Anda di halaman 1dari 25

Berikut enam tambahan dalam bahan pembuat kertas:

1. Air, air diperlukan sebagai pelarut dan pencuci. Biasanya air yang
digunakan dalam proses pembuatan kertas sangat banyak, sehingga
kebanyakan pabrik kertas berlokasi dekat dengan sumber air besih.
2. Bahan pemutih, bahan ini diperlukan untuk membuat kertas menjadi putih
bersih, karena bahan baku kertas tidak berwarna. Bahan pemutih yang
biasanya digunakan adalah hidrogen peroksid, natrium peroksid, natrium
bisulfat, kalium bisulfat.
3. Bahan penghancur kayu, bahan ini diperlukan untuk menghancurkan kayu
dengan cara reaksi kimia. Bahan penghancur kayu yang biasa digunakan
adalah asam > asam sulfat dan alkali > sodium hidroksid.
4. Bahan pewarna, bahan pewarna juga diperlukan apabila yang dibuat
adalah kertas berwarna.
5. Bahan pengisi, bahan pengisi adalah bahan yang digunakan untuk
menutup lubang-lubang halus yang ada di permukaan kertas. Menutup
lubang-lubang halus ini agar kertas yang nantinya dihasilkan menjadi rata
dan halus. Contoh bahan-bahan tersebut adalah kaolin, tanah diatomea,
gips dan kapur magnesit.
6. Bahan perekat, bahan perekat digunakan untuk mengikat serat atau
selulosa kayu agar lebih kokoh dan kuat. Bahan-bahan yang biasa
digunakan adalah perekat apus, perekat hewani dan perekat tepung kanji.

Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan kertas adalah serat
yang diperoleh dari tumbuhan yang berasal dari kayu (wood) maupun
bukan kayu (nonwood) dan terdiri dari rantai - rantai selulosa yang diikat
oleh lignin dan hemiselulosa. Serat yang didapat dari jenis kayu dibedaklan
menjadi 2 yaitu serat panjang (kayu jarum) dan serat pendek ( kayu daun).
Disamping itu juga penggunaan bahan baku dari serat sekunder pada saat
ini sedah banyak digunakan, karena selain untuk efisiensi penggunaan
serat alam juga untuk memanfaatkan bahan baku yang sudah ada selain
masih bisa dipakai. Serat sekunder berasal dari hasil proses daur ulana
kertas bekas (waste paper).

Pembuatan kertas oleh pabrik secara umum digambarkan seperti ilustrasi


berikut :

1. Tahap 1
Bahan Baku kayu ditebang menjadi log (batangan) kemudian diangkut ke
pabrik kertas untuk diproses lebih lanjut.
2. Tahap 2
Kayu log tersebut kemudian didiamkan beberapa bulan untuk menjaga
kelembabannya.
3. Tahap 3
Kayu yang sudah lama didiamkan tersebut dikupas
kulitnya dan dipotong-potong menjadi ukuran lebih kecil.
4. Tahap 4
Kayu dirajang menjadi serpih sebesar kotak korek api, kemudian
dimasukkan ke dalam tangki raksasa yang disebut pencerna atau
penghancur.
5. Tahap 5
Di dalam alat ini kayu diberi tekanan dan panas. Beberapa jam kemudian
kayu berubah menjadi bahan lunak seperti kapas. Inilah yang
disebut bubur kertas atau pulp.
6. Tahap 6
Setelah keluar dari pencerna, bubur kertas dicampur air. Bubur dengan
kadar air 90% ini kemudian dilewatkan pada mesin yang disebut kotak
kepala.
7. Tahap 7
Kotak kepala membentangkan bubur kertas yang berair itu di atas
sebuah ayakan bergerak yang disebut kawat. Sewaktu gilingan menekan
bubur kertas ke kawat, sekitar 98% airnya terperas keluar.
8. Tahap 8
Serangkaian gilingan lain kemudian mengeluarkan hampir seluruh sisa air
dari kertas yang mengering itu. Kini hanya tinggal sedikit sekali molekul
air yang ada.
9. Tahap 9
Kertas yang baru saja terbentuk dilewatkan pada silinder tambahan
yang dipanaskan dari dalam. Nah silinder ini akan mengeluarkan air lagi
dari kertas yang berjalan.
10. Tahap 10
Serat selulosa kini telah menjadi jalinan yang saling terkait. Gelendong
besar yang disebut penggulung mengumpulkan kertas menjadi gulungan
raksasa.
11. Tahap 11
Gulungan ini kemudian dipotong menjadi gulungan-gulungan kecil atau
lembaran dan dikirim ke luar dari pabrik.

pembuatan pulp/bubur kertas

Kayu diambil dari hutan produksi kemudian dipotong – potong atau lebih dikenal dengan log. Log
disimpan ditempat penampungan beberapa bulan sebelum diolah dengan tujuan untuk melunakan log.
Setala itu dibuang kulitnya dengan mesin pengupas kulit kayu atau yang sering juga dikenal dengan
istilah De – Barker.

Kayu dipotong – potong menjadi ukuran kecil (chip) dengan mesin chipping. Pada proses ini Chip yang
sesuai ukuran diambil dan yang tidak sesuai diproses ulang.

Chip dimasak didalam digester untuk memisahkan serat kayu (bahan yang diunakan untuk membuat
kertas) dengan lignin. Proses pemasakan ini ada dua macam yaitu Chemical Pulping Process dan
Mechanical pulping Process. Hasil dari digester ini disebut pulp (bubur kertas). Pulp ini yang diolah
menjadi kertas pada mesin kertas (paper machine).

Proses Pembuatan Kertas

Pulp diolah dibagian Stock Preparation. Bagian ini berfungsi untuk meramu bahan baku seperti:
menambahkan pewarna untuk kertas (dye), menambahkan zat retensi, menambahkan filler (untuk
mengisi pori – pori diantara serat kayu), dll. Bahan yang keluar dari bagian ini disebut stock (campuran
pulp, bahan kimia, dan air)

Dari stock preparation masuk ke pembersihan dengan alat yang disebut Cleaner.

Dari cleaner stock masuk ke Headbox (pemanas) yang berfungsi untuk membentuk lembaran kertas
(membentuk formasi) diatas Fourdinier Table.
Fungsinya untuk membuang air yang berada dalam stock (dewatering). Hasil yang keluar disebut dengan
web (kertas basah). Kadar padatnya sekitar 20 %.

Kemudian masuk ke Press Part berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar padatnya
mencapai 50 %. Cara kerja mesin press part ini adalah kertas masuk diantara dua roll yang berputar.
Satu roll bagian atas di beri tekanan sehingga air keluar dari web.

Terakhir ke Dryer berfungsi untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai 6 %.

Tahap Finishing
Akhirnya, kertas yang kering dililitkan pada gulungan besar (paper roll), di mana akan diproses lebih
lanjut tergantung penggunaannya akhir. Kertas diratakan dan dipadatkan lebih jauh dengan melewati rol
logam yang disebut dengan calenders.

