1 Tujuan Training
2 Basic Theory
3 Equipment
4 Process Control
5 Troubleshooting
1
Wet End Chemicals Preparation
1 Tujuan Training
2 Basic Theory
3 Equipment
4 Process Control
5 Troubleshooting
Tujuan Training
Wet End Chemicals Preparation
3
Wet End Chemicals Preparation
1 Tujuan Training
2 Basic Theory
3 Equipment
4 Process Control
5 Troubleshooting
NFPA 704M
Label
5
NFPA 704M
Label
7
Fungsi Wet End Chemicals Preparation
9
Jenis Wet End Chemicals
Filler
Cationic starch
Dyes & OBA
Internal sizing (ASA / AKD)
Retention chemicals
Cationic polymer
Bentonit / Silica
Anionic micro polymer
Biocide
Defoamer
Filler
11
Filler
Dengan adanya filler di dalam kertas, cahaya semakin
sedikit tembus melewati kertas, dimana cahaya lebih
banyak di pantulkan (opacity meningkat).
12
Filler
Sehingga bayangan gambar atau tulisan di balik kertas
akan semakin tidak terlihat dengan meningkatnya
kandungan filler di dalam kertas.
13
Filler
Filler
Filler pada umumnya berbahan dasar Calsium
Carbonat CaCO3.
15
Filler
Jenis CaCO3 yang lain adalah PCC (Precipitated
Calcium Carbonate)
Filler
Filler CaCO3 memiliki berat jenis lebih besar dari air,
sehingga filler mudah mengendap didalam air.
17
Surfaktan
Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang
suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak
(lipofilik) sekaligus.
18
1. Storage tank
2. Agitator
3. Pump
4. Filter & screen
5. Static mixer
6. Valve
19
Peralatan Dalam Sistim Filler
Hal yang perlu diperhatikan setelah
mentransfer GCC dari mobil tangki GCC
adalah menflashing pipa dari suction
pompa ke pipa masuk tangki.
20
21
Cationic Starch
Penambahan filler membuat
kertas makin rapuh.
22
Cationic Starch
Kekuatan kertas merupakan salah satu peranan
penting untuk kelancaran mesin.
Karena selama proses
pengeringan sampai
penggulungan di pope
reeel terjadi tarikan di
kertas antara group
proses.
24
1. Dusting Filter
2. Hopper & Blower
3. Starch Silo
4. Screw conveyor &
Mixing tank
5. Cooker
6. Storage & Agitator
7. Pump & Filter
25
Cationic Starch Cooking System
1. Dusting Filter
26
Vibrator
29
Cationic Starch Cooking System
3. Starch Silo
Starch merupakan material yang
mudah dan cepat terbakar.
Didalam sebuah tanki bila starch
terbakar akan terjadi ledakan yang
cukup hebat.
Karena itu setiap tanki starch selalu
dilengkapi pada bagian atas tanki
yang disebut dengan hatch
explosion.
Hatch explosion ini di design
sedemikian rupa, sehingga dia akan
rusak terlebih dahulu.
30
31
Cationic Starch Cooking System
3. Starch Silo
36
Sistim ini tidak efisien karena banyak energi yang lepas dari
tangki berupa uap steam.
Terjadinya humering di pipa steam karena terjadinya
perbedaan suhu yang besar antara pipa steam dengan
larutan starch di dalam tanki. 37
Cationic Starch Cooking System
5. Cooker
Karena maintenance cost yang cukup tinggi pada sistem
konvensional ini seperti : Tanki bocor, pipa steam retak,
transmiter rusak.
Maka orang beralih ke sistem injeksi
steam langsung.
Yang dikenal dengan Jet Cooker.
Dimana steam dicampur langsung
dengan larutan starch sedemikan rupa di
dalam hydroheater sehingga suhu
larutan starch naik dengan cepat.
