I. PENDAHULUAN
setelah tahun 1930-an yang ditandai dengan penggunaan kempa panas dari Eropa
dan perekat resin sintetis sebagai perkembangan teknik yang memiliki peranan
penting pada pertumbuhan awal industri kayu lapis. Pada tahun 1972 di Amerika
Serikat ada sekitar 600 perusahaan pembuat kayu lapis dan vinir yang telah
mampu mengekspor kayu lapis sebesar US$ 3 Milyar (Haygreen and Bowyer,
1993).
lembaran vinir yang direkat bersama dengan susunan bersilangan tegak lurus.
Kayu lapis termasuk kedalam salah satu golongan panel struktural, dimana arah
penggunaan kayu lapis ini adalah untuk panel-panel struktural. Cikal bakal
munculnya kayu lapis terjadi di Mesir sekitar tahun 1500 SM, dimana pada masa
tersebut orang-orang Mesir telah mampu membuat vinir untuk menghiasi perabot
rumah tangga mereka. Selanjutnya disusul bangsa Yunani dan Roma kuno
besar dan silindris yang berasal dari hutan alam sebagai syarat utama bahan baku
Saat ini, kebutuhan kayu sebagai bahan baku industri kayu lapis
kebutuhan terhadap kayu bulat berdiameter besar. Akan tetapi potensi kayu bulat
berdiameter besar dan memiliki kualitas bagus yang terdapat di hutan alam
yang menggunakan kayu bulat berdiameter besar sebagai bahan baku. Jika
hal ini tetap dibiarkan berkelanjutan, masa depan industri kayu lapis dapat
kayu bulat berdiameter besar yaitu dengan memanfaatkan kayu bulat berdiameter
kecil (Small Diameter Logs) yang berasal dari hutan rakyat maupun hutan
tanaman industri. Akan tetapi dalam pemanfaatannya terdapat kendala yakni kayu
kerapatan dan kekuatannya lebih rendah dari kayu mature. Selain itu,
stabilitas dimensi Small Diameter Logs (SDL) lebih rendah dari Large
Diameter Logs (LDL) (Massijaya et al. 2010). Oleh karena itu, dibutuhkan
teknologi yang baik dan pengolahan yang tepat agar diperoleh produk yang
1.2 Tujuan
pembuatan, bahan yang digunakan, mutu serta kegunaan dari kayu lapis
struktural.
4
II. ISI
yang terbuat dari lembaran-lembaran tipis atau vinir kayu yang terdiri dari
tiga lapis atau lebih dimana setiap lapisan ditumpuk dan direkatkan satu
sama lain dengan arah serat berlawanan atau tegak lurus. Namun, menurut
Bowyer et al. (2003) kayu lapis merupakan sebuah produk panel dari
lurus dari beberapa vinir kayu dan sejajar atau searah panel.
saling tegak lurus satu sama lain. Pada umumnya kayu lapis dibuat dengan
jumlah lapisan ganjil, tetapi ada beberapa kayu lapis yang dibuat dengan
jumlah lapisan genap seperti empat dan enam lapis (Bowyer et al. 2003).
Sifat dan kinerja kayu lapis dipengaruhi beberapa faktor. Menurut Faherty
kayu lapis berasal dari komposisi kayu lapis itu sendiri, antara lain
ketebalan lapisan, jumlah lapisan, jenis vinir dalam satu panel, orientasi lapisan,
kualitas kelas vinir dan jenis perekat. Kombinasi dari komposisi tersebut
penggunannya.
Contoh kayu yang dapat digunakan sebagai bahan baku kayu lapis
digunakan disarankan diatas 30 cm, tetapi saat ini mesin-mesin yang lebih
Kayu lapis interior yaitu kayu lapis yang penggunaanya di dalam ruangan
atau dengan kata lain tidak langsung terekspos oleh kondisi lingkungan
Kayu lapis eksterior yaitu kayu lapis yang penggunaanya di luar ruangan
Ordinary plywood yaitu kayu lapis dimana finir mukanya dihasilkan dari
proses rotary
cutting.
