0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
212 tayangan9 halaman
Anggota kelompok terdiri atas 5 orang yakni Niken Famila, Natanael E.B, Nicolaus P.A., Rezky K., dan Rizka H. S. Dokumen ini menjelaskan 9 langkah pembuatan papan serat mulai dari pembuatan serpih kayu, penyaringan, pembuatan massa berserat, pengeringan, pemberian perekat, pembuatan mat, pengempaan panas dan dingin, pemotongan, hingga pengampelasan dan pengurutan.
Anggota kelompok terdiri atas 5 orang yakni Niken Famila, Natanael E.B, Nicolaus P.A., Rezky K., dan Rizka H. S. Dokumen ini menjelaskan 9 langkah pembuatan papan serat mulai dari pembuatan serpih kayu, penyaringan, pembuatan massa berserat, pengeringan, pemberian perekat, pembuatan mat, pengempaan panas dan dingin, pemotongan, hingga pengampelasan dan pengurutan.
Anggota kelompok terdiri atas 5 orang yakni Niken Famila, Natanael E.B, Nicolaus P.A., Rezky K., dan Rizka H. S. Dokumen ini menjelaskan 9 langkah pembuatan papan serat mulai dari pembuatan serpih kayu, penyaringan, pembuatan massa berserat, pengeringan, pemberian perekat, pembuatan mat, pengempaan panas dan dingin, pemotongan, hingga pengampelasan dan pengurutan.
2. Natanael E.B (16/400581/SV/11085) 3. Nicolaus P.A. (16/400582/SV/11086) 4. Rezky K. (16/400585/SV/11089) 5. Rizka H. S (16/400586/SV/11090) Papan serat adalah berupa papan tiruan yang terbuat dari tumbuhan yang berlikn oselulosa yang kemudian dilakukan perekatan dan dilakukan pengempaan panas dan pengempaan dingin. Langkah 1. Pembuatan Serpih Dahulu kala, perusahaan hanya memanfaatkan serpihan kayu (chip) sisa dari proses penggergajian. Namun seiring dengan meningkatnya jumlah produksi, perusahaan pun mau tak mau harus membuat serpihan kayu ini sendiri. Chip terbuat dari kayu tanpa lapisan kulit agar daya tahannya awet. Pembuatannya secara konvensional dilakukan dengan memotong atau membelah kayu beberapa kali hingga ukuran partikel- partikelnya menjadi sangat kecil. Kurang lebih ukuran serpihan kayu yang diharapkan adalah 25 x 25 x 10 mm. Langkah 2. Penyaringan Serpih Serpihan kayu yang sudah terkumpul hampir bisa dipastikan kalau ukurannya tidak sama. Oleh sebab itu, langkah berikutnya adalah menyaring serpihan-serpihan kayu tersebut, terutama memisahkan serpih kayu yang ukurannya terlalu besar. Tujuan dari dilakukannya penyaringannya ialah memperoleh ukuran serpihan-serpihan kayu yang seragam dan sesuai dengan standarisasi yang berlaku. Proses ini dilaksanakan memakai alat penyaring khusus. Anda bisa membeli mesin penyaring serpihan kayu di www.alatperabotan.com. Langkah 3. Pembuatan Massa Berserat (Pulp) Langkah selanjutnya yaitu pembuatan massa berserat (pulp) dari serpih kayu/chip yang telah berhasil dikumpulkan. Tidak hanya melalui metode pengerjaan secara mekanik, proses pembuatan massa berserat ini juga dapat dilakukan secara kimia, semi kimia, thermal, serta eksplosi. Dikarenakan proses pengerjaannya yang sangat rumit dan harus mempertimbangkan aspek-aspek tertentu, kami akan membahas topik ini di artikel mendatang supaya pembahasannya bisa lebih lengkap dan mendalam.
