Fiber board adalah salah satu jenis produk komposit yang terbuat dari partikel-partikel kayu atau
bahan-bahan berlignoselulosa lainnya yang diikat dengan perekat sintetis atau bahan pengikat
lain kemudian dikempa panas (Maloney 1993). Berdasarkan kerapatannya, Maloney (1993)
membagifiber board dalam tiga golongan yaitu:
Fiber board berkerapatan rendah (low density particleboard) yaitu papan yang
mempunyai kerapatan kurang dari 0,4 g/cm3.
Fiber board berkerapatan sedang (medium density particleboard) yaitu papan yang
mempunyai kerapatan 0,4-0,8 g/cm3.
Fiber board berkerapatan tinggi (high density particleboard) yaitu papan yang
mempunyai kerapatan lebih dari 0,8 g/cm3.
Pada saat ini bahan baku untuk menghasilkan fiber board didunia umumnya memakai kayu,
yaitu di Amerika dan Eropa menggunakan kayu pinus , di China memakai kayu poplar dan di
Indonesia, Malaysia dan Thailand umumnya menggunakan kayu karet.
Dari tumbuh suburnya industri tersebut diatas, jika bahan baku yaitu berupa kayu tidak tersedia
secara berkesinambungan (luas hutan sebagai penghasil kayu pasti tidak bertambah) maka
industri tersebut lama kelamaan akan mengalami kebangkrutan. Dari analisa ini maka dibuatlah
semacam kayu olahan yang diciptakan sebagai pengganti kebutuhan kayu untuk industri
furniture dan industri lainnya yang menggunakan kayu olahan.
Kayu olahan yang di ciptakan sebagai pengganti kayu solid antara lain: Plywood, Particle
board dan Fiber board (MDF/HDF).
Plywood memiliki ciri : serat kasar, lapisan kelihatan, mahal, dan daya serap air tinggi
Particle Board memiliki ciri: daya serap air tinggi, tampak permukaan kasar, kerapatan
rendah
Fiber board hadir dengan ciri : serat halus, tampak permukaan halus, lebih murah, daya
serap air rendah dan mampu meredam suara
Fiber board sangat fleksibel sehingga mudah dibentuk. Ukuran dan kekuatannya pun konsisten.
Namun karena memakai bahan kimia resin, fiber board lebih berat dari plywood dan particle
board. Di pasaran fiber board memiliki jenis finishing yang sangat bervariasi dari cat kayu,
venner, PVC (Pollyvinil Carbonate), HPL ataupun paper laminated. Warna dan motifnya pun
dapat dibuat sangat beragam
Furniture yang memakai bahan fiber board biasa dipakai untuk furniture praktis yang diproduksi
massal oleh pabrik. Sistem knock down digunakan hampir di semua industri furniture dengan
menggunakan dowel (batang kayu atau plastic kecil) atau connecting bolt yang membuat produk
dapat dibongkar pasang dengan mudah.
Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang cukup menarik disektor industri fiber
board ini. Itu ditunjukkan antara lain dengan :
Peningkatan impor komoditas papan partikel dari luar negeri ke Indonesia dari 2010 ke
2011 sebesar 163%, menunjukkan bahwa kapasitas produksi di dalam negeri belum
mampu secara optimal memenuhi permintaan lokal tersebut. Sementara Kementerian
Perindustrian merilis laporan bahwa pada tahun 2013 Indonesia menguasai pangsa pasar
sebesar 3,14% dari pasar furniture internasional dan berpotensi terus bertumbuh,
sehingga kebutuhan akan papan partikel atau fiber board sebagai salah satu bahan baku
subtitusi kayu yang semakin langka menjadi semakin meningkat juga.
Terdapat pula potensi untuk ekspor ke negara-negara penghasil produk furniture terbesar
di dunia saat ini seperti China, Italia, dan Jerman. Para negara produsen furniture terbesar
ini memiliki keterbatasan berupa supply bahan baku alami terutama kayu, sehingga
ban.ak mengandalkan produk seperti MDF sebagai bahan baku produksi furniture
Dalam laporan yang dirilis Kementerian Perindustrian pada tahun 2011 dalam bentuk
peta panduan untuk perkembangan industri furniture Indonesia, dijelaskan bahwa
tantangan yang dihadapi oleh industri furniture Indonesia adalah semakin menipisnya
persediaan kayu dari hutam alami akibat dari praktek illegal logging, sehingga
dibutuhkan optimalisasi pemanfaatan bahan baku alami alternatif lainnya. Salah satu
bahan baku alternatif tersebut adalah MDF.
dalam
proses
pembuatannya,
kerapatannya
rendah,
lebih
bersifat biodegradable (dibanding plastik), memiliki keperluan, serta dapat didaur ulang
(recycleable). Beberapa contoh penggunaan produk ini antara lain sebagai komponen interior
kendaraan (mobil, kereta api, pesawat terbang), perabot rumah tangga, maupun komponen
bangunan.