Kayu diambil dari hutan produksi lalu dipotong – potong atau lebih dikenal dengan logging.
log disimpan ditempat penampungan beberapa bulan sebelum diolah dengan tujuan untuk melunakan
log dan menjaga bahan baku Kayu di buang kulitnya dengan mesin atau dikenal dengan istilah De –
BarkerKayu dipotong menjadi ukuran kecil (istilahnya: chip) dengan mesin chipping. Chip yang sesuai
ukuran diambil dan yang tidak sesuai diproses ulang.Chip dimasak didalam digester untuk memisahkan
serat kayu (bahan yang diunakan untuk membuat kertas) dengan lignin.
proses pemasakan ini ada dua macam yaitu Chemical Pulping proses dan Mechanical pulping proses.
Hasil dari digester ini disebut pulp (bubur kertas). Pulp ini yang diolah menjadi kertas pada mesin kertas
(paper machine).

Nah itu dia gambaran mengenai proses pembuatan kertas semoga bisa memberikan wawasan untuk
kamu, terimakasih telah berkunjung dan sampai jumpa.

Proses Pembuatan Kertas (pulp)


1. Kayu diambil dari hutan produksi kemudian dipotong – potong atau lebih dikenal dengan log. log
disimpan ditempat penampungan beberapa bulan sebelum diolah dengan tujuan untuk
melunakan log dan menjaga kesinambungan bahan baku.

2. Kayu dibuang kulitnya dengan mesin atau dikenal dengan istilah De – Barker

3. Kayu dipotong – potong menjadi ukuran kecil (chip) dengan mesin chipping. Chip yang sesuai
ukuran diambil dan yang tidak sesuai diproses ulang.

4. Chip dimasak didalam digester untuk memisahkan serat kayu (bahan yang diunakan untuk
membuat kertas) dengan lignin. proses pemasakan ini ada dua macam yaitu Chemical Pulping
Process dan Mechanical pulping Process. Hasil dari digester ini disebut pulp (bubur kertas). Pulp
ini yang diolah menjadi kertas pada mesin kertas (paper machine).

Proses Pembuatan Kertas (Paper machine)

Sebelum masuk ke area paper machine pulp diolah dulu pada bagian stock preparation. bagian ini
berfung si untuk meramu bahan baku seperti: menambahkan pewarna untuk kertas (dye),
menambahkan zat retensi, menambahkan filler (untuk mengisi pori – pori diantara serat kayu), dlln.
Bahan yang keluar dari bagian ini di sebut stock 9campuran pulp, bahan kimia dan air)

Dari stock preparation sebelum masuk ke headbox dibersihkan dulu dengan alat yang disebut cleaner.
Dari cleaner stock masuk ke headbox. headbox berfungsi untuk membentuk lembaran kertas
(membentuk formasi) diatas fourdinier table. Fourdinier berfungsi untuk membuang air yang berada
dalam stock (dewatering). Hasil yang keluar disebut dengan web (kertas basah). Kadar padatnya sekitar
20 %.

Press part berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar padatnya mencapai 50 %. Hasilnya
masuk ke bagaian pengering (dryer). Cara kerja press part ini adalah. Kertas masuk diantara dua roll
yang berputar. Satu roll bagian atas di beri tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini dapat
menghemat energi, karena kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30 %). Dryer berfungsi
untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai 6 %. Hasilnya digulung di pop reel sehingga
berbentuk gulungan kertas yang besar (paper roll). Paper roll ini yang dipotong – potong sesuai ukuran
dan dikirim ke konsumen.

Pengertian Pulp

Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non kayu) melalui berbagai
proses pembuatannya (mekanis, semikimia, kimia).
Pulp adalah bahan berupa serat berwarna putih yang diperoleh melalui proses penyisihan lignin dari
biomassa ( delignifikasi). Pulp digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan kertas dan dapat juga
dikonversi menjadi senyawa turunan selulosa termasuk selulosa asetat. Penyisihan lignin dari biomassa
dapat dilakukan dengan berbagai proses yaitu mekani, semikimia dan kimia.

1. Persiapan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan pulp ada dua jenis :

o Bahan Baku Primer

Untuk memperoleh serat ini diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dengan jenis kayu (wood) dan bukan
kayu (non wood).

Kayu (Wood)

Kayu dapat dibedakan berdasarkan ukuran daun yang dimiliki yaitu kayu berdaun lebar dan kayu
berdaun jarum. Kayu berdaun lebar umumnya menggugurkan daunnya pada musim kemarau seperti,
Albazia Falcatera, Eucalyptus sp dan Antochehalus caladabin. Sedangkan daun berjarum selalu hijau
sepanjang tahun dan tidak menggugurkan daunnya pada musim kemarau seperti tusam.

Analisis sifat pengolahan kayu digunakan untuk mengetahui jenis kayu yang cocok sebagai bahan baku
pulp. Analisis ini meliputi rendemen pulp, konsumsi bilangan permangate, panjang putus dan faktor
retak.

Bukan Kayu (Non Wood)

Berdasarkan sumber serat, tumbuhan bukan kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

· Serat kulit batang : fax, jule, rami kenaf, haramay


· Serat daun : manila, abaca, sisal, palm, nenas

· Serat bulu biji : kapas, kapuk

· Serat rerumputan : merang, jerami, baggase, bambu, gelaga

o Bahan baku sekunder

Guna penghematan atau efisiensi serat dari bahan baku primer, maka dewasa ini telah diusahakan
pemanfaatan kertas bekas dari berbagai jenis kertas dan karton sebagai bahan baku pulp. Serat yang
dihasilkan dari kertas, karton bahkan dari baju bekas yang dikenal dengan serat primer.

2. Komposisi Kimia Kayu

Komposisi kimia kayu terdiri dari :

o Selulosa

Bagian utama dinding sel kayu yang berupa polimer karbohidrat glukosa dan memiliki komposisi yang
sama dengan pati. Beberapa molekul glukosa membentuk suatu rantai selulosa. Selulosa juga termasuk
polisakarida yang mengidentifikasi bahwa didalamnya terdapat berbagai senyawa gula.