Fancy plywood yaitu kayu lapis dimanafinir mukanya terbuat dari kayu-
kayu indah dan dihasilkan dari proses slice cutting atau half rotary cutting.
menjadi:
Konstruksi bangunan
Bahan pelapis
Lantai
Sidding : dinding
Plyform
menggunakan urutan dan tata cara yang relatif sama. Adapun urut urutan
pembuatan kayu lapis tersebut menurut Massijaya (2006) adalah sebagai berikut:
1. Seleksi Log
Log yang akan dipergunakan sebagai bahan bakukayu lapis diseleksi mulai
diperbolehkan.
pengupasan log terutama untuk kayu yang memiliki kerapatan tinggi. Beberapa
perlakuan awal pada log diantaranya adalah pemanasan log (dengan air
panas, uap panas, uap panas bertekanan tinggi, listrik, memaksa air/ uap panas
perekat, mengurangi perbedaan kadar air kayu gubal dan kayu teras,
3. Pembuatan Finir
biasa atau plywood penggunaan umum (general plywood). Dengan cara ini
bentuk bahan baku kayunya adalah log tanpa kulit. Finir yang dihasilkan
cukup panjang dan dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat.
kebutuhan. Melalui cara ini, tebal finir yang diperoleh minimal 0,4 mm tetapi
yang banyak dibutuhkan adalah 0,6-1,0 mm. Cara pengupasan finir dapat dilihat
pembuatan finir lainnya. Kelemahan cara ini adalah kondisi finir yang dihasilkan
log (center log) karena di tempat ini akan ditempatkan chuck (penjepit log).
Penentuan center log dapat dilakukan secara manual dan dengan mesin
senter (flash machine) yaitu melalui pencahayaan pada dua sisi potongan log
Pada pengupasan finir ini digunakan sudut kupas (knife angle) 89-92,5o
dan sudut tekan (nosebar) 20o. Besarnya sudut kupas dapat diatur dan ini
penting dilakukan dalam mendapatkan tebal finir. Sudut kupas yang disetel
besar akan menghasilkan finir yang tipis begitupun sebaliknya. Pada proses
tajam pisau kupas disebut sisi kasar (loose side), sedang sisi lainnya disebut sisi
halus (tight side). Di dalam proses pelaburan perekat sisi halus sangat
perekatnya. Ada satu hal lagi yang harus diperhatikan dalam proses
10
pengupasan log, yaitu bahwa kecepatan mesin kupas harus sejalan dengan
kekerasan kayunya, artinya kayu yang memiliki berat jenis tinggi harus
dikupas lebih cepat dibandingkan dengan kayu yang memiliki berat jenis rendah.
Cara penyayatan akan menghasilkan finir yang lebih tipis yaitu dengan
seratnya baik) dengan ukuran lebar dan panjang relatif masih sama dengan ukuran
bahan baku aslinya. Kayu yang digunakan umumnya dari jenis kayu yang
mempunyai berat jenis tinggi dengan warna kayu lebih dan bergambar serat
yaitu bahan baku kayu harus direndam, direbus atau dikukus dulu. Fungsi
Bentuk bahan baku kayu yang akan disayat dapat berupa flitch (kayu
persegi tanpa hati) atau blockware (belahan kayu). Dalam bentuk blockware
menggunakan bahan baku berupa log tanpa kulit yang dikupas eksentris,
11
yaitu center log tanpa penjepit tidak berada tepat ditengah-tengah tetapi lebih ke
pinggir.
