjadi bubur
kayu.
 Karena kayu terdiri dari selulosa maka proses
pembuatan papan dilakukan pada suhu cukup
tinggi sehingga lignin akan berfungsi sebagai
perekat serat kayu yang alami
 Jenis-jenisnya : softboard, hardboard, medium
density fibreboard.
 Untuk meningkatkan ketahanan papan serat
kayu terhadap cuaca/kelembapan maka dapat
ditambahkan bitumen (softboard) atau
lilin/stearin (pada hardboard).
 Proses pembuatan papan serat kayu MDF : bubur
kayu dikeringkan sebelum dicampur dengan
perekat lalu dipres menjadi papan.
 Keuntungan MDF : mudah dikerjakan pada
semua arah.
 Kerugian MDF : mengandung fenol-formaldehid
yang menganggu kesehatan manusia.

tebal (mm) ukuran (ft2) ukuran (mm2)


softboard 8, 10, 12, 16 8x4 2440 x 1220
hardboard 3, 4, 5 7x3 2130 x 915
MDF 8, 12, 16, 22, 30 8x4 2440 x 1220
 Belum diperjualbelikan di Indonesia
 Pembuatannya mirip pembuatan roti atau tempe.

Serbuk kayu halus dicampur dengan ragi dan air


sehingga mengembang, lalu dimasukkan ke
oven.
 Keuntungannya: tidak mengandung bahan

perekat yang mencemari lingkungan, dapat


digergaji, dipres atau dilem dan jauh lebih
ringan (berat jenis +250 – 300 kg/m3)
 Cocok digunakan sebagai partisi.
 Dibuat dari serat-serat kayu pinus pilihan yang
diawetkan dan menggunakan PC sebagai perekat,
diikat menjadi papan serat “yumen”
 Keuntungan MDF : tahan terhadap api, air, jamur
dan rayap, dapat menanggulangi bising dan panas
serta dapat dilapisi plesteran biasa.
 Cocok digunakan sebagai : pelapis dinding luar,
dinding pemisah ruang yang agak tipis utk
menanggulangi bising, plafon, bekisting untuk
pelat lantai dan bagian bawahnya digunakan
sebagai langit-langit.
 Ketahanan terhadap api dalam keadaan terbakar :
rata-rata tahan api 4 menit/10 mm tebal papan
serat yumen.
tebal ukuran bobot
(mm) (mm2) (kg/m2)
papan berserat halus 15 2700 x 600 8
(utk plafon) 15 2400 x 600 8
20 2700 x 600 10
20 2400 x 600 10
papan berserat halus 20 2700 x 600 10
(utk dinding yang 20 2400 x 600 10
dilapisi) 30 2700 x 600 13
30 2400 x 600 13
50 2400 x 600 20
Kulit Kayu

Merupakan bagian luar dari batang pohon kayu.


Secara tradisional digunakan di Indonesia sebagai
lapisan dinding rangka kayu dan lapisan atap.
Sebagai lapisan dinding, kulit kayu didirikan tegak
setinggin rangka dinding sampai 3 m dan diikat dengan
rotan atau tali pada bilah bambu yang dipasang
melintang pada bagian atas, tengah dan bawah.
Sebagai lapisan atap : digunakan potongan kulit kayu
dengan ukuran 10 – 2o cm x 50 cm atau digunakan
lembaran tipis kayu putih dnegan panjang + 35 cm dan
diikat atas-bawahnya dengan bilah bambu dan rotan.
Jenis pohon yang cocok : kayu gambia (kalimantan) dan
kayu gelang (ternate)
BAMBU

Biasa digunakan pada tiang, lantai dan dinding serta


konstruksi atap.
Syarat : bambu harus tua, berserat padat dengan
permukaan mengkilap dan di tempat ruas tidak
boleh pecah.
Kekurangan : daya dukung kecil, mudah dibelah,
mudah terbakar, peka terhadap rayap dan bubuk,
rongga-rongga merupakan hunian tikus yang baik
sekali.
Kelebihan : murah.
TANGKAI & SERAT ALAM
TANGKAI & SERAT ALAM

Rotan biasa digunakan sebagai pengikat.


Ijuk dapat digunakan sebagai bahan penutup atap
dan dapat dipilin menjadi tali ragum. Ijuk diperoleh
dari pohon palem aren.
Kapas dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat
tenda.
DAUN & RUMPUT
DAUN & RUMPUT

Daun-daun rumbia (sagu) merupakan bahan


penutup atap.
Biasa digunakan untuk jangka waktu + 4 tahun.
Alang-alang dapat digunakan sebagai bahan
penutup atap.
KULIT HEWAN
KULIT HEWAN

Sebagai bahan bangunan, kulit hewan dapat


dimanfaatkan sebagai kulit tenda.
 Terdiri atas : Batu merah atau batu bata dan Beton
ringan berpori.
Bahan dasar batu merah : tanah liat, sekam padi atau
serbuk gergaji kayu, kotoran binatang dan
pasir/semen merah sebagai bahan tambahan.
Jenis
Ukuran besar Jenis kecil toleransi
+ 3%. Selisih ukuran terbesar dan terkecil max
panjang 240 mm 230 mm 10 mm
+ 4%. Selisih ukuran terbesar dan terkecil max
lebar 115 mm 110 mm 5 mm
+ 5%. Selisih ukuran terbesar dan terkecil max
tebal 52 mm 50 mm 4 mm
Mutu Bata Merah Kuat tekan rata-rata
Tingkat I (satu) tidak ada yang menyimpang > 10 N/mm2
Tingkat II (dua) satu buah dari 10 benda 10 - 8 N/mm2
percobaan
Tingkat III (tiga) dua buah dari 10 benda 8-6 N/mm2
percobaan

 beton ringan berpori memiliki keuntungan bobotnya


ringan (400-600 kg/m3), dapat dipotong dengan
gergaji biasa, sambungan-sambungan dapat dilem
dengan lepa khusus shg dinding rata dan teratur, daya
menanggulangi bising dan panasnya baik.
ukuran batu BJ 500 kg/m3 bobot batu Kuat tekan
(kg/batu) rata-rata
lebar (mm) panjang (mm) tinggi (mm)
100 625 250 7.8 5 N/mm2
125 625 250 9.8 5 N/mm2
150 625 250 11.7 5 N/mm2
175 625 250 13.7 5 N/mm2

200 625 250 15.6 5 N/mm2


ukuran batu BJ 500 kg/m3 bobot batu Kuat tekan
(kg/batu) rata-rata
lebar (mm) panjang (mm) tinggi (mm)
50 625 250 7.8 5 N/mm2
75 625 250 11.7 5 N/mm2
100 625 250 15.6 5 N/mm2
125 625 250 19.5 5 N/mm2

Anda mungkin juga menyukai