Hal ini membuat tidak terjadi humering,
sehingga kerusakan equipment sangat
minim. 38
39
Cationic Starch Cooking System
6. Storage & Agitator
Starch yang sudah masak ini
kemudian masuk ke flash chamber
sebelum masuk ke storage tank.
40
41
Cationic Starch Cooking System
7. Pump & Filter
Umumnya pompa yang
digunakan adalah screw pump
karena memiliki kestabilan flow
control dan tekanan.
Pompa ini terdiri dari stator dan
rotor.
Stator terbuat dari rubber
sedangkan rotor terbuat dari besi.
Stator
Rotor
42
Stator Rotor
43
Cationic Starch Cooking System
7. Pump & Filter
Filter sebelum cooker berfungsi
untuk menyaring supaya :
Serpihan plastik karung starch
Pecahan rubber stator pompa
Gumplalan starch yang tidak
larut
45
Modified Cationic Starch
Starch terdiri dari 2 jenis molekul, yaitu:
46
Umumnya starch
ditambahkan bahan
kimia lain, sehingga
starch menjadi
bermuatan.
Umumnya starch
bermuatan positif
(cationic)
47
Cationization of Starch
Cationization of Starch
50
Waktu pengadukan
harus cukup lama
untuk memastikan
semua dye larut
dan tercampur
dengan merata.
Minimum waktu
pengadukan 1 jam.
Semakin lama waktu pengadukan di mixing tank akan
semakin baik.
53
Dyes & OBA
Persiapan dye full
automatic dapat di
lakukan dengan
menambahkan
tabung yang ukuran
tertentu sebelum
mixing tank.
Dye konsistensi di
atur dengan penam
bahan air pelarut ke mixing tank.
Untuk mengetahui tabung terisi penuh atau kosong
oleh dye, diperlukan level switch indikasi kosong dan
penuh di tabung tersebut.
54
Internal Sizing
Ketika kertas di basahi oleh air atau tinta maka cairan
tersebut akan langsung diserap oleh kertas.
57
Internal Sizing
Internal sizing yang biasa
digunakan adalah ASA atau AKD.
ASA atau AKD ini tidak dapat
dipakai langsung.
Mereka perlu dicampur dengan
wet end starch terlebih dahulu
membentuk emulsi.
Dengan menggunakan alat yang
namanya emulsifire.
Sehingga ASA atau AKD
berbentuk partikel kecil didalam
starch. 58
Internal Sizing
Semakin kecil ukuran partikel-
nya akan semakin baik.
Dimana partikel ASA atau AKD
akan semakin menyebar merata
di permukaan fiber.
Setelah ASA atau AKD bereaksi
dengan fiber di dryer section,
maka ASA atau AKD tersebut
akan melapisi fiber lebih
banyak.
Sehingga nilai HST atau Cobb
menjadi meningkat.
59
Distribusi partikel size rendah
Internal Sizing
Ukuran partikel ASA atau AKD di
dalam emulsi dengan starch
adalah 2 mikron meter.
Dan jumlah ukuran 2 mikron
tersbut harus lebih besar dari
85% dalam volume tertentu. Distribusi partikel size tinggi
Internal Sizing
61
Retention Agent
APA ITU WHITE WATER?
Retention Agent
Ukuran material stock dibandingkan dengan lobang wire
63
Retention Agent
Ukuran material stock dibandingkan dengan lobang wire
64
Retention Agent
Ukuran material stock dibandingkan dengan lobang wire
65
Retention Agent
Ukuran material stock dibandingkan dengan lobang wire
66
Retention Agent
Karena begitu mudahnya partikel fine
lolos dari penyaringan dewatering di
wire, maka ditambahkanlah retention aid.
68
Cationic Polymer
Hopper berfungsi menam-
pung butiran polymer
kering yang kemudian
turun secara berlahan ke
screw conveyor.
Screw conveyor berputar dengan kecepatan tertentu
dan dalam waktu tertentu sehingga polymer kering
masuk ke cone blower tertentu jumlahnya (kg/min).