mundur dan pisau sayat diam atau sebaliknya. Penyayatan dapat dilakukan pada
arah vertikal dan horizontal. Tipe penyayatan yang paling banyak digunakan
adalah arah penyayatan horizontal, kayu yang disayat bergerak maju mundur
dan pisau sayat diam. Proses penyayatan untuk menghasilkan finir dengan tebal
Cara Penggergajian/Sawing
karena finirnya cukup tebal yaitu minimal 5 mm. Bahan kayu yang digunakan
12
berbentuk kayu persegi dan rendemennya rendah. Kalaupun masih ada hanya
Cara Perautan
(pensil adalah analogi log tanpa kulit). Cara ini sekarang sudah ditinggalkan dan
4. Penyortiran Vinir
Vinir dipisahkan antara yang rusak dengan yang tidak serta vinir untuk bagian
5. Pengeringan Vinir
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kadar air vinir
dalam pengeringan vinir sekitar 60-80o C tergantung pada jenis kayu, kadar air
dibedakan atas :
formaldehid, dan kayu lapis yang dihasilkan dengan perekat ini disebut
Keterangan :
$ MSGL = million square glue line, yaitu sistem pelaburan perekat dengan satu
garis perekat.
$ MDGL = million square double glue line, yaitu sistem pelaburan perekat
Kalau plywood 5 lapis, yang diberi perekat adalah kedua permukaan dari
dari 2 CB dan dua permukaan dari satu center core veneer-nya. Center core
adalah finir yang letaknya paling tengah dari yang ditengah di dalam
atau mengalami kegagalan yang umumnya disebabkan oleh kondisi finir (kadar
air dan porositas) dan perekatnya sendiri, disamping proses perekatan tersebut.
menjadi meluap keluar. Hal ini disebabkan karena perekat yang diberikan
berlebihan, perekat terlalu encer atau karena kadar air finir/kayunya terlalu
tinggi.
finir/kayu tidak terlabur perekat secara merata. Hal ini disebabkan karena
atau karena kadar air finir/kayu yang direkat sangat rendah. Kadar air
finir yang akan direkat sebaiknya sebesar 6-8%,atau jangan melebihi 10%.
antara lain larut air, keras ,tidak mudah terbakar, sifat panasnya baik, tidak
pH : 7.98
serbuk atau cair, berwarna putih, garis rekatnya tidak berwarna dan lebih durable
atau serbuk. Resain ini mengeras pada suhu 95-130oC. UF tidak cocok dipakai
antara lain tidak tahan air serta menyebabkan emisi formaldehyde yang
yang sangat baik terhadap air dingin, agak tahan terhadap air panas, tetapi tidak
mesin glue spreader, sedangkan finir-finir yang lain (F/B) dilekatkan pada finir
19
yang telah diberi perekat tersebut dengan ketentuan arah seratnya saling tegak
ganjil) dipress secara dingin dalam cold press selama 5-15 menit, tekanan 10-15
hot press dengan jalan memasukkan finir-finir yang telah direkatkan tersebut di
antara plat-plat baja panas dengan tekanan 10 kg/cm2, suhu 100-170o (umumnya
dipotong pinggirnya sesuai ukuran final dengan gergaji potong dobel (double
digunakan kombinasi maka akan diperoleh hasil efisiensi pres panas yang
cukup tinggi karena perataan perekat telah dilakukan pada pres dingin.
Pres dingin :
Pres panas :
calon plywood kedalam ruang antar plat-plat panas dari pres tersebut
atau opening. Tiap satu alat pres panas bisa sampai 50 opening.