Tatal, yaitu bentuk kepingan yang dipotong dari suatu balok dengan memakai pisau yang
Serpih, yaitu partikel kecil dengan dimensi yang telah ditentukan sebelumnya yang
dihasilkan dari peralatan yang telah dikhususkan. Ketebalannya seragam dan orientasi
sejajar.
Kerat, yaitu potongan-potongan melintang dalam bentuk persegi dengan panjang paling
2. Plastik
Plastik merupakan suatu bahan polimer yang tidak mudah terdekomposisi oleh mikroorganisme
pengurai karena sifat-sifat khusus yang dimilikinya yaitu suatupolimer rantai panjang sehingga
bobot molekulnya tinggi dimana atom-atom penyusunnya saling mengikat satu sama lain. Rantai
ini membentuk banyak unit molekul berulang yang membentuk susunan rantai yang linear,
bercabang ataupun tata jaringan yang disebut monomer yang sangat sulit diputus. Plastik yang
umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, klor atau belerang di tulang
belakang. Tulang belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit
monomer menjadi kesatuan.
Untuk mengeset properti plastik grup molekuler berlainan bergantung dari tulang belakang
(biasanya digantung sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer bersama
untuk membentuk rantai polimer). Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami
(seperti: permen karet) sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet
alami) dan akhirnya ke molekul buatan manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, poly
ethylene).
Plastik merupakan bagian dari molekul hidrokarbon zat yang penyusun dasarnya adalah karbon
dan hidrogen. Contoh dari ikatan kovalen diantaranya: Ikatan tunggal C-C, ikatan ganda C=C
atau ikatan rangkap 3 CC. Molekul dari plastik sering disebut dengan makro molekul karena
ukurannya sangat besar dilihat dari panjang rantai karbonnya. Untuk menyederhanakan struktur
kimia dari makro molekul, maka digunakan penyingkatan. Bagian terkecil dari rantai karbon
yang panjang disebut dengan mer atau monomer.
Polimerisasi artinya penggabungan bersama monomer. Sekarang ini ada ribuan jenis plastik, tapi
pada dasarnya, atom-atom penyusun inti plastik adalah Karbon (C), Hidrogen (H) dan beberapa
tambahan atom Oksigen (O), Nitrogen (N), Klor (Cl), Flour (F) dan belerang (S). Penyusun
kimia paling dasar dari plastik disebut dengan homopolimer karena hanya terdiri dari satu
struktur dasar.
Polietilena tereftalat (PET) merupakan salah satu polimer termoplastik golongan polyester yang
banyak dibuat sebagai kemasan botol plastik khususnya botol aquadest. Struktur molekul PET
adalah semikristalin dan mempunyai sifat-sifat yaitu berupa lapisan film lunak yang transparan
dan fleksibel, mempunyai kekuatan benturan serta kekuatan sobek yang baik. Namun apabila ia
didaur ulang maka akan menurunkan kualitasnya (Sitepu, 1992). Dengan pemanasan akan
menjadi lunak dan mencair pada suhu 110oC. Berdasarkan sifat permeabilitasnya yang rendah
serta sifat-sifat mekaniknya yang baik, PET mempunyai ketebalan 0,001 sampai 0,01 inci, juga
banyak digunakan sebagai pengemas makanan, karena sifatnya yang thermoplastik, PET mudah
dibuat menjadi kantung dengan derajat kerapatan yang baik.
PET hanya dapat dipakai 1 atau 2 kali saja atau paling lama 1 minggu dan harus diletakkan jauh
dari sinar matahari lansung, hal ini karena botol-botol ini mengandung zat karsinogen, jadi
sebaiknya setelah dipakai 1 atau 2 kali botol-botol ini langsung dibuang atau didaur ulang.