Selulosa berantai panjang dan tidak bercabang. Selama pembuatan pulp dalam digester, derajat
polimerisasi akan turun pada suatu derajat tertentu. Penurunan derajat polimerisasi tidak boleh terlalu
banyak, sebab akan memendekkan rantai selulosa dan membuat pulp tidak kuat. Selulosa dalam kayu
memiliki derajat polimersasi sekitar 600 – 1500. Rantai selulosa yang lebih pendek akan menghasilkan
pulp yang encer.

o Hemiselulosa

Hemiselulosa adalah polimer yang dibentuk dari gula sebagai komponen utamanya. Hemiselulosa adalah
polimer dari senyawa gula yang berbeda seperti :

· Hexoses : glukosa, manosa dan galaktosa

· Pentxoses : xylose dan arabinase

Hemiselulosa memiliki derajat polimerisasi lebih kecil dari 300. Hemiselulosa adalah polimer bercabang
atau tidak linear. Selama pembuatan pulp hemiselulosa lebih cepat dibandingkan dengan selulosa.
Rantai hemiselulosa lebih pendek dari rantai selulosa.
Hemiselulosa bersifat hidrofilik (mudah menyerap air) yang menyebabkan struktur selulosa menjadi
kurang teratur sehingga air bisa masuk kejaringan selulosa. Hemiselulosa akan memberikan fibrilasi yang
lebih baik dari pada selulosa dan meningkatkan kualitas kertas.

o Lignin

Merupakan jaringan polimer fenolik tiga dimensi yang berfungsi merekatkan serat selulosa sehingga
menjadi kaku. Pulping kimia dan proses pemutihan akan menghilangkan lignin tanpa mengurangi serat
selulosa secara signifikan. Lignin berfungsi sebagai penyusun sel kayu.

o Ekstraktif

Ekstraktif dapat dikatakan sebagai substansi kecil yang terdapat pada kayu. Ekstraktif meliputi hormon
tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain. Komponen ini sangan beracun bagi kehidupan perairan
dan mencapai jumlah toksik akut dalam efiven industri kertas dalam pembuatan pulp pada prinsipnya
adalah mengambil sebanyak-banyaknya serat selulosa.

Biomassa atau limbah lignoselulosa tersusun atas komponen-komponen utama. Seperti yang telah
dijelaskan diatas. Pemanfaatan biomassa dalam industri pulp dan kertas sebagai bahan baku telah
digunakan secara luas, karena dapat memberikan keuntungan misalnya mengurangi ketergantungan
industri pulp terhadap kayu hutan, menambah nilai ekonomi karena memanfaatkan limbah serta dapat
menurunkan ongkos produksi.

Prinsip pembuatan pulp kimia adalah kualitas dan perolehan pulp terhadap selulosa dan hemiselulosa.
Yang termasuk kepada proses pulp kimia adalah proses kraft dan sulfit. Proses kraft melibatkan
pemasakan dengan larutan sodium hidroksida dan sodium sulfida dengan konsentrasi 25 – 35 % pada
temperatur 160 – 180 0C. Pada proses kraft ini ditambahkan Na2S untu komponen aktif tumbuhan.

3. Keuntungan Utama Proses Sulfat :

o Sifat kekuatan pulp sangat baik

o Waktu pemasakan pendek

o Bisa untuk semua kayu

o Pengolahan limbah cair pemasak lebih baik

o Rendemen sulfat lebih tinggi dibandingkan soda

makalah pulp and paper

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp.
Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas dikenal
sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat
dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan
ataupun toilet.

Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yangmenyumbangkan arti besar
dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari
tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, prasasti dari batu,
kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada
naskah-naskah nusantara beberapa abad lampau.\

Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan 178 juta ton
of pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan 670 juta ton kayu. Pertumbuhannya dalam
dekade berikutnya diperkirakan antara 2% hingga 3.5% per tahun, sehingga membutuhkan kenaikan
kayu log yang dihasilkan dari lahan hutan seluas 1 sampai 2 juta hektar setiap tahun.

Dalam proses produksinya industri pulp and paper membutuhkan air dalam jumlah yang sangat besar.
Hal ini dapat mengancam kelestarian habitat di sekitarnya karena mengurangi tingkat ketersediaan air
bagi kehidupan hewan air dan merubah suhu air.

Pulp dibuat secara mekanis maupun kimia dengan memisahkan serat kayu atau selulosa dari bahan lain.
Dalam proses kraft pulping, larutan campuran antara sodium hidroksida dan sodium sulfida digunakan
untuk melarutkan bahan tidak berserat. Pulp kemudian diputihkan untuk menghasilkan kertas yang
putih.

Beberapa zat kimia digunakan dalam proses pemutihan (bleaching) antara lain gas klorin, sodium
hidroksida, kalsium hipoklorit, klorin dioksida, hidrogen peroksida dan sodium peroksida. Setelah
penambahan filter dan pewarna, bubur kertas dibuat menjadi kertas. Beberapa jenis pelapis juga
digunakan dalam tahap penyelesaian.

1.2. Tujuan

Makalah ini disusun untuk menerangkan proses pembuatan kertas mulai dari proses penyedian bahan,
pulping, sampai pembuatan kertas sesuai dengan kebutuhan.
BAB II

PROSES PRODUKSI KERTAS

Dalam proses produksi kertas dilakukan beberapa tahapan proses utama, yaitu penyediaan bahan baku,
pulping, cleaning, refining, oksigen delignification, bleaching, mixing, blending, dan paper making.

1.1. Penyediaan Bahan Baku

Penyediaan bahan baku adalah proses pengolahan bahan mentah menjadi bahan baku yang siap
digunakan dalam proses pembentukan kertas. Proses bahan baku ini dilakukan melalui proses
penghancuran lembaran pulp dan pencampuran bahan kimia untuk mendapatkan kualitas kertas yang
baik.

1.1.1. Pemilihan Jenis Kayu


Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan kertas adalah:

• Kayu lunak (softwood), adalah kayu dari tumbuhan konifer contohnya


pohon pinus.

• Kayu keras (hard wood), adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan
daunnya setiap tahun.

Kayu lunak yang memiliki panjang dan kekasaran lebih besar digunakan untuk memberi kekuatan pada
kertas. Kayu keras lebih halus dan kompak sehingga menghasilkan permukaan kertas yang halus. Kayu
keras juga lebih mudah diputihkan hingga warnanya lebih terang karena memiliki lebih sedikit lignin.
Kertas umumnya tersusun atas campuran kayu keras dan kayu lunak untuk mencapai kekuatan dan
permukaan cetak yang diinginkan pembeli.

Kayu sebagai bahan dasar dalam industri kertas mengandung beberapa komponen antara lain :

• Selulosa, tersusun atas molekul glukosa rantai lurus dan panjang yang
merupakan komponen yang paling disukai dalam pembuatan kertas karena panjang, kuat.

• Hemiselulosa, tersusun atas glukosa rantai pendek dan bercabang.


Hemiselulosa lebih mudah larut dalam air dan biasanya dihilangkan dalam proses pulping.

• Lignin, adalah jaringan polimer fenolik tiga dimensi yang berfungsi


merekatkan serat selulosa sehingga menjadi kaku. Pulping kimia dan proses pemutihan akan
menghilangkan lignin tanpa mengurangi serat selusosa secara signifikan

• Ekstraktif, meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain.
Komponen ini sangat beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam efluen
industri kertas.

1.1.2. Persiapan Kayu

Bahan baku yang mengandung selulosa seperti kayu, bambu, serat kapas, bagas dan lain-lain dipotong
menjadi serpihan kecil. Kulit kayu dikelupas secara mekanis atau hidraulis sebelum dicacah menjadi
serpihan kayu, kemudian dicuci dan disaring untuk menghilangkan debu yang melekat.