Langkah 4. Pengeringan Massa Berserat
Massa berserat perlu dikeringkan terlebih dahulu sebab kandungan air di dalamnya turut mempengaruhi proses pembuatan papan serat. Jika kadar air di massa berserat terlalu tinggi, risiko terjadinya blow up pada saat dilakukan pengempaan pun meningkat tajam. Sebaliknya apabila kandungan air ini terlalu rendah, laju transfer panas dari permukaan papan ke bagian dalamnya akan berkurang. Akibatnya waktu pengempaan pun semakin lama. Adapun kadar air yang ideal berada di titik jenuh serat berkisar antara 25-30 persen. Langkah 5. Pemberian Bahan Perekat Bahan perekat merupakan suatu bahan yang memiliki fungsi perekatan sehingga dapat merekatkan atau menjadikan satu bahan-bahan yang direkatkan. Cara penerapan bahan perekat biasanya dilakukan dengan menempelkan atau mempersatukan benda. Contoh-contoh bahan perekat antara lain glue, resin, adhesive, binder, dan mucilage. Dalam pembuatan papan partikel, jenis bahan perekat yang dipakai akan mempengaruhi ketahanannya terhadap kelembaban. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan bahan perekat yaitu : Jumlah bahan perekat yang digunakan harus pas sekitar 2-10 persen dari bobot massa berserat. Pemberian bahan perekat wajib dilakukan secara merata ke seluruh bagian massa berserat untuk meningkatkan ikatan antar serat. Diusahakan pH bahan perekat dalam kondisi asam supaya proses pengeringannya bisa berlangsung lebih cepat. Tingkat viskositas bahan perekat yang disarankan sekitar 200-700 op. Kadar air mat disarankan mencapai 60-70 persen. Langkah 6. Pembuatan Mat Proses pembuatan mat untuk menghasilkan papan serat biasanya dilakukan memakai mesin-mesin khusus yang meliputi deckle box machine, fourdriner machine, serta clynder machine. Ada dua macam metode dalam membuat mat yakni metode basah dan metode kering. Proses pembuatan mat menggunakan metode basah melewati tiga tahap antara lain dryning process, dry pressing process, dan wet pressing process. Sementara itu, pembuatan mat dengan metode kering terdiri dari dua tahap yaitu dry pressing process dan semi dry pressing process. Mat lantas dikeringkan dengan mengatur kecepatan penguapan air, kelembaban, dan suhu.
Langkah 7. Pengempaan Panas
Fungsi pengempaan panas adalah mengubah uap air pada mat menjadi uap air yang dapat mengenyalkan serat kayu sehingga mudah ditekan. Tahap ini sekaligus berfungsi untuk mengalirkan transmisi panas dari lapisan permukaan papan menuju ke bagian tengah papan serat agar proses polimerisasi perekat dapat berlangsung lebih cepat. Adapun prosesnya sendiri dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Pengempaan panas menggunakan suhu 2000 oC dengan tekanan 50 kp/cm2 selama 1,5 menit. Setelah itu, tekanan diturunkan sampai 15 kp/cm2 dan dipertahankan selama 4,5 menit. Kemudian dari tekanan 15 kp/cm2 ini dinaikkan lagi mencapai tekanan 50 kp/cm2. Pertahankan tekanan ini selama waktu 2,5 menit. Lalu dari tekanan 50 kp/cm2 tadi dilepaskan untuk mengubah nilai tekanannya ke titik nol secara perlahan-lahan. Langkah 8. Pengempaan Dingin Pengempaan dingin berfungsi untuk mengeluarkan kadar air dan gelembung udara yang terdapat di dalam mat. Langkah ini juga dapat memadatkan mat serta menentukan tebal mat lebih awal sehingga penghitungan kebutuhan sumber energi dan biayanya bisa dilakukan sejak awal. Selain itu, pengempaan dingin memiliki kegunaan untuk membantu mengalirkan bahan perekat sehingga membentuk lapisan tipis serta membantu proses pemindahan/penembusan bahan perekat dari bagian permukaan papan ke bagian papan yang lainnya.
Langkah 9. Pemotongan Papan Serat
Papan serat selanjutnya akan dipotong sisi panjang dan sisi lebarnya menurut ketentuan tertentu. Pemotongan papan serat wajib dilaksanakan sesuai standar dan keinginan pemesan. Papan serat yang telah dipotong lalu diampelas untuk menghilangkan lapisan permukaan bagian atas yang langsung mengalami pengerasan, menghasilkan permukaan yang bertekstur halus, serta menghasilkan ukuran permukaan yang lebih luas dan tepat. Setelah pekerjaan pengampelasan selesai lantas papan-papan serat ini disortir berdasarkan tingkat kualitasnya. Contoh Pemanfaatan Papan Serat
1. Meja Belajar 2. Lemari 3. Rak sepatu 4. Pintu , dan lain sabagainya.