Didasar cone blower biasanya di pasang coarse screen
untuk menangkap lump (polymer yang menggumpal)
yang akan menggangu proses di mixing tank nantinya.
69
Cationic Polymer
Dengan bantuan blower
polymer kering di tiup ke
jet wet skid yang berupa
tabung kaca.
Air dilution harus ditembakan terlebih dahulu ke jet
wet ini dengan tekanan tertentu dan mixing tank level
diatas 20% sebelum blower di jalankan.
Tujuan jet wet skid ini adalah untuk membasahi
seluruh polymer kering yang masuk ke mixing tank.
Sehingga pelarutan di mixing tank akan lebih mudah.
70
Cationic Polymer
Pembasahan yang tidak
sempurna pada polymer
yang masuk akan
membuat polymer mudah
menggumpal.
Sehingga semakin sulit untuk larut di dalam air.
Lama kelamaan gumpalan ini membentuk jeli / agar-
agar yang panjang.
Ini akan membuat filter mudah tersumbat dan bila
masuk ke stock akan membuat kertas putus.
71
Cationic Polymer
Pengaturan tekanan ke jet
wet skid ini diutamakan
dibandingkan dengan
kecepatan pengisian level
mixing tank.
Pengaturan dilakukan dengan mengatur valve air yang
ke jet wet skid dan valve air yang masuk ke mixing
tank.
Selama polymer masuk mixer harus jalan terus dan
mixer akan jalan terus setelah polymer stop dan air
dilution stop sampai mixing time habis.
72
Cationic Polymer
Setelah selesai pelarutan
perlu di check solid
content dan viskositas
larutan polymer.
73
Cationic Polymer Adalah sangat penting peng-
aturan perpindahan filter
diperhatikan.
Ini untuk menghidari ter-
jadinya fluktuasi white
water konsistensi ketika
flow polymer berkurang
atau hilang sesaat
74
Bentonite
Bentonit berfungsi membantu
pembentukan flock yang lebih kecil.
Semakin banyak flock yang terbentuk
maka semakin cepat dewatering di
wire.
Variasi flow atau konsistensi larutan
bentonite akan sangat berpengaruh
pada formasi kertas dan dewatering
di wire.
75
Surface Sizing di Kertas
Surface sizing yang digunakan di size press adalah partikel
starch.
76
Surface Sizing
1. Surface strength.
2. Internal bonding.
3. Menurunkan debu dari kertas
4. Menurunkan porosity
5. Menurunkan variasi dimensi kertas
6. Meningkatkan ke halusan permukaan kertas
77
Surface Starch
Starch bekerja seperti perekat / lem, yang merekat celah-celah
antara fiber, sehingga ikatan antara fiber semakin rapat dan
kuat.
78
Surface Starch
Kertas semakin kaku, sehingga variasi dime nsi kertas karena
pengaruh suhu menjadi berkurang.
80
Native Starch
Native starch merupakan polymer rantai panjang
glukosa.
Karena rantai polymer nya panjang ini membuat
viscositas starch setelah dimasak akan tinggi.
Untuk menurunkan viskositas starch ini agar bisa
dipakai di size press maka rantai polymer yang
panjang ini harus di perpendek dengan bantuan
enzim.
81
Native Starch
82
Native Starch
Ketika larutan starch di
dalam mixing tank
dicampur dengan enzim
belum terjadi reaksi
pemotongan rantai
polymer starch.
84
Native Starch
Surface Starch
87
Wet End Chemicals Preparation
1 Tujuan Training
2 Basic Theory
3 Equipment
4 Process Control
5 Troubleshooting
88
1 Tujuan Training
2 Basic Theory
3 Equipment
4 Process Control
5 Troubleshooting
89
Wet End Chemicals Preparation
1 Tujuan Training
2 Basic Theory
3 Equipment
4 Process Control
5 Troubleshooting
90
Vibrating Screen
91