Efluen dari proses persiapan kayu berasal dari air bilasan kayu yang mengandung partikel halus batang
kayu dan padatan terlarut. Proses ini juga menghasilkan limbah padat berupa potongan kayu tidak layak
pakai dan kulit kayu yang dapat digunakan sebagai kayu bakar.

1.2. Pulping
Pulping adalah proses pembuburan. Dalam pulping ini digunakan alat yang disebut Pulper. Pulper yang
digunakan berbentuk bejana kerucut terbalik yang atasnya terbuka sebagian dan mempunyai rotor.
Pulper ini dinamakan hydra pulper.

Hydra Pulper mempunyai rotor untuk mensirkulasikan bubur dan menguraikan serat, rotor pisau
tersebut digerakkan oleh motor dari arah bawah. Kapasitas pulper mencapai 22 ton.

2.2.1 Proses pembuatan pulp

a. Proses Mekanik

Disini pulp dibuat dengan tidak memakai zat-zat kimia, cukup dengan mesin saja tanpa pereaksi-pereaksi
kimia. Pembuatan pulp secara mekanis ini memerlukan biaya yang sangat besar, disebabkan disini tidak
dipakai pereaksi-pereaksi kimia untuk menghancurkan potongan-potongan kayu, yang akan dijadikan
pulp atau kertas. Pada proses ini, terjadi pemberian tekanan pada kayu sehingga menghasilkan panas
yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara komponen dalam kayu sehingga fiber terpisah dari
lignin dengan sedikit kerusakan. Proses pembuatan pulp secara mekanik sangat jarang digunakan.

b. Proses Kimia

Pembuatan pulp secara kimia biasanya menggunakan NaOH secara langsung maupun tidak langsung.
Lignin dilarutkan dari bagian lapisan sehingga fiber terpisah. Dalam proses ini, kulit kayu diambil dan
batang kayunya dibuat keping-keping kayu kemudian dihancurkan dalam tekanan pada temperatur yang
dibutuhkan. Proses pembuatan pulp secara kimia,yaitu:

1. Proses Sulfat ( proses kraft )

2. Proses Soda

3. Proses Sulfit

1. Proses Sulfat ( proses kraft )

Cara pembuatan:

Mula-mula kayu dipotong-potong dengan mesin pemotong hingga ukuran kurang lebih 5cm, potong-
potongan ini kemudian diayak. Kayu yang halus dimasukkan kedalam tempat penampung yang
kemudian akan digester (dimasak). Setelah potongan-potongan kayu tersebut di masukkan ke dalam
digester, kemudian dimasukkan pula natrium sulfida dan NaOH, kemudian dipanaskan dengan uap dan
di aduk dengan suatu alat pengaduk yang terdapat dalam digester tersebut.
Digester ini dibuat dari logam steel dan tekanan uapn110lb/in2. Pulp yang telah jadi dikeluarkan dan
dicuci dengan air dalam tanki pencuci sehingga liquornya akan terpisah. Liquor yang dihasilkan
dimasukkan ke dalam tanki penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring lagi dengan
saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputihkan dengan kalsium hipoklorit sehingga hasilnya
sudah agak putih. Selanjutnya diinetralkan dengan CaO atau NaOH, dicuci dan dikeringkan. Hasilnya
terbentuklah pulp kering.

2. Proses Soda

Proses ini lebih sederhana dari pada proses sulfat karena hanya memakai NaOH. Kayu yang digunakan
bisa dari berbagai macam jenis kayu. Bisa juga bahan baku seperti jerami, lalang, serat nenas, tebu, dan
lain-lain. Digester yang dipakai dibuat dari steel, sama seperti proses sulfat. Waktu memasak 2-3 jam
dengan memakai uap (tekanan 118lb/in2 dan temperatur 3440F). Pulp yang sudah jadi dikeluarkan dari
digester melalui lubang dibawah digester.

Liquor yang dihasilkan dimasukkan kedalam tanki penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci
disaring dengan saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputiihkan dengan kalsium hipoklorit
sehingga hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya dinetralkan dengan NaOH, dicuci dan dikeringkan.
Hasilnya terbentuklah pulp kering.

3. Proses Sulfit

Mula-mula sulfur dicairkan dalam tanki pencair atau pelebur, kemudian dipanaskan dalam pemanas
yang berputar sambil dialiri udara untuk mengoksidasi. Dalam pemanasan ini sulfur diuapkan dan
selanjutnya dimasukkan dalam ruang pembakaran dengan dialiri udara. Pengaliran udara ini dikontrol
agar SO3 tidak terbentuk. SO2 terjadi didinginkan dengan cepat dalam suatu pipa yang melingkar-lingkar
yang dikelilingi air. Proses selanjutnya adalah absorbsi gas oleh air dengan menambahkan senyawa
kalsium dan magnesium karbonat.

S + O2 SO2

2SO2 + H2O + CaCO3 Ca ( HSO3)2 + CO2

2SO2 + H2O + MgCO3 Mg ( HSO3)2 + CO2

Menara absorbsi dibuat minimal 2 buah. Penguliran air dari atas ke bawah dengan spray berlawanan
dengan aliran SO2 yang dimasukkan ke menara absorbsi. Liquor yang keluar dari menara berisi sejumlah
SO2 yang bebas lalu dimasukkan dalam reclain tank. Akhirnya liquor dimasukkan dalam digester sebagai
larutan kalsium dan magnesium bi sulfit. Berdasarkan analisa kira-ira 4,5% total SO2 dan 3,5% SO2
bebas.

Digester ini diisi penuh dengan potongan-potongan kayu halus dan asam pemasak dengan kapasitas dari
1 ton sampai 35 ton serabut kayu dan 3000 sampai 51000 galon asam-asam. Digester dipanaskan secara
langsung dengan steam (uap) dengan tekanan 70-160 lb/in2 tergantung dari jenis kayu yang dipakai.
Waktu yang diperlukan 10-11 jam dengan suhu 1050-1550 C.

Setelah pemanasan dalam digester selesai dan sudah masak, pulp dikeluarkan dan masuk dalam blowpit
dengan diberi air jernih. Dari blowpit ini pulp dimasukkan, diayak dan seterusnya disaring dengan rotary
drum filter untuk dipadatkan dengan jalan membuang airnya dengan mesin ayakan 80. Kemudian pulp
dimasukkan dalam tanki pemutih dan diputihkan dengna klorin dengan penambahan cairan kapur
sebagai penetralnya. Selesai pemutihan pulp dimasukkan dalam mesin-chest dan dikeringkan.
Selanjutnya dibuat roll-roll pulp.

c. Proses Semikimia

Pulp yang dibuat dengan metode semikimia pertama kali ditemukan oleh Mitscherlich pada tahun 1984.
Tujuan proses ini adalah menghasilkan perolehan yang maksimal yang setara dengan proses dari tingkat
kekuatan dan kebersihan yang paling baik.

Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam proses ini adalah:

1. Menggunakan larutan kimia untuk menghancurkan dan mencerna kayu.


Larutan kimia yang biasa digunakan adalah NaOH, Na2CO3, Na2SO4. Dalam proses ini, sebagian besar
hemiselulosa harus sudah tercerna.

2. Menghancurkan bahan secara mekanik, Salah satu proses terkenal


pembuatan pulp secara semikimia adalah proses Neutral Sulfite Semichemical (NSCC). Proses
pencernaan kayu merupakan proses yang memiliki arti yang sangat penting. Proses ini diatur sedemikian
rupa dengan kondisi terbaik mulai dari temperature, tekanan, dan larutan kimia.

Proses pulping ditambahkan pula bahan tambahan, antara lain :

• Dyestuff berfugsi sebagai bahan kertas, zat ini dapat juga dicampurkan
pada proses pembentukan kertas paper machine.

• Fluorescent Agent disebut juga Optical Brigthening Agent (OBH) yang


dapat memberikan efek pemutihan.

1.3. Cleaning

Cleaning adalah proses pembersihan/pencucian bubur serat yang telah dihancurkan dalam pulper.
Pencucian pulp secara efisien sangat penting dilakukan untuk memastikan kebutuhan maksimal zat
kimia dalam proses pulping dan mengurangi jumlah limbah organik yang terbawa oleh pulp dalam
proses pemutihan. pulp yang kurang tercuci membutuhkan dosis zat pemutih yang lebih besar.

Pencucian pulp dilakukan mengikuti masing-masing proses untuk menghilangkan materi yang tidak
diinginkan dalam pulp. Hasil samping berupa black liquor, debu, lignin, dan pemutih dihilangkan setelah
tiap tahapan proses selesai. Efisiensi pencucian diukur berdasarkan tingkat kebersihan bubur kertas dan
jumlah air yang digunakan untuk mencapai tingkat kebersihan tersebut.

Alat – alat yang digunakan dalam proses cleaning adalah :

• Magnetic Separator, Magnetic yang bekerja secara magnetic, yaitu


memisahkan kotoran yang mengandung logam seperti kawat pengikat pulp, seng serta partikel - partikel
lainnya yang bersifat magnet.

• HCC (High Consistency Cleaner) bekerja secara sentrifugal, yaitu


memisahkan kotoran yang ukurannya hampir sama dengan serat berdasarkan berat jenisnya.

1.4. Refining

Refining adalah proses penggilingan bubur serat lebih lanjut untuk menghasilkan bubur serat yang lebih
halus. Setelah itu bubur serat tersebut diolah kembali dengan cara dipotong dan digiling dengan
menggunakan 2 buah pisau pemotong yang berbentuk disc plate.

1.5. Oksigen Delignification

Penghilangan lignin (delignifikasi) menggunakan oksigen diperlukan untuk menghilangkan sisa lignin dari
brownstock yang merupakan tahap prebleaching. Dengan mengurangi lignin akan dihasilkan bubur kayu
yang lebih putih. Oksigen dan larutan putih ditambahkan ke dalam brownstock dalam reaktor pemanas.
Senyawa lignin akan lepas dan dihilangkan dengan pencucian dan ekstraksi. Oksigen delignification akan
mengurangi jumlah klorin yang dibutuhkan dalam proses pemutihan (bleaching).

1.6. Bleaching

Bleaching dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan menghilangkan lignin tanpa merusak selulosa.
Dalam industri kertas terdapat beberapa tahap dalam proses pemutihan.

Masing-masing tahapan dijabarkan di bawah ini :

a. Tahap klorinasi, menggunakan Cl2 dalam media asam

b. Extraksi Alkali, untuk melarutkan hasil degradasi lignin yang terbentuk


pada tahap sebelumnya dengan larutan NaOH.

c. Klorin dioksida, mereaksikan ClO2 dengan pulp pada kondisi asam

d. Oksigen, digunakan pada tekanan tinggi dan suasana basa

e. Hipoklorit, mereaksikan NaClO dalam media basa

f. Peroksida, reaksi dengan hidrogen peroksida (H2O2) dalam kondisi basa

g. Ozon, menggunakan ozon (O3) dalam kondisi asam


h. Xylanase, Biobleaching dengan enzim murni mikroba dalam kondisi
netral.

Proses pemutihan bubur kertas menggunakan kimia pemutih atau bleach, yang tujuan utamanya khusus
untuk membuat kertas cetak atau kertas budaya. Jadi proses pemutihan sangat relatif tergantung pada
jenis kertas yang akan dibuat.

1.7. Mixing

Mixing adalah pencampuran bahan atau bubur serat dan aditif. Bahan penunjang bubur kertas yaitu,
cationic starch. Penambahan aditif untuk mengikat ion – ion kertas agar jaringan kertasnya kuat.

1.8. Blending

Blending adalah proses pengadukan campuran bubur serat yang akan dikirim ke proses pembentukan
kertas. Pada bagian ini kekentalan bubur serat dikontrol oleh alat yang dinamakan CRC (Consistence
Recording Controller).

1.9. Paper Making

Pulp yang sudah diputihkan kemudian dibawa ke mesin pembuat kertas dimana akan dibentuk lembaran
pulp pada screen. Air dihilangkan dari lembaran dengan kombinasi vakum, panas, dan tekanan yang
diberikan di bagian penggulung (roller). Kertas jadi dapat dibuat dengan berbagai jenis berat dan
digulung menjadi gulungan besar untuk diproses lebih lanjut.

2.10 Diagram Alir Pembuatan Pulp dan Kertas

1. Proses pembuatan pulp dimulai dari penyediaan bahan baku, dengan cara
mengambil dari hutan tanam industri kemudian disimpan dengan tujuan untuk pelapukan dan
persediaan bahan baku. Kayu yang siap diolah ini disebut dengan Log. Kemudian log di kupas kulitnya
dengan alat yang berbentuk drum disebut Drum barker.

2. Setelah itu log melewati stone trap (alat yang berbentuk silinder
berfungsi untuk membuang batu yang menempel pada log), setelah itu log dicuci.

Log yang sudah bersih ini kemudian di iris menjadi potongan-potongan kecil yang di sebut dengan chip.

3. Chip kemudian dikirim ke penyaringan utama untuk memisahkan chip


yang bisa dipakai (ukuran standar 25x25x10mm) dengan yang tidak. Chip yang standar disimpan
ditempat penampungan. Dari tempat penampungan chip dibawa dengan konveyor ke bejana pemasak
(digester). Steam dimasak dengan beberapa tahap. Pertama di kukus (presteamed), kemudian baru
dipanaskan dengan steam di steaming vessel. chip di masak dengan cairan pemasak yang disebut
dengan cooking liquor.

