Anda di halaman 1dari 7

Yusuf Mulkiansyah

19/442360/KT/09058
RESUME PENGOLAHAN SEKUNDER KAYU
Hama perusak kayu
a. Rayap: memakan selulosa
• Rayap tanah (masuk ke kayu dari tanah, tinggal di dalam kayu dan menghindari
tereksposnya koloni dari luar, kondisi eksterior kayu tidak terdeteksi secara visual
sampai terjadi kerusakan kayu)
• Rayap kayu kering (dapat meuerang kayu yang tidak bersentuhan dengan tanah melalui
udara, dapat merusak bangunan kayu)
b. Kumbang penggerek:
• Penggerek lubang jarum (menyerang pohon hidup, biasanya menyerang log basah
paska tebangan, dapat menyerang selama penggunaan)
Pengawetan Kayu
tindakan terhadap kayu sebelum dipakai, dengan harapan agar umur kayu dapat bertahan lama
Tujuan:
1. Memperpanjang umur pakai kayu
2. Mengurangi biaya akhir produksi
3. Menghindari penggantian yang terlalu sering
Persiapan kayu sebelum diawetkan:
1. Untuk kayu bulat: pengupasan kayu
2. Untuk kayu gergajian: pengeringan kayu
3. Pengerjaan kayu sampai bentuk akhir
4. Perlubangan dangkal/insisi
Jenis bahan pengawet kayu:
1. Bahan pengawet yang dilarutkan dalam minyak (pentaklorophenol, kuprinaftenat)
2. Bahan pengawet yang dilarutkan dalam air (senyawa arsen (As 2O3) boraks, asam borat,
garam krom, seng klorida, terusi/prusi, garam dapur, tanalith C)
3. Bahan pengawet yang berupa minyak termasuk hasil sampingan minyak (kreosot dan
minyak tanah)
Boraks dan asam borat
Insektisida yang mengendalikan rayap, kecoa, semut api, kutu, ngengat, dan serangga lain
• Asam borat dibuat menjadi pasta atau bentuk gel sebagai insektisida kuat dan efektif lebih
aman untuk manusia dibanding insektisida lain
• Hasil penelitian: proses rendaman dingin selama 24jam dalam larutan 5%, retensi yang
diperoleh sudah memenuhi persyaratan bagu kayu yang akan dipakai di daerah tropis
Cara pengawetan kayu
• Pengawetan tanpa bahan pengawet:
1. Pengarangan: pangkal kayu/tonggak dibakar sehingga membentuk arang. Rayap
dan jamur tidak akan menyerang kayu arang.
2. perendaman dalam air atau: dilakukan di pedesaan, waktu dari 3 minggu sampai
beberapa bulan, tahan terhadap serangan rayap terutama rayap kayu kering
3. perendaman dalam lumpur: dilakukan di pedesaan, waktu dari 3 minggu sampai
beberapa bulan, tahan terhadap serangan rayap terutama rayap kayu kering
• Cara pengawetan kayu dengan bahan pengawet
a. Pengawetan tanpa tekanan:
1. Pelaburan: dibutuhkan kuas untuk melaburkan bahan pengawet, perlu dilakukan
berulang, diperhatikan tempat retak atau lubang, dilakukan jika jumlah kayu sedikit
2. Penyemprotan: menggunakan alat semprot homogen/merata, hasil lebih baik terkait
retak atau lubang, hemat tenaga, perlu diperhatikan agar tidak banyak terbuang di
udara
3. pencelupan,
4. perendaman:
cara sederhana: sebelumnya kayu ditumpuk, diberi tongkat antara dan diberi
pemberat di atasnya agar kayu tidak terapung atau tercerai berai selama proses
pengawetan, dilakukan 3 hari sampai satu minggu, kayu diambil dan ditumbuk
kembali seperti semula dengan menggunakan tongkat antara dan dikeringkan
dibawah atap selama lebih kurnag 40 hari
cara panas dingin: direndam di larutan panas 70 derajat C selama 6 jam dan dilanjut
perendamandingin selama 24 jam. Absorbs dan penetrasi lebih baik dalam waktu
singkat.
b. Pengawetan difusi
c. Pengawetan dengan tekanan dan penghampaan

Kind Of Non-Wood Lignocellulose Resources


Dibagi menjadi 2:
• Plant fibers (leaf, bast, seed, fruits fiber, grasses amd reeds)
• Agriculture residue (crop residue yang meliputri straws, stalks and leaves, dan Agro
industrial residue yang meliputi husks, bagasse, sawdust)
Wood Product Taxonomy