sebagai berikut :
21
Keterangan :
G = Pengempaan total (psi, kpc)
P = Tekanan spesifik (psi, kpc)
J = Luas total pistonpres (2, dalam in2 atau cm2)
PSI = Pound per square inch
Kpc = kg per cm
Besarnya prestotal yang diberikan dipengaruhi oleh faktor :
a. Berat jenisfinir/kayu asalnya
b. Ketebalan kayu lapis yang dihasilkan
Kayu dengan berat jenis lebih tinggi dan ketebalan lapisan yang lebih
tebal harus menggunakan tekanan pres total yang lebih tinggi dan waktu
pengempaan yang lebih lama pada lembaran finir tersebut. Untuk finir bagian
luar, misalnya untuk F/B tidak dipotong dulu tetapi dikeringkan dulu dalam
continues dryer baru kemudian dipotong. Finir core yang diperoleh kemudian
dikeringkan dalam kilang pengeringan roll (roll dryer) (110 -175o C,10-25
menit) hingga kadar airnya 5-10 %. Pengeringan finir dapat pula dilakukan
penyambungan atau jointing, agar finir menjadi utuh dan baik. Tapping
peatau dengan menjahit (dengan nilon). Hanya jenis finir core dan atau back yang
8. Pengkondisian
22
9. Remanufacturing
diperbaiki (bagian permukaan atas bawah atau satu muka saja). Pekerjaan
10. Packing
kelompok, yaitu kayu lapis penggunaan umum dan kayu lapis penggunaan
khusus. Kayu lapis struktural termasuk kayu lapis penggunaan khusus. Kayu lapis
struktural merupakan suatu tipe kayu lapis tertentu yang strukturnya terdiri atas
susunan lembaran-lembaran finir saling tegak lurus dan digunakan dalam struktur
Menurut SNI 01-5008.7-1999, kayu lapis struktural adalah kayu lapis yang
terdiri dari susunan venir yang dibuat khusus untuk digunakan sebagai penahan
24
atau pemikul beban dari suatu kontruksi. Dalam SNI 01-5008.7-1999 juga
Klasifikasi
Kayu lapis struktural diklasifikas ikan menjadi dua katagori, yaitu katagori
1 (Tipe kayu lapis struktural) dan katagori 2 (Mutu kayu lapis struktural).
Tipe Eksterior II, adalah kayu lapis struktural yang dalam penggunaannya
Syarat mutu
Jenis kayu yang dapat digunakan untuk pembu atan kayu lapis struktural
adalah jenis-jenis kayu yang berat jenis (BJ) nya lebih dari 0,4.
Syarat Umum
perusak kayu.
Syarat Khusus
Syarat khusus mutu kayu lapis struktural tercantum pada Tabel 1 berikut:
lanjutan tabel 1.
Kadar Air
27
Kadar air kayu lapis struktural tidak diperkenankan lebih dari 14%.
Keteguhan rekat
Keteguhan rekat pada kayu lapis struktural untuk setiap tipenya harus
e. Mutu Keteknikan
Mutu keteknikan kayu lapis struktural harus diuji dengan dua cara yaitu uji
III. PENUTUP
28
3.1 Kesimpulan
Kayu lapis hadir sebagai inovasi pengggunaan kayu solid agar lebih efektif
dan efisien. Dan kayu lapis struktural hadir untuk memenuhi berbagai kebutuhan
konsumen yang senang memilih kayu sebagai bahan untuk berbagai kebutuhan
konstruksi. Agar kualitasnya sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen,
ketentuan dalam pemilihan bahan baku, perekat, pengawet, dan tata cara
ini juga sangat dibutuhkan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian-penelitian lain
itu harus dipilih jenis kayu yang memiliki kekuatan dan keawetan yang memenuhi
syarat.
3.2 Saran
Saran dari makalah ini yaitu agar dapat membandingkan berbagai bahan
yang dapat digunakan sebagai pembuatan kayu lapis, sehingga dapat mengetahui
DAFTAR PUSTAKA
Arsadi, B. 2011. Kualitas Kayu Lapis Dari Kayu Bulat Berdiameter Kecil Jenis Dadap
Haryanti, E. 2002. Keandalan Bifenthrin Sebagai Bahan Pengawet Kayu Lapis: Pengaruh
Haygreen, J.G., and JL. Bowyer. 1993. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu (Suatu Pengantar).
Yogyakarta.
Iswanto, A.H. 2008. Kayu Lapis. Karya Tulis. Departemen Kehutanan. Fakultas
Wood Division. Knives For The Wood Processing Industry. Klingelnberg Group-
German.