4. Tahap selanjutnya setelah setelah bubur kertas siap kemudian dicuci


dengan tujuan untuk memisahkan cairan sisa hasil pemasakan dan mengurangi dampak terhadap
lingkungan.

5. Proses selanjutnya pulp di saring (screaning) agar terbebas dari bahan-


bahan pengotor yang dapat mengurangi kualitas pulp. Proses penyaringan ini ada dua tahap, yaitu
penyaringan kasar dan penyaringan halus. Proses akhir dari penyaringan berada pada sand removal
cyclones yang berfungsi untuk memisahkan pasir dari pulp.

6. Kemudian bubur kertas dicampur dengan oksigen (O2) dan sodium


hidroksida (NaOH) di dalam delignification tower sebelum di cuci didalam washer. Tujuan dari
pencampuran ini adalah untuk mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia pada tahap pengelantangan
(bleacing), mengurangi kandungan lignin, serta memutihkan pulp. Bubur kertas ini kemudian
dikelantang (bleacing) dengan bahan kimia di dalam proses bleacing untuk mencapai derajat keputihan
sesuai standar ISO. Pulp kemudian disimpan atau dikirim ke paper machine untuk diolah menjadi kertas.

Proses Pembuatan Kertas (Paper machine)

7. Sebelum masuk keareal paper machine pulp diolah dulu pada bagian
stock preparation. Bagian ini berfungsi untuk meramu bahan baku seperti: menambahkan pewarna
untuk kertas (dye), menambahkan zat retensi, menambahkan filler (untuk mengisi pori - pori diantara
serat kayu), dll. Bahan yang keluar dari bagian ini di sebut stock 9 campuran pulp, bahan kimia dan air)

8. Dari stock preparation sebelum masuk ke headbox dibersihkan dulu


dengan alat yang disebut cleaner. Dari cleaner stock masuk ke headbox. headbox berfungsi untuk
membentuk lembaran kertas (membentuk formasi) diatas fourdinier table. Fourdinier berfungsi untuk
membuang air yang berada dalam stock (dewatering). Hasil yang keluar disebut dengan web (kertas
basah). Kadar padatnya sekitar 20 %.

9. Press part berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar
padatnya mencapai 50 %. Hasilnya masuk ke bagaian pengering (dryer). Cara kerja press part ini adalah
kertas masuk diantara dua roll yang berputar. Satu roll bagian atas di beri tekanan sehingga air keluar
dari web. Bagian ini dapat menghemat energi, karena kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang
30 %). Dryer berfungsi untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai 6 %.

10. Hasilnya digulung di pop reel sehingga berbentuk gulungan kertas yang
besar (paper roll). Paper roll ini yang dipotong - potong sesuai ukuran dan dikirim ke konsumen.
BAB III

LIMBAH HASIL PRODUKSI KERTAS

DAN PENGOLAANNYA

3.1. Limbah Hasil Produksi Kertas

Beberapa limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan kertas antara lain:

1. Efluen limbah cair


• Padatan tersuspensi yang terdiri dari partikel kayu, serat, pigmen, debu
dan sejenisnya

• Senyawa organik koloid terlarut serat hemisellulosa, gula, lignin, alkohol,


terpentin, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan BOD tinggi.

• Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas

• Bahan anorganik terlarut seperti NaOH, Na2SO4, klorin dan lain-lain

• Limbah panas

• Mikroorganisme seperti golongan bakteri coliform

2. Partikulat

• Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain

• Partikulat zat kimia terutama yang mengandung Na dan Ca

3. Gas

• Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang dilepaskan
dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan proses pemulihan bahan kimia

• Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery furnace
dan lime Kiln

• Uap yang akan membahayakan karena mengganggu jarak pandangan

4. Solid Wastes

• Sludge dari pengolahan limbah primer dan sekunder

• Limbah padat seperti potongan kayu dan limbah pabrik lainnya

Proses dan Bahan yang digunakan serta jenis limbah yang dihasilkan :

• Chemical Pulping Asam/basa, lime, asm sulfat, sodium hydroksida,


sodium sulfide.Limbah asambasa.

• Bleaching Pemutih klorin, sulfat, kloroform, pelarut Air limbah beracun,


limbah sludge, dan limbah asam/basa.
• Papermaking Pigmen Sludge pengolahan limbah Sizing and Starching
Wax, lem, resins sintesis, hidrokarbon Limbah beracun termasuk air limbah dan sludge.

• Pelapisan dan Pewarnaan Tinta, cat, pelarut, karet dan zat pewarna Sisa
pelarut,tinta cat dan limbah beracun lain.

• Pembersihan Tetrakloroetilen, Trikloroetilen, methilen


klorida,trikloroethan,karbon tetraklorida Limbah pelarut dan air bilasan beracun.

Penggunaan klorin sebagai pemutih menyebabkan air limbah tidak memungkinkan penggunaan kembali
air yang telah digunakan karena tidak dapat dilakukan recovery air. Pada waktu pulp direaksikan dengan
klorin atau klorin dioksida selama proses pemutihan, konsentrasi ion klorida dalam air limbah akan
menjadi sangat korosif untuk di alirkan kembali ke sistem recovery untuk memisahkan limbah organik
dari air dan dibakar untuk menghasilkan energi di dalam recovery boiler. Akibatnya limbah organik
dalam efluen harus dialirkan seluruhnya ke sistem pengolahan limbah dan ke sungai. Air limbah dari
proses pemutihan menghasilkan sifat mutagenisitas yang signifikan (Ames test positive) yang akan
menurun secara linier dengan peningkatan substitusi CIO2 atau equivalent chlorine dalam proses
bleaching. Kebanyakan bahan mutagen akan hilang jika pH air ditingkatkan menjadi 7-8, sehingga air
limbah dari proses bleaching harus dinetralisasi sebelum pengolahan limbah atau dibuang ke badan air
penerima agar mutagen dalam air tidak masuk ke lingkungan.

3.2. Pengelolaan Limbah

3.2.1 Pengelolaan Limbah Cair

Limbah yang dihasilkan dari proses produksi pulp dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu cair, padat, dan
emisi udara. Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi diolah dengan menggunakan Instalasi
Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Sistem pengelolaan limbah cair berdasarkan unit operasinya dibedakan
menjadi tiga, yaitu :

a. Fisik

Pada unit operasi ini, salah satu hal yang ditangani ialah proses screening (penyaringan). Screening
merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar.
Screening dilakukan pada sisa-sisa potongan kayu yang masih berukuran besar sehabis diolah pada
proses chipper. Setelah dilakukan penyaringan, umumnya kayu yang masih berukuran besar akan
dikembalikan lagi ke proses chipper, untuk diolah lagi dan mendapatkan ukuran kayu yang dikehendaki.

Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses
pengendapan. Pengendapan primer biasanya terjadi di bak pengendapan atau bak penjernih. Bak
pengendap yang hanya berfungsi atas dasar gaya berat, tidak memberi keluwesan operasional. Karena
itu memerlukan waktu tinggal sampai 24 jam. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan
ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap. Bak
penjernih bulat yang dirancang dengan baik dapat menghilangkan 80% zat padat yang tersuspensi dan
50-995 BOD. Beberapa contoh Limbah atau proses-proses yang menggunakan pengolahan unit ini ialah :
Hasil pemasakan merupakan serat yang masih berwarna coklat dan mengandung sisa cairan pemasak
aktif. Serat ini masih mengandung mata kayu dan serat-serat yang tidak dikehendaki (reject). Sisa cairan
pemasak dalam serat dibersihkan dengan mengguna- kan washer, sedangkan pemisahan kayu dan reject
dipakai screen.

Larutan hasil pencucian bubur pulp di brown stock washers dinamai weak black liquor yang disaring
sebelum dialirkan ke unit pemekatan.

b. Kimia

Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang
sukar mengendap, senyawa fosfor, logam-logam berat, dan zat organik beracun. Dinamakan secara
kimia karena pada proses ini dibutuhkan bahan kimia yang akan mengubah sifat bahan terlarut tersebut
dari sangat terlarut menjadi tidak terlarut atau dari ukuran sangat halus menjadi gumpalan (flok) yang
dapat diendapkan maupun dipisahkan dengan filtrasi.

Beberapa limbah-limbah atau proses-proses yang menggunakan pengolahan unit ini ialah :

Cairan sisa dari hasil proses pemutihan yang menggunakan bahan kimia chlorine dioksida, ekstraksi
caustic soda, hidrogen peroksida. Dalam proses pemutihan, setiap akhir satu langkah dilakukan
pencucian untuk meningkatkan efektivitas proses pemutihan. Sebelum bubur kertas yang diputihkan
dialirkan ke unit pengering, sisa klorin dioksida akan dinetralkan dengan injeksi larutan sulfur dioksida.

Jika pengambilan air dilakukan dari sungai, maka biasanya industri pulp seharusnya memberikan bahan
pengendap secukupnya dan sedikit larutan hypo untuk membunuh bakteri dan jamur sebelum
mengalami proses pengendapan di dalam settling basin dan penyaringan sehingga dihasilkan air proses
yang bersih dan bebas jamur.

Pemasakan menggunakan bahan larutan kimia, seperti NaOH (sodium hidroksida) dan NaS (sodium
sulfida) yang berfungsi untuk memisahkan serat selulosa dari bahan organik. Cairan yang dihasilkan dari
proses pemasakan diolah dan menghasilkan bahan kimia, dengan daur ulang. Pada proses daur ulang
terjadi limbah cair.

Proses pemutihan menggunakan zat-zat kimia, utamanya ClO2 dan cairan yang masih tertinggal berubah
menjadi limbah dengan kandungan berbagai bahan kimia berupa organoklorin yang umumnya beracun.

c. Biologi

Tujuan utama dari pengolahan limbah cair secara biologi adalah menggumpalkan dan
menghilangkan/menguraikan padatan organik terlarut yang biodegradable dengan memanfaatkan
aktivitas mikroorganisme. Pengolahan secara biologis mengurangi kadar racun dan meningkatkan mutu
estetika buangan (bau, warna, potensi yang menggangu dan rasa air). Apabila terdapat lahan yang
memadai, laguna fakultatif dan laguna aerasi bisa digunakan. Laguna aerasi akan mengurangi 80% BOD
buangan pabrik dengan waktu tinggal 10 hari. Pabrik-pabrik di Amerika Utara sekarang dilengkapi
dengan laguna aerasi bahkan dengan waktu tinggal yang lebih panjang, atau kadang-kadang dilengkapi
dengan kolam aerasi pemolesan dan penjernihn akhir untuk lebih mengurangi BOD dan TSS sampai di
bawah 30mg/1. Prinsip dasar pengolahan secara biologi sebetulnya mengadopsi proses
pertumbuhan mikroorganisme di alam, mikroorganisme yang tumbuh membutuhkan energi berupa
unsure karbon (C) dimana unsure karbon (C) tersebut dengan mudah diperoleh dari senyawa organic
dalam air limbah, sehingga senyawa organic tersebut terurai menjadi CO2 dan H2O. Salah satu limbah
yang menggunakan pengolahan unit ini ialah hasil perasan sludge yang berasal dari primary clarifier
yang berupa larutan. Larutan ini didinginkan di 6 unit menara pendingin sebelum dialirkan ke deep tank
air activated sludge untuk mengurangi kandungan organik secara biologi dengan memanfaatkan bakteri
dan gas oksigen dari udara yang diinjeksikan dan bantuan dari pupuk fosfor dan nitrogen.

Setelah penjelasan mengenai tiga unit operasi Instalasi Pengelolaan Air Limbah diatas, maka satu hal
yang penting untuk diketahui ialah standar baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan pemerintah
untuk pabrik pulp. Standar baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan pemerintah berdasarkan
Keputusan Menteri LH No 51 Tahun 1995 untuk pabrik pulp, yakni toleransi PH dikisaran 6,0-9,0, BOD5:
150 mg/l, COD: 350 mg/l, dan TSS 150 mg/l.

3.2.2 Pengelolaan Limbah Padat

Industri bubur kertas umumnya menghasilkan limbah padat berupa batu dari kapur dan mengandung
soda. Ini harus dibuang di lingkungan aman dan nyaman. Limbah padat itu harus dibuang ke tempat
pembuangan akhir yang secure land fill (aman). Jika tidak, peristiwa fatal seperti di Love Canal, Niagara
Falls (AS), bisa terulang. Daerah bekas land fill dekat Love Canal dijadikan tempat pembuangan limbah
sebuah pabrik (1940-1950). Setelah pabrik itu pindah lokasi, land fill itu dijadikan permukiman bagi 500
keluarga. Beberapa waktu kemudian zat-zat beracun keluar dari tanah land fill dan mengancam nyawa
warga di sekitarnya. Untuk menghindari jatuhnya korban, daerah itu dikosongkan. Pemerintah
menghukum perusahaan kimia tersebut dengan denda dan ganti rugi bagi warga yang jumlahnya
ratusan juta dollar AS. Peristiwa land fill di Love Canal itu mendorong Kongres AS menerbitkan undang-
undang super fund (1970- an) untuk melindungi penduduk dari limbah industri.

Dua jenis limbah padat lainnya, diolah dengan menggunakan Bark Boiler dan Lime Klin. Bark Boiler
digunakan untuk pembakaran kulit kayu. Sedangkan Lime Klin digunakan untuk pengolahan lumpur
kapur.

3.2.3. Pengelolaan Limbah Emisi Udara

Untuk limbah berupa emisi udara yang dihasilkan dari proses produksi pulp, biasanya pabrik pulp
menggunakan alat-alat berupa blow gas treatment di unit pulping, Electro Static Dust Precipitator pada
Recovery Boiler, dan Wet Scrubber di Recausticizing Unit. Beberapa limbah atau proses yang
menghasilkan emisi udara ini, beserta penanganannya ialah :

Kondensat tercemar yang berasal dari proses digester dikumpulkan dan dialirkan ke unit penanganan
kondensat di evaporator plant.