wood / cement
Wood /Non wood
wood / plastic

Panels particle board

MDF
Wood based
Composites
Plywood
LVL
OSB
Engineered Lumber
OSL
Composites

Glulam

Boards

Dimension
Softwood lumber
Timber

MSR

Solid Wood Fingerjoined


Glued
Wood

Edge Glued
Treated

Hardwood

Mechanical
Pulp
Pulp and Paper Chemical
Paper

Furniture

Cabinets
Secondary wood
products
windows and doors

Millwork and
factory built housing

I-beams

Engineered Wood
Trusses
Products

CLT
Glulam : Balok laminasi, terbuat dari dua atau lebih kayu gergajian yang direkat dengan
arah serat sejajar satu sama lain, berbentuk lurus atau lengkung tergantung
peruntukannya
CLT : Produk kayu rekayasa dari papan yang tersusun bersilangan serat sejajar antara
satu lapisan dengan lainnya. Jumlah lapisan umumnya ganjil, min 3 lapis.
Plywood : papan tiruan yang tersusun atas lembaran tipis kayu yang direkatkan dengan
arah serat tegak lurus pada lembaran venir.
Papan partikel : produk panil yang memampatkan partikel kayu (potongan2 kecil kayu) dan
sekaligus mengikat dengan perekat.
OSB : panel dari strand tipis dan direkat dengan perekat tahan air dengan bantuan
suhu dan tekanan
Plywood
papan tiruan yang tersusun atas lembaran tipis kayu yang direkatkan dengan arah serat tegak lurus
pada lembaran venir.
Keuntungan:
1. Pemerataan kekuatan kayu
2. Pertambahan kekuatan menahan terjadinya retak kayu
3. Pertambahan stabilitas dimensi kayu
4. Dapat dibuat berbagai macam ukuran
5. Berbagai macam dan cara pengaturan serat kayu
6. Kemungkinan pelengkungan permukaan
Persyaratan umum kayu sebagai bahan plywood:
1. Punya berat jenis menengah
2. Bentuk batang silindris, sebulat mungkin (terutama untuk pengupasan)
3. Cacat kayu minimal
4. Potensi kayu (hutan) memadai dan kontinyuitas persediaan lancar
Langkah membuat plywood:

logs cut-off saw barker veneer lathe

edge gluer or
clipper veneer dryer patcher
tape machine

glue
skinner and
spreaders hot press sander
cut-off saw
and lay up

inspecting
and grading

Veneer:
1. Sliced cut veneer (with saw blade)
2. Rotary cut veneer (with knife blade)
Metode pemotongan veneer:
• Rotary: log dipasang di mesin bubut (lathe machine) yang kemudian berputar dan melawan
pisau yang tajam. Hasil: bold and variegated grain markings
• Plain slicing: dalam bentuk half log, pemotong dilakukan secara parallel melalui tengah
log. Hasil: variegated figure
• Quarter slicing: dalam bentuk quarter log, lingkar tahun log terkena pisau pada sudut yang
sesuai. Hasil: garis lurus di beberapa kayu, bervariasi dilainnya.
Papan Partikel
produk panil yang memampatkan partikel kayu (potongan2 kecil kayu) dan sekaligus mengikat
dengan perekat.
Jenis perekat:
• Pasahan (shaving): partikel berdimensi tak menentu dari pengetaman, ketebalan bervariasi
dan mudah tergulung
• Serpih (flake): pertikel kecil dengan dimensi yang telah ditentukan dari mesin atau
peralatan khusus
• Bentuk biskit: seperti serpih tetapi lebih besar
• Tatal (chips): kepingan
• Serbuk gergaji (saw dust): dari pemotongan gergaji
• Untaian (curf): pasahan panjang, pipih, permukaan sejajar
• Kerat (sliver): hampir persegi, potongan melintangnya dengan panjang paling sedikit 4 kali
tebalnya
• Wol kayu: keratan panjang, berombak.
Proses pembuatan:
1. Persiapan bahan baku (pembuatan/pengumpulan dan penyeragaman ukuran)
2. Pengeringan (disesuaikan dengan jenis perekat)
3. Pencampuran dengan perekat (jenis, jumlah, komposisi, dan cara)
4. Mat-forming
5. Hot-pressing
6. Board finishing
Factor dalam pembuatan papan partikel:
1. Jenis bahan
2. Kadar air partikel dan distribusinya
3. Ukuran dan geometri partikel
4. Tipe dan jumlah perekat
5. Penyebaran dan distribusi partikel
6. Kerapatan papan
7. Proses pembuatan
Oriented Strand Board (OSB)
panel dari strand tipis dan direkat dengan perekat tahan air dengan bantuan suhu dan tekanan
perbandingan: panjang dibagi lebar (aspect ratio) minimal 3 memberikan bending strength dan
stiffness yang tinggi (baik searah maupun berlawanan serat)
digunakan untuk engineered structural (lantai, atap, dinding)
Pembuatan:
1. Small logs dan wood residue dilakukan size reduction
2. Pengeringan
3. Screening
4. Pencampuran dengan resin
5. Forming
6. Pressing
Papan Serat / Fiber Board
Panel dengan ketebalan nominal 1,5mm atau lebih dari serat lignoselulosa dengan meberi
perlakuan panas dan tekanan.
Perekatan berasal dari polinan serat dan sifat swa-adesif serat ayaud ari perekat sintetik yang
ditambahkan
Papan serat : MDF, hardboard, mediumboard, softboard
Digunakan untuk: bangunan, furniture, kemasan
Kayu dapat dibuat menjadi fiber bundles dan singles fibers dengan grinding atau refining
• Refining at high temperature: fiber cenderung slip apart sebagai hasil dari pelunakan lignin
matix antara serat (permukaan kaya akan lignin)
• Refining at lower temperature: fiber cenderung break apart (permukaan kaya akan
carbohydrate polymers)
Pembuatan fiberboard:
• Wet forming process: dengan air untuk mendistribukan serat menjadi kasuran yang nanti
akan dilakukan penekanan
• Dry forming process: serat dari refiner dikeringkan dan diletakkan di blowline, yang mana
diberi perekat dan dijadikan web yang lalu di press menjadi board
Persyaratan:
• LDF : 0.15 – 0.45 (untuk insulation dan light core furniture)
• MDF : 0.6 – 0.8 (core for furniture)
• HDF : 0.85 – 1.2 (overlay on floors, sidings)
Pembuatan Fiberboard:
1. Penyiapan chips menjadi fiber
2. Forming (wet)
3. Apabila ingin dicapai LDF: dilakukan pengeringan saja
4. Apabila ingin dicapai HDF, dilakukan:
5. Press (wet mat) atau
6. Press (dry mat)
7. Lalu jadi HDF (smooth 1 or 2 sides)

Anda mungkin juga menyukai