Noncondensable gas (NCG) dibakar sebagian menjadi limbah di lime klin (tanur kapur).

Uap tekanan tinggi yang dihasilkan dari pembakaran bahan organik digunakan untuk memutar turbin
dan menghasilkan listrik dan steam tekanan menengah untuk pemanasan dalam proses di seluruh unit
operasi produksi.

Sisa bahan kimia menguap karena panas di unit pencucian. Uap diisap blower dan diarahkan ke sebuah
menara penyerap yang berlangsung dua tahap. Di menara ini digunakan larutan sodium hidroksida dan
diinjeksikan dengan sulfur dioksida (reduktor) untuk menetralkan sisa bahan kimia berupa klorin
dioksida (oksidator) sehingga gas yang keluar bebas dari unsur gas klorin dioksida.

Limbah yang mengandung partikel solid dari cerobong boiler, baik dari multi fuel boiler, recovery boiler,
maupun lime kiln. Untuk tujuan ini, pabrik pulp harus memiliki alat electrostatic precipitator. Sedangkan
cerobong asap dari dissolving tank recovery boiler dilengkapi dengan scrubber yang dialiri weak wash
dari recaust plant.

BAB IV

PRODUK PULP DAN PAPER

Macam-macam produk kertas Secara garis besar, kertas dibagi menjadi 2 kategori, yaitu

1. Kertas asli yang biasanya dibuat dari kertas tergelantang, dan digunakan
untuk menulis, sebagai buku besar, buku dan cover.

2. Kertas kasar (coarst), dibuat dari kertas tak tergelantang (tidak


mengalami proses bleaching dari pulp kayu lunak dan biasanya digunakan untuk kemasan makanan.

Macam-macam tipe kertas:

1. Kertas kraft

Biasanya digunakan untuk tas, karton berombak, juga untuk kemasan makanan.

2. Kertas tergelantang

Biasanya digunakan untuk dibuat tas kecil, amplop, kertas lilin, label, dan bahan laminating.

3. Kertas Greaseproof

Biasanya digunakan untuk fatty foods.

4. Kertas Glassine

Merupakan kertas yang tahan minyak. Biasanya digunakan untuk tas, kotak dan kemasan makanan
berminyak.

5. Perkamen sayur

Kertas ini tidak beracun dan memiliki kekuatan tahan basah dan minyak. Biasanya digunakan untuk
kemasan makanan basah dan berminyak.
6. Kertas tissue

Kertas ini memiliki sifat lembut, dan semitransparan.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dalam proses produksinya industri pulp and paper membutuhkan air dalam jumlah yang sangat besar.
Hal ini dapat mengancam kelestarian habitat di sekitarnya karena mengurangi tingkat ketersediaan air
bagi kehidupan hewan air dan merubah suhu air.

Pulp dibuat secara mekanis, kimia maupun samikimia dengan memisahkan serat kayu atau selulosa dari
bahan lain. Dalam proses kraft pulping, larutan campuran antara sodium hidroksida dan sodium sulfida
digunakan untuk melarutkan bahan tidak berserat. Pulp kemudian diputihkan untuk menghasilkan
kertas yang putih. Beberapa zat kimia digunakan dalam proses pemutihan (bleaching) antara lain gas
klorin, sodium hidroksida, kalsium hipoklorit, klorin dioksida, hidrogen peroksida dan sodium peroksida.
Setelah penambahan filter dan pewarna, bubur kertas dibuat menjadi kertas.

Bahan Dasar

Selulosa adalah bahan dasar yang terpenting dalam pembentukan pulp dan kertas. Selulosa ini terdapat
dalam kayu, kapas, serta nenas, jerami, lelang, bambu, dan lain-lain.

Beberapa Proses Pembuatan Pulp

a. Proses Mekanik

b. Proses Kimia

1. Proses Sulfat ( proses kraft )

2. Proses Soda

3. Proses Sulfit

c. Proses Semikimia
Proses Pembuatan Kertas

a. Penyediaan bahan baku

2. Pemilihan jenis kayu

3. Persiapan kayu

b. Pulping

c. Cleaning

d. Refining

e. Oksigen delignification

f. Bleaching

g. Mixing

h. Blending

i. Paper making

Proses Pembuatan Kertas (pulp)

1. Kayu diambil dari hutan produksi kemudian dipotong - potong atau lebih dikenal dengan log. log
disimpan ditempat penampungan beberapa bulan sebelum diolah dengan tujuan untuk
melunakan log dan menjaga kesinambungan bahan baku

2. Kayu dibuang kulitnya dengan mesin atau dikenal dengan istilah De - Barker

3. Kayu dipotong - potong menjadi ukuran kecil (chip) dengan mesin chipping. Chip yang sesuai
ukuran diambil dan yang tidak sesuai diproses ulang.

4. Chip dimasak didalam digester untuk memisahkan serat kayu (bahan yang diunakan untuk
membuat kertas) dengan lignin. proses pemasakan ini ada dua macam yaitu Chemical Pulping
Process dan Mechanical pulping Process. Hasil dari digester ini disebut pulp (bubur kertas). Pulp
ini yang diolah menjadi kertas pada mesin kertas (paper machine).

Proses Pembuatan Kertas (Paper machine)

Sebelum masuk keareal paper machine pulp diolah dulu pada bagian stock preparation. bagian ini
berfung si untuk meramu bahan baku seperti: menambahkan pewarna untuk kertas (dye),
menambahkan zat retensi, menambahkan filler (untuk mengisi pori - pori diantara serat kayu), dlln.
Bahan yang keluar dari bagian ini di sebut stock 9campuran pulp, bahan kimia dan air)
Dari stock preparation sebelum masuk ke headbox dibersihkan dulu
dengan alat yang disebut cleaner. Dari cleaner stock masuk ke headbox. headbox berfungsi untuk
membentuk lembaran kertas (membentuk formasi) diatas fourdinier table.

Fourdinier berfungsi untuk membuang air yang berada dalam stock (dewatering). Hasil yang keluar
disebut dengan web (kertas basah). Kadar padatnya sekitar 20 %.

Press part berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar padatnya mencapai 50 %. Hasilnya
masuk ke bagaian pengering (dryer). Cara kerja press part ini adalah. Kertas masuk diantara dua roll
yang berputar. Satu roll bagian atas di beri tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini dapat
menghemat energi, karena kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30 %).

Dryer berfungsi untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai 6 %. Hasilnya digulung di pop
reel sehingga berbentuk gulungan kertas yang besar (paper roll). Paper roll ini yang dipotong - potong
sesuai ukuran dan dikirim ke konsumen.

Anda mungkin